Struktur Artikel
Suatu artikel agar dapat mudah dan enak untuk dibaca oleh masyarakat umum tentunya harus
memuat struktur yang baik. Terdapat 4 struktur artikel yang bisa membuat artikel anda
dipandang enak untuk dibaca dan direkomendasikan untuk dibaca. Struktur artikel yang baik
tersebut adalah:
1. Judul
Bagian ini tentunya harus mampu menggambarkan isi, sehingga para pembaca dapat melihat
terlebih dulu apa yang akan dibacanya nanti. Judul juga menjadi salah satu bagian utama yang
membuat banyak pembaca memilih untuk meneruskan artikel yang anda tulis.
2. Alinea Pembuka (Lead)
Bagian ini biasanya terletak di bagian awal artikel yang berisikan pengantar untuk membahas
suatu masalah atau problema yang sedang diangkat dalam sebuah artikel. Bagian ini biasanya
menyajikan uraian gagasan pendukung mengapa anda mengambil tema ataupun judul dalam
artikel yang bersangkutan.
3. Alinea Penjelas (Batang Tubuh)
Bagian ini biasanya terletak di bagian tengah artikel dan menjadi inti dari artikel. Di bagian
inilah anda dapat membaca lengkap isi artikel yang berkaitan dengan tema dan judul yang telah
ditetapkan sebelumnya. Batang tubuh atau alinea penjelas ini biasanya berisi uraian yang lebih
lengkap disertai dengan berbagai data atau gagasan pendukung yang mampu meyakinkan
pembaca, menghibur, atau memberikan informasi bagi pembacanya tergantung dari jenis artikel
yang anda tulis.
4. Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini tentunya terletak di bagian akhir dari artikel serta biasanya berisikan kesimpulan dari
uraian yang telah ada dalam artikel.
Kaidah Kebahasaan Artikel
Berikut kaidah kebahasaan dalam penulisan artikel yang perlu diperhatikan.
Rujukan Kata
Apa itu rujukan kata? Rujukan kata merupakan suatu kata yang merjuk kepada kata lainnya.
Suatu kata dapat dikatakan rujukan tatkala memeliki keterkaitan.
Sebagai contoh, rujukan kata dapat berupa kata ganti, baik kata ganti orang, kepemilikan atau
sebuah penunjuk.
Imbuhan Kata
Kata imbuhan atau biasa kita mengenal dengan kata tambahan, kata ini ditempatkan di awalan
kata yang akan menggunakan imbuhan. Kata imbuhan sendiri dapat berupa awalan, akhiran
ataupun sisipan. Dalam kaidah penulisan sendiri, awalan biasa disebut dengan prefiks, sebagai
contohnya yaitu penari, asal katanya adalah tari. Sedangkan untuk akhiran dan sisipan disebut
dengan supiks dan inspiks, sebagai contoh dari kedua imbuhan tersebut ialah; menyanyikan,
bercampur, menari dan lain sebagainya. Tentu saja pemakaian imbuhan ini sangat perlu
diperhatikan, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas suatu bacaan.
Kelompok Kata
Kelompok kata atau frasa adalah sebuah kata yang terdiri dari dua kata atau lebih dan bisa
menghasilkan sebuah kata dengan makna yang baru. Sebagai contoh adalah saputangan.
Kata Baku
Kata baku merupakan sebuah kata yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, sedangkan kata
tidak baku adalah sebaliknya. Kalian bisa membedakan mana kata baku atau tidak dengan
merujuk kamus besar Bahasa Indonesia atau KBBI. Kata baku biasa digunakan dalam kalimat
atau tulisan yang bersifat formal, sedangkan untuk kalimat atau kata tdak baku biasa digunakan
dalam suatu hal yang bisa dikatakan nonformal. Penggunaan kata baku dan tidak baku, saya rasa
akan sangat mempengaruhi karakter dari sebuah tlisan, apalagi sebuah artikel dengan bentuk
narasi atau deskripsi.
Huruf Kapital dan Tanda Baca
Sebuah tulisan yang baik tentu saja memiliki komposisi yang pas, artinya sesuai dan mengalir
tatkala dibaca. Salah satu komponen yang perlu diperhatikan ialah tanda baca dan penggunaan
huruf kapital. Seperti yang telah kita ketahui bersama penggunaan huruf kapital pada awal
sebuah kalimat, nama sebuah kota atau negara. Sedangkan untuk penggunaan tanda baca
bertujuan untuk mengatur sebuah tulisan, misal jeda dan berhenti.