Anda di halaman 1dari 3

BACAAN: BUKU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN HAL.

145 - 155
PERTANYAAN
1. Jelaskan Pengertian Demokrasi dan Demokrasi Pancasila!
2. Mengapa kekuasaan politik formal dikuasai oleh sekelompok orang partai yang melalui
Pemilu berhak “menguras” suara rakyat untuk memperoleh kursi di Parlemen?
3. Mengapa dapat terjadi suatu kondisi di mana melalui Parlemen kelompok elit dapat
mengatasnamakan
suara rakyat untuk melaksanakan agenda politik mereka sendiri yang sering kali berbeda dengan
kepentingan nyata masyarakat?
4. Mengapa pihak-pihak yang memiliki kekuasaan kharismatik yang berakar dari tradisi, maupun
agama yang
terdapat pada beberapa orang yang mampu menggerakkan loyalitas dan emosi rakyat yang bila
perlu
menjadi tumbal untuk tujuan yang bagi mereka sendiri tidak jelas masih hidup pada era
demokrasi
dewasa ini?
5. Mengapa sekelompok kecil elit daerah dapat memiliki wewenang formal maupun informal
yang
digunakan untuk mengatasnamakan aspirasi daerah demi kepentingan mereka sendiri?

JAWABAN
1. Pengertian Demokrasi :

 Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yakni “demos”
dan “kratein”.
 “The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby dkk, 1988)
Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau
masyarakat di mana warganegara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih; pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan ”rule of
law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan yang
sama.
Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk : ucapan Abraham
Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat : “Demokrasi adalah suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” atau “the government
from the people, by the people, and for the people”.
 Pabottinggi (2002)

Konsep demokrasi diterima sebagai : “...seperangkat gagasan dan prinsip


tentang kebebasan, yang juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku. Pendeknya,
demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan” (USIS, 1995).

 CICED (1999)
Demokrasi sebagai konsep yang bersifat multidimensional, yakni secara
filosofis demokrasi sebagai ide, norma, dan prinsip; secara sosiologis sebagai
system sosial; dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku
individu dalam hidup bermasyarakat.

Pengertian Demokrasi Pancasila :


Demokrasi Pancasila merupakan paham demokrasi yang dilandaskan dari nilai –
nilai yang terkandung dalam Pancasila dan bersumber dari falsafah hidup Bangsa
Indonesia yang digali dari kepribadian dan nilai luhur rakyat Indonesia sendiri.

2. Karena dengan partai berhak “menguras suara rakyat” tersebut, diharapkan


masyarakat dapat diuntungkan setelah di “kuras” nya suara mereka untuk memilih
anggota Partai yang mereka percayai, maka “keluh kesah/suara hati” mereka dapat
tersampaikan / terwakilkan oleh para anggota partai tersebut di Parlemen (sesuai dengan
prinsip demokrasi dimana rakyat dapat mengeluarkan hak suara mereka  mengacu juga
pada sila ke – 4 Pancasila).
Namun dalam penerapannya, seringkali Partai ini menyalahgunakan hak mereka
untuk menguras suara rakyat dengan mengatasnamakan suara rakyat untuk melaksanakan
agenda politik mereka sendiri yang sering kali berbeda dengan kepentingan nyata
masyarakat
3. Karena dengan masuknya kelompok elit di parlemen, artinya mereka telah mempunyai
hak untuk menjadi wakil rakyat dalam penyampaian aspirasi kepada parlemen. Seringkali
pendapat untuk kepentingan kelompok mereka pribadi susah didengar/ diterima oleh
Parlemen , untuk itu mereka menyalahgunakan hak mereka dengan menyiratkan
kepentingan mereka sambil mengatasnamakan “kepentingan rakyat” maka pendapat
mereka akan jauh lebih mungkin dipertimbangkan / didengar oleh Parlemen ( karena
mereka mengatas namakan kepentingan rakyat )

4. Karena pada era ini, masih banyak rakyat yang kurang pemahaman mengenai agamanya
secara tepat dan mendalam, mereka langsung percaya penuh pada tokoh agama yang
dapat menarik mereka secara emosional, begitu pula dengan tokoh tradisi. Mereka mudah
dibodohi tokoh agama yang mereka percayai ini, padahal tokoh agama ini belum tentu
benar. Selain itu, pendalaman rakyat mengenai Ideologi Pancasila masih sangat lemah.
Karena kebodohan rakyat yang langsung percaya penuh pada tokoh agama dan tradisi ini,
dan kurangnya pemahaman mengenai dasar Negara, dimanfaatkan oleh tokoh politik
untuk mengerahkan masyarakat guna mencapai tujuan mereka. Tokoh politik mengiming
– imingi tokoh agama dan tokoh tradisi dengan hadiah tertentu ( sebagai tumbal ),
dengan syarat mereka harus menyebarkan kepentingan politik tertentu dalam ajaran
mereka.

5. Karena masih banyak kelompok – kelompok elit daerah yang punya kepentingan pribadi
masing – masing di Indonesia. Mereka ingin agar kepentingan mereka didengar dan
dipenuhi oleh pemerintah. Karena alasan tersebut, mereka dengan licik menyiratkan
kepentingan mereka dengan mengatasnamakan aspirasi rakyat daerah agar dapat mudah
disetujui oleh pemerintah ( karena pemerintah berpikir bahwa semua itu mereka lakukan
demi rakyat daerah ). Kelompok ini terlihat menyuarakan aspirasi rakyat, namun
sebenarnya menyuarakan kepentingan mereka pribadi, dan seringkali yang mereka
suarakan berujung pada separatism, federalism, otonomi luas dan isu putra daerah.

Anda mungkin juga menyukai