Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA PENYEDIAAN JASA PEKERJA

antara

PT. JAMBI MEDIA GRAFIKA

dengan

PT. BAHANA PERTIWI

Pada hari ini Senin, tanggal 1 Februari 2010 di Jambi, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama : Purnomo
Jabatan : Pemimpin Perusahaan PT. Jambi Media Grafika
Alamat : Jl. Hayam Wuruk No. 38-40 RT. 20 Kel.Jelutung – Kec. Jelutung.
Kota Jambi.

Bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama PT. JAMBI MEDIA GRAFIKA berkedudukan di Jl. Hayam
Wuruk No. 38-40 RT. 20 Kel.Jelutung – Kec. Jelutung.yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : Neti Sumarni


Jabatan : Direktur PT. Bahana Pertiwi
Alamat : Kompleks Teguh Permai Blok A No. 8 Kota Baru
Kota Jambi

Bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Direksi PT. BAHANA PERTIWI berkedudukan di Kompleks
Teguh Permai Blok A No. 8 Kota Baru Kota Jambi
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua, yang selanjutnya disebut Para Pihak, menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai
berikut :

1. Bahwa Pihak Pertama adalah Perseroan yang membutuhkan jasa pekerja

2. Bahwa Pihak Kedua adalah Perseroan yang secara hukum diperbolehkan menjalankan usaha penyediaan jasa
pekerja di bidang penyediaan jasa tenaga kerja dan sanggup memenuhi kebutuhan Pihak Pertama
sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu) di atas;

3. Bahwa Pihak Pertama setuju untuk bekerjasama dengan Pihak Kedua, sebagaimana Pihak Kedua setuju pula
bekerjasama dengan Pihak Pertama untuk menyediakan pekerja di bidang jasa penyediaan tenaga kerja

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas Para Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama Penyediaan Jasa
Pekerja, yang selanjutnya disebut Perjanjian, dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian ini terhitung mulai tanggal 01 Februari 2010 sampai dengan 31 Juli 2010.

(2) Perjanjian ini dapat ditinjau kembali oleh Para Pihak setelah berakhirnya jangka waktu Perjanjian.

Pasal 2
PEKERJAAN

(1) Uraian untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut oleh Pihak Pertama.

(2) Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini, harus memenuhi standar mutu yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama.

(3) Pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini, tidak boleh dialihkan kepada Pihak
Ketiga baik untuk sebagian maupun seluruhnya, dengan cara dan bentuk apapun juga, tanpa persetujuan Pihak
Pertama.

1
Pasal 3
STATUS PEKERJA

Status pekerja yang dipekerjakan Pihak Kedua di tempat Pihak Pertama adalah karyawan Pihak Kedua yang terikat
dan mempunyai hubungan hukum ketenagakerjaan dengan Pihak Kedua.

Pasal 4
JUMLAH PEKERJA, LOKASI DAN WAKTU KERJA

(1) Jumlah pekerja yang wajib disediakan Pihak Kedua, untuk setiap hari, akan diatur lebih lanjut oleh Pihak
Pertama

(2) Lokasi pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini adalah di lingkungan Perusahaan Pihak Pertama

(3) Waktu kerja diatur lebih lanjut oleh Pihak Pertama.

Pasal 5
BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN

(1) Biaya dalam Perjanjian ini terdiri dari Biaya Pekerja, Biaya Jamsostek dan Biaya Jasa Perusahaan Pihak Kedua.

(2) Perincian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini akan diatur lebih lanjut oleh Para Pihak.

(3) Pembayaran atas biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini akan dilakukan Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua setiap bulan setelah selesainya pekerjaan dalam 1 (satu) bulan. Pembayaran dilakukan di tempat
kedudukan Pihak Pertama setelah Pihak Kedua menyerahkan kelengkapan administrasi tagihan berupa :
a. Kuitansi rangkap 2 (dua) dengan meterai cukup, kuitansi dibuat secara terpisah yaitu 1 (satu) kuitansi
tagihan untuk biaya pekerja serta 1 (satu) kuitansi tagihan untuk biaya Jasa Perusahaan;
b. Perincian total tagihan;
c. Rekap presensi yang ditandatangani oleh penanggung jawab Pihak Pertama;
d. Surat Perintah Kerja untuk Lembur yang ditandatangani oleh penanggung jawab Pihak Pertama;
e. Kelengkapan administrasi lain seperti faktur pajak dan fotokopi tanda bukti pembayaran iuran Jamsostek.

(4) Pihak Kedua wajib menyerahkan kuitansi asli, laporan absensi pekerja sebagaimana disebutkan dalam ayat (3)
pasal ini dengan lengkap dan benar di tempat kedudukan Pihak Pertama, selambat-lambatnya tanggal 10
(sepuluh) setiap bulannya, setelah selesainya pekerjaan dalam 1 (satu ) bulan, dan Pihak Pertama wajib
melakukan pembayaran selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima berkas-berkas
tersebut.

Pasal 6
PAJAK

(1) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pekerja ditanggung oleh pekerja yang bersangkutan, untuk pemotongan dan
disetorkan ke Kantor Pajak oleh Pihak Kedua. Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti pembayaran PPh tersebut
kepada Pihak Pertama.

(2) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Pihak Kedua sebesar 2 % (dua persen) ditanggung oleh Pihak Kedua yang
dipungut langsung oleh Pihak Pertama dari Jasa Perusahaan Pihak Kedua.

(3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% (sepuluh persen) dari total biaya, dipungut oleh Pihak Kedua dari
Pihak Pertama. Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti pembayaran PPN tersebut kepada Pihak Pertama.

Pasal 7
BAHAN, PERALATAN DAN SERAGAM

(1) Bahan, peralatan dan seragam yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dimaksud dalam
Perjanjian ini, disediakan dan menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

(2) Jenis dan Standar mutu bahan, peralatan dan seragam, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,
ditentukan oleh Pihak Pertama.

2
Pasal 8
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

(1) Pihak Kedua wajib menaati waktu pelaksanaan kerja yang telah ditetapkan Pihak Pertama.

(2) Pihak Kedua berkewajiban melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini dengan penuh
rasa tanggung jawab dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan, sehingga diperoleh produkifitas dan tingkat
pelayanan yang tinggi.

(3) Apabila pada hari-hari tertentu Pihak Pertama membutuhkan jasa pekerja melampaui jam kerja efektif, maka
Pihak Kedua bersedia menyediakan pekerja dengan ketentuan untuk tambahan jam kerja tersebut akan
diperhitungkan tambahan biaya untuk kerja lembur sesuai dengan dasar perhitungan upah lembur yang
disepakati Para Pihak dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan
tersebut akan dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua berdasarkan kuitansi resmi yang diperhitungkan
setiap akhir bulan dan akan dibayarkan bersamaan dengan pembayaran biaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 Perjanjian ini.

(4) Apabila pada hari-hari tertentu Pihak Pertama membutuhkan jasa pekerja melebihi dari jumlah pekerja yang
telah disepakati seperti tersebut dalam pasal 4 Perjanjian ini, maka Pihak Kedua bersedia menyediakan
tambahan pekerja dengan ketentuan untuk tambahan pekerja tersebut akan diperhitungkan sesuai dengan
pekerjaan pekerja tersebut per hari, yang akan dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua berdasarkan
kuitansi resmi yang diperhitungkan setiap akhir bulan. Penyediaan pekerja tersebut harus disertai Surat
Permintaan Tambahan Pekerja dari Pihak Pertama atau yang diberi kuasa.

(5) Menyimpang dari ketentuan Pasal 4 ayat (1) Perjanjian ini, apabila diperlukan Pihak Kedua bersedia
menyediakan pekerja pada hari libur yang telah diatur Pihak Pertama, dengan ketentuan perhitungan upah
lembur diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan tersebut akan dibayar oleh
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua berdasarkan kuitansi resmi yang diperhitungkan setiap akhir bulan.
Pembayaran dilakukan oleh Pihak Pertama bersamaan dengan pembayaran biaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 Perjanjian ini.

(6) Apabila Pihak Kedua tidak dapat memenuhi ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Perjanjian ini, maka Pihak Kedua
wajib memberikan penggantian biaya dan kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1239 KUH Perdata,
diantaranya ialah pembayaran kepada Pihak Kedua akan dipotong secara proporsional oleh Pihak Pertama
sesuai dengan biaya pekerja, berdasarkan kuitansi resmi yang diperhitungkan setiap akhir bulan.

(7) Apabila pekerja yang ditugaskan pada Pihak Pertama berhalangan hadir atau tidak masuk bekerja dengan
alasan apapun, maka Pihak Kedua wajib menyediakan pekerja pengganti tanpa biaya tambahan. Dikecualikan
dari pengaturan tersebut, apabila mendapat persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, Pihak Kedua tidak wajib
menyediakan pekerja pengganti.

(8) Pihak Pertama sewaktu-waktu berhak meminta penggantian pekerja yang ditugaskan oleh Pihak Kedua, apabila
antara lain :
a. Berdasarkan penilaian Pihak Pertama, pekerja tersebut tidak memenuhi kualifikasi atau target kerja yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama; atau
b. Pekerja tersebut tidak memiliki kondisi kesehatan yang prima; atau
c. Pekerja tersebut melanggar Peraturan Perusahaan atau tata tertib yang berlaku di tempat Pihak Pertama.
Penggantian pekerja sebagaimana tersebut diatas wajib dilaksanakan oleh Pihak Kedua dalam waktu 1 x 24
(satu kali duapuluh empat) jam.

(9) Apabila Pihak Kedua bermaksud melakukan penggantian pekerja, Pihak Kedua wajib segera melaporkan secara
tertulis kepada Pihak Pertama. Penggantian pekerja tersebut wajib mendapat persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama.

(10) Pihak Kedua dan atau pekerja wajib mematuhi semua peraturan tata tertib yang berlaku di lingkungan kerja
Pihak Pertama selama menjalankan tugasnya. Peraturan tata tertib yang dimaksud antara lain :
a. Ketentuan untuk mencegah terjadinya kebakaran, antara lain dengan menaati larangan merokok di tempat-
tempat tertentu.
b. Ketentuan untuk berpakaian seragam kerja dan bertingkah laku sopan dan pantas.
c. Ketentuan untuk memakai tanda pengenal sesuai dengan ketentuan Pihak Pertama selama berada di
lingkungan Perusahaan Pihak Pertama.
d. Menaati larangan masuk ke tempat-tempat lain, selain yang ditentukan menurut perjanjian ini, kecuali atas
permintaan tertulis Pihak Pertama.
e. Ketentuan untuk menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan Perusahaan Pihak Pertama, antara lain
dengan tidak mengotori lingkungan kerja, jalan dan tempat-tempat lain, baik di dalam maupun di luar
lingkungan Perusahaan Pihak Pertama.

3
f. Ketentuan untuk menyerahkan kepada Pihak Pertama apabila menemukan barang yang tertinggal di
lingkungan Perusahaan Pihak Pertama.
g. Dan ketentuan lain yang berlaku secara umum dan atau sesuai peraturan perundang-undangan.

(11) Pihak Kedua bertanggung jawab atas terjadinya kerusakan pada bagian gedung, perlengkapan dan atau
peralatan kerja dan atau peralatan gedung dan atau fasilitas Pihak Pertama lainnya, apabila dari hasil
pemeriksaan terbukti bahwa Tenaga Kerja Pihak Kedua yang melakukan tindakan tersebut, maka Pihak Kedua
wajib menjatuhkan sanksi terhadap tenaga kerja atas kerugian dan melakukan perbaikan maupun penggantian
dengan jenis yang sama.

(12) Pihak Kedua bertanggung jawab dan wajib memberikan ganti rugi apabila pekerja melakukan perbuatan
melanggar hukum, tata tertib, atau peraturan lainnya yang berlaku di Perusahaan Pihak Pertama. Pemberian
ganti rugi demikian tidak mengurangi hak Pihak Pertama untuk menyerahkan perkaranya kepada pihak yang
berwajib dan Pihak Kedua wajib membantu dan mendampingi guna pengusutan secara tuntas. Apabila hasil
pemeriksaan pihak yang berwajib atau putusan pengadilan menyatakan bahwa Tenaga Kerja Pihak Kedua
terbukti melakukan tindakan tersebut, maka Pihak Kedua bertanggung jawab untuk menjatuhkan sanksi
dan/atau mengganti kerugian. Pihak Pertama dan Pihak Kedua dapat memusyawarahkan terhadap penetapan
biaya yang menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua.Sehubungan dengan hal tersebut Pihak Kedua
dengan ini menyatakan tidak keberatan atas dilakukannya pemeriksaan terhadap pekerja oleh petugas
keamanan Pihak Pertama, setiap kali akan meninggalkan lokasi kerja.

(13) Pihak Kedua wajib menyerahkan fotokopi Perjanjian Kerja dengan pekerja, daftar nama dan alamat pekerja
yang dilampiri foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan pasphoto ukuran 4 x 6 cm.

(14) Pihak Kedua wajib membayarkan atau memberikan upah, Tunjangan Hari Raya (THR), seragam dan komponen
lainnya dari biaya pekerja, yang merupakan hak pekerja Pihak Kedua yang ditugaskan pada Pihak Pertama,
sesuai kesepakatan Pihak Pertama dengan Pihak Kedua maupun ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

(15) Apabila Pihak Kedua tidak dapat atau belum dapat melengkapi kelengkapan administrasi tagihan sebagaimana
tersebut pada Pasal 5 ayat (3) Perjanjian ini sehingga menyebabkan tertundanya pembayaran dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua maka Pihak Kedua tetap wajib membayarkan upah dan hak – hak lainnya dari
pekerja.

(16) Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti pembayaran pajak kepada Pihak Pertama.

(17) Pihak Kedua dan pekerja wajib mematuhi peraturan di bidang keselamatan kerja yang berlaku di Perusahaan
Pihak Pertama. Apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua.

(18) Pihak Kedua wajib mengikutsertakan pekerja yang ditugaskan pada Pihak Pertama dalam Program Jamsostek
yang diselenggarakan PT Jamsostek. Terkait dengan hal tersebut maka :
a. Pihak Kedua wajib menyerahkan fotokopi tanda bukti pembayaran iuran program Jamsostek, berikut daftar
nama pekerja yang diikutsertakan dalam program Jamsostek, kepada Pihak Pertama setiap bulan.
b. Pihak Kedua wajib menyerahkan fotokopi Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) dan Kartu Pemeliharaan
Kesehatan (KPK) kepada Pihak Pertama.
c. Apabila Pihak Kedua tidak mengikutsertakan pekerja dalam Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
dari PT Jamsostek maka, Pihak Kedua wajib menyerahkan bukti Program Pemeliharaan Kesehatan bagi
pekerjanya yang telah mendapat rekomendasi dari Instansi yang berwenang.

Pasal 9
JAMINAN PIHAK KEDUA KEPADA PIHAK PERTAMA

(1) Pihak Kedua menjamin bahwa pekerja yang dipekerjakan di tempat Pihak Pertama adalah karyawan Pihak
Kedua yang terikat dan mempunyai hubungan kerja dan hubungan hukum ketenagakerjaan dengan Pihak
Kedua dan oleh karena itu Pihak Kedua wajib memberlakukan peraturan perundangan ketenagakerjaan kepada
pekerja tersebut.

(2) Pihak Kedua menyatakan dan menjamin bahwa Pihak Kedua adalah badan usaha yang secara hukum
diperbolehkan menjalankan usaha sebagaimana tercantum dalam Perjanjian ini dan sehubungan dengan hal
tersebut Pihak Kedua juga menyatakan dan menjamin telah memiliki segala izin yang diharuskan oleh hukum
yang berlaku.

(3) Pihak Kedua menjamin bahwa pekerja yang dipekerjakan di tempat Pihak Pertama memenuhi standar mutu
yang ditetapkan Pihak Pertama sehingga diperoleh tingkat produktifitas yang tinggi.

4
(4) Pihak Kedua menjamin akan membebaskan Pihak Pertama dari segala permasalahan dan atau tuntutan hukum
yang muncul sebagai akibat pelaksanaan hubungan kerja antara Pihak Kedua dengan pekerja yang
dipekerjakan di tempat Pihak Pertama.

(5) Pihak Kedua menjamin akan membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan ganti rugi terhadap perbuatan
melawan hukum dari pekerja Pihak Kedua.

Pasal 10
MONITORING

(1) Pihak Pertama berhak untuk memantau/memonitor administrasi yuridis hubungan kerja antara Pihak Kedua
dengan pekerja yang dipekerjakan di tempat Pihak Pertama, antara lain mengenai : perjanjian kerja,
pengupahan, kepesertaan dalam program Jamsostek dan lain lain.

(2) Pihak Pertama berhak memberikan sanksi kepada Pihak Kedua apabila dari hasil monitoring, Pihak Kedua
terbukti melakukan pelanggaran Perjanjian maupun ketentuan perundangan yang berlaku.

(3) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini antara lain ialah :

a. Pihak Pertama berhak melakukan penundaan pembayaran tagihan iuran Jamsostek, apabila Pihak Kedua
tidak dapat menyerahkan foto copy tanda bukti pembayaran iuran Jamsostek, berikut daftar nama pekerja
yang diikutsertakan, kepada Pihak Pertama setiap bulan sekali.

b. Pihak Pertama berhak melakukan penundaan atau pemotongan jasa perusahaan Pihak Kedua, apabila
Pihak Kedua tidak membayarkan upah atau hak lainnya yang seharusnya diterima pekerja.

c. Pihak Pertama berhak melakukan penundaan atau pemotongan jasa perusahaan Pihak Kedua, apabila
Pihak Kedua tidak menyerahkan bukti pembayaran atau pemotongan pajak kepada Pihak Pertama.

d. Pemutusan Perjanjian dan atau disertai tindakan-tindakan hukum (legal action) baik secara perdata maupun
pidana.

Pasal 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) yaitu apabila terjadi, tetapi tidak terbatas pada, bencana
alam, kebakaran, pemogokan, perang, wabah, epidemi, blokade, huru-hara, perubahan ketentuan perundang-
undangan, devaluasi atau pemotongan nilai uang oleh Pemerintah, maka Perjanjian ini akan ditinjau kembali
berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

(2) Dalam hal para pihak tidak mencapai kesepakatan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka Para
Pihak sepakat untuk mengakhiri Perjanjian ini pada saat Perjanjian ini berakhir dengan ketentuan semua hal
dalam perjanjian ini tetap berlaku.

Pasal 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

(1) Perjanjian berakhir dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Perjanjian
ini.

(2) Menyimpang dari ketentuan dalam ayat (1) diatas, Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian ini secara
sepihak walaupun jangka waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Perjanjian ini belum berakhir apabila
produksi atau kegiatan usaha Pihak Pertama berkurang atau tidak cukup jumlah pekerjaannya atau
terhenti/tidak ada sama sekali.

(3) Menyimpang dari ketentuan dalam ayat (1) diatas, Para Pihak dapat pula mengakhiri Perjanjian ini secara
sepihak, sebelum saat berakhirnya Perjanjian dalam hal :
a. Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian, karena Pihak Kedua walaupun telah mendapatkan peringatan
atau teguran, baik lisan maupun tertulis dari Pihak Pertama, tetap tidak dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
b. Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian, karena pernyataan dan jaminan yang diberikan Pihak Kedua
sebagaimana tercantum dalam Pasal 9 Perjanjian ini ternyata tidak benar, baik sebagian maupun
seluruhnya.
c. Pihak Kedua dapat mengakhiri Perjanjian, karena Pihak Pertama melalaikan kewajibannya sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini atau secara sengaja menghalangi pelaksanaan kerja Pihak Kedua.

5
(4) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, maka Pihak yang bermaksud
mengakhiri Perjanjian ini harus memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada Pihak lain sekurang-
kurangnya 1 (satu) bulan takwim di muka. Dalam hal ini Para Pihak setuju melepaskan semua ketentuan-
ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Dalam hal terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat mengenai Perjanjian ini dan segala akibat hukumnya,
Para Pihak sepakat akan menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila dengan musyawarah tersebut tetap tidak tercapai kesepakatan maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikan melalui proses pengadilan dengan memilih tempat kedudukan di Kantor Panitera Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 14
PENUTUP

Hal-hal lain yang belum atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur lebih lanjut oleh Para Pihak dan
dituangkan dalam bentuk surat Perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Perjanjian ini dibuat rangkap dua, yang isi dan bunyinya sama, bermaterai cukup yang ditandatangani Para Pihak
tanpa paksaan dari pihak manapun dan mempunyai kekuatan hukum sama oleh karenanya mengikat Para Pihak
untuk dilaksanakan.

Jambi, 1 Februari 2010

Pihak Pertama Pihak Kedua

Purnomo Neti Sumarni


Pemimpin Perusahaan Direktur

Anda mungkin juga menyukai