Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan :

Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan yang Lebih Baik dan


Mendukung Pertanian Berkelanjutan

Oleh :
Aprialiani Nurul Ainu – Pend. Manajemen Perkantoran 2020

Di tengah perubahan zaman, iklim sudah mulai berubah, bencana alam dan
keadaan lingkungan yang semakin memburuk, menjadi tantangan yang tak pernah
usai bagi para manusia. Kini pembangunan berkelanjutan bukan lagi suatu pilihan,
namun sudah menjadi suatu keharusan untuk dilakukan. Sudah banyak petinggi
dan para pengambil kebijakan yang mulai merencanakan programnya untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjuan, guna mengurangi dampak kejamnya
perubahan zaman yang tak bisa dicegah.
Satu masalah utama pada pembangunan berkelanjutan dewasa kini
bagaimana manusia bisa tetap melakukan pembangunan untuk melanjutkan
kehidupan, namun di sisi lain ada alam yang harus dijaga kelestarian sumber
dayanya yang semakin terbatas.
Melihat pada Program Kerja Presiden Republik Indonesia Bapak Joko
Widodo beserta wakilnya Bapak KH. Ma’ruf Amin, mengutik dari kompas.com,
disana ada 5 poin utama yang menjadi dasar program kerja Kabinet Indonesia
Maju, yang salah satunya adalah memaksimalkan pembangunan Infrastruktur dan
Ketahanan Pangan. Jika ditilik lebih lanjut tentu saja hal tersebut bisa bertolak
belakang satu sama lain. Dimana ada pembangunan maka harus ada lahan yang
dikorbankan, sedangkan lahan menjadi jantung dari pertanian.
Berikut target yang dituju dan oleh Presiden adalah pada tahun 2030,
mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, mengandalkan aktivitas agrikultur
dan pendapatan dari produsen kecil, serta memastikan program pangan
berkelanjutan yang dapat membantu menjaga ekosistem. Namun, sangat
disayangkan ketika Negara Republik Indonesia yang dikenal akan kekayaan
alamnya dengan terang-terangan mengakui bahwa negara kita ini masih
mengimpor beras dari negara lain, diantaranya Vietnam, Thailand, dan Pakistan.
Produksi Beras Nasional pun masih tertinggal dari negara sahabat yaitu, Myanmar
dan Thailand.
Sumber : researchgate.net
Menurut www.liputan6.com, Indonesia secara rutin mengimpor beras
karena kurangnya pasokan beras dari luar negeri dan yang tertinggi ada di tahun
1998-1999, Indonesia hanya memproduksi 40-60% pangan khsusunya beras dari
kebutuhan masyarakat, bisa disimpulkan Indonesia belum swasembada pangan.
Keterbatasan teknologi, sarana dan prasarana menjadi penyebab kuat mengapa
indonesia masih harus membeli panganan pokok ke negara lain. Keunggulan bibit
yang masih rendah pun menjadi alasan lainnya.
Sayangnya, meski sudah mengimpor dan memproduksi beras sendiri,
Indonesia masih belum mampu melakukan pemerataan distribusi pangan yang
mengakibatkan banyaknya kasus kelaparan di negeri ini. Dikutip dari
www.tirto.id pada tahun 2016-2018, sekitar 22,0 juta orang indonesia masih
menderita kelaparan, dan sebagian besarnya adalah anak-anak yang sejatinya
memerlkan nutrisi lebih untuk bertumbuh kembang.
Jika kita menengok kembali kepada program kerja Presiden Jokowi,
tentulah dibutuhkan Pembangunan berkelanjutan untuk menjamin ketersediaan
pangan, salah satunya dengan membangun infrastruktur pertanian, seperti
pembangunan gedung penelitian pertanian yang dapat meningkatkan mutu hasil
tani. Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa dua hal yang mulanya bertolak
belakang kini bisa memberikan efek mutualisme yang akan membawa indonesia
pada pembangunan berkelanjutan yang sebenarnya, dengan memaksimalkan lahan
yang ada sembari menimbang-nimbang dampaknya bagi lingkungan di masa
mendatang.
Maka diharapkan pembangunan Berkelanjutan dapat memberi dampak
nyata di bidang pangan. Karena pangan menjadi sektor paling vital bagi suatu
negara berdampingan dengan sektor industri dan ekonomi, hal ini pun akan
terwujud dengan dukungan dan sikap disiplin dari segala lapisan masyarakat
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.beritasatu.com/faisal-maliki-baskoro/ekonomi/671613/produksi-
beras-indonesia-diprediksi-turun
https://www.researchgate.net/figure/Gambar-1-Produksi-Beras-
Dunia_fig1_280684530
https://www.sdg2030indonesia.org/page/1-tujuan-sdg

Anda mungkin juga menyukai