32
diseleksi sesuai persyaratan yang ditentukan dan lelang tersebut dimenangkan
oleh PT. PP Persero karena memenuhi kualifikasi dan syarat yang ditentukan
33
Gambar 4.2 Hasil Pelelangan
Sumber PT. PP Persero
34
2. Laporan mingguan
Laporan mingguan adalah laporan kegiatan pekerjaan proyek yang
terlaksana dalam satu minggu. Laporan mingguan disusun berdasarkan
laporan harian selama satu minggu. Dari hasil laporan mingguan akan di
peroleh kumulatif prestasi pekerjaan untuk time schedule pelaksanaan
maka akan diketahui jika terjadi keterlambatan atau kemajuan dalam
proyek tersebut
3. Laporan bulanan
Laporan bulanan disusun berdasarkan laporan mingguan dalam suatu
proyek. Laporan bulanan juga dikerjakan untuk mengetahui gambaran baik
itu kemajuan maupun keterlambatan dalam suatu proyek dan berhubungan
dengan time schedule.
35
Gambar 4.3 Tower crane
Sumber dokumentasi pribadi
2. Excavator
Excavator adalah sebuah alat berat yang bisa digunakan di dalam
proyek yang digunakan di dalam proyek ini yaitu untuk penggalian
tanah dan memindahkan bebatuan.
36
3. Dump truck
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
material bebatuan dan tanah hasil dari galian tanah.
37
Gambar 4.6 Drop hammer hydraulic
Sumber dokumen pribadi
38
6. Theodolite
Theodolite yaitu salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
tinggi tanah dengan sudut yang mendatar, tegak dan juga untuk
menentukan titik pancang untuk pemasangan tiang pancang.
7. Waterpass
Waterpass yaitu salah satu alat ukur tanah yang dilakukan untuk
survey di lapangan. Keguanan alat ini diproyek untuk menentukan
kembali titik pancang itu sesuai atau tidak yang sesuai digambar.
39
Gambar 4.9 alat Waterpass
Sumber dokumentasi pribadi
40
9. Bar bending
Bar bending yaitu alat yang digunakan untuk membengkokan
baja tulangan dalam berbagai macam sudut yang sesuai perencanaan.
41
Gambar 4.12 Bar cutter
Sumber dokumentasi pribadi
11. Palu
Palu yaitu alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
kepasa suatu benda.
42
12. Linggis betel
Alat yang digunakan untuk proses pembobokan tiang pancang.
Fungsinya untuk memahat tiang pancang yang dipukul dengan palu.
43
diameter tiang pancang nya 60 cm, satu pancang nya panjang nya 12
meter, dengan mutu beton K-700 fc’ 58.1 Mpa. Tiang pancang
precast pada proyek ini di supply dari PT. adhimix PC.
44
4. Batako
Batako digunakan sebagai penahan beton pada saat proses
pengecoran secara insitu menggunakan concrete ready mix, agar
beton tidak melendut dan berubah bentuk akibat deformasi untuk
mendapatkan beton hasil pengecoran yang sesuai dengan gambar
rencana. Ukuran batako yang digunakan untuk pile cap dan tie beam
P = 40 cm, L = 20 cm, T = 10cm.
5. Air
Air adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan buat
kebutuhan di dalam proyek dan juga kehidupan. Air di sini
digunakan sebagai bahan campur adukan.
6. Pasir
Pasir digunakan untuk bahan perekat yang di campur dengan
semen antar pemasangan batako yang digunakan untuk bekisting
pile cap dan tie beam.
45
Gambar 4.18 Pasir
Sumber dokumentasi pribadi
7. Besi tulangan
Besi tulangan yaitu besi yang digunakan untuk penulangan
kontruksi beton atau bisa dikenal beton bertulang. Di proyek ini besi
tulangan yang digunakan besi ulir dan berukuran D 10mm, D 13 mm,
D 16 mm, D 20 mm, D 22 mm.
8. Alumunium formwork
Alumunium fromwork adalah salah satu jenis baru dari sistem
bekisting. Pada proyek ini menggunakan bekisting kumkang yaitu
46
dengan bahan alumunium formwork. Bahan ini digunakan untuk
bekisting kolom yang di sebut bekisting kumkang.
9. Kawat beton
Kawat beton biasa digunakan sebagai bahan pengikat antara besi
tulangan satu dengan yang lainnya, baik untuk tulangan kolom balok
dan sloof.
47
4.5. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan dalam sebuah pembangunan proyek memiliki
peranan yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan progress dan
kemudahan dalam melaksanakan pembangunan proyek karena adanya
metode pelaksanaan ini, pembangunan proyek dalam berjalan secara
sistematis, struktur, dan rapi.
4.5.1 Pelaksanaan manajemen kontruksi pada tiap pekerjaan
Manajemen Konstruksi adalah kelompok yang menjalankan fungsi
manajemen dalam proses konstruksi (tahap pelaksanaan), suatu fungsi
yang akan terjadi dalam setiap proyek konstruksi. Pelaksanaan
Manajemen Konstruksi yang baik dan sesuai prosedur maka akan
menghasilkan konstruksi yang bagus. Pelaksanaan Manajemen
Konstruksi dalam sebuah proyek pembangunan yaitu:
1. Memonitoring setiap pekerjaan
2. Mengawasi setiap pekerjaan
3. Mengevaluasi setiap pekerjaan
48
a. Memonitoring pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Pondasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah bangunan.
Pekerjaan pondasi yang baik dan sesuai prosedur akan menghasilkan
bangunan yang kokoh dan kuat. Dalam pelaksanaan pekerjaan
pondasi, Manajemen Kostruksi sangat diperlukan untuk menjaga
kualitas pekerjaan agar tetap baik. Pekerjaan pondasi dilakukan oleh
pihak kontraktor (pelaksana) dengan dimonitoring oleh MK
(pengawas).
Pelaksanaan MK untuk memonitoring pekerjaan pondasi sangat
penting, baik itu saat pekerjaan tiang pancang, tiebeam ataupun
pilecap. Monitoring yang dilakukan MK yaitu dari awal pekerjaan
hingga akhir pekerjaan. Monitoring dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Apabila
pihak kontraktor melakukan sedikit kesalahan khususnya dalam
pekerjaan pondasi, maka pihak MK wajib memberitahu untuk
membenarkan pekerjaan agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan rencana
b. Mengawasi pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Pondasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah bangunan.
Pekerjaan pondasi yang baik dan sesuai prosedur akan
menghasilkan bangunan yang kokoh dan kuat. Dalam pelaksanaan
pekerjaan pondasi, Manajemen Konstruksi sangat diperlukan untuk
menjaga kualitas pekerjaan agar tetap baik. Pekerjaan pondasi
dilakukan oleh pihak kontraktor (pelaksana) dengan dimonitoring
oleh tim MK (pengawas).
49
Selain memonitoring pekerjaan, pelaksanaan manajemen
konstruksi dalam sebuah proyek konstruksi adalah mengawasi
pekerjaan. Setelah melakukan monitoring pekerjaan maka pihak tim
manajemen konstruksi akan mengawasi pekerjaan yang sudah
dimonitoring. Pengawasan pekerjaan ini juga dilakukan setiap
hari,bahkan dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.
Pengawasan pekerjaan yang dilakukan MK khususnya pekerjaan
pondasi itu sangat penting. Pihak MK akan mengawasi pekerjaan
yang sesuai maupun tidak sesuai dan berhak untuk memberi
perintah kepada kontraktor untuk membetulkan pekerjaan apabila
terjadi kesalahan khusunya untuk pekerjaan pondasi.
c. Mengevaluasi pekerjaan
1. Pekerjaan pondasi (Tiang pancang, Pile cap, Tie beam)
Selain memonitoring, mengawasi pekerjaan, pelaksanaan
manajemen kontruksi dalam sebuah proyek konstruksi adalah
mengevaluasi hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor
khususnya pekerjaan pondasi. Pekerjaan pondasi yang sudah
dilakukan oleh kontraktor akan dievaluasi oleh pihak tim
manajemen konstruksi. Pekerjaan pondasi yang sudah selesai
dikerjakan akan dievaluasi mulai dari kekuatan pondasi tersebut
untuk bangunan itu sendiri dan apakah pondasi yang sudah dibuat
sudah efisien untuk bangunan tersebut.
50
1. Pekerjaan pondasi (tiang pancang, pile cap, tie beam)
Pada proyek ini menggunakan pondasi tiang pancang karena
bangunan yang didirikan cukup tinggi yaitu 19 lantai serta keadaan
tanah di lokasi proyek kurang baik. Pondassi tiang pancang yang
digunakan ini yaitu tipe A1 yang berdiameter ⱷ 60 cm. pondasi
tersebut memiliki panjang 12 meter, tiang pancang ini ditanam
sampai dengan kedalaman 37 m. Mutu beton dari tiang pancang ini
adalah K – 700 yang di supply oleh PT. Adhimix PCR.
51
Gambar 4.22 Denah pemancangan
Sumber dokumentasi pribadi
52
Gambar 4.23 Alat HSPD
Sumber dokumentasi pribadi
2. Pile cap
Pile cap merupakan plat beton yang diberi perkuatan baja
berfungsi sebagai penghubung antara pondasi tiang pancang.
Sehingga beban yang diterima kolom akibat beban bangunan
diatasnya disebarkan. Bentuk pile cap yang digunakan bervariasi
tergantung pada jumlah tiang pancang yang diikatnya, di proyek
ini ada 686 titik pancang jadi bentuk yang digunakan persegi
pancang dengan ukuran ada yang berukuran 4.5x4.3m, 4.5x5.7m,
4.5x9.9m, 4.5x11.3m, 4.5x12.7m, 4.5x14.1m.
Setelah pekerjaan pemancangan pondasi, pekerjaan
selanjutnya adalah penggalian untuk pile cap. Pelaksanaan galian
dengan menggunakan mesin excavator. Tanah digali dengan
kedalam kedalam 2m kemudian tiang pancang di potong dengan
ukuran 1m.
53
Gambar 4.24 Penggalian menggunakan excavator
Sumber dokumentasi pribadi
54
a. Melakukan pengecekan panjang, diameter, jarak, dan jumlah
tulangan.
b. Memastikan ukuran panjang penyaluran sambunngan
lewatan dan panjang penjangkaran.
55
3. Tie Beam
Tie beam berfungsi sebagai pengikat antai pile cap serta
pengaku antar kolom struktur bagian bawah. Selain itu tie beam
juga berfungsi untuk mendistribusikan beban terpusat di masing-
masing kolom struktur agar terbagi merata pada pondasi.
Pekerjaan tie beam dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pile
cap.
Tulangan tie beam dipasang tersambung antara pile cap dan
tie beam pada umumnya sama sehingga menjadi satu. Ukuran tie
beam disini yaitu 60x80 cm.
56
4.6. Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan unsur-unsur
dalam proyek, unsur-unsur tersebut adalah:
1. Pengendalian mutu
2. Pengendalian biaya
3. Pengendalian alat dan material
4. Pengendalian waktu
57
serta penyelesaian dilapangan. Pengendalian mutu juga dapat diamati
langsung pada setiap laporan. Pengendalian mutu pekerjaan nya dilihat
dari segi berapa persen yang hasil pekerjaaan nya, kerapihan, kekuatan,
dan jumlah material yang digunakan.
Pengendalian mutu yang diterapkan pada proyek pembangunan Tel-U
Landmark Tower:
1. Beton ready mix
Beton ready mix ini sangat penting peranannya dalam
menentukan keberhasilan suatu konstruksi bangunan. Untuk mutu
dari material pembuatan beton sendiri sudah dipercayakan kepada
supplier. Untuk memastikan mutu bahan beton sudah sesuai degan
yang disyaratkan maka ada beberapa uji lapangan maupun
labotarium yang dilakukan, antara lain:
a. Uji slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton. Pengujian ini menggunakan
kerucut abrams, dengan langkah-langkah berikut:
1. Peralatan uji slump yaitu kerucut abrams disiapkan dengan
ukuran diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm
sertinggi 30 cm dan tongkat baja dengan panjang 60 cm dan
diameter besinya 16 mm.
2. Kerucut abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun
tidak menyerap air, biasanya menggunakan alas berupa
triplek.
3. Kemudian adukan beton dimasukan tiga lapis yang kira-kira
sama tebalnya dan setiap lapis ditusuk 30 kali dengan
menggunakan tongkat baja supaya masuk kedalam lebih
padat.
58
4. Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu
permukaan nya diratakan dan kerucut di tarik secara hati-hati.
5. Kerucut dibuka dan penurunan puncak diukur terhadap tinggi
semula.
6. Hasil dari pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan
merupakan nilai kekentalan dari adukan beton.
7. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi
syarat tidak digunakan (12 ± 2).
59
3. Adukan beton yang dipakai pada hasil uji slump dimasukan
kedalam cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama.
4. Adukan beton ditusuk-tusuk sebanyak 10 kali.
5. Bagian atas diratakan dan diberi kode mutu betonnya dan
tanggal pembuatan.
6. Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air. Kemudian
diserahkan ke laboratorium untuk pengetesan beton pada usia
7, 14, 21, 28 hari
7. Pembenan dilakukan sampai benda uji hancur
60
Berikut hasil uji kuat tekan beton dilaboratorium:
61
Gambar 4.31 Hasil uji kuat tekan usia 14 hari
Sumber dokumentasi pribadi
62
Gambar 4.32 Hasil uji kuat tekan usia 21 hari
Sumber dokumentasi pribadi
63
Gambar 4.33 Hasil uji kuat tekan usia 28 hari
Sumber dokumentasi pribadi
64
proyek. RAB harus dibuat untuk setiap item kerja yang diselenggarakan
oleh kontraktor. RAB merupakan rahasia suatu perusahaan, namun
biasanya real cost yang dikeluarkan harus mempunyai selisih yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan dana Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
Namun selisih yang didapat dari nilai real cost tersebut tidak boleh
mengurangi mutu kerja yang dihasilkan.
Prioritas utama dalam pengaturan keuangan proyek yaitu dengan
menitikberatkan kepada jumlah biaya yang telah dikeluarkan guna
pendanaan proyek, yang berkaitan dengan kemajuan proyek yang telah
dicapai.
Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan kurva S, dimana
penggunaan biaya bertambah seiring dengan berjalannya waktu dan
volume pekerjaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan proyek dapat
ditampilkan melalui kurva S yang dibuat berdasarkan prestasi /kemajuan
proyek. Selisih keduanya merupakan selisih biaya dalam persen dan harus
sesuai dengan bobot kerja kurva S.
Untuk menekan biaya proyek harus dibuat suatu sistem kerja dimana
setiap komponen yang terkait dapat memberi hasil yang optimal. Tujuan
dari pengendalian biaya adalah agar pengaturan dana dapat lebih efisien
dan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan atas
berbagai alternatif penyelesaian teknis yang berkaitan dengan biaya.
65
waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja yang
dibuat sesuai urutan dengan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya:
1. Master schedule jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang
disusun berdasarkan ururtan pekerjaan di proyek dimulai hingga
selesai. Dari sini lah bisa dibuat kurva S.
2. Weekly schedule jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan disusun
untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu.
3. Daily schedule jadwal kerja harian yang disusun dengan mengacu
pada weekly schedule dan rapat harian.
66
akan menghambat jalannya pekerjaan. Yang terjadi ketika cuaca buruk
(hujan) akan terpaksanya berhenti sementara menunggu hujan reda karena
menghambat dalam pengerjaan pengecoran, dan dapat berpengaruh pada
waktu pembangunan apabila hujan terus menerus terpaksa dihentikan
maka pihak kontraktor akan menanggung kejadian ini.
Solusi penyelesaian masalah :
Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan tentang
cuaca buruk maka hal yang di lakukan yaitu kontraktor meminta toleransi
ke pihak managemen konstruksi yang mengawasi setiap pekerjaannya
untuk mengajukan perubahaan rencana pekerjaan, dimana nanti ketika
cuaca sudah membaik akan dilakukan penambahan waktu pekerjaan atau
lembur agar rencana pekerjaan dapat kembali berjalan dengan baik dan
lancar sesuai rencana.
4.7.2. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan adalah perkerjaaan yang dilaksanan sesuai
rencana yang sudah ada. Pelaksanaan dari setiap pekerjaan menggunakan
metode kerja atau tahapan pekerjaan. Dalam setiap proyek tidak semua
dilaksanakan sesuai metode yang ada. Terkadang ada hal-hal dilapangan
yang membuat itu terjadi. Seperti di proyek pembangunan Tel-U
Landmark Tower dalam pelaksanaan tiang pancang harus dilakukan
proses pre boring terlebih dahulu sebelum pemancangan, dikarenakan ada
permasalahan dalam lapisan tanah yang ada yaitu terdapat beberapa
lapisan tanah keras (lensa) sebelum kedalam yang direncanakan. Selain
itu ada beberapa alat yang rusak dan juga ada alat (HSPD) yang terjungkir
ketita pekerjaan tiang pancang.
Solusi penyelesaian masalah:
Dilakukan preboring untuk menghancurkan lapisan tanah keras (keras)
sebelum dilakukannya pemancangan dengan menggunakan mesin
67
preboring. Memperbaiki alat yang rusak dan mengganti alat yang sering
terjadi kerusakan dengan alat yang baru biar tidak terjadi lagi
permasalahan dalam pekerjaan.
68