Anda di halaman 1dari 30

BAB IV Peralatan dan Material

BAB IV

PERALATAN DAN MATERIAL

4.1 Peralatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan–peralatan

yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung

jawabnya, peralatan–peralatan tersebut terdiri dari berbagai macam jenis,

kapasitas dan fungsi yang berbeda–beda di setiap peralatan. Pemilihan dan

pemanfaatan peralatan tergantung dari jenis, kegunaan dan kapasitas yang

dibutuhkan di dalam pekerjaan. Adapun peralatan–peralatan yang terdapat di

tempat kerja praktek terdiri dari :

4.1.1 Tower Crane

Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan gedung-

gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan menggunakan Tower Crane

maka pekerjaan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menggunakan

sistem konvensional. Alat bantu dalam setiap proyek sangat penting

peranannya dalam menyukseskan sebuah pekerjaan. Tidak ada yang

bergerak sendirian, semuanya berkoordinasi menjadi sebuah tim yang saling

mendukung satu sama lain. Salah satu elemen penting dalam sebuah

pekerjaan di proyek pembangunan itu bernama Tower Crane. Tower Crane

adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan

material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut,

Fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertical dan horisontal yang

IV - 1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

amat sangat membantu di dalam pelaksanaan pekerjaan struktur.

Gambar 4.1 Tower crane

Tower Crane biasanya disewakan dengan sebuah harga yang didalamnya

sudah terlingkup elemen biaya kirim (transportasi sampai ke lokasi), metode

(pemasangan dan pembongkaran) serta pemulangan (transportasi sampai ke

tempatnya semula). Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek

pembangunan gedung-gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan

menggunakan Tower Crane maka pekerjaan lebih mudah dan cepat

dibandingkan dengan menggunakan sistem konvensional atau cara lama.

Pada masa lalu, pekerjaan proyek jarang menggunakan Tower Crane, orang

banyak dibantu dengan menggunakan derek biasa serta menggunakan tenaga

manusia dalam mengerjakan proyek gedung bertingkat. Penempatan Tower

Crane memerlukan perencanaan yang matang dan tepat. Perencanaan yang

IV - 2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

matang ini harus merujuk kepada struktur bangunan yang dibangun serta

kondisi dilapangan. Apalagi jika ada banyak Tower Crane yang dipasang

dalam sebuah proyek Konstruksi, harus diperhitungkan juga jangkauan dari

setiap Tower Crane yang dipasang. Hal ini menjadi penting mengingat

penempatan Tower Crane yang salah akan mengakibatkan tidak efektifnya

fungsi dari Tower Crane itu sendiri. Tower crane harus ditempatkan sebaik

mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan

menggunakan panjang lengan (jib length) yang sependek mungkin tanpa

harus melakukan pekerjaan bongkar pasang Tower Crane.

Selain itu, kapasitas Tower Crane yang dipilih juga memegang peranan

penting dalam memudahkan pekerjaan konstruksi. Dalam memilih Tower

Crane, harus diperhitungkan beban angkut, jumlah dan waktu distribusinya.

4.1.2 Bagian-bagian Tower Crane:

Tower Crane terdiri dari Base Section, Mast Section, Telescopic Set,

Slewing, Counter Jib, Cad Head, Jib Section dan Hook + Trolley. Tower

Crane terbuat dari material baja. Sebagaimana dapat dilihat, struktur tower

crane ini sudah baku dan standar, dan standar ini biasanya sudah berasal dari

fabrikan pembuat tower crane tersebut.

IV - 3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.2 Bagian-bagian Tower Crane

Berikut ini adalah bagian-bagian dari Tower Crane :

a. Jib merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar

secara horisontal sebesar 360° atau sering disebut lengan tower crane yang

berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan

bantuan kabel baja (sling). Counter weight, berupa beton pemberat yang

terdapat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi untuk

memberikan keseimbangan pada tower crane.

b. Mast section adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari

tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan

alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke arah vertikal.

c. Joint pin adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator

mengoperasikan tower crane.

IV - 4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

d. Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah

ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh

pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman (tie beam)

yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus

diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban

tarik dan tekan.

Perhitungan produktivitas tower crane

Produktivitas Tower Crane Di (Proyek Mixed Use Kebayoran Icon)

Kegiatan pengecoran pada area Kantor lantai 4 zona 2 (Selasa-Rabu, 4-5

Agustus 2015)

o Menggunakan 7 Truck Mixer (TM)

o Ukuran bucket 0.8 untuk pelat dan 0.7 untuk kolom

o Volume beton dalam 1 truck = 7 m3

o Jumlah beton yang tercor pada lantai 4 zona 2 area Kantor = 35 m3

o Bekisting dilepas minimal 1 minggu

Menghitung produktivitas saat pengecoran (pengecoran dilakukan di area

apartemen, tangga area Kantor lantai 2, dan zona 2 lantai 4 area Kantor)

o TM 2 (pengecoran tangga kantor lantai 2)

fc = 30

Datang 00 : 01

Pulang 00 : 45

Waktu pengecoran = 44 menit

IV - 5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

o TM 3 (pengecoran pelat lantai area Kantor lantai 4 zona 2)

fc = 30

Slump test 12 cm

Datang 02 : 12

Pulang 02 : 59

Waktu pengecoran = 42 menit

o TM 4 (pengecoran pelat lantai area Kantor lantai 4 zona 2)

fc = 25

Datang 03 : 18

Pulang 03 : 52

Waktu pengecoran = 34 menit

o TM 5 (pengecoran pelat lantai area Kantor lantai 4 zona 2)

fc = 25

Datang 03 : 52

Pulang 04 : 39

Waktu pengecoran = 13 menit

o TM 6 (pengecoran pelat lantai area Kantor lantai 4 zona 2)

fc = 25

Datang 04 : 41

Pulang 05 : 15

Waktu pengecoran = 26 menit

o TM 7 (pengecoran pelat lantai area Kantor lantai 4 zona 2)

fc = 25

Datang 05 : 15
IV - 6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Pulang 05 : 58

Waktu pengecoran = 43 menit

Durasi total pengecoran = 245 menit = 4.083 jam

Volume beton dalam 1 truck = 7 m3

Jumlah beton yang tercor = 49 m3

Maka produktivitas tower crane =

Jumlah beton yang tercor 49 𝑚3 3


= = 12 𝑚 ⁄𝑗𝑎𝑚
Durasi total pengecoran 4,083𝑗𝑎𝑚

4.1.3 Truck Mixer

Concrete Mixer Truck adalah jenis truk yang dilengkapi dengan drum mixer

yang berfungsi sebagai pengangkut beton siap pakai dari batching plant

menuju ke proyek yang selalu memutarkan drumnya supaya beton tidak

mengeras. Pembuatan beton campuran tidak dapat dilakukan di dalam

proyek, sehingga diperlukan truck mixer untuk mengangkutnya. Kapasitas

dari satu truck mixer adalah 5-7 m3.

Gambar 4.3 Truck Mixer

IV - 7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.1.4 Concrete Pump

Alat ini digunakan untuk mengecor, dimana lokasi yang akan dicor tersebut

jauh atau berada pada ketinggian tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pipa-

pipa yang dapat disambung sehingga campuran beton dapat menuju ke lokasi

yang akan di cor. Cara kerja alat ini yaitu dengan cara memberikan tekanan

udara ke pipa yang akan dimasukkan campuran beton, sehingga adukan

dapat sampai ke lokasi pengecoran. Keberadaan alat ini pun menjadi salah

satu hal yang penting dalam berjalannya suatu proyek mengingat fungsi dari

concrete pump truck adalah sebagai pemompa cor, sehingga apabila alat ini

mengalami kerusakan akan menyebabkan schedule pekerjaan menjadi lama.

Gambar 4.4 Concrete pump

4.1.5 Concrete Bucket

Bucket digunakan untuk menampung adukan beton dari truck mixer yang

kemudian dengan bantuan tower crane akan diangkut ke lokasi pengecoran.

Diproyek ini digunakan bucket dengan kapasitas 0,8 m³.

IV - 8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.5 Concrete bucket

4.1.6 Ekskavator

Ekskavator adalah alat berat yang terdiri dari beberapa bagian yang masing-

masing memiliki fungsi tersendiri. Alat berat yang biasanya didominasi

warna kuning tersebut terdiri dari bahu (boom), lengan (arm), keranjang atau

alat keruk (bucket), kabin dan tracker. Kabin berada di atas tracker yang hadir

dilengkap dengan roda rantai.

Pada umumnya alat berat ekskavator digerakkan dengan tenaga hidrolis

mesin diesel dan berjalan di atas kaki roda rantai. Bisa dibilang ekskavator

termasuk alat berat yang multifungsi lantaran dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam pekerjaan berat. Dalam pembangunan basement mixed use

kebayoran icon ekskavator yang digunakan merk Kobelco.

IV - 9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.6 Ekskavator

4.1.7 Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja

tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara

kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara

poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan

sudut bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung

tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok.

Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai

dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat

mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.

Gambar 4.7 Bar bender

IV - 10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.1.8 Bar Cutter

Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang diinginkan.

Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter

listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat

memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup

tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Bar cutter

yang dibahas saat ini mempunyai dimensi tulangan maksimal untuk

pemotongan yaitu dimensi maksimal dengan diameter besi tulangan 32 mm.

Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam

gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak dan dalam hitungan detik

baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang

mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja

yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah

sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.

Pengoperasian pada alat ini juga memerlukan perhatian khusus dikarenakan

apabila operator tidak memperhatikan penggunaan bar cutter maka dapat

membahayakan keselamatan kerja.

Gambar 4.8 Besi tulangan yang akan dipotong menggunakan bar cutter

IV - 11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.1.9 Genset

Genset adalah singkatan dari Generating Set. Fungsi alat ini adalah

membangkitkan tenaga listrik, dengan menggunakan bahan bakar berupa

solar.

Gambar 4.9 Genset

4.1.10 Trafo las

Alat ini digunakan untuk mengelas (menyambung) baja tulangan dengan

baja tulangan yang lain. Alat ini bekerja dengan bantuan listrik.

Gambar 4.10 Trafo las

IV - 12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.1.11 Vibrator

Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran

dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam

bekisting, dimana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara

yang terjebak dalam air campuran beton sehingga dengan getaran yang

dihasilkan oleh vibrator maka beton akan mengeluarkan gelembung udara

dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang

merata dan juga untuk menghindari adanya keropos.

4.1.12 Alat ukur

Alat ukur yang di gunakan terdiri dari Waterpass dan theodolite, dimana

setiap alat memiliki fungsi dan kegunaannya tertentu.

1) Theodolite merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu

pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu. Alat ini mempunyai

beberapa kelebihan di antaranya dapat digunakan untuk memetakan

suatu wilayah dengan cepat.

Gambar 4.11 Theodolite

IV - 13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

2) Waterpass merupakan alat survey yang lebih simpel dibandingkan

dengan theodolite. Selain instrument ini lebih kecil dan ringan. Bagian-

bagian di dalamnya pun lebih sedikit sehingga fungsi dan kegunaan di

lapangan juga terbatas. Fungsi waterpass di lapangan diantaranya

digunakan untuk mengukur elevasi atau ketinggian tanah. Biasa

digunakan pada proyek perataan tanah, pembuatan lapangan bola, cross

dan long section pada jalan atau sungai, untuk marking elevasi pada

bowplank atau patok, penentuan elevasi pada kolom bangunan dan

sebagainya.

Gambar 4.12 Waterpass

4.1.13 Scaffolding

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan

untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan

gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk

suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat

menggunakan bahan-bahan lain.

IV - 14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.13 Scaffolding

Scaffolding itu sendiri terdiri dari :

a) Jack base : Digunakan sebagai pijakan scaffolding dan juga berfungsi

sebagai pengatur level untuk perletakan pada bidang permukaan yang

miring.

Gambar 4.14 Jack Base

b) Cross brace : Digunakan untuk menggabungkan dua buah main frame

untuk mencegah scaffolding/perancah bergerak atau tergelincir

IV - 15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.15 Cross Brace

c) Main frame : Berfungsi sebagai penopang dan alat pijak sisi luar agar

dapat melakukan finishing dengan cepat.

Gambar 4.16 Main Frame

d) U-Head : Digunakan untuk ditempatkan pada lubang atas Main Frame

yang berfungsi sebagai penyangga balok. Penjelasan lain fungsi U Head

yaitu Pelat Berbentuk U yang digunakan sebagai penopang atas pada

scaffolding disertai dengan pengatur levelnya.

IV - 16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Gambar 4.17 U-Head

e) Join Pin : Penghubung antara Main Frame dengan Main Frame yang lain

yang disusun diatasnya.

Gambar 4.18 Join Pin

IV - 17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Perhitungan Safety Factor scaffolding

Safety Factor Baja Hollow sebagai Suri-Suri Pada Perancah

(Proyek Mixed Use Kebayoran Icon)

 Diketahui profil baja hollow suri-suri sebagai berikut:

50 mm

50 mm

BAJA

Mutu Baja BJ 37

fu = 370 Mpa

fy = 240 Mpa

H luar = 50 mm = 0.05 m

B luar = 50 mm = 0.05 m

Ketebalan = 3 mm = 0.003 m

H dalam = 47 mm = 0.047 m

IV - 18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

B dalam = 47 mm = 0.047 m

Luas Bidang luar = 2500 mm2

Luas bidang lubang = 2209 mm2

Luas penampang (A) = 291 mm2

ȳ = 25 mm

Inersia arah x = 114193.3 mm4

Z Luar = 31250 mm3


Z hollow = 5294.25 mm3
Z dalam = 25955.75 mm3

Momen Kapasitas
= 1270620 Nmm = 1.27062 kNm
Penampang

Dimana :
1
Inersia arah x = 12 𝑏 × ℎ2

Inersia arah x = Inersia luar – Inersia dalam


1
Z = 4 𝑏 × ℎ2

Z hollow = Z luar – Z dalam

Momen kapasitas penampang = fy × Z hollow

 Beban-beban pada hollow

Pembebanan pada hollow terdiri dari

- Beban mati

- Beban hidup

IV - 19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Volume dan Berat Jenis Beban Mati

H balok 400 mm 0.4 m

B balok 200 mm 0.2 m

Tebal Pelat 120 mm 0.12 m

BJ kayu kelas II 0.9 gram/cm3 9 kN/m3

Volume plywood

untuk bodeman 2160000 mm3 0.00216 m3

Volume plywood

untuk tembereng 8640000 mm3 0.00864 m3

Volume plywood

untuk pelat 10800000 mm3 0.01080 m3

Total Volume

plywood 21600000 mm3 0.02160 m3

Berat Jenis besi 7850 kg/m3

Berat Hollow 4.239 kg 0.042 kN

Berat baja siku

50.50.5 3.77 kg/m 0.0377 kN/m

IV - 20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Beban Mati

Berat Balok = 1.728 kN

Berat Pelat = 3.1104 kN

Berat Playwood = 0.1944 kN

Berat Hollow (3
= 0.12717 kN
hollow)

berat siku (2 siku) = 0.13572 kN

Total beban mati = 5.296 kN

beban aksesoris = 1.059 kN

qD = 31.774 kN/m

Dimana :

Berat Balok = B×H× 0.9 m × BJ Beton

Berat Pelat = 0.9 m × 1.2 m × Tebal pelat × BJ

Beton

Berat Plywood = Volume plywood × BJ kayu

Berat hollow = (𝐵𝑙𝑢𝑎𝑟 + 𝐻𝑙𝑢𝑎𝑟 ) × 2 × 0.9 ×

Ketebalan × BJ besi

Berat siku = Berat baja siku × 1.8 m

Beban aksesoris = 10% Total beban mati

qD = Total beban mati + Beban aksesoris

IV - 21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Beban Hidup

qL = 1.5 kN/m

qu

200

Va Vb
1200
R

Va Vb

1200

Titik Mu Maks
qu = 40.529 kN/m

Lqu = 0.2 m

R = 8.106 kN

Ltotal = 1.2 m

Va = 4.0529 kN

Titik Mu 0.6 m

IV - 22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

maks =

Mu maks = 2.229093 kNm

Dimana :

R = qu × Lqu
1
Mu maks = (Va × 0.2) – ( 𝑞 𝑙2)
2

𝑀𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑆𝐹 = 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑚𝑖𝑡

Jika menggunakan 2

hollow

Maka Mkapasitas = 2.54124 kNm

SF = 1.1400 > 1 OKE

4.1.14 Bekisting

Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak

beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan,

sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang

bisa memikul berat sendiri, beban hidup dan peralatan kerja.

Bekisting Terdiri dari :

IV - 23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

1. Bekisting Kolom

Gambar 4.19 Bekisting kolom

2. Bekisting Balok

Gambar 4.20 Bekisting balok

3. Bekisting pelat

Gambar 4.21 Bekisting Pelat

IV - 24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4. Bekisting Shear wall

Gambar 4.22 Bekisting Shear Wall

4.2 Material

4.2.1 Besi Tulangan

Digunakan besi tulangan D 10 (area kolom praktis), D13, D16, D19, D22,

D25.

Gambar 4.23 Besi Tulangan

IV - 25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan

ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat

fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut

adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap

penyimpanan hingga pemasangan tulangan.

Penyimpanan besi beton.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :

1. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena

itu harus diganjal dengan balok beton.

2. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain.

3. Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan :

1. Setiap bundel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter).

2. Maksimum berat tiap besi bundel disesuaikan dengan kapasitas crane.

3. Diberi label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi.

Pemotongan dan pembengkokkan besi beton.

Cara pemotongan dan pembengkokkan besi tulangan adalah sebagai berikut:

1. Siapkanlah peralatan (bar bender, bar cutter)

2. Siapkanlah gambar acuan/shop drawing

3. Cek diameter besi

4. Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokkan

5. Ikuti perubahan schedule pembesian

IV - 26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.2.2 Beton

Adapun material bahan untuk beton yang dicor ditempat antara lain:

1. Semen

 Semen portland harus memenuhi syarat-syarat ASTM C-150 atau

PUBI-982 BAB A-I kecuali ditentukan atau dipersyaratkan lain, harus

digunakan semen type I atau type II, ASTM C 150.

 Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang

dipakai pada waktu menentukan campuran beton.

 Semua semen yang dikirim harus dalam keadaan utuh, tidak rusak dan

lengkap disertai merk atau cap dari pabrik.

2. Bahan Adiktif

Jika diperlukan atau diperbolehkan, bahan adiktif beton harus memenuhi

spesifikasi sebagai berikut:

 Air-entraining admixtures, ASTM C 260.

 Water-reducing, retarding dan accelerating admixtures, ASTM C

494.

 Pozzolanic admixtures, ASTM C618

Bahan adiktif yang dipakai dalam pekerjaan harus sama dengan yang

dipakai pada waktu menetukan campuran beton.

3. Air

Air yang dipakai sebagai pencampur adukan beton harus memenuhi

syarat-syarat ASTM C94, PUBI – 1982 BAB A–III, PBI-1971 Bab 3.6.

IV - 27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4. Agregat

Agregat beton harus memenuhi syarat–syarat ASTM C 33 atau PUBI –

1982 Bab A–V, PBI-1971 Bab 3.3, 3.4, 3.5.

Agregat halus dan agregat kasar harus dianggap sebagai material yang

terpisah. Tiap ukuran agregat kasar, termasuk jika dipakai kombinasi dua

ukuran atau lebih, harus memenuhi syarat-syarat ukuran yang ditentukan

dalam ASTM dan PBI.

Mutu Beton (Apartemen)


Kolom dan SW
Lantai Balok (MPa) Pelat (Mpa)
(MPa)
Basement-lt.7 35 40 35
Lt.8-lt.15 30 35 30
Lt.16-lt.roof 25 30 25

Mutu Beton (Condotel)


Kolom dan SW
Lantai Balok (MPa) Pelat (Mpa)
(MPa)
Basement-lt.5 35 35 35
Lt.6-lt.roof 30 30 30

Mutu Beton (Apartemen)


Kolom dan SW
Lantai Balok (MPa) Pelat (Mpa)
(MPa)
Basement-
25 35 25
lt.ground
Lt.2-lt.4 25 30 25
Lt.5-lt.roof 20 25 20

IV - 28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

4.3 Alat pendukung

Disamping alat tersebut diatas, untuk kelancaran pekerjaan digunakan pula

alat bantu konvensional lainnya, seperti :

Gambar 4.24 Helm Safety Gambar 4.25 Sepatu Safety

Gambar 4.26 Sekop Gambar 4.27 Ember

Gambar 4.28 Meteran Gambar 4.29 Net

IV - 29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB IV Peralatan dan Material

IV - 30

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai