Anda di halaman 1dari 19

INDEKS MASSA TUBUH DAN KEBUGARAN JASMANI YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KESEHATAN

Dosen :

Pak Burhan Hambali, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Amir Fiqih ( 2009500 )


2. Iwan Feroloy S ( 2006581 )
3. Tasya Susanti ( 2003598 )
4. Yudis Ghifari( 2000624 )
5. Zenita Listia H ( 2008963 )

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Indeks Massa Tubuh dan Kebugaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Kesehatan” dengan tepat waktu.

Makalah “Indeks Massa Tubuh dan Kebugaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Kesehatan” disusun guna
memenuhi tugas pada Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang apa saja indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Burhan Hambali, M.pd selaku Dosen dari mata
kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 29 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I - PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................................................4
BAB II - PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
2.1 Indeks Massa Tubuh................................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Indeks Massa Tubuh.........................................................................................................5
2.1.2 Cara Menghitung IMT.........................................................................................................................6
2.1.3 Faktor yang berhubungan dengan IMT...............................................................................................7
2.2 Kebugaran Jasmani.................................................................................................................................7
2.2.1 Pengertian Kebugaran Jasmani...........................................................................................................7
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani......................................................................8
2.2.3 Komponen-komponen kebugaran jasmani.......................................................................................10
2.2.4 Tes dan Pegukuran Kebugaran Jasmani............................................................................................11
BAB III - PENUTUP.............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekedar tidak
adanya penyakit atau kelemahan (Wikipedia). Kesehatan sangat penting karena dengan tubuh yang sehat kita
dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan maksimal. Kesehatan dapat dijaga dengan beberapa cara diantaranya
mengukur indeks massa tubuh dan memerhatikan kebugaran jasmani.

Indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang murah, mudah dan sederhana untuk menilai status gizi
pada seorang individu, namun tidak dapat mengukur lemak tubuh secara langsung. IMT merupakan rumus
matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam
meter). Pengukuran IMT berguna untuk mengetahui status gizi dan kondisi tubuh kita agar dapat mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan. Gizi kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi dan gizi lebih
dengan akumulasi lemak tubuh berlebihan meningkatkan risiko menderita penyakit degeneratif.

Kebugaran Jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap
pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan
berlebihan. Kebugaran jasmani dapat diperoleh dengan melakukan kegiatan jasmani secara teratur dan terukur.
Dengan kebugaran jasmani kita dapat melakukan aktifitas dengan produktif dan efisien sehingga dapat berprestasi
juga secara optimal.

Uraian di atas merupakan dasar bagi kami yang menjadikan penelitian begitu penting untuk dikaji sebagai
wujud untuk memahami indeks massa tubuh dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa itu indeks massa tubuh?

b) Bagaimana cara menghitung indeks massa tubuh?

c) Apa itu kebugaran jasmani?

d) Apa saja yang mempengaruhi kebugaran jasmani?

e) Apa saja komponen-komponen kebugaran jasmani?

f) Bagaimana cara mengukur dan tes pada kebugaran jasmani?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Jasmani
dan Olahraga.

Adapun tujuan makalah ini agar bermanfaat bagi para pembaca, adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengertian indeks masa tubuh

b) Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung indeks massa tubuh yang benar

c) Untuk mengetahui pengertian kebugaran jasmani

d) Untuk mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi kebugaran jasmani

e) Untuk mengetahui komponen-komponen kebugaran jasmani

f) Untuk mengetahui cara mengukur dan tes pada kebugaran jasmani.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Indeks Massa Tubuh


2.1.1 Pengertian Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang murah, mudah dan sederhana untuk menilai status gizi
pada seorang individu, namun tidak dapat mengukur lemak tubuh secara langsung. Pengukuran dan penilaian
menggunakan IMT berhubungan dengan kekurangan dan kelebihan status gizi. Gizi kurang dapat meningkatkan
risiko terhadap penyakit infeksi dan gizi lebih dengan akumulasi lemak tubuh berlebihan meningkatkan risiko
menderita penyakit degeneratif.

IMT merupakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter). Penggunaan rumus ini hanya dapat diterapkan pada seseorang berusia antara
19 hingga 70 tahun, berstruktur tulang belakang normal,bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau
menyusui. Pengukuran IMT ini dapat digunakan terutama jika pengukuran tebal lipatan kulit tidak dapat
dilakukan atau nilai bakunya tidak tersedia. Interpretasi IMT pada anak tidak sama dengan IMT pada orang
dewasa. IMT pada anak disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin anak, alasannya karena anak lelaki dan
perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda.

Indeks massa tubuh wajib diketahui oleh seseorang untuk mengetahui kondisi tubuhnya demi
mengantisipasi hal –hal yang tidak diinginkan. Ini dikarenakan apabila tubuh yang kita miliki memiliki
kelebihan berat badan yang tidak ideal maka rutinitas yang kita lakukan sehari –hari akan terganggu.
2.1.2 Cara Menghitung IMT
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) berguna untuk mengetahui tubuh ideal bagi seseorang dengan memakai
satuan kilogram dan untuk ketinggian menggunakan satuan meter.

Penghitungan IMT dapat dihitung dengan rumus metric berikut ini :

BERAT BADAN (kg )


IMT =
TINGGI BADAN ( m ) × TINGGI BADAN ( m )

Kategori nilai IMT :

NILAI ARTINYA
<18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan ideal
23,0 – 24,9 Berat badan lebih
25,0 – 34,9 Gemuk
>35,0 Sangat gemuk

Formula ini cocok diterapkan pada mereka yang berusia antara 15-70 tahun,mempunyai struktur tulang
belakang yang normal, bukan atlet atau binaragawan, juga bukan wanita hamil atau menyusui. Indeks massa
tubuh anak tidak dapat menggunakan rumusan ini karena kecepatan pertambahan ukuran linear tubuh (tinggi
badan dan berat badan) tidak berlangsung dalam kecepatan sama. Nilai IMT untuk anak (5-15 tahun) ditentukan
berdasarkan referensi WHO.

Contoh penghitungan IMT :

Fahmi memiliki TB 165 cm,dan memiliki BB 55 kg,berapakah Indeks Massa Tubuh Fahmi ? Maka proses
penghitungannya ialah :

Dik : TB=165cm,diubah ke m,menjadi 1,65 m

BB=55kg

BERAT BADAN
IMT=
TINGGI BADAN ( m ) × TINGGIBADAN (m)

55 kg
IMT= = 20,2 ( IMT )
1,65× 1,65

Setelah mengkalkulasikan TB dan BB Fahmi,didapatkan indeks massa tubuh fahmi yaitu 20,2. Jadi dapat
disimpulkan bahwa fahmi memiliki berat badan yang ideal,karna nilai IMT nya berada di sekitar 18,5-22,9.
2.1.3 Faktor yang berhubungan dengan IMT
1. Pola makan
Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi saat makan. Pola makan berkenaan
dengan jenis,proporsi dan kombinasi makanan yang dimakan oleh seorang individu. Makanan yang
berminyak dan berlemak seperti gorengan berhubungan positif dengan obesitas umum dan obesitas
sentral karena dapat menghasilkan asupan energi tinggi sehingga mampu
meningkatkan IMT.
2. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik menggambarkan gerak tubuh yang disebabkan oleh
kontraksi otot menghasilkan energi ekspenditur. Untuk kepentingan kesehatan,
aktivitas fisik haruslah sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga kurang lebih
30 menit setiap harinya dalam seminggu. Untuk penurunan berat badan atau
mencegah peningkatan berat badan, dibutuhkan aktivitas fisik sekitar 60 menit
dalam sehari.
3. Usia
Penelitian yang dilakukan oleh Kantachuvessiri, Sirivichayakul,
Kaewkungwal, Tungtrochitr dan Lotrakul menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT kategori obesitas. Subjek
penelitian pada kelompok usia 40-49 dan 50-59 tahun memiliki risiko lebih tinggi
mengalami obesitas dibandingkan kelompok usia kurang dari 40 tahun. Keadaan
ini dicurigai oleh karena lambatnya proses metabolisme, berkurangnya aktivitas
fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering.
4. Genetic
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 40% variasi IMT
dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan generasi
pertama keluarga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang tua yang obesitas
memiliki keturunan dengan obesitas.
5. Jenis kelamin
Keadaan IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak terjadi
pada laki-laki. Namun, angka kejadian obesitas umum dan obesitas sentral lebih
tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki.

2.2 Kebugaran Jasmani


2.2.1 Pengertian Kebugaran Jasmani
• Kebugaran jasmani terdiri dari dua kata yaitu kebugaran adalah hal sehat dan segar (tentang badan); atau
kesegatan. Sedangkan jasmani adalah tubuh atau badan. (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI)
• Menurut Rusli Lutan

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas fisik yang membutuhkan
fleksibilitas, daya tahan, dan kekuatan.

• Menurut Prof. Sutarman

Kebugaran jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu aspek fisik dan kebugaran menyeluruh (total fitness) yang
memungkinkan seseorang mampu untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan pada
tiap pembebanan atau stress yang wajar.

• Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap beban
fisik yang diberikan kepadanya namun tidak menyebabkan kelelahan yang berlebihan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan tubuh yang tidak mengalami kelelahan
yang berlebihan ketika tubuh dibebankan beban fisik akibat aktivitas yang membutuhkan kekuatan. Penyesuaian
tubuh terhadap kemampuan dan kesanggupannya menerima beban.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani


• Masalah kesehatan

Seseorang dapat dikatakan bugar apabila dalam kondisi sehat. Sehat berarti sedang dalam kondisi baik seluruh
badan serta bagiannya bebas dari pemyakit. Keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, (undang-undang nomor 36
tahun 2009 tentang kesehatan).

• Masalah gizi atau nutrisi

Gizi adalah proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar dapat menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam
tubuh. Bahan-bahan penyusun gizi diantaranya :

1. Karbohidrat

Karbohidrat sebagai sumber utama penghasil energi bagi manusia. Jenis karbohidrat yang terkandung di
antaranya zat pati, sukrosa, laktosa dan fruktosa.

2. Lemak

Lemak sebagai candangan sumber penghasil energi setelah karbohidrat. Lemak berasal dari lemak hewani
maupun lemak nabati

3. Protein

Protein merupakan struktur kompleks yang terbuat dari asam amino dan terkandung dari dalam makanan yang
berasal dari hewan maupun tumbuhan. Protein dapat dijadikan sumber energi sama halnya dengan karbohidrat.
4. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan walaupun hanya dalam jumlah sedikit. Umumnya tubuh manusia tidak mampu membentuk vitamin
sendiri(vitamin D dan K) oleh karena itu manusia harus memenuhi kebutuhan vitamin dari makanan yang
mereka konsumsi.

5. Mineral

Mineral adalah zat anorganik yang terdapat dalam bahan makanan baik tumbuhan maupun hewan yang
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit.

6. Air

Air sebagai media tempat berlangsungnya setiap proses tubuh.

Jadi seseorang dapat dikatakan bugar apabila dalam kondisi tubuh yang sehat dan gizi atau nutrisi terpenuhi.
Gizi atau nutrisi dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktifitas fisik dan perilaku hidup bersih.

• Latihan fisik

Latihan fisik atau (physical conditioning) adalah suatu bentuk latihan yang ditujukan untuk meningkatkan
kualitas alat-alat tubuh. Pada latihan fisik terdapat dua sasaran yaitu ditunjukan untuk peningkatan kualitas otot
kerangka berupa kekuatan,daya tahan,kecepatan fleksibilitas dan sasaran yang kedua untuk meningkatkan daya
tahan sistem kardiovaskular respiratori yaitu sistem peredaran darah dan pernapasan. Adapun latihan fisik untuk
meningkatkan kebugaran jasmani diantaranya :

1. Macam latihan

Yaitu bentuka latihan fisik yang disesuaikan dengan jenis olahraga yang diharapkan.

2. Volume atau Kuantitas

Yaitu latihan fisik yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

3. Frekuensi latihan dan intensitas latihan

Frekuensi latihan dapat diartikan sebagai konsisten dalam melakukan aktifitas latihan dalam jangaka waktu yang
ditentukan. Sedangkan intensitas latihan adalah kekuatan dalam melakukan aktifitas tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa frekuensi dan intensitas latihan fisik berhubungan. Semakin rendahnya intensitas latihan
fisik maka semakim besar frekuensi latihan dengan waktu yang lebih lama, begitupun sebaliknya.

• Faktor keturunan

Faktor keturunan atau genetik berpengaruh pada latihan fisik seperti berpengaruh pada kapasitas jantung, paru-
paru, sel darah, dan organ vital lainnya yang akan mempengaruhi fungsi anggota tubuh dalam pergerakan
seperti latihan fisik.
2.2.3 Komponen-komponen kebugaran jasmani
Adapun komponen-komponen yang mempengaruhi kebugaran jasmani diantaranya :

1. Kekuatan otot

Kekuatan otot atau muscle strength yaitu respon otot yang menimbulkan suatu tegangan terhadap suatu
tahanan. Dilihat secara fisiologis kekuatan merupakan pelepasan tenaga yang bersumber dari sistem
nouromoskuler melalui kontraksi otot. Makin besar tegangan nya maka semakin besar pula tenaga yang
dihasilkan, sedangkan yang memungkinkan otot berkontraksi adalah senyawa senyawa kimia yang diperoleh dari
makanan sehari-hari dan prosesnya dikenal dengan istilah sistem energy and aerob dan anaerob. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kekuatan otot antara lain yaitu jenis kelamin, usia, aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari,
dan suhu otot

2. Daya tahan

Daya tahan adalah kemampuan tubuh melakukan aktivitas atau latihan fisik secara berulang-ulang dalam
suasana aerobik. Daya tahan tubuh dapat pula berlaku bagi seluruh tubuh, bagian tubuh, atau suatu sistem.

3. Tenaga ledak otot

Tenaga ledak otot atau muscle power adalah tingkat kemampuan otot dalam melepaskan tenaga dengan waktu
sesingkat mungkin. Faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga ledak otot diantaranya kekuatan, kecepatan, jenis
kelamin dan usia.

4. Kecepatan

Kecepatan atau speed adalah kemampuan otot atau tubuh dalam melakukan suatu gerakan atau latihan fisik.
hubungannya dengan olahraga kecepatan dapat diartikan sebagai gerak laju. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan diantaranya kekuatan, fleksibilitas, usia, jenis kelamin, dan tipe tubuh.

5. Fleksibilitas

Fleksibilitas adalah tingkat ruang gerak suatu persendian. Fleksibilitas berkaitan dengan elastisitas satuan otot
disekitar suatu persendian. Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas diantaranya struktur anatomi
persendian, usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

6. Agilitas

Agilitas adalah kemampuan dengan cepat dalam merubah arah dengan keadaan yang seimbang. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas diantaranya usia, fleksibilitas, jenis kelamin, berat badan, dan tipe tubuh.

7. Keseimbangan

Keseimbangan yaitu kemampuan tubuh dalam mempertahankan suatu gerakan dengan baik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan diantaranya kemampuan kerja indra penglihatan, kanalis semisirkularis di dalam
telinga dan reseptor pada otot dan usia.
8. Waktu reaksi

Waktu reaksi adalah jumlah waktu yang digunakan dalam memberikan respon terhadap suatu stimulus oleh
tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi diantaranya usia, jenis kelamin dan kesiapan tubuh.

9. Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan tubuh melakukan serangkaian gerakan dalam waktu yang sama. Faktor-faktor
yang mempengaruhi koordinasi diantaranya jenis kelamin dan usia.

2.2.4 Tes dan Pegukuran Kebugaran Jasmani


Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) adalah suatu tolak ukur untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani yang
berbentuk rangkaian butir-butir tes yang menjadi salah satu tolak ukur dalam mengetahui tingkat kebugaran
jasmani anak yang digolongkan sesuai dengan umur anak tersebut. Tes kebugaran jasmani indonesia atau yang
biasa disebut dengan tkji terbagi dalam 4 golongan instrumen tes yang dibedakan sesuai dengan golongan umur
yaitu:

1) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 6-9 tahun

2) tes kesegaran jasmani indonesia (tkji) 10-12 tahun dan

3) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 13-15 tahun

4) tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI) usia 16-19 tahun

Sesuai dengan tolak ukur kesegaran jasmani, maka tolak ukur ini hanya berlaku untuk mengukur kesegaran
jasmani anak sesuai dengan golongan umur tersebut. Dengan demikian tolak ukur ini tidak berlaku untuk
mengukur kesegaran jasmani bagi mereka yang tidak termasuk kelompok umur tersebut.

Pusat kebugaran jasmani dan rekreasi menyusun rangkaian tes yang diberi nama tes kebugaran jasmani
indonesia (TKJI) yang kategorinya dikelompokan menjadi empat kelompok:

Umur 6 s/d 9 tahun

Umur 10 s/d 12 tahun

Umur 13 s/d 15 tahun

Umur 16 s/d 19 tahun

Kategori dengan membedakan juga jenis kelamin dimana kategori putra dan putri. TKJI merupakan battery test
dalam metode diskusi dan simulasi sampel diberikan materi sebagai berikut :

1. Sprint

Sprint atau lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan. Kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-
masing kelompok umur berbeda. Jarak tempuh sprint dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1

Jarak Tempuh Tes Lari cepat (Nurhasan,2013:64)

Tabel 1.2

Norma Penilaian Tes Lari cepat (Nurhasan,2013:65)

2. Pull-up
Pull-up bertujuan untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu. Untuk penilaian kelompok umur 06
09 tahun dan umur 10 12 tahun melakukan pull-up selama 60 detik dengan penilaian. Dalam diskusi mahasiswa
harus memahami betul tentang pelaksanaan tes ini. Adapun kategori tes pull up dapat dilihat pada tabel di
halaman sembilan

Tabel 2

Ketegori Tes Pull Up Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin (Nurhasan,2013:66)

3. Sit-Up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Kelompok umur 6-9 tahun dan 10-
12 tahun melakukan selama 30 detik dengan kriteria penilaian tertera pada tabel tiga.

Tabel 3
Kategori Tes Sit Up Berdasarkan Usia dan jenis Kelamin (Nurhasan,2013:68)

4. Vertical jump

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai. Ukuran papan sekala selebar 30 cm dan panjang 150
cm, dimana jarak antara garis sekala satu dengan yang lainnya masing- masing 1 cm. Papan sekala ditempelkan
di tembok dengan jarak sekala nol(0) dengan lantai 150 cm. Pertama berdiri menyamping papan sekala dengan
mengangkat tangan keatas ukur tinggi yang didapat, kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin sebanyak
tiga kali, tiap lompatan dicatat tinggi yang diperoleh kemudian ambil yang terteinggi, selisih antara raihan
tertinggi dengan pengukuran yang pertama saat tidak melompat adalah hasil vertical jump. Adapun kriteria
penilaian tes vertical jump terdapat pada tabel empat.

Tabel 4

Kategori Tes Vertical Jump Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin (Nurhasan, 2013:7
5. Lari jarak sedang

Lari jarak sedang dilakukan untuk mengukur daya tahan paru, jantung, dan pembuluh darah. Jarak yang
ditempuh bergantung pada kelompok umur masing- masing. Adapun lari jarak tempuh dapat di lihat pada
halaman sebelas

Tabel 5

Jarak Tempuh Lari Berdasarkan Kelompok Umur (Nurhasan, 2013:72)

Tabel 5.1

Norma Penilaian Lari Jarak Sedang (Nurhasan,2013:73)


Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi mahasiswa melakukan simulasi tes kebugaran dengan cara sebagian
menjadi tester dan sebagian menjadi sampel. Untuk kreteria kategori kebugaran kita harus menjumlahkan
semua nilai dari lima item tes tersebut kemudian cocokan dengan tabel enam di bawah ini:

Tabel 6

Norma Tes Kebugaran Jasmani (Nurhasan,2013:74)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mengetahui cara pengukuran IMT dan tetap menjaga kebugaran jasmani dapat membawa kita pada
kesehatan. Fungsi IMT sebagai pengukur rentang berat badan ideal dapat mencegah kita dari risiko gangguan
kesehatan. Jika kita sudah mengetahui rentang nilai IMT, kita dapat mempertahankan atau memperbaikinya
dengan cara menjaga pola makan dan tetap menjaga kebugaran jasmani dengan melakukan aktifitas fisik seperti
serangkaian tes yang ada di tes kebugaran jasmani yaitu sprint, pull up, sit up, dan vertical jump dengan tetap
menyesuaikan usia dan gender.

3.2 Saran
1. Indeks massa tubuh adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang
didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan. Maka itu, setiap orang harus menghitung berapa nilai IMT-
nya agar tahu status gizi tubuhnya normal atau tidak.
2. Bagi pihak sekolah agar lebih memantau dan mengontrol status Indeks Massa Tubuh setiap peserta didik,
agar berperilaku hidup sehat tidak hanya dilakukan dan diterapkan pada saat di rumah tetapi pada saat di sekolah
juga.

3. Bagi orang tua agar memperhatikan pola makan yang sehat agar peserta didik tetap memiliki Indeks
Massa Tubuh (IMT) normal atau ideal karena jika memiliki IMT berlebih akan cenderung banyak memiliki
beberapa penyakit, dan pola kegiatan yang dilakukan siswa tidak hanya sebatas kegiatan di sekolah saja tetapai
melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga dan lain-lain.

4. Bagi siswa agar selalu menjaga kesegaran jasmaninya dengan cara membiasakan bergerak ringan seperti
jalan-jalan, jogging, bermain dengan teman, dan lain sebagainya.

5. Bagi guru dan sekolah agar memantau perkembangan kesegaran jasmani peserta didiknya secara periodik,
sehingga keadaan kesegaran jasmani selalu terpantau dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/194607181985111-
BASTINUS_N_MATJAN/BAHAN_AJAR_UTAMA/BAHAN_AJAR_2.pdf&ved=2ahUKEwj8saGGuL3sAhUKOisKHVd_Dt
8QFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw2wnGxz_R6tANi8HBb30edU

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://bandung.ob-fit.com/pengertian-kebugaran-
jasmani/&ved=2ahUKEwjirOn8u7nsAhX1muYKHfnrDIsQFjAHegQIAxAB&usg=AOvVaw1ypPcXMLlwypSP5W0z_lR
_

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/2/apa-
yang-dimaksud-sehat-dan-bugar

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.walisongo.ac.id/6885/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiF3KL9rbvsAhUe7HMBHSnzDkgQFjAKegQICxAB&usg=AOvVaw3Nnph2Xx-
9dl2C2yfYHXwN

http://eprints.undip.ac.id/44910/3/ZEGA_YUDAMA_ARCHILONA_22010110110043_BAB2KTI.pdf

http://eprints.undip.ac.id/44412/3/ADHITYA_PRADANA_22010110120064_BAB_2_KTI.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/304202397.pdf

http://repository.upi.edu/6911/8/S_PJKR_0907099_Chapter5.pdf

http://eprints.uny.ac.id/9464/4/BAB%205%20-%2010604227230.pdf

Anda mungkin juga menyukai