Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

PELAKSANAAN TEKNIS DI LAPANGAN

4.1. Uraian Umum


Dalam sebuah proyek pembangunan, manajemen yang baik sangat
diperlukan khususnya Manajemen Kontruksi yang berpengarauh terhadap
proses kontruksi. Manajemen kontruksi ada untuk mengelola dan mengawasi
pekerjaan agar mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan, manajemen
kontruksi melaksanakan beberapa tahapan yaitu memonitoring, mengawasi,
menilai, dan megevaluaasi pekerjaan. Penyimpanan yang terjadi dari salah
satu hasil kegiatan pengawasan dapat berakibat hasil kontruksi tidak sesuai
dengan rencana awal.
Untuk manajemen proyek dari bagian kegiatan pekerjaannya perlu
mengetahui biaya, waktu pelaksanaan, mutu dan alat bahan yang akan
dipakai, serta memperhitungkan kemampuan, mutu, dan sumber dan yang
dimiliki, yaitu Sumber Daya Manusia, sumber daya keuangan, dan sumber
daya alat. Sehinggga dalam manajemen proyek pelaksanaan kegiatan suatu
proyek dikenal dengan man, money, materials, method and machine.

4.2. Pelelangan Proyek


Sistem pelelangan yang dilakukan pada proyek pembangunan Tel-U
Landmark Tower yaitu sistem pelelangan secara terbuka dan hasil pelelangan
tersebut diputuskan kontrak penentuan harga menggunakan cara gabungan
lumpsum dan gabungan harga satuan dimana sistem pembayaran atau biaya
akan sesuai dengan kesepakatan awal dan akan diukur kembali untuk
menentukan volume pekerjaaan yang benar-benar dilaksanakan. Kemudian

32
diseleksi sesuai persyaratan yang ditentukan dan lelang tersebut dimenangkan
oleh PT. PP Persero karena memenuhi kualifikasi dan syarat yang ditentukan

Gambar 4.1: Hasil Pelelangan


Sumber PT. PP Persero

33
Gambar 4.2 Hasil Pelelangan
Sumber PT. PP Persero

4.3. Sistem Pelaporan Proyek


Dalam setiap pekerjaan pasti ada laporan dan evaluai setiap pekerjaan
nya, untuk mengetahui setiap hasil pekerjaan. Ada laporan harian, mingguan,
dan bulanan. Berikut sistem pelaporan proyek:
1. Laporan harian
Laporan harian adalah laporan kegiatan pekerjaan proyek yang
Nomor tidak terlaksana dalam satu hari yang bertujuan untuk mempermudah
tebal
penyusunan laporan mingguan. Laporan harian berisi jenis pekerjaan, alat
dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan dan jumlah pekerja. Contoh
laporan harian dapat dilihat pada lampiran. Kirim foto laporan
harian, mingguan,
dan bulanan

34
2. Laporan mingguan
Laporan mingguan adalah laporan kegiatan pekerjaan proyek yang
terlaksana dalam satu minggu. Laporan mingguan disusun berdasarkan
laporan harian selama satu minggu. Dari hasil laporan mingguan akan di
peroleh kumulatif prestasi pekerjaan untuk time schedule pelaksanaan
maka akan diketahui jika terjadi keterlambatan atau kemajuan dalam
proyek tersebut
3. Laporan bulanan
Laporan bulanan disusun berdasarkan laporan mingguan dalam suatu
proyek. Laporan bulanan juga dikerjakan untuk mengetahui gambaran baik
itu kemajuan maupun keterlambatan dalam suatu proyek dan berhubungan
dengan time schedule.

4.4. Material dan Alat Yang Digunakan


Ada yang mendukung lancarnya sebuah proyek yaitu peralatan dan
bahan yang digunakan saat berlangsungnya pekerjaan/kegiatan pembangunan.
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam proyek pembangunan
Tel-U Landmark Tower, sebagai berikut:
4.4.1 Alat yang digunakan
Dalam mengolah berbagai material kontruksi dibutuhkan juga berbagai
peraltan kontruksi. Terdapat berbagai macam peralatan kontruksi yang
digunakan di proyek pembangunan Tel-U Landmark Tower, sebagai berikut:
1. Tower crane
Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan di
proyek pembangunan gedung bertingkat yang berfungsi untuk
mengangkut bahan atau material dan alat dari bawah ke atas alat ini
dapat mengefesienkan waktu dan pekerjaan lebih mudah.

35
Gambar 4.3 Tower crane
Sumber dokumentasi pribadi

2. Excavator
Excavator adalah sebuah alat berat yang bisa digunakan di dalam
proyek yang digunakan di dalam proyek ini yaitu untuk penggalian
tanah dan memindahkan bebatuan.

Gambar 4.4 Excavator


Sumber dokumen pribadi

36
3. Dump truck
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
material bebatuan dan tanah hasil dari galian tanah.

Gambar 4.5 Dump truck


Sumber dokumen pribadi

4. Drop hammer hydraulic


Dalam pembangunan sebuah gedung pondasi adalah salah satu
struktur yang paling penting unutuk menompang struktur bagian atas.
Untuk membantu pemasangan pondasi tiang pancang di proyek
pembangunan Tel-U Landmark Tower memerlukan alat bantunya
yaitu drop hammer. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang
terdiri dari balok pemberat yang di jatuhkan dari atas untuk menekan
kebawah.

37
Gambar 4.6 Drop hammer hydraulic
Sumber dokumen pribadi

5. Hydraulic static pile driver(HSPD)


Hydraulic static pile driver (HSPD) yaitu suatu sistem pondasi
tiang pancang yang dilakukan dengan cara menekan tiang pancang
masuk kedalam tanah dengan menggunakan dongkrak yang diberi
beban berupa counterweight. Alat pancang jenis ini bekerja tanpa
getar, tanpa suara dan tanpa kebisingan.

Gambar 4.7 Alat pancang HSPD


Sumber dokumen pribadi

38
6. Theodolite
Theodolite yaitu salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
tinggi tanah dengan sudut yang mendatar, tegak dan juga untuk
menentukan titik pancang untuk pemasangan tiang pancang.

Gambar 4.8 alat theodolite


Sumber dokumentasi pribadi

7. Waterpass
Waterpass yaitu salah satu alat ukur tanah yang dilakukan untuk
survey di lapangan. Keguanan alat ini diproyek untuk menentukan
kembali titik pancang itu sesuai atau tidak yang sesuai digambar.

39
Gambar 4.9 alat Waterpass
Sumber dokumentasi pribadi

8. Concrete truck mixer


Concrete truck mixer adalah kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut adukan beton ready mix dari temat percampuran beton
kelokasi proyek. Truck mixer yang dipakai di proyek ini yatiu dari
PT. Adhimix RMC Indonesia, yang memiliki kapasitas 7 m 3. Pada
proyek ini menggunakan beton ready mix K-400 dengan mutu beton
fc’33.2 Mpa.

Gambar 4.10 Concrete truck mixer


Dokumentasi pribadi

40
9. Bar bending
Bar bending yaitu alat yang digunakan untuk membengkokan
baja tulangan dalam berbagai macam sudut yang sesuai perencanaan.

Gambar 4.11 Bar bending


Sumber dokumentasi pribadi

10. Bar cutter


Bar cutter yaitu alat untuk pemotong besi tulangan sesuai yang
direncanakan. Bar cutter yang digunakan di proyek ini yaitu bar
cutter listrik yang dimana bisa digunakan untuk memotong diameter
besar dan mutu baja yang besar dan dapat mempersingkat waktu
juga.

41
Gambar 4.12 Bar cutter
Sumber dokumentasi pribadi

11. Palu
Palu yaitu alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
kepasa suatu benda.

Gambar 4.13 Palu


Sumber dokumentasi pribadi

42
12. Linggis betel
Alat yang digunakan untuk proses pembobokan tiang pancang.
Fungsinya untuk memahat tiang pancang yang dipukul dengan palu.

Gambar 4.14 Linggis betel


Sumber dokumentasi pribadi

4.4.2. Material yang digunakaan


Dalam pelaksanaan pembangunan Tel-U Laandmark Tower
dibutuhkan material bangunan sebagai bahan untuk pelaksaannya. Berikut
material yang digunakan:
1. Concrete ready mic
Ready mix adalah beton yang tinggal langsung digunakan di
lapangan tanpa harus pengolahan lagi. Pada proyek ini ready mix di
supply oleh PT. Adhimix Indonesia, dengan mutu beton K-400
fc’33.2 Mpa.
2. Tiang pancang
Tiang pancang adalah bagian struktur yang menerima dan
menyalurkan beban dari struktur atas. Pada proyek ini pondasi yang
digunakan yaitu pondasi tiang pancang. ada 686 titik pancang di
proyek ini setiapri hari harus nya terpaang 16 titik pancang dengan

43
diameter tiang pancang nya 60 cm, satu pancang nya panjang nya 12
meter, dengan mutu beton K-700 fc’ 58.1 Mpa. Tiang pancang
precast pada proyek ini di supply dari PT. adhimix PC.

Gambar 4.15 Tiang pancang


Sumber dokumentasi pribadi
3. Semen
Semen salah satu material perekat untuk batako, batu bata. Semen
yang digunakan yaitu semen dari semen Holcim.

Gambar 4.16 Semen


Sumber dokumentasi pribadi

44
4. Batako
Batako digunakan sebagai penahan beton pada saat proses
pengecoran secara insitu menggunakan concrete ready mix, agar
beton tidak melendut dan berubah bentuk akibat deformasi untuk
mendapatkan beton hasil pengecoran yang sesuai dengan gambar
rencana. Ukuran batako yang digunakan untuk pile cap dan tie beam
P = 40 cm, L = 20 cm, T = 10cm.

Gambar 4.17 Batako


Sumber dokumentasi pribadi

5. Air
Air adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan buat
kebutuhan di dalam proyek dan juga kehidupan. Air di sini
digunakan sebagai bahan campur adukan.

6. Pasir
Pasir digunakan untuk bahan perekat yang di campur dengan
semen antar pemasangan batako yang digunakan untuk bekisting
pile cap dan tie beam.

45
Gambar 4.18 Pasir
Sumber dokumentasi pribadi

7. Besi tulangan
Besi tulangan yaitu besi yang digunakan untuk penulangan
kontruksi beton atau bisa dikenal beton bertulang. Di proyek ini besi
tulangan yang digunakan besi ulir dan berukuran D 10mm, D 13 mm,
D 16 mm, D 20 mm, D 22 mm.

Gambar 4.18 Besi tulangan


Sumber dokumentasi pribadi

8. Alumunium formwork
Alumunium fromwork adalah salah satu jenis baru dari sistem
bekisting. Pada proyek ini menggunakan bekisting kumkang yaitu

46
dengan bahan alumunium formwork. Bahan ini digunakan untuk
bekisting kolom yang di sebut bekisting kumkang.

Gambar 4.19 Alumunium formwork


Sumber dokumentasi pribadi

9. Kawat beton
Kawat beton biasa digunakan sebagai bahan pengikat antara besi
tulangan satu dengan yang lainnya, baik untuk tulangan kolom balok
dan sloof.

Gambar 4.20 Kawat beton


Sumber dokumentasi pribadi

47
4.5. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan dalam sebuah pembangunan proyek memiliki
peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan progress dan
kemudahan dalam melaksanakan pembangunan proyek karena adanya
metode pelaksanaan ini, pembangunan proyek dalam berjalan secara
sistematis, struktur, dan rapi.
4.5.1 Pelaksanaan manajemen kontruksi pada tiap pekerjaan
Manajemen Konstruksi adalah kelompok yang menjalankan fungsi
manajemen dalam proses konstruksi (tahap pelaksanaan), suatu fungsi
yang akan terjadi dalam setiap proyek konstruksi. Pelaksanaan
Manajemen Konstruksi yang baik dan sesuai prosedur maka akan
menghasilkan konstruksi yang bagus. Pelaksanaan Manajemen
Konstruksi dalam sebuah proyek pembangunan yaitu:
1. Memonitoring setiap pekerjaan
2. Mengawasi setiap pekerjaan
3. Mengevaluasi setiap pekerjaan

Dalam setiap pekerjaan konstruksi butuh Manajemen Konstruksi yang


baik agar hasil yang didapatkan maksimal. Pelaksanaan Manajemen
konstruksi sangat. Dalam setiap pekerjaan konstruksi butuh Manajemen
Konstruksi yang baik agar hasil yang didapatkan maksimal. Pelaksanaan
Manajemen konstruksi sangat:

1. Memonitoring setiap pekerjaan


2. Mengawasi setiap pekerjaan
3. Mengevaluasi setiap pekerjaan

48
a. Memonitoring pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Pondasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah bangunan.
Pekerjaan pondasi yang baik dan sesuai prosedur akan menghasilkan
bangunan yang kokoh dan kuat. Dalam pelaksanaan pekerjaan
pondasi, Manajemen Kostruksi sangat diperlukan untuk menjaga
kualitas pekerjaan agar tetap baik. Pekerjaan pondasi dilakukan oleh
pihak kontraktor (pelaksana) dengan dimonitoring oleh MK
(pengawas).
Pelaksanaan MK untuk memonitoring pekerjaan pondasi sangat
penting, baik itu saat pekerjaan tiang pancang, tiebeam ataupun
pilecap. Monitoring yang dilakukan MK yaitu dari awal pekerjaan
hingga akhir pekerjaan. Monitoring dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Apabila
pihak kontraktor melakukan sedikit kesalahan khususnya dalam
pekerjaan pondasi, maka pihak MK wajib memberitahu untuk
membenarkan pekerjaan agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan rencana
b. Mengawasi pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Pondasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah bangunan.
Pekerjaan pondasi yang baik dan sesuai prosedur akan
menghasilkan bangunan yang kokoh dan kuat. Dalam pelaksanaan
pekerjaan pondasi, Manajemen Konstruksi sangat diperlukan untuk
menjaga kualitas pekerjaan agar tetap baik. Pekerjaan pondasi
dilakukan oleh pihak kontraktor (pelaksana) dengan dimonitoring
oleh tim MK (pengawas).

49
Selain memonitoring pekerjaan, pelaksanaan manajemen
konstruksi dalam sebuah proyek konstruksi adalah mengawasi
pekerjaan. Setelah melakukan monitoring pekerjaan maka pihak tim
manajemen konstruksi akan mengawasi pekerjaan yang sudah
dimonitoring. Pengawasan pekerjaan ini juga dilakukan setiap
hari,bahkan dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.
Pengawasan pekerjaan yang dilakukan MK khususnya pekerjaan
pondasi itu sangat penting. Pihak MK akan mengawasi pekerjaan
yang sesuai maupun tidak sesuai dan berhak untuk memberi
perintah kepada kontraktor untuk membetulkan pekerjaan apabila
terjadi kesalahan khusunya untuk pekerjaan pondasi.

c. Mengevaluasi pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Selain memonitoring, mengawasi pekerjaan, pelaksanaan
manajemen kontruksi dalam sebuah proyek konstruksi adalah
mengevaluasi hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor
khususnya pekerjaan pondasi. Pekerjaan pondasi yang sudah
dilakukan oleh kontraktor akan dievaluasi oleh pihak tim
manajemen konstruksi. Pekerjaan pondasi yang sudah selesai
dikerjakan akan dievaluasi mulai dari kekuatan pondasi tersebut
untuk bangunan itu sendiri dan apakah pondasi yang sudah dibuat
sudah efisien untuk bangunan tersebut.

4.5.2. Pelaksanaan pekerjaan proyek


Dalam proyek pembangunan gedung tahapan pekerjaan harus sesuai
dengan prosedur agar menghasilkan pekerjaan yang baik. Proyek
pembangunan khususnya pembangunan gedung Tel-U Landmark Tower
memiliki tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu:

50
1. Pekerjaan pondasi (tiang pancang, pile cap, tie beam)
Pada proyek ini menggunakan pondasi tiang pancang karena
bangunan yang didirikan cukup tinggi yaitu 19 lantai serta keadaan
tanah di lokasi proyek kurang baik. Pondassi tiang pancang yang
digunakan ini yaitu tipe A1 yang berdiameter ⱷ 60 cm. pondasi
tersebut memiliki panjang 12 meter, tiang pancang ini ditanam
sampai dengan kedalaman 37 m. Mutu beton dari tiang pancang ini
adalah K – 700 yang di supply oleh PT. Adhimix PCR.

Gambar 4.21 Detail pancang


Sumber dokumentasi pribadi

Pada proyek pembangunan gedung Tel-U Landmark Tower


terdapat 686 titik pancang yang menggunakan alat setiap pekerjaan
nya 4 set alat, dan pengerjaannya itu perhari harus terpasang 16 titik
pancang dalam durasi pekerjaan 43 hari untuk keseluruhan.

51
Gambar 4.22 Denah pemancangan
Sumber dokumentasi pribadi

Urutan dalam pekerjaan pemancangan dilapangan yaitu dengan


cara survey letak titik koordinat tiang pancang, pembuatan denah
tiang pancang, penentuaan titik pancang dilapangan dengan memberi
tandang seperti denah titik pancang di atas.

Pemancangan dengan menggunakan menggunakan alat HSPD


tiang pancang tersebut diangkat menggunakan tower crane lalu
dimasukan kedalam alat HSPD yang menggunakan sistem jepit
kemudian menekan tiang sampai ke tanah keatas bisa dilihat pada
dial yang terdapat pada alat HSPD cara ini mengurangi kebisingan
dan ramah lingkungan di daerah sekitar proyek.

52
Gambar 4.23 Alat HSPD
Sumber dokumentasi pribadi

2. Pile cap
Pile cap merupakan plat beton yang diberi perkuatan baja
berfungsi sebagai penghubung antara pondasi tiang pancang.
Sehingga beban yang diterima kolom akibat beban bangunan
diatasnya disebarkan. Bentuk pile cap yang digunakan bervariasi
tergantung pada jumlah tiang pancang yang diikatnya, di proyek
ini ada 686 titik pancang jadi bentuk yang digunakan persegi
pancang dengan ukuran ada yang berukuran 4.5x4.3m, 4.5x5.7m,
4.5x9.9m, 4.5x11.3m, 4.5x12.7m, 4.5x14.1m.
Setelah pekerjaan pemancangan pondasi, pekerjaan
selanjutnya adalah penggalian untuk pile cap. Pelaksanaan galian
dengan menggunakan mesin excavator. Tanah digali dengan
kedalam kedalam 2m kemudian tiang pancang di potong dengan
ukuran 1m.

53
Gambar 4.24 Penggalian menggunakan excavator
Sumber dokumentasi pribadi

Gambar 4.25 Pemotongan tiang pancang menggunakan palu


Sumber dokumentasi pribadi

Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekisting pile cap


yang terbuat daari batako. Dalam pekerjaannya akan di timbun
dalam tanah setelah pengecoran. Selanjutnya yaitu pengangkatan
tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan ke
lapangan. Sebelum pekerjaan pemasangan tulangan diperlukan
langkah sebagai berikut:

54
a. Melakukan pengecekan panjang, diameter, jarak, dan jumlah
tulangan.
b. Memastikan ukuran panjang penyaluran sambunngan
lewatan dan panjang penjangkaran.

Gambar 4.26 Pemasangan bekisting pile cap


Sumber dokumentasi pribadi

Gambar 4.27 Penulangan pile cap


Sumber dokumentasi pribadi

55
3. Tie Beam
Tie beam berfungsi sebagai pengikat antai pile cap serta
pengaku antar kolom struktur bagian bawah. Selain itu tie beam
juga berfungsi untuk mendistribusikan beban terpusat di masing-
masing kolom struktur agar terbagi merata pada pondasi.
Pekerjaan tie beam dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pile
cap.
Tulangan tie beam dipasang tersambung antara pile cap dan
tie beam pada umumnya sama sehingga menjadi satu. Ukuran tie
beam disini yaitu 60x80 cm.

Gambar 4.28 Penulangan pile cap dan tie beam


Sumber dokumentasi pribadi

56
4.6. Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan unsur-unsur
dalam proyek, unsur-unsur tersebut adalah:
1. Pengendalian mutu
2. Pengendalian biaya
3. Pengendalian alat dan material
4. Pengendalian waktu

Maka untuk dapat menciptakan tujuan tersebut diperlukan beberapa


pertimbangan agar mendapatkan rencana yang baik teliti, metode pelaksanaan,
dana dan tenaga kerja, material bangunan dan peralatan yang tersedia, waktu
yang ditentukan.

Dalam proyek ini semua pengendalian proyek sudah berjalan dengan


kesepakan bersama. Sehingga pihak-pihak yang terkait dalam proyek tersebut
dapat dilaksanakan sesuai tugasnya.

4.6.1 Pengendalian Mutu


Pengendalian yang baik dan sesuai dengan prosedur akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Pengendalian mutu pekerjaan yang
dapat dilakuan dengan pengawasan agar pekerjaan sesuai dengan rencana
dan dapat dipertanggung jawaban. Pengawasan yang dilakukan oleh tim
pengawasan yaitu Manajamen Kontruksi (MK). Dalam proses perijinan
pelaksanaan tim, Manajamen Kontruksi akan melakukan pengecekan
pekerjaan setiap harinya. Jika memenuhi semua yang telah disyaratkan
maka tim Manajmen Kontruksi akan mengeluarkan lembar sirkulasi
perijinan pekerjaan dan jika tidak memenuhi persyaratan maka tim
Manajemen Kontruksi berhak menolak dan mengadakan rapat.
Pengendalian pekerjaan juga dapat dilakukan dengan pengadaan rapat
mingguan dan bulanan untuk mengetahui progres dan kendala pekerjaan

57
serta penyelesaian dilapangan. Pengendalian mutu juga dapat diamati
langsung pada setiap laporan. Pengendalian mutu pekerjaan nya dilihat
dari segi berapa persen yang hasil pekerjaaan nya, kerapihan, kekuatan,
dan jumlah material yang digunakan.
Pengendalian mutu yang diterapkan pada proyek pembangunan Tel-U
Landmark Tower:
1. Beton ready mix
Beton ready mix ini sangat penting peranannya dalam
menentukan keberhasilan suatu konstruksi bangunan. Untuk mutu
dari material pembuatan beton sendiri sudah dipercayakan kepada
supplier. Untuk memastikan mutu bahan beton sudah sesuai degan
yang disyaratkan maka ada beberapa uji lapangan maupun
labotarium yang dilakukan, antara lain:
a. Uji slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton. Pengujian ini menggunakan
kerucut abrams, dengan langkah-langkah berikut:
1. Peralatan uji slump yaitu kerucut abrams disiapkan dengan
ukuran diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm
sertinggi 30 cm dan tongkat baja dengan panjang 60 cm dan
diameter besinya 16 mm.
2. Kerucut abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun
tidak menyerap air, biasanya menggunakan alas berupa
triplek.
3. Kemudian adukan beton dimasukan tiga lapis yang kira-kira
sama tebalnya dan setiap lapis ditusuk 30 kali dengan
menggunakan tongkat baja supaya masuk kedalam lebih
padat.

58
4. Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu
permukaan nya diratakan dan kerucut di tarik secara hati-hati.
5. Kerucut dibuka dan penurunan puncak diukur terhadap tinggi
semula.
6. Hasil dari pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan
merupakan nilai kekentalan dari adukan beton.
7. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi
syarat tidak digunakan (12 ± 2).

Mutu beton Tanpa Dengan waterproofing


waterproofing
K-350 12 ± 2 16 ± 2
K-400 12 ± 2 16 ± 2

b. Pengujian kuat tekan beton


Material beton yang akan di pakai di lapangan juga diambil
dengan sampelnya untuk dibuat uji tekan silinder yang akan diuji
kuat tekan pada umur 7, 14, 21,28. Spesifikasi yang direncanakan
adalah dengan mutu beton fc’ 25 Mpa. Uji kuat tekan dilakukan di
Laboratorium Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan Institute Teknologi Bandung.
Tes uji kuat beton ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran.
Berikut ini adalah tahapan pengerjaannya:
1. Menyiapkan silinder berdiamter 15 cm dan tinggi 30 cm.
2. Cetakan silinder diletakan pada plat tas baja yang telah
dibersihkan.

59
3. Adukan beton yang dipakai pada hasil uji slump dimasukan
kedalam cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama.
4. Adukan beton ditusuk-tusuk sebanyak 10 kali.
5. Bagian atas diratakan dan diberi kode mutu betonnya dan
tanggal pembuatan.
6. Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air. Kemudian
diserahkan ke laboratorium untuk pengetesan beton pada usia
7, 14, 21, 28 hari
7. Pembenan dilakukan sampai benda uji hancur

Gambar 4.29 Sample beton uji kuat tekan


Sumber dokumentasi pribadi

60
Berikut hasil uji kuat tekan beton dilaboratorium:

Gambar 4.30 Hasil uji kuat tekan usia 7 hari


Sumber dokumentasi pribadi

61
Gambar 4.31 Hasil uji kuat tekan usia 14 hari
Sumber dokumentasi pribadi

62
Gambar 4.32 Hasil uji kuat tekan usia 21 hari
Sumber dokumentasi pribadi

63
Gambar 4.33 Hasil uji kuat tekan usia 28 hari
Sumber dokumentasi pribadi

4.6.2. Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya dalam sebuah proyek pembangunan perlu
dilakukan, karena biaya yang diperlukan dalam sebuah proyek
mempengaruhi dari segi mutu dan waktu. Pihak MK sebagai pengawas
bertanggung jawab atas pengendalian biaya, khususnya untuk pekerjaan
konstruksi. Pengendalian biaya dilakukan untuk menekan biaya
pelaksanaan agar tidak melebihi biaya rencana yang dianggarkan.
Pengendalian biaya sangat penting dalam pelaksanaan konstruksi agar
dapat menjaga kesinambungan dalam proyek. Pengendalian biaya yang
digunakan dalam suatu proyek dituangkan dalam Rencana Anggaran
Biaya (RAB) proyek. RAB adalah pedoman yang dibuat oleh konsultan
perencana sebagai dasar kontrak kerja konstruksi dalam pengadaan suatu

64
proyek. RAB harus dibuat untuk setiap item kerja yang diselenggarakan
oleh kontraktor. RAB merupakan rahasia suatu perusahaan, namun
biasanya real cost yang dikeluarkan harus mempunyai selisih yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan dana Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Namun selisih yang didapat dari nilai real cost tersebut tidak boleh
mengurangi mutu kerja yang dihasilkan.
Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna
pendanaan proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah
dicapai.
Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan kurva S, dimana
penggunaan biaya bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan
volume pekerjaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan proyek dapat
ditampilkan melalui kurva S yang dibuat berdasarkan prestasi /kemajuan
proyek. Selisih keduanya merupakan selisih biaya dalam persen dan harus
sesuai dengan bobot kerja kurva S.
Untuk menekan biaya proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana
setiap komponen yang terkait dapat memberi hasil yang optimal. Tujuan
dari pengendalian biaya adalah agar pengaturan dana dapat lebih efisien
dan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan atas
berbagai alternatif penyelesaian teknis yang berkaitan dengan biaya.

4.6.3. Pengendalian waktu


Pengendalian waktu bertujuan agar waktu pelaksanaan konstruksi
dapat berjalan sesuai target. Maka dari itu dibutuhkan laporan harian,
mingguan, bulanan untuk melaporkan hasil pekerjan dan waktu
penyelesaian setiap item pekerjaan. Untuh memudahkan pengendalian

65
waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja yang
dibuat sesuai urutan dengan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya:
1. Master schedule jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang
disusun berdasarkan ururtan pekerjaan di proyek dimulai hingga
selesai. Dari sini lah bisa dibuat kurva S.
2. Weekly schedule jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan disusun
untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
3. Daily schedule jadwal kerja harian yang disusun dengan mengacu
pada weekly schedule dan rapat harian.

Dalam proyek pembangunan Tel-U Landmark Tower mengunakan


jenis penjadwalan berupa kurva S yang berfungsi memproyeksikan
kemajuan progress bobot pekerjaan dan waktu pelaksanaan. Kurva S bias
dilihat dilampiran.

4.7. Permasalahn Proyek


Dalam sebuah proyek konstruksi pasti mengharapkan setiap dan
seluruh pelaksanaannnya berjalan dengan lancar. Akan tetapi pasti ada
hal-hal yang menjadi penghambat atau permasalahan dalam sebuah
proyek khususnya dalam tanggung jawab pihak managemen konstruksi.
Permasalahan yang timbul dalam proyek pembangunan Tel-U Landmark
Tower yaitu permasalahan kondisi alam, pelaksanaan pekerjaan,
pelanggaran tenaga kerja, dan keterlambatan pekerjaan dan lain-lain
sebagainya. Permasalahan yang ditimbul harus segara diatasi agar
pelaksanaan proyek berjalan dengan lancar sesuai rencana. Permasalahan
yang ada di proyek ini sebagai berikut:
4.7.1. Permasalahan cuaca
Cuaca adalah kondisi alam yang tidak bisa diprediksi ketepatannya.
Cuaca yang baik dan buruk dapat terjadi kapan saja, akan tetapi dengan
terjadinya cuaca buruk (hujan) saat proses pelaksanaan pekerjaan maka

66
akan menghambat jalannya pekerjaan. Yang terjadi ketika cuaca buruk
(hujan) akan terpaksanya berhenti sementara menunggu hujan reda karena
menghambat dalam pengerjaan pengecoran, dan dapat berpengaruh pada
waktu pembangunan apabila hujan terus menerus terpaksa dihentikan
maka pihak kontraktor akan menanggung kejadian ini.
Solusi penyelesaian masalah :
Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan tentang
cuaca buruk maka hal yang di lakukan yaitu kontraktor meminta toleransi
ke pihak managemen konstruksi yang mengawasi setiap pekerjaannya
untuk mengajukan perubahaan rencana pekerjaan, dimana nanti ketika
cuaca sudah membaik akan dilakukan penambahan waktu pekerjaan atau
lembur agar rencana pekerjaan dapat kembali berjalan dengan baik dan
lancar sesuai rencana.
4.7.2. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan adalah perkerjaaan yang dilaksanan sesuai
rencana yang sudah ada. Pelaksanaan dari setiap pekerjaan menggunakan
metode kerja atau tahapan pekerjaan. Dalam setiap proyek tidak semua
dilaksanakan sesuai metode yang ada. Terkadang ada hal-hal dilapangan
yang membuat itu terjadi. Seperti di proyek pembangunan Tel-U
Landmark Tower dalam pelaksanaan tiang pancang harus dilakukan
proses pre boring terlebih dahulu sebelum pemancangan, dikarenakan ada
permasalahan dalam lapisan tanah yang ada yaitu terdapat beberapa
lapisan tanah keras (lensa) sebelum kedalam yang direncanakan. Selain
itu ada beberapa alat yang rusak dan juga ada alat (HSPD) yang terjungkir
ketita pekerjaan tiang pancang.
Solusi penyelesaian masalah:
Dilakukan preboring untuk menghancurkan lapisan tanah keras (keras)
sebelum dilakukannya pemancangan dengan menggunakan mesin

67
preboring. Memperbaiki alat yang rusak dan mengganti alat yang sering
terjadi kerusakan dengan alat yang baru biar tidak terjadi lagi
permasalahan dalam pekerjaan.

68

Anda mungkin juga menyukai