Anda di halaman 1dari 12

Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MULTISENSORI


UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS
SISWA SEKOLAH DASAR

Richa Junilasari, Pupun Nuryani1, Arie Rakhmat Riyadi2


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: richajunila160695@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kecerdasan naturalis siswa kelas VA masih
rendah dan cenderung diabaikan. Siswa kurang memiliki kepekaan, kepedulian, dan rasa
cinta terhadap lingkungan sekolah. Dalam pembelajaran guru cenderung menggunakan
model, media, dan sumber belajar seadanya sehingga membuat siswa mudah merasa bosan
dan cepat lupa dengan materi yang dipelajari dan lebih mengunggulkan siswa yang pintar
dalam matematika (kecerdasan logis-matematis). Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran multisensori pada pembelajaran bahasa
Indonesia tentang tumbuhan. (2) Mendeskripsikan peningkatan kecerdasan naturalis siswa
kelas VA. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), terdiri
atas tiga siklus dengan masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan melalui penerapan model
pembelajaran multisensori dalam pembelajaran bahasa Indonesia menunjukkan peningkatan
pada setiap siklusnya. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran multisensori dapat meningkatkan kecerdasan naturalis siswa kelas VA
SD.

Kata Kunci: model pembelajaran multisensori, kecerdasan naturalis.

Abstract : This research is based on the lack of naturalist intelligence of elementary school
fifth grade students and tend to be ignored. Students are less sensitive, caring, and loving
towards the school environment. In learning teachers tend to use models, media, and
learning resources so that makes it easier for students to feel bored and quickly forget the
material that is learned and more favored students who are smart in mathematics (logical-
mathematical intelligence). This research aimed to: (1) Describe the application of
multisensory learning model on Indonesian language learning about plants. (2) Describe the
improvement of naturalist intelligence of VA class students. The type of research used is
Classroom Action Research, consisting of three cycles with each cycle covering the
planning, implementation, observation, and reflection. The results of research conducted
through the application of multisensory learning models in learning Indonesian language
showed improvement in each cycle. Based on data of this reasearch result is the application
of multisensory learning model can improve the naturalist intelligence of the elementary
school fifth grade students.

Keywords: multisensory learning model, naturalist intelligence.

1
pupunnuryani@upi.edu
2
arie.riyadi@upi.edu

26
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

PENDAHULUAN kecerdasan naturalis yang berkaitan


Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) pada kemampuan untuk mengenali
dalam proses pembelajaran hendaknya tumbuhan. Kecerdasan naturalis adalah
menjadi pembelajaran yang bermakna keahlian dalam mengenali dan
mengklasifikasikan berbagai spesies
bagi siswa. Sejalan dengan hal itu,
flora dan fauna, dari sebuah lingkungan
Rusman (2014, hlm. 187) individu (Armstrong, 2013 hlm. 7).
mengemukakan: Berdasarkan beberapa pendapat di
pembelajaran tidak hanya atas dapat disimpulkan bahwa
difokuskan pada pembekalan kecerdasan naturalis merupakan
kemampuan pengetahuan yang kemampuan seseorang dalam
bersifat teoretis saja, akan tetapi mengenali, memiliki kepekaan dan
bagaimana agar pengalaman kepedulian terhadap flora, fauna, dan
belajar yang dimiliki siswa itu alam sekitar.
senantiasa terkait dengan Berdasarkan hasil observasi pada
permasalahan-permasalahan tanggal 9 Maret 2017 yang dilakukan
aktual yang terjadi di untuk memperoleh data awal siswa
lingkungannya. kelas VA pada pembelajaran tematik
Pembelajaran bermakna yang mata pelajaran bahasa Indonesia
dilaksanakan oleh guru hendaknya menunjukkan bahwa masih banyak
memperhatikan berbagai kecerdasan siswa yang lupa dengan materi yang
yang dimiliki oleh setiap siswa. Setiap telah dipelajari. Terlihat ketika
siswa memiliki kecerdasan yang pembelajaran pada subtema 3 tentang
berbeda-beda. Purwanto (2010, hlm. 52) “Cara Hidup Manusia, Hewan, dan
mengemukakan bahwa kecerdasan atau Tumbuhan” dengan materi pokok
intelejensi adalah kemampuan yang tentang bagian-bagian tumbuhan dan
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan fungsinya, serta cara hidup tumbuhan
seseorang berbuat sesuatu dengan cara dan belum memahami konsep
tertentu. Gardner (2013) fotosintesis.
mengemukakan sembilan jenis Pembelajaran yang dilakukan
kecerdasan yang dimiliki oleh hanya dengan metode ceramah dan
seseorang yang disebut dengan media gambar sederhana untuk
kecerdasan majemuk (multiple menunjukkan bagian-bagian tumbuhan
intelligences), terdiri atas: (1) dan lingkungan alam sekitar tidak
kecerdasan verbal-linguitik, (2) pernah digunakan sebagai media dan
kecerdasan logis-matematis, (3) sumber belajar. Sehingga kurang
kecerdasan visual-spasial, (4) memberikan kebermaknaan bagi siswa
kecerdasan kinestetik-jasmani (5) ketika pembelajaran. Konsep tumbuhan
kecerdasan musikal, (6) kecerdasan merupakan salah satu pembelajaran
interpersonal, (7) kecerdasan yang cepat dilupakan oleh siswa dan
intrapersonal, dan (8) kecerdasan kurang berkesan. Hal ini dapat dilihat
naturalis. pada saat observasi mengenai data awal
Dari sembilan kecerdasan yang dengan perolehan rata-rata 53,2 tentang
telah disebutkan di atas, kecerdasan materi bagian tumbuhan dan fungsinya
naturalis cenderung diabaikan yang dari nilai KKM yang diharapkan
dianggap sebagai hal yang tidak terlalu sebesar 65. Selain itu, ternyata guru
penting. Oleh karena itu, dalam cenderung mengabaikan kecerdasan
penelitian ini difokuskan pada naturalis siswa karena lebih

27
Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

mengunggulkan siswa yang pintar para neorolog, antropolog, arkeolog,


dalam matematika (kecerdasan logis- atau pecinta alam.
matematis). Pengalaman nyata yang diperoleh
Hasil observasi terhadap siswa melalui pembelajaran yang
lingkungan di sekolah khususnya kelas berkaitan dengan lingkungan alam akan
VA menunjukkan bahwa kecerdasan menunjukkan aktivitas dan rasa ingin
naturalis siswa masih rendah, tahu secara optimal dengan melibatkan
dibuktikan dengan masih banyaknya seluruh indera dalam pembelajaran.
siswa yang tidak mencintai lingkungan, Tentunya dalam hal ini guru harus
seperti membuang sampah mampu menyajikan pembelajaran yang
sembarangan, masih banyak sampah di menarik bagi siswa dengan
dalam kelas, siswa tidak memiliki mengembangkan kreativitas guru dalam
kepekaan terhadap kebersihan kelas, proses pembelejaran. Guru secara
mencoret-coret meja, masih banyak langsung dapat mempengaruhi dan
siswa yang belum bisa membedakaan meningkatkan kecerdasan siswa dengan
antara sampah organik dan nonorganik, menerapkan berbagai model, metode,
akibatya tempat sampah yang sudah serta teknik dalam proses pembelajaran.
disediakan menjadi dua jenis untuk Salah satu alternatif model
sampah organik dan organik tidak pembelajaran yang dapat digunakan
digunakan dengan baik oleh siswa. oleh guru adalah model pembelajaran
Siswa tidak memiliki kepekaan untuk multisensori.
merawat tanaman yang ada di depan Berdasarkan permasalahan yang
kelas meskipun sudah ada petugas di kemukakan di atas, peneliti
kebersihan sekolah, namun sebaiknya memandang bahwa perlunya dilakukan
siswa harus dibina agar memiliki penelitian untuk meningkatkan
tanggung jawab dalam perawatan kecerdasan naturalis melalui penerapan
lingkungan alam sekitar. model pembelajaran multisensori.
Bertemali dengan pemaparan di Adapun judul penelitian yang akan
atas, kecerdasan siswa yang berbeda- diteliti yaitu: “Penerapan Model
beda perlu diberikan bimbingan dan Pembelajaran Multisensori untuk
pendidikan yang sesuai dengan karakter Meningkatkan Kecerdasan Naturalis
dan kecerdasannya, sehingga setiap Siswa”
siswa dapat mengembangkan seluruh Pembelajaran multisesnsori
potensi yang dimilikinya secara adalah proses pembelajaran yang
optimal. Siswa harus memiliki bekal melibatkan penggunaan seluruh indera
pengetahuan mengenai flora, fauna, dan agar siswa dapat memahami
lingkungan alam agar dapat pembelajaran dengan mudah dan
mengantarkan mereka kepada masa berguna bagi kehidupannya. Sejalan
dewasa yang lebih terarah. Misalnya, dengan hal itu, Abidin (2014, hlm. 227)
ketika dewasa menjadi ahli botani, ahli
menjelaskan hakikat pembelajaran
lingkungan hidup, dokter hewan,
multisensori merupakan pembelajaran
insinyur pertanian, perkebunan,
kelautan, ahli farmasi, ahli geologi, yang dilaksanakan dengan melibatkan
pecinta alam, ahli geografi, atau ahli berbagai stimulasi indera meliputi
kehutanan. Hal ini sependapat dengan pendengaran, penglihatan, sentuhan,
Suyadi (dalam Chatib: 2015, hlm.89) dan terkadang juga penciuman dan
biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh pengecapan. Melalui model
pembelajaran ini diharapkan proses

28
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

pemrolehan informasi tidak hanya Desain penelitian ini terdiri atas tiga
berasal dari sumber melainkan dari siklus dengan masing-masing siklus
berbagai sumber, karena pembelajaran meliputi tahap perencanaan,
ini berbeda dengan pembelajaran pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
biasanya yang hanya menggunakan satu Subjek penelitian ini adalah
indera saja, misalnya pendengaran. seluruh siswa kelas VA tahun pelajaran
Adapun langkah-langkah model 2016/2017 yang berjumlah 31 orang
siswa, dengan jumlah siswa laki-laki
pembelajaran multisensori yang
sebanyak 18 orang dan 13 orang siswa
digunakan dalam penelitian ini merujuk
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan
pada pendapat Abidin (2014, hlm. 235) di salah satu SD yang berlokasi di
yang meliputi: (1) prapembelajaran, (2) Komplek Perumnas Sarijadi Blok 08
fase 1: membuat pertanyaan dan Nomor 11 kelurahan Sarijadi,
mengujinya, (3) fase 2: merumuskan kecamatan Sukasari, kota Bandung.
hipotesis, (4) fase 3: penelitian berbasis Data-data terkait dengan
multisensori, (5) fase 4: mengolah data kecerdasan naturalis diperoleh
dan menganalisis data, (6) fase 5: menggunakan tes yang berbeda-beda
menguji hipotesis, (7) fase 6: membuat untuk setiap indikator kecerdasan
simpulan umum, (8) fase 7: menyajikan naturalis. Adapun rincian bentuk tes
hasil, (9) Pasca pembelajaran. tersebut, yaitu pada siklus I, II, dan III,
Berdasarkan paparan yang telah indikator mengenal dan
diuraikan sebelumnya, peneliti tertarik mengkategorikan tumbuhan data
untuk melakukan penelitian tindakan diperoleh melalui lima butir soal tes
pilihan ganda. Indikator menggambar
kelas mengenai penerapan model
melalui lembar menggambar dengan
multisensori untuk meningkatkan
tema yang berbeda-beda. Indikator
kecerdasan naturalis siswa di kelas V menyelidiki tumbuhan melalui LKS,
SD. Penelitian ini penting dilakukan pada siklus I mengenai penyelidikan
karena kecerdasan naturalis atau cerdas akar, siklus II penyelidikan batang, dan
alam perlu dikembangkan sejak dini, siklus III penyelidikan daun tumbuhan.
khususnya pada pendidikan dasar untuk Indikator memelihara tumbuhan pada
menanamkan kepekaan, kepedulian, dan siklus I dan II melalui soal essay
rasa cinta siswa terhadap lingkungan tentang cara memelihara tumbuhan,
alam. Sehingga di masa dewasa siswa sedangkan pada siklus III melalui buku
terhindar dari perilaku-perilaku yang catatan memelihara tumbuhan.
merusak lingkungan alam. Total skor berdasarkan semua
Berdasarkan permasalahan di atas, bentuk tes adalah 50 dengan nilai 100.
maka model multisensori dapat Nilai tes kecerdasan naturalis siswa
dijadikan solusi untuk digunakan untuk menghitung
ketuntasan belajar secara individu
meningkatkankecerdasan naturalis
dengan rumus (Halimah, 2015).:
siswa kelas VA.
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
METODE Skor Maks
Metode penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Selanjutnya, dihitung nilai hasil tes
Kelas (PTK) dengan model penelitian kecerdasan naturalis siswa dengan
tindakan desain Kemmis dan Mc. rumus:
Taggart (Hopkins 2011, hlm. 92). Persentase = Nilai yang diperoleh x 100%
Nilai Maks

29
Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

berhasil apabila persentase nilai rata-


rata kecerdasan naturalis anak telah
Menghitung rata-rata nilai yang mencapai tingkatan kedua pada kriteria
diperoleh siswa dengan rumus : baik. Adapun enam tingkatan tersebut
Ket: R = nilai rata-rata adalah sebagai berikut.
X = jumlah semua
nilai siswa Tabel 2. Kriteria Penilaian
N = jumlah siswa Kecerdasan Naturalis
Kriteria Keterangan
Hernawan (Halimah, 2015, hlm. 39). Sangat Apabila rata-rata nilai
Baik kecerdasan naturalis anak
Setelah data dianalisis kemudian dalam rentang persentase
diinterpretasikan ke dalam lima nilai 86,25% - 100%.
tingkatan. Baik Apabila rata-rata nilai
Tabel 1. Kriteria Penilaian kecerdasan naturalis anak
Kecerdasan Naturalis dalam rentang persentase
Kriteria Keterangan nilai 69% - 85,25%.
Sangat Apabila rata-rata nilai Cukup Apabila rata-rata nilai
Baik kecerdasan naturalis anak kecerdasan naturalis anak
dalam rentang persentase dalam rentang persentase
nilai 81%-100%. nilai 51,75% - 68%.
Baik Apabila rata-rata nilai Kurang Apabila rata-rata nilai
kecerdasan naturalis anak kecerdasan naturalis anak
dalam rentang persentase dalam rentang persentase
nilai 61%-80%. nilai 34,5% - 50,75%.
Cukup Apabila rata-rata nilai Kurang Apabila rata-rata nilai
kecerdasan naturalis anak Sekali kecerdasan naturalis anak
dalam rentang persentase dalam rentang persentase
nilai 41%-60%. nilai 17,25% - 33,5%.
Kurang Apabila rata-rata nilai Sangat Apabila rata-rata nilai
kecerdasan naturalis anak Kurang kecerdasan naturalis anak
dalam rentang persentase Sekali dalam rentang persentase
nilai 21%-40%. nilai 0% - 16,25%.
Kurang Apabila rata-rata nilai
Sekali kecerdasan naturalis anak Setelah nilai siswa
dalam rentang persentase diinterpretasikan ke dalam kriteria di
nilai 0%-20%. atas, maka selanjutnya dihitung
persentase perolehan kriteria kecerdasan
Kemudian oleh peneliti naturalis dengan rumus sebagai berikut.
diinterpretasikan ke dalam enam
PK = JK x 100%
tingkatan memodifikasi lima tingkatan
JS
atau kriteia menurut Arikunto (dalam
Pamungkas: 2015, hlm.56) dengan Keterangan:
menyesuaikan nilai KKM yang PK = Persentase Kriteria
ditentukan sekolah. Karena nilai KKM JK = Jumlah kriteria yang akan dihitung
65, maka nilai 65 terdapat pada JS = Jumlah siswa
tingkatan ketiga pada kriteria cukup.
Dalam penelitian ini dinyatakan

30
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

Setelah semua nilai tiap siswa Data yang diperoleh disajikan dan
dihitung dan dikategorikan, lalu di analisis oleh peneliti untuk disusun
dianalisis penghitungan skor untuk secara sistematis atau simultasn
setiap indikator kecerdasan naturalis sehingga data yang diperoleh dapat
dengan pedoman skor maksimal, yaitu. menjelaskan atau menjawab masalah
yang diteliti.
Tabel 3 Skor Maksimal Tiap c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Indikator Penarikan kesimpulan merupakan
Indikator Skor Jumlah Total analisis lanjutan dari reduksi data dan
Maks Siswa Skor display data, sehingga data dapat
Mengenal 5 31 155 disimpulkan dan peneliti berpeluang
Tumbuhan orang untuk menerima masukan. Penarikan
Mengkategori- 5 155 kesimpulan sementara masih dapat diuji
kan Tumbuhan kembali dengan data di lapangan,
Menggambar 10 310 dengan cara merefleksi kembali,
Tumbuhan
bertukar pikiran dengan teman sejawat
Menyelidiki 25 775
dan triangulasi, sehingga kebenaran
Tumuhan
Memelihara 5 155 ilmiah dapat tercapai. Setelah penelitian
Tumbuhan telah diuji kebenarannya, maka peneliti
Jumlah 50 1550 dapat menarik kesimpulan dalam
bentuk deskriptif sebagai laporan
Berdasarkan data tabel 3.3 di atas, penelitian.
maka diperoleh rumus cara menentukan HASIL DAN PEMBAHASAN
persentase nilai untuk setiap indikator Pelaksanaan pembelajaran pada
kecerdasan naturalis sebagai berikut. setiap siklus dilakukan dalam satu kali
pertemuan dengan menerapkan model
pembelajaran multisensori. Langkah-
Persentase = Skor yang diperoleh x 100% langkah pembelajaran yang diterapkan
Total Skor oleh peneliti merupakan sintaks model
pembelajaran multisensori yang
Adapun tahapan analisis data dikemukakan oleh Abidin (2014, hlm.
kualitatif dalam penelitian ini 234), yaitu prapembelajaran, membuat
berdasarkan model Miles dan pertanyaan dan mengujinya,
Huberman (Iskandar, 2009, 75) yaitu merumuskan hipotesis, penelitian
sebagai berikut. berbasis multisensori (penelitian tentang
a. Reduksi data akar, batang, dan daun tumbuhan),
Reduksi data merupakan analisis mengolah dan menganalisis data,
yang menajamkan untuk menguji hipotesis, membuat simpulan
mengorganisasikan data, dengan umum, menyajikan hasil dan
demikian kesimpulannya dapat pascapembelajaran.
diverifikasi untuk dijadikan temuan Temuan pada siklus I dalam
penelitian terhadap masalah yang pelaksanaan pembelajaran, yaitu pada
diteliti. Reduksi data berlangsung fase 5: menguji hipotesis guru belum
selama penelitian di lapangan sampai membimbing siswa dalam pengujian
pelaporan penelitian selesai. hipotesis, sehingga siswa belum mampu
b. Penyajian Data dalam pemaknaan proses dan hasil
penyelidikan yang telah dilakukan.

31
Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

Dengan demikian, guru seharusnya meningkat 0,2 yaitu 65,2 dari yang
berperan memberikan dorongan kepada sudah ditentukan yaitu 65. Siswa yang
siswa untuk berikir kritis. Hal ini sesuai memperoleh nilai di atas KKM adalah
dengan pendapat Abidin (2014, hlm, 14 orang dan siswa yang memperoleh
236) bahwa tugas guru pada fase nilai di bawah KKM adalah 17 orang.
menguji hipotesis adalah mendorong Sebagian besar siswa
siswa untuk mengembangkan memperoleh nilai di bawah rata-rata
kemampuan berpikir kritis, evaluatif, dikarenakan pada saat pembelajaran,
dan kreatif. Selain itu, guru juga belum siswa masih kurang memperhatikan
memberikan penguatan dan motivasi guru dalam penyampaian materi, siswa
kepada siswa tentang kepedulian masih belum terbiasa dengan model
terhadap lingkungan khususnya pembelajaran multisensori yang setiap
tumbuhan. Pada pelaksanaan siklus II pembelajarannya harus ada
dan III, secara umum pelaksanaan penyelidikan, siswa masih malas
pembelajaran sudah berjalan lancar dan membaca teks yang diberikan oleh guru
lebih baik dari pada siklus I. Setelah dan cenderung mengobrol serta
pembelajaran tiap siklus selesai, siswa memainkan media tumbuhan bersama
diberikan soal tes kecerdasan naturalis. temannya ketika guru memberikan
Berdasarkan data hasil tes, instruksi kegiatan yang akan
kecerdasan naturalis siswa meningkat dilaksankan dalam proses pembelajaran.
dari tiap siklusnya. Berikut merupakan Berdasarkan dari data yang
perolehan persentase kriteria hasil tes diperoleh pada siklus I dengan
kecerdasan siswa siklus I. perolehan rata-rata tes evaluasi 65,2,
kemudian dihubungkan dengan
peningkatan kecerdasan naturalis tiap
indikator yang memiliki jumlah skor
untuk pencapaian kriteria siswa ketika
Baik;
26% menjawab soal tes. Adapun persentase
tiap indikator dari hasil tes kecerdasan
Cukup naturalis siswa adalah sebagai berikut.
74%
Hasil Tes Kecerdasan Naturalis
Siklus I
Diagram 1. Persentase kriteria hasil 1
tes kecerdasan siswa siklus I. 0.8
0.6
Berdasarkan data diagram 1 di
0.4 78%
atas, menunjukkan bahwa kriteria 54% 65%
kecerdasan naturalis menunjukkan 0.2 37% 43%
bahwa siswa yang termasuk dalam 0
kriteria baik hanya 8 dengan perolehan A B C D E
persentase sebanyak 24%, sedangkan
Diagram 2. Hasil Indikator
yang termasuk dalam kriteria cukup
Kecerdasan Naturalis Siklus I
sebanyak 23 orang dengan perolehan
persentase 74%. Selain itu, rata-rata Berdasarkan data diagram 4.1 di
nilai tes kecerdasan naturalis siswa pada atas, menunjukkan bahwa perolehan
siklus I ini masih kurang untuk persentase dengan kriteria baik hanya
mencapai batas KKM, karena hanya

32
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

indikator menyelidiki tumbuhan 78%. 30 orang dan hanya satu siswa yang
Indikator dengan perolehan kriteria memperoleh nilai di bawah KKM.
cukup yaitu indikator mengenal Dengan perolehan nilai di atas
tumbuhan 54% dan menggambar rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa
tumbuuhan 65%. Sedangkan dua dalam proses pembelajaran sudah
indikator yang lain memperoleh kriteria berjalan lebih baik. Siswa sudah lebih
kurang, yaitu indikator fokus dan kondusif dalam
mengkategorikan tumbuhan 37%, dan memperhatikan guru dalam
memelihara tumbuhan 43%. Hal ini penyampaian materi, siswa mulai
menunjukkan bahwa masih ada empat terbiasa dengan model pembelajaran
indikator yang belum mencapai kriteria multisensori yang setiap
baik. pembelajarannya harus ada
Berikut merupakan perolehan penyelidikan, siswa mulai rajin
persentase kriteria hasil tes kecerdasan membaca teks yang diberikan oleh guru
siswa siklus II. dan memperhatikan instruksi kegiatan
yang akan dilaksankan dalam proses
pembelajaran, serta siswa mulai
Sangat
Cukup; berminat dalam memelihara tumbuhan,
Baik;
3%
3% dibuktikan dengan antusiasme ketika
menanam tumbuhan secara individu dan
membuat catatan dalam buku
memelihara tumbuhan mereka masing-
masing.
Baik; Adapun persentase tiap indikator
94% dari hasil tes kecerdasan naturalis siswa
adalah sebagai berikut.
Hasil Tes Kecerdasan Naturalis
Diagram 3. Persentase kriteria hasil Siklus II
tes kecerdasan siswa siklus II
1
Berdasarkan data diagram 3 di 0.8
atas, menunjukkan bahwa kriteria 0.6
kecerdasan naturalis menunjukkan 0.4 72% 82% 70%
66% 61%
bahwa siswa yang termasuk dalam 0.2
kriteria sangat baik hanya 1 orang 0
dengan persentase 3%, siswa yang A B C D E
termasuk dalam kriteria baik sebanyak
Diagram 4. Hasil Indikator
29 dengan perolehan persentase
Kecerdasan Naturalis Siklus I
sebanyak 94%. Sedangkan yang
termasuk dalam kriteria cukup sebanyak
Berdasarkan data tabel 4.4 di atas,
1 orang dengan perolehan persentase
3%. Selain itu, perolehan rata-rata nilai menunjukkan bahwa terdapat dua
tes kecerdasan naturalis siswa pada indikator dengan perolehan kriteria
siklus II ini sudah mencapai KKM, cukup, yaitu indikator mengenal 66%,
yakni 75. Terjadi peningkatan sebesar dan mengkategorikan tumbuhan 61%.
9,8 dari siklus I yang hanya Tiga indikator yang lain sudah
memperoleh 65,02. Siswa yang memperoleh persentase dengan kriteria
memperoleh nilai di atas KKM adalah
baik, yaitu indikator menggambar

33
Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

tumbuhan 72%, menyelidiki tumbuhan naturalis siswa pada siklus III ini sudah
82%, dan memelihara tumbuhan 70%. mencapai KKM, yakni 87,16. Terjadi
Meskipun tiga indikator telah mencapai peningkatan sebesar 12,16 dari siklus II
kriteria baik dan dirasa, tetapi yang memperoleh 75 dan semua siswa
dikarenakan materi pembelajaran belum sudah memperoleh nilai di atas KKM.
tuntas dan masih ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki dalam proses Berikut merupakan hasil tes
pembelajaran, seperti kurangnya guru kecerdasan naturalis tiap indikator.
memberikan penguatan dalam
Hasil Tes Kecerdasan Naturalis
memelihara tumbuhan, dan penggunaan Siklus III
media yang dirasa kurang menunjang 1
dalam pembelajaran sehingga indikator 0.8
mengenal dan mengkategorikan 0.6
tumbuhanhanya mencapai 66% dan 0.4 87% 85% 85% 89% 86%
61% saja, sehingga perlu dilaksanakan 0.2
siklus III. 0
A B C D E
Adapun perolehan persentase
kriteria hasil tes kecerdasan siswa siklus Dengan perolehan nilai di atas
III adalah sebagai berikut. rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa
dalam proses pembelajaran sudah
berjalan lebih baik. Siswa sudah dapat
dikondisikan, lebih fokus dan kondusif
dalam memperhatikan guru dalam
Baik; penyampaian materi, siswa mulai
29%
terbiasa dengan model pembelajaran
multisensori yang setiap
Sangat
Baik; pembelajarannya harus ada
71% penyelidikan, siswa leih rajin membaca
teks yang diberikan oleh guru dan
memperhatikan instruksi kegiatan yang
Diagram 5. Persentase kriteria hasil akan dilaksankan dalam proses
pembelajaran, serta siswa berminat
tes kecerdasan siswa siklus II
dalam memelihara tumbuhan,
Berdasarkan data diagram 5 di dibuktikan dengan antusiasme ketika
menanam tumbuhan secara individu dan
atas, menunjukkan bahwa kriteria
membuat catatan dalam buku
kecerdasan naturalis menunjukkan memelihara tumbuhan mereka masing-
bahwa siswa yang termasuk dalam masing. Siswa juga menunjukkan
kriteria sangat baik sebanyak 22 orang kepedulian terhadap lingkungan
dengan persentase 71%, sedangkan terutama tumbuhan dengan
siswa yang termasuk dalam kriteria baik menggambar sesuai tema dan mampu
mendeskripsikan gambar yang mereka
sebanyak 9 dengan perolehan persentase
buat.
sebanyak 29%. Selain itu, perolehan Kecerdasan naturalis siswa ini
nilai Rata-rata nilai tes kecerdasan mengacu pada data-data yang diperoleh

34
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

dari pelaksanaan penelitian tindakan siswa pada siklus I, II, dan III sebagai
kelas melalui penerapan model berikut.
pembelajaran multisensori di kelas VA.
Fokus materi pembelajaran yang Tabel 3. Persentase Perolehan
dilaksanakan adalah mengenai akar, Kriteria Tiap Siklus
batang, dan daun tumbuhan. Untuk Kriteria Siklus Siklus Siklus
I II III
melakukan penilaian terhadap
Sangat
peningkatan kecerdasan nauralis siswa Kurang 0% 0% 0%
diperoleh memalui tes soal yang Sekali
mencakup indikator kecerdasan Kurang
0% 0% 0%
naturalis. Beberapa cara yang dapat Sekali
dilakukan untuk menilai kecerdasan
Kurang 0% 0% 0%
naturalis menurut Armstrong (2003,
hlm. 53) membuat daftar check list Cukup 74% 3% 0%
antara lain sebagai berikut.
Baik 26% 94% 29%
a. Senang menyiram dan merawat
tanaman di ruang kelas; Sangat
0% 3% 72%
b. Menunjukan minat pada ekologi, Baik
alam, tanaman, atau binatang;
c. Dapat mengerjakan dengan baik
tugas atau pekerjaan yang
bersinggungan dengan sistem Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat
kehidupan (misalnya topik biologi dijelaskan bahwa perolehan kriteria
dalam pelajaran ilmu pasti, isu mengalami perkembangan yang sangat
lingkungan dalam pelajaran ilmu memuaskan. Pada siklus I kriteria
sosial). cukup sebanyak 74%, pada siklus II
Berdasarkan pemaparan di atas, berkurang menjadi 3%, dan pada siklus
secara rinci dapat dijelaskan bahwa III menjadi 0%. Selanjutnya perolehan
dalam penelitian ini menggunakan kriteria baik, pada siklus I sebesar 26%,
penilaian berupa tes, lembar siklus II meningkat menjadi 94%, dan
menggambar, melakukan penyelidikan siklus III berkurang menjadi 29%.
atau pengamatan tentang tumbuhan dan Kemudian perolehan kriteria sangat
melakukan kegiatan merawat tanaman baik, pada siklus I tidak ada, yaitu 0%,
lalu membuat buku catatn harian. siklus II meningkat menjadi 3%, dan
Berdasarkan poin “c” di atas, maka jelas siklus III mengalami peningkatan yang
bahwa kecerdasan naturalis dapat dinilai sangat tinggi yaitu mencapai 72%.
dengan memberikan tugas-tugas yang
berkaitan dengan topik alam, tumbuhan, Hasil pengukuran dari siklus I, II,
atau hewan. Dari pelaksanaan dan III, semua siswa sudah mengalami
pembelajaran pada siklus I, II, dan III, peningkatan yang sangat memuaskan
maka diperoleh perbandingan dari dengan perolehan kriteria baik dan
persentase kriteria kecerdasan naturalis sangat baik, serta materi pembelajaran
pun telah selesai, sehingga tidak perlu

35
Junilasari, Nuryani, Riyadi, Penerapan Model Pembelajaran Multisensori untuk Meningkatkan...

lagi dilakukan perbaikan. Berikut dapat dilaksanakan pada siswa kelas


merupakan perbandingan hasil tes VA.
kecerdasan naturalis pada setiap siklus.
DAFTAR RUJUKAN
Tabel 4. Hasil Tes Kecerdasan Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem
Naturalis Pembelajaran dalam Konteks
Siklus Siklus Siklus
No Indikator
I II III
Kurikulum 2013. Bandung: PT
1
Mengenal
54% 66% 87% Refika Aditama.
Tumbuhan
Mengkate-
2 gorikan 37% 61% 85% Abidin, Yunus. (2011). Penelitian
Tumbuhan Pendidikan dalam Gamitan
Menggambar
3
Tumbuhan
65% 72% 85% Pendidikan Dasar dan PAUD.
Menyelidiki Bandung: Rizqi Press.
4 78% 82% 89%
Tumuhan
Memelihara
5 43% 70% 86% Armstrong, T. (2013). Kecerdasan
Tumbuhan
Multipel di dalam Kelas.
Jakarta: PT Indeks.
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat
dijelaskan bahwa hasil tes kecerdasan Baharuddin dan Wahyuni. (2015). Teori
naturalis yang diperoleh pada siklus I, Belajar dan Pembelajaran.
II, dan III menunjukkan peningkatan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Untuk indikator mengenal tumbuhan
pada siklus I 54%, siklus II 66%, dan Chatib, Munif. (2015). Orangtuanya
siklus III 87%. Indikator
mengkategorikan tumbuhan pada siklus Manusia. Bandung: Kaifa
I 37%, siklus II, 61%, dan siklus III Learning.
85%. Indikator menggambar tumbuhan
perolehan persentase pada siklus I 65%, Gardner, Howard. (2013). Multiple
siklus III 72%, dan siklus III 85%. Intelligences. (Alih Bahasa:
Selanjutnya indikator menyelidiki Yelvi Andri Zaimur). Jakarta:
tumbuhan siklus I memperoleh 78%, Daras Books.
siklus II 82%, dan siklus III 89%.
Terakhir, indikator memelihara Gardner dan Thomas. (2010). Multiple
tumbuhan siklus I 43%, siklus II 70%, Intelligences Go to School:
dan siklus III 86%. Educational Implications of the
Berdasarkan pemaparan mengenai Theory of Multiple Intelligences.
peningkatan hasil tes kecerdasan Jurnal: Educational Researcher,
naturalis yang diperoleh pada siklus I, 18 (8). hlm. 1-8.
II, dan III yang diperoleh siswa
menunjukkan peningkatan. Persentase Hopkins, David. (2011). Panduan Guru:
untuk semua indikator mencapai kriteria Penelitian Tindakan Kelas.
sangat baik dan baik. Maka dapat Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran multisensori untuk Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan
meningkatkan kecerdasan naturalis Kelas. Ciputat: Gaung Persada
Press.

36
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. II No. I, Maret 2017, hlm. 26-37

Meliala, Andyda. (2012). Successful


Parenting. Bogor: ByPASS.

Purwanto, Ngalim. (2010). Psikologi


Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2013). Model-model


Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Said dan Budimanjaya. (2015). 95


Strategi Mengajar Multiple
Intelegences. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika.


Bandung: Tarsito.

37

Anda mungkin juga menyukai