PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 10 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SOREANG KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SETU KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKIDANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 15 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PACET KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PANGANDARAN KABUPATEN
PANGANDARAN - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUDI UTAMA KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BABAKAN KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NYALINDUNG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN BANDUNG BARAT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 25 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CIHAURBEUTI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PALIMANAN KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 25 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 PURWAKARTA KABUPATEN
PURWAKARTA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KAPTEN HALIM KABUPATEN PURWAKARTA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 14 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIPUNAGARA KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RAJADESA KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PLUMBON KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PUNCAK CISARUA KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPATAT KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BOJONG PICUNG KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN WARUNG KIARA KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN RAHARJA TANJUNGSARI KABUPATEN
SUMEDANG - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
SUMEDANG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 18 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA ANALISIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA ANALISIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 7 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PASIRKUDA KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 CIMAHI KOTA CIMAHI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN RAHARJA TANJUNGSARI KABUPATEN
SUMEDANG - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
SUMEDANG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBEBER KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN DEPOK KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGGENTENG KABUPATEN
SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN BANTARKALONG KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIKARANG PUSAT KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIMBINGAN KONSELING
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 5 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 18 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 31 Juli 2026
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KAWALI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BALONGAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 DAWUAN KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LELEA KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK PENGELASAN
DAN FABRIKASI LOGAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANYINGKIRAN KABUPATEN
MAJALENGKA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SERANG PANJANG KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SAGARANTEN KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA BOGOR - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SUKARESIK KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 13 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SOREANG KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIREBON - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KAWALI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIMBINGAN KONSELING
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN KADIPATEN KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATIBARANG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANJALU KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN TENGAH TANI - SATUAN PENDIDIKAN
KABUPATEN CIREBON / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TENJOLAYA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNOLOGI FARMASI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JAMBLANG KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK MESIN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 12 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CITEUREUP KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUBANG KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KATAPANG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGNUNGGAL KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BONGAS KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MUARAGEMBONG KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GUNUNG HALU KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 12 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 12 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 COMPRENG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 15 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 WALED KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BALONGAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUSUKAN KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK ELEKTRONIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJA KABUPATEN MAJALENGKA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIASEM KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CARINGIN KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 17 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SPP KABUPATEN TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA BANJAR - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RAJADESA KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 12 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGGENTENG KABUPATEN
SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN TRITUNA KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 22 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BONGAS KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK ELEKTRONIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KLARI KABUPATEN KARAWANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 26 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAAT KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 30 April 2027
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIMAHI KOTA CIMAHI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BROADCASTING DAN
PERFILMAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 14 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKATOMAS KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 29 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BABELAN KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK KIMIA INDUSTRI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANGANDARAN KABUPATEN
PANGANDARAN - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / INDRAMAYU
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 30 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / BANDUNG
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 26 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PABEDILAN KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN TRITUNA KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 DARMA KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KANDANGHAUR KABUPATEN
INDRAMAYU - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 10 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISALAK KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 9 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BOJONGSOANG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SINDANGSARI CIKONENG KABUPATEN
CIAMIS - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
CIAMIS / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 5 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PARUNG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISALAK KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PARUNG KUDA KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LELEA KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / CIANJUR
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / GARUT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JASINGA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14
Lain-lain
(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.
PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK
Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja
Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT
Pasal 2
Tugas Pekerjaan
(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.
Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.
Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja
(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.
Pasal 5
Disiplin
(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.
Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK
(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
Pasal 7
Gaji dan Tunjangan
(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 8
Cuti
(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 9
Pengembangan Kompetensi
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
Penghargaan
(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.
Pasal 11
Perlindungan
(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan P