Anda di halaman 1dari 2

ASSIGNMENT FGD

Mendapatkan Data Kualitatif Melalui Forum Group Discussion


oleh: Sanifa Fatma Putri/15718014

Pada pembelajaran mata kuliah Sanitasi Berkelanjutan pada Senin, 24 Februari 2020
dilakukan FGD (Forum Group Discussion) untuk memperoleh data kualitatif. Peniliti memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang secara terbuka ditanggapi oleh responden. Responden pada FGD ini
adalah satu kelompok kecil berjumlah 8 orang laki-laki berusia 19-21 tahun. Seluruh responden
merupakan mahasiswa Infrastruktur Lingkungan yang mengambil mata kuliah sanitasi
berkelanjutan pada semester genap tahun 2020. Responden bersedia untuk indentitasnya
disebutkan dalam hasil analisis data kecuali satu orang responden. Para responden antara lain:
Jevin, Agus, Haikal, Aldi, Khalif, Rayn, Kevin, serta satu orang responden lagi yang tidak ingin
disebutkan namanya.
Isu yang diangkat pada kesempatan tersebut adalah “Perempuan dan Budaya”. Budaya
yang dimaksud peneliti dalam hal ini adalah peradaban di mana manusia merupakan faktor utama
yang menjalankan peradaban dengan segala bentuk interaksi. Perempuan dan peradaban adalah
analisis bagaimana perempuan dengan karakteristik dan perannya berkontribusi membentuk
budaya. Dari FGD tersebut peneliti ingin mendapatkan data mengenai apa yang dipikirkan
responden tetang perempuan dan perannya, laki-laki dan perannya, hubungan timbal-balik
keduanya dalam berelasi, tanggapan terhadap perilaku perempuan dewasa ini, serta peran
perempuan terhadap kehidupan responden.
Pertanyaan mengenai siapa itu perempuan dan perannya sangat hangat dibahas. Satu orang
responden menyatakan bahwa lebih baik perempuan itu di rumah saja, bersih-bersih, agar aman.
Tidak perlu lah sekolah tinggi-tinggi. Hal ini pun disetujui oleh Ryan di mana perempuan lebih
baik di rumah saja, paling menjaga toko. Satu lagi menurut beliau perempuan harus bisa masak.
Pertanyaan ini kemudian ditanggapi agak berbeda oleh responden lain. Menurut Jevien, beliau
lebih berpandangan ke perempuan di barat yang mandiri. Menurut pandangannya perempuan itu
harus mandiri tapi bukan artinya harus sendiri. Harus ada peran laki-laki di belakangnya. Kevin
setuju terhadap tanggapan Jevien, beliau berpendapat serupa bahwa perempuan bebas melakukan
apa saja, namun sebagai makhluk sosial dia tetap perlu bantuan orang lain.
Selanjutnya pertanyaan mengenai siapa itu laki-laki dan apa perannya. Menurut Khalif,
laki-laki adalah sosok yang harus mencari uang dan memenuhi kebutuhan istri. Menurut Haikal,
laki-laki adalah sosok pemimpin. Menurut Agus, laki-laki direpresentasikan sebagai sosok yang
kuat dan Tangguh. Beliau setuju bahwa dalam suatu kepemimpinan laki-laki harus yang lebih
dominan yang menjadi pemimpin. Laki-laki adalah sosok yang melindungi perempuan. Menurut
haikal peran laki-laki adalah melindungi, misalnya saja jika memiliki adik perempuan maka kakak
laki-laki memiliki kewajiban untuk menjaga.
Peran laki-laki dan perempuan dalam membentuk budaya selanjutnya tersirat dalam
jawaban-jawaban responden terhadap pertanyaan hubungan timbal-balik antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya dalam rumah tangga, menurut Khalif dibalik laki-laki yang sukses ada peran
perempuan di baliknya. Kemudian menurut Ryan, laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi.
Menurut beliau juga dalam suatu organisasi perempuan itu lebih rapi sehingga diperlukan
perannya terutama untuk mengurus dokumen.
Untuk tanggapan terhadap perilaku perempuan dewasa ini, ada responden yang
menanggapi bahwa perilaku feminism perempuan barat sudah terlampau berlebihan. Terlalu ingin
diakui namun hak-hak sebagai perempuan yang merasa harus didahulukan pun harus tetap
terpenuhi, contoh tempat duduk di kendaraan umum harus didahulukan. Sedangkan menurut Ryan,
jika ditanya budaya perempuan barat dan budaya perempuan timur, beliau berpendapat bahwa
perempuan timur arahnya pada keluarga, sedangkan perempuan barat ke karir dan lebih bebas
menentukan pilihan. Semua sesuai budayanya masing-masing, tapi yang jelas bagaimana
melaksanakannya dengan bertanggung jawab.
Peran perempuan terhadap kehidupan mereka, menurut Aldi ibu sebagai perempuan yang
membuat dia ada saat ini. Ibu yang merawat dan mendidik sehingga kita dewasa saat ini. Menurut
Khalif, dalam menentukan keputusan beliau akan menyampaikan kepada ibunya sebagai orang
yang paling dekat denganya walaupun pada akhirnya tidak total ibu yang memutuskan tapi juga
diminta untuk meminta pendapat ayah.
Dari jawaban-jawaban yang disampaikan responden dapat diambil kesimpulan bahwa
perempuan ikut mengambil bagian dalam membentuk budaya. Perempuan ikut dilibatkan dalam
setiap interaksi. Sebagian besar responden menyadari bahwa ada karakter perempuan yang
mandiri, ikut terlibat dalam berbagai aktivitas kehidupan, namun tetap harus pada kondratinya
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan kondrati sebagai perempun sendiri yang
harus dilindungi laki-laki. Perempuan mengambil peran dalam sebuah keluarga di mana
keputusannya pun sangat dihargai.
Proses pengambilan data secara FGD pada kesempatan ini peniliti rasa cukup representatif
di mana setiap responden bebas untuk menyatakan pendapatnya, namun tetap harus mengikuti
norma yang berlaku. Ada tantangan tersediri untuk peniliti yaitu bagaimana menyusun pertanyaan
yang merupakan bentuk respon dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan responden guna
mendapatkan data lebih dalam lagi. Bagaimana memahami kondisi forum sehingga mampu
menentukan giliran bicara sehingga tidak hanya satu orang dominan tapi berhasil mendapatkan
data yang berimbang dari setiap responden. Pun bagaimana menyusun pertanyaan-pertanyaan
yang menyeluruh untuk ditanggapi oleh seluruh responden bukan spesifik untuk satu atau dua
orang saja.

Anda mungkin juga menyukai