Anda di halaman 1dari 13

1.

PENDAHULUAN

Usaha di Indonesia dalam masa sekarang ini sangat berkembang. Akibat

dari berkembangnya usaha tersebut yaitu naiknya persaingan bisnis antar

perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki strategi dan inovasi supaya tidak

tertinggal dalam arus bisnis. Semakin berkembangnya perusahaan jasa terutama

yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan, menyebabkan semakin

ketatnya persaingan antar hotel.

Biaya hotel merupakan salah satu yang menarik hati konsumen. Oleh

karena itu diperlukan strategi-strategi perusahaan yang bisa menangkan

perusahaan dalam persaingan. Strategi yang digunakan untuk bisa memenangkan

dalam persaingan adalah menekanan harga jual produk, karena harga jual semakin

rendah, maka tingkat penjualan produkpun akan menjadi tinggi.

Activity Based Costing (ABC) adalah metode menghitung harga pokok

produk atau jasa dasarnya yaitu aktivitas yang menyebabkan biaya itu timbul, dan

produklah pengonsumsi aktivitas. Dalam ABC, biaya-biaya tidak langsung

ditentukan melalui aktivitas yang ada, tapi biaya untuk masing-masing aktivitas

tesebut kemudian dibebankan produk atas dasar konsumsi yang masing-masing

produk pada aktivitas.

Sistem ABC dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang lebih

baik dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta

memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan, kekuatan, dan

kelemahan perusahaan. Melalui metode ini dapat menyajikan informasi harga

i
pokok produk atau jasa secara cermat dan akurat bagi pengambilan keputusan

manajemen.

Pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen mengenai

penelusuran informasi biaya akan mempengaruhi pada penetapan harga

dan,penambahan atau penghilangan suatu produk atau jasa. Kemampuan untuk

menelusuri,biaya tersebut merupakan dasar menghitung biaya dari suatu jasa

seperti halnya dalam menghitung biaya barang dari hasil manufaktur. Informasi

biaya merupakan,output dari sistem akuntansi biaya yang berhubungan dengan

akumulasi biaya, nilai persediaan, dan harga pokok produk. Salah satu

perhitungan dalam,menghasilkan biaya produk atau jasa yang tepat yaitu dengan

menentukan harga pokok produk.

Perhitungan dalam menentukan harga,pokok produk harus tepat sesuai

dengan konsumsinya agar pengambilan keputusan dalam menentukan harga

produk atau jasa tersebut tidak salah. Harga pokok produksi bisa,ditentukan

berdasarkan akuntansi biaya tradisional maupun menggunkan metode Activity

Based Costing System (ABC System).

Sistem akuntansi biaya tradisional,pada dasarnya dibutuhkan apabila

biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung merupakan faktor

produksi yang paling dominan. Sedangkan untuk biaya overheadnya dialokasikan

berdasarkan unitnya seperti jam kerja langsung atau jam mesin. Biaya produk

yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional sering mengalami distorsi

biaya, artinya pembebanan biaya atau informasi biaya yang didapatkan bisa terlalu

ii
tinggi atau rendah. Hal ini berakibat pada kesalahan dalam pengambilan

keputusan mengenai harga pokok produk.

Produk utama hotel adalah dengan menjual produk berwujud dan tidak

berwujud. Produk berwujud dari hotel dicontohkan seperti kamar hotel, restoran,

spa, dan fasilitas lainnya, sedangkan untuk produk tidak berwujudnya yaitu

kenyamanan, layananan, suasana, dan lainnya. Banyaknya varian produk atau

jasa,yang bisa dijual oleh hotel, seperti jenis kamar, pelayanan, biaya-biaya yang

dikonsumsi oleh sumber daya, aktivitas yang terjadi, cost drivernya, dan potensi

persaingan dari hotel lainnya, maka salah satu cara yang dilakukan oleh hotel

dalam menentukan harga pokok kamar bisa menggunakan Activity Based Costing

System (ABC System).

Winton Hotel merupakan hotel yang menyediakan jasa penginapan bagi

wisatawan di Kota Lhokseumawe. Lokasi yang begitu strategis yaitu berada

dipusat kota lhokseumawe tepatnya di jalan Sukaramai No. 15 kota

Lhokseumawe, berlokasi dekat dengan pusat perdagangan membuat pengunjung

tidak kesulitan untuk mencari oleh-oleh khas aceh dan berbagai kebutuhan

lainnya. Hotel Winton menyediakan 4 jenis tipe kamar yang dijual sebagai

produk. Letaknya yang strategis yaitu café dan resto yang disediakan ada di

Rooftop dengan view laut dan kota Lhokseumawe membuat hotel ini mempunyai

daya tarik bagi pengunjung wisatawan dari dalam kota maupun luar kota.

Salah satu permasalahan,yang,terjadi pada Hotel Winton yaitu dalam

menentukan harga pokok sewa kamar. Hotel Winton tidak menggunakan

perhitungan angka-angka yang tepat, tetapi berdasarkan kebijakan yang diambil

iii
oleh hotel itu sendiri dengan hanya mempertimbangkan penambahan pada tingkat

unit yang dianggap penting. Tidak akuratnya dalam perhitungan harga pokok

kamar tersebut dapat menyebabkan :

1. Apabila harga jual,kamar ditetapkan terlalu tinggi dapat mempengaruhi

daya saing di pasaran;

2. Apabila harga jual kamar terlalu rendah berdampak pada bisnis jangka

panjang yang mempengaruhi penerimaan laba tidak sesuai dengan target

yang ditetapkan atau bahkan bisa rugi.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud membahas mengenai

harga pokok,sewa kamar yang lebih tepat antara harga pokok yang telah

ditentukan oleh Hotel Winton dengan sistem akuntansi berdasarkan aktivitas atau

Activity Based Costing System (ABC System), oleh karena itu skripsi ini

mengambil judul “Penerapan Activity Based Costing System (ABC System)

Sebagai Dasar Menentukan Harga Pokok Kamar Hotel” (Studi kasus pada

Hotel Winton, Kota Lhokseumawe).

iv
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biaya


Biaya dapat diartikan sebagai sebuah pengorbanan untuk menghasilkan ,

dinyatakan dengan satuan uang berdasarkan harga pasar yang berlaku, Menurut

Kuswadi (2005) mengatakan bahwa “biaya adalah semua pengeluaran untuk

mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual

kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak”.

Sedangkan menurut Siregar, dkk (2013). “Biaya merupakan pengorbanan

sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang memberi manfaat

untuk saat ini atau masa yang akan datang”. Kemudian Daljono (2009)

mengatakan bahwa “Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang

diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.”

2.2 Klasifikasi Biaya


Pengelompokan biaya atas seluruh elemen biaya yang ada ke dalam

golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas dan dapat memberikan informasi

yang lebih ringkas dan penting disebut Klasifikasi Biaya. Yang umum digunakan

dalam klasifikasi biaya berhubungan dengan Produk, Volume produksi,

Departemen dan pusat biaya, Periode akuntansi, Pengambilan keputusan.

Klasifikasi biaya yang terjadi pada perusahaan dagang berbeda dengan

klasifikasi biaya pada perusahaan pabrikasi. Pada perusahaan dagang jumlah

v
biaya dibagi menjadi dua, yaitu biaya produk dan biaya periode. Simamora

(2002:45,46) mendifinisikan “Biaya produk (product cost) adalah semua biaya

yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk.

2.3 Pengertian Harga Pokok Produksi

2.3.1 Harga
Harga adalah jumlah nilai yang harus dikorbankan atau dibayarkan dalam

satuan uang untuk memperoleh suatu produk atau jasa (Nafarin, 2013). Harga

merupakan faktor yang paling penting bagi suatu perusahaan untuk menarik para

pelanggan agar perusahaan dapat meraih pendapatan atau keuntungan dari produk

atau jasa yang ditawarkan.

2.3.2 Harga Pokok Produk/Jasa


Harga pokok adalah nilai sesuatu yang dikorbankan dan diukur dalam

satuan uang untuk memperoleh aset yang diimbangi dengan aset berkurang atau

utang/modal bertambah (Nafarin, 2013). Harga pokok produk/jasa adalah semua

biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan produk/jasa yang diperoleh. Pada

perusahaan jasa hanya harga pokok yang terdiri dari biaya-biaya operasional.

Jumlah seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh dan mempersiapkan

barang untuk dijual disebut dengan harga pokok penjualan (cost of good sold).

Dari pengertian dapat disimpulkan bahwa pengertian harga pokok

produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu

barang atau jasa yang dinyatakan melalui uang. Jumlah dari seluruh biaya yang

vi
diperlukan untuk memperoleh dan mempersiapkan semuanya barang untuk dijual

disebut dengan harga pokok penjualan (cost of good sold).

2.3.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Dalam menghitung harga pokok produksi biasanya memakai metode

tradisional, komponen-komponen harga pokok produk atau jasa terdiri dari biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang

bersifat tetap atau variabel.

2.4 Metode akuntansi tradisional


Metode akuntansi tradisional merupakan semua biaya dibebankan ke

produk bahkan biaya produksi yang tidak disebabkan oleh produk. Pada tahap

pertama, seluruh biaya tidak langsung dibebankan kepada kelompok biaya (cost

pools) atau pusat biaya yang merupakan objek dasar biaya selanjutnya biaya dari

cost pools akan dibebankan kepada produk atau jasa yang dihasilkan sebagai

objek biaya akhir dengan menggunakan dasar alokasi.

2.5 Metode Activity-Based Cost System


Biaya itu berdasarkan aktivitas yaitu sebagai pendekatan yang digunakan

untuk penentuan biaya produk dengan cara yaitu membebankan biaya ke produk

atau jasa dengan dasar atas konsumsi sumber daya oleh aktivitas tersebut.

(Rudianto, 2013)

vii
Sedangkan Menurut Mulyadi (2003) mendefinisikan Activity-Based Cost

System sebagai pengendali biaya melalui penyediaan informasi mengenai

aktivitas yang dilakukan perusahaan yang menjadi penyebab timbulnya biaya.

Kemudian Hansen dan Mowen (2009) mendefinisikan Activity-Based Costing

System sebagai suatu sistem perhitungan biaya yang awalnya menelusuri biaya ke

aktivitas kemudian biaya ke produk.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Activity-

Based Costing System merupakan suatu sistem informasi biaya yang

memfokuskan aktivitas sebagai obyek biaya untuk menghasilkan produk atau jasa

sehingga mendapatkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

2.4.1 Keuntungan Penggunaan Activity-Based Costing System


Menurut Daljono (2009) mengungkapkan bahwa penerapan metode

Activity-Based Costing System memberikan beberapa keuntungan yaitu sebagai

berikut :

1. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

2. Perbaikan secara terus menerus untuk mengurangi biaya overhead.

3. Memberikan kemudahan untuk menentukan biaya relevan.

2.4.2 Kelemahan Activity-Based Costing System

Disamping memiliki keuntungan, Activity-Based Costing System juga

memiliki kelemahan atau kekurangan antara lain (Garrison, 2013) yaitu:

viii
1. Activity-Based Costing System akan lebih mahal untuk

diimplementasikan dan dikembangkan karena data yang berhubungan

dengan berbagai aktivitas harus dikumpulkan, diperiksa, dan dimasukkan

ke dalam sistem secara berkala.

2. Activity-Based Costing System mengubah aturan main dalam perusahaan.

3. Data Activity-Based Costing System dapat dengan mudah disalahartikan

dan harus digunakan dengan hati-hati ketika mengambil keputusan.

2.4.3 Klasifikasi Aktivitas


Pada metode Activity Based Costing Ada 4 tingkatan aktivitas yaitu:

Tingkat Unit (Unit Level) , Tingkat Batch (Batch Level), Tingkat Produk (Product

Level), dan Tingkat Fasilitas (Facility Level)

2.4.4 Langkah-langkah Peritungan dengan Metode Activity Based Costing

Tahap-tahap penerapan perhitungan biaya dengan metode ABC adalah:

1. Prosedur Tahap Pertama (First-stage Allocation)

2. Prosedur Tahap Kedua (Second-stage Allocation)

2.5 Sistem Activity Based Costing pada Perusahaan Jasa

Sistem Activity Based Costing pada awalnya diterapkan pada perusahaan

manufaktur. Untuk pertama kalinya perusahaan jasa dan perusahaan dagang serta

organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba dapat memanfaatkan sistem

informasi biaya yang sangat bermanfaat untuk mengurangi biaya dan penentuan

secara akurat harga pokok produk/jasa. Namun, ada beberapa perbedaan dasar

antara perusahaan jasa dan manufaktur. Kegiatan dalam perusahaan manufaktur

ix
cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan dengan cara yang serupa.

Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa.

Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar-

benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa

perusahaan. Yang perlu diperhatikan dalam menerapakan Activity Based Costing

pada perusahaan jasa adalah: 1. Identifying and Costing Activities 2. Special

Challenger 3. Output Diversity

2.6 Hotel

Hotel merupakan usaha akomodasi atau perusahaan yang menyediakan

pelayanan bagi masyarakat umum dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia

makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa pencucian pakaian. Seluruh

fasilitas tersebut diperuntukan bagi mereka mereka yang bermalam di hotel

tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki

hotel itu.

x
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hotel winton merupakan hotel kelas bintang dua yang mempunyai akses

tempat yang sangat strategis dan fasilitas yang sudah cukup memadai. Hotel

Winton menawarkan fasilitas yang lengkap meskipun statusnya sebagai hotel

bintang 2. Hotel Winton memiliki Lokasi yang begitu strategis yaitu berada

dipusat kota lhokseumawe tepatnya di jalan Sukaramai No. 15 kota

Lhokseumawe. Hotel Winton menyediakan 4 jenis tipe kamar yang dijual sebagai

produk. Ruang penginapan yang tersedia adalah 33 ruang kamar yang terdiri 4

tipe kamar. Tipe kamar tersebut diklasifikasikan dan ditawarkan berdasarkan

fasilitas yang melengkapinya antara lain: Standart Room, Deluxe Room, Vip

Room, dan Suite Room.

Tabel 1: Harga sewa hotel winton tahun 2019

No Tipe Kamar Harga Per Hari


1 Standart Room Rp. 350.000,00
2 Deluxe Room Rp. 425.000,00
3 Vip Room Rp. 650.000,00
4 Suite Room Rp. 750.000,00
Sumber: Hotel Winton, 2019

Harga di atas sudah termasuk pajak/service yang dikenakan pihak hotel

kepada pelanggan. Untuk penambahan antar jemput menggunakan kendaraan

dikenakan tambahan Rp 200.000,-

1. Perhitungan Harga Pokok Sewa Kamar Hotel Winton menggunakan


Activity Based Costing System

a. Pengendalian aktivitas

xi
Identifikasi aktivitas dilakukan dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang
menimbulkan biaya pada hotel Winton. Pada tabel berikut akan
ditampilkan aktivitas-aktivitas yang ada pada hotel Winton.

Daftar Aktivitas

No Aktivitas
1 Penginapan
2 Laundry
3 pemberian makan pagi
4 keadministrasian
5 penggunaan energi
6 Pemasaran
7 pemeliharaan dan perawatan
8 penyusutan bangunan
9 Penggajian

b. Pengklasifikasian biaya berdasarkan aktivitas


Level aktivitas dapat digolongkan dalam beberapa kategori yaitu:

No Aktivitas level aktivitas


1 penginapan Unit Level
2 laundry Unit Level
3 pemberian makan pagi Unit Level
4 keadministrasian Unit Level
5 penggunaan energi Unit Level
6 pemasaran Product Level
7 pemeliharaan dan perawatan Fasility Level
8 penyusutan bangunan Fasility Level
9 penggajian Unit Level

c. Pengidentifikasian cost Driver


1. Aktivitas penginapan untuk cost driver adalah berdasarkan jumlah
kamar yang terjual.
2. Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, sprey dan selimut
Untuk cost driver adalah berdasrkan jumlah kamar yang terjual
3. Aktivitas penggunaan energi meliputi penggunaan energy listrik dan
air. Untuk cost driver dapat berdasrkan jumlah kamar yang terjual.
4. Aktivitas keadministrasian untuk cost driver berdasarkan jumlah
kamar yang terjual.

xii
5. Aktivitas pemberian makan pagi ditelusuri secara langsung dengan
tariff sebesar Rp 30.000 per orang. Untuk cost driver berdasarkan
jumlah tamu menginap.
6. Aktivitas pemasaran untuk cost driver adalah berdasrkan jumlah kamar
tersedia untuk dijual.
7. Aktivitas pemeliharaan dan perawatan peralatan dan fasilitas hotel
untuk cost driver adalah jumlah luas kamar.
8. Aktivitas penyusutan untuk cost driver adalah jumlah kamar yang
tersedia.
9. Aktivitas penggajian untuk cost driver adalah berdasarkan jumlah jam
kerja.

No Aktivitas level aktivitas cost driver


1 penginapan Unit Level jumlah kamar terjual
2 laundry Unit Level jumlah kamar terjual
3 pemberian makan pagi Unit Level jumlah tamu menginap
4 keadministrasian Unit Level jumlah kamar terjual
5 penggunaan energi Unit Level jumlah kamar terjual
6 pemasaran Product Level jumlah kamar tersedia
7 pemeliharaan dan perawatan Fasility Level luas lantai
8 penyusutan bangunan Fasility Level luas lantai
9 penggajian Unit Level jumlah jam kerja

Cost pool I

xiii

Anda mungkin juga menyukai