Anda di halaman 1dari 6000

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI NURLATHIFAH HASANAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199211232024212029
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 23-11-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 10 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI NURLATHIFAH HASANAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI PUJI LESTARI SOBANDIE, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198912172024212017
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-12-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI PUJI LESTARI SOBANDIE, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI PURWA ENDAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198812222024212025
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 22-12-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI PURWA ENDAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI RUDIAWATI DIMAN, SE


Nomor Induk PPPK : 197512092024212002
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 09-12-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI RUDIAWATI DIMAN, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI SAGITA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198612192024212015
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 19-12-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI SAGITA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESI SURYA INTANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199012032024212017
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 03-12-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESI SURYA INTANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESITA EKA ERDINAL, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199012052024212023
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 05-12-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SOREANG KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESITA EKA ERDINAL, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESMITA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198412172024212011
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 17-12-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESMITA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSI ROHAETTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198612012024212012
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 01-12-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SENI RUPA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSI ROHAETTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSRI BUDIARTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199112182024212028
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 18-12-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSRI BUDIARTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSY ENDRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198712072024212033
Tempat/Tgl .Lahir : PURWAKARTA, 07-12-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSY ENDRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSY NUR INDAH SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199212182024212046
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA TIMUR, 18-12-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SETU KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSY NUR INDAH SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSY NUR RAHMAWATI, S. S


Nomor Induk PPPK : 198412032024212013
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 03-12-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSY NUR RAHMAWATI, S. S

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESSY YANTI MAESSYAROH, S.Si


Nomor Induk PPPK : 198612292024212024
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 29-12-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 FISIKA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKIDANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESSY YANTI MAESSYAROH, S.Si

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESTI NURHASANAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198812082024212022
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 08-12-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESTI NURHASANAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESTI SUCIATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198405202024212011
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 20-05-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESTI SUCIATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESTY EKASARI UTAMI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198412062024212006
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 06-12-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINDANGKASIH KABUPATEN CIAMIS -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESTY EKASARI UTAMI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESTY SOBARYANTINI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199112142024212028
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 14-12-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AKUNTANSI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESTY SOBARYANTINI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESY AGUSTININGSIH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199112182024212026
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 18-12-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESY AGUSTININGSIH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESY DAMAYANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199412282024212039
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 28-12-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESY DAMAYANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESY WIJHATUL MALIIHAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199612012024212032
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 01-12-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESY WIJHATUL MALIIHAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DESYANI AMBARWANTI, S.Si


Nomor Induk PPPK : 199112282024212037
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 28-12-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 FISIKA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 15 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DESYANI AMBARWANTI, S.Si

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DETI SUMIATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199002282024212037
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 28-02-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DETI SUMIATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DETRI AGUSTINA MAULANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199608022024212032
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 02-08-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMBER KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DETRI AGUSTINA MAULANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEUIS HERAWATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199808192024212025
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 19-08-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEUIS HERAWATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEUIS MARYAMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198809062024212025
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 06-09-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PACET KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEUIS MARYAMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI ACELA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199212182024212034
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 18-12-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI ACELA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI AGUSTINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198008262024212011
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 26-08-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PANGANDARAN KABUPATEN
PANGANDARAN - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI AGUSTINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI ALVIA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199103182024212035
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 18-03-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI ALVIA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI ANDRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199408262024212033
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 26-08-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN /
2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI ANDRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI ANDRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198212032024212006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 03-12-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI ANDRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI NURMALASARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199005302024212034
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 30-05-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUDI UTAMA KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI NURMALASARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI NURUL ISTIQOMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199305302024212039
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 30-05-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BABAKAN KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI NURUL ISTIQOMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI PERMATA SARI JUNAEDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198608052024212011
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 05-08-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI PERMATA SARI JUNAEDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI PUSPITASARI DEWI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198712242024212023
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 24-12-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI PUSPITASARI DEWI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI RAHMAWATI SUNARYAT, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199110032024212028
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 03-10-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI RAHMAWATI SUNARYAT, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI SAFITRI, S.Kom


Nomor Induk PPPK : 199703302024212020
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 30-03-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK INFORMATIKA / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NYALINDUNG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI SAFITRI, S.Kom

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI SRI WAHYUNI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199806122024212034
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 12-06-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI SRI WAHYUNI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI WIDIANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198802102024212012
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 10-02-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI WIDIANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVI YULITA PUTRI, S. Pd


Nomor Induk PPPK : 199107022024212023
Tempat/Tgl .Lahir : YOGYAKARTA, 02-07-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVI YULITA PUTRI, S. Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVIA SOFYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199412222024212030
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG BARAT, 22-12-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN BANDUNG BARAT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVIA SOFYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVIE OCKTAVIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199610172024212033
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-10-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 25 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVIE OCKTAVIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVY NURFITRIA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199203192024212029
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 19-03-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVY NURFITRIA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEVY ROFINEZ KARSONO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199201192024212027
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 19-01-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEVY ROFINEZ KARSONO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI ANGGRAINI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199406182024212037
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 18-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN FISIKA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI ANGGRAINI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI ASRI JUNIAR, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199006112024212026
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 11-06-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CIHAURBEUTI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI ASRI JUNIAR, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI ERNAWATI, S.S


Nomor Induk PPPK : 198712262024212014
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 26-12-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAN SASTRA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI ERNAWATI, S.S

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI HANDAYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198403292024212008
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 29-03-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PALIMANAN KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI HANDAYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI HERDIYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199202152024212031
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 15-02-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 25 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI HERDIYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI INDAYANTI, SE


Nomor Induk PPPK : 197203282024212002
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 28-03-1972
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN /
1996

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI INDAYANTI, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI INDRAWATI, S.Sos


Nomor Induk PPPK : 197812122024212013
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 12-12-1978
Pendidikan/Tahun : D-IV ILMU ADMINISTRASI NEGARA / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI INDRAWATI, S.Sos

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI INDRAYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198504132024212010
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 13-04-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI INDRAYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI KARTIKA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199411132024212020
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 13-11-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI KARTIKA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI KARUNIA DINA, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198604162024212016
Tempat/Tgl .Lahir : JAYAPURA, 16-04-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 PURWAKARTA KABUPATEN
PURWAKARTA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI KARUNIA DINA, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI KOMALASARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198412032024212012
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 03-12-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI KOMALASARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI KRISNAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198710182024212017
Tempat/Tgl .Lahir : PURWAKARTA, 18-10-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KAPTEN HALIM KABUPATEN PURWAKARTA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI KRISNAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI KURNI SARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199503222024212030
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 22-03-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 14 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI KURNI SARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI LESTARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199104182024212044
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 18-04-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI LESTARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI LIA FARTIKA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198701172024212014
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 17-01-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI LIA FARTIKA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI MALINDAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198205142024212010
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 14-05-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI MALINDAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI MEGA MULYANI HIDAYAT, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199107132024212030
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 13-07-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI MEGA MULYANI HIDAYAT, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI MELINDA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198905272024212036
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 27-05-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI MELINDA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI MUSTIKA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198903102024212030
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 10-03-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIPUNAGARA KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI MUSTIKA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI NURHALIMAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198909262024212015
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 26-09-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI NURHALIMAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI NURHAYATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199003042024212021
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 04-03-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI NURHAYATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI PRATIWI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198607012024212019
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 01-07-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI PRATIWI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI PURNAMA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199310012024212034
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 01-10-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI PURNAMA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI PURWAHATI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199104272024212032
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 27-04-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI PURWAHATI, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI RATNASARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198803012024212026
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 01-03-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AKUNTANSI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RAJADESA KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI RATNASARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI ROBIATUL ADAWIYAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199611182024212027
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 18-11-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI ROBIATUL ADAWIYAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI ROPADI, S.E


Nomor Induk PPPK : 197608202024212004
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 20-08-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PLUMBON KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI ROPADI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI SAFITRI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199306212024212026
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 21-06-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI SAFITRI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI SITI KAMILAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199311272024212035
Tempat/Tgl .Lahir : KARAWANG, 27-11-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI SITI KAMILAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI SUSILAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198304252024212009
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 25-04-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN /
2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PUNCAK CISARUA KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI SUSILAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI WIDAYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197809162024212003
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 16-09-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AKUNTANSI / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI WIDAYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI WIDYA ASTUTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198501292024212015
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG BARAT, 29-01-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPATAT KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI WIDYA ASTUTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI WULAN, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199207262024212024
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 26-07-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BOJONG PICUNG KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI WULAN, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI WULANDARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199001072024212025
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 07-01-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI WULANDARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI YULIANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199502072024212035
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 07-02-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI YULIANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI YULIANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198207252024212012
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 25-07-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI YULIANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWI YULIATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 196912172024212002
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-12-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 1995

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWI YULIATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWISRI SUDJIA KOMALASARI, S.S


Nomor Induk PPPK : 198308112024212005
Tempat/Tgl .Lahir : LEBAK, 11-08-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 SASTRA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN WARUNG KIARA KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWISRI SUDJIA KOMALASARI, S.S

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DEWY ARIYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198001212024212007
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 21-01-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DEWY ARIYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHARA DWI PUSPITA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199302072024212025
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 07-02-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN RAHARJA TANJUNGSARI KABUPATEN
SUMEDANG - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
SUMEDANG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHARA DWI PUSPITA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHEVI FITRIYANI, S.S


Nomor Induk PPPK : 198304202024212009
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 20-04-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAN SASTRA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHEVI FITRIYANI, S.S

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHEVVY RANESA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199004202024212026
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 20-04-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 18 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHEVVY RANESA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHEWII AULIYA SYIVA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199501062024212028
Tempat/Tgl .Lahir : KARAWANG, 06-01-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHEWII AULIYA SYIVA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHIAN HERMANTO, S.E


Nomor Induk PPPK : 198301102024211009
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 10-01-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHIAN HERMANTO, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHIAN KAMILAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198303242024212008
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 24-03-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHIAN KAMILAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DHONI AHDIATNA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198408012024211006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 01-08-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SENI RUPA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DHONI AHDIATNA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH DANISWARA RAHAYU, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197710312024212004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 31-10-1977
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH DANISWARA RAHAYU, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH MEI SETIYANI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199505162024212038
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 16-05-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH MEI SETIYANI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH NURESA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199103222024212024
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 22-03-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH NURESA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH NURHASANAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199307272024212046
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 27-07-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH NURHASANAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH NURMALINDA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199504112024212032
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 11-04-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH NURMALINDA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH PERMANA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198510162024212014
Tempat/Tgl .Lahir : KARANGANYAR, 16-10-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA ANALISIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH PERMANA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH PUSPITASARI, S. Pd.


Nomor Induk PPPK : 198306242024212006
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 24-06-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH PUSPITASARI, S. Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH RAHMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199104272024212036
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 27-04-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNOLOGI PENDIDIKAN / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH RAHMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH SEDYANINGSIH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199301172024212028
Tempat/Tgl .Lahir : PURWOREJO, 17-01-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH SEDYANINGSIH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAH YUNITASARI, S.Pd., M.Si.


Nomor Induk PPPK : 198506272024212012
Tempat/Tgl .Lahir : CIMAHI, 27-06-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA ANALISIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 7 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAH YUNITASARI, S.Pd., M.Si.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN AFRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199004022024212030
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 02-04-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN AFRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN ANE ROSDIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198107072024212015
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 07-07-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN ANE ROSDIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN APRIANI, S.E


Nomor Induk PPPK : 198204102024212016
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 10-04-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN APRIANI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN ARIES SUSANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198604162024212021
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 16-04-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN ARIES SUSANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN HADIANSYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198907242024211009
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 24-07-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PASIRKUDA KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN HADIANSYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN HAIRUNNISA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199309162024212020
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 16-09-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN HAIRUNNISA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN HANDAYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197602232024212001
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 23-02-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2000

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 CIMAHI KOTA CIMAHI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN HANDAYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN INDRAYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 196901052024212002
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 05-01-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 1994

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN RAHARJA TANJUNGSARI KABUPATEN
SUMEDANG - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
SUMEDANG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN INDRAYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN KUSUMAWARDANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 196902162024212003
Tempat/Tgl .Lahir : KUDUS, 16-02-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 1994

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN KUSUMAWARDANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN LAELA, S.H


Nomor Induk PPPK : 198910022024212030
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 02-10-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBEBER KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN LAELA, S.H

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NOFITA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199111192024212029
Tempat/Tgl .Lahir : CILACAP, 19-11-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NOFITA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NONIK FITRIANI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199303232024212045
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 23-03-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN FISIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN DEPOK KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NONIK FITRIANI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NOPIYANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199411052024212039
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 05-11-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NOPIYANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NOVITA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197211292024212001
Tempat/Tgl .Lahir : MALANG, 29-11-1972
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TATA NIAGA / 1996

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NOVITA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NURDIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199102252024212028
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 25-02-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NURDIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN NURJAMAN, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198707172024211016
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 17-07-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN NURJAMAN, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN PRIMADONA, SH


Nomor Induk PPPK : 198711172024212025
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 17-11-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 ILMU HUKUM / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN PRIMADONA, SH

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN RAKHMAWATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198104112024212007
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 11-04-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN RAKHMAWATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN RAMDANI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199710022024211004
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 02-10-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN RAMDANI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN RISDIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198602162024211009
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 16-02-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN RISDIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN SAJIDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197502042024211001
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 04-02-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN SAJIDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN SALEH, S. Pd


Nomor Induk PPPK : 199006162024211022
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 16-06-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGGENTENG KABUPATEN
SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN SALEH, S. Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN SUSANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198212072024212009
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 07-12-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN SUSANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN SUSANTI, S.Farm


Nomor Induk PPPK : 198605152024212018
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 15-05-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 FARMASI / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN BANTARKALONG KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN SUSANTI, S.Farm

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAN WIDIANINGSIH, S.S.


Nomor Induk PPPK : 199003252024212024
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 25-03-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAERAH / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAN WIDIANINGSIH, S.S.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIANA, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198606212024212015
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 21-06-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BIOLOGI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 CIKARANG PUSAT KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIANA, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIANA HERNAWATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198908202024212034
Tempat/Tgl .Lahir : BREBES, 20-08-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIANA HERNAWATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIANA KARTINI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198504212024212019
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 21-04-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIANA KARTINI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIANA PUSPITA SUBARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198003022024212010
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA SELATAN, 02-03-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIMBINGAN KONSELING
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIANA PUSPITA SUBARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIANA TOFIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199110152024212031
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 15-10-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIANA TOFIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAR AKBAROHMAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199101142024211013
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 14-01-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAR AKBAROHMAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIAS GRAHAYU PAMUNGKAS, S.Kom


Nomor Induk PPPK : 199207272024211017
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 27-07-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 SISTEM INFORMASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 5 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIAS GRAHAYU PAMUNGKAS, S.Kom

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DICKY FAUZI RAHMAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199212122024211023
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 12-12-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DICKY FAUZI RAHMAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DICKY HADIKUSUMAH, S.E


Nomor Induk PPPK : 198103172024211002
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-03-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 18 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DICKY HADIKUSUMAH, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DICKY WAHYUDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199305192024211018
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 19-05-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DICKY WAHYUDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDA ADDNAN, S.T


Nomor Induk PPPK : 197606182024211001
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 18-06-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK INDUSTRI / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDA ADDNAN, S.T

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDA FIRMAN HIDAYAT, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198807122024211012
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 12-07-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDA FIRMAN HIDAYAT, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDA MAOLIDA, S.E.


Nomor Induk PPPK : 196607012024211001
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 01-07-1966
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 1999

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 31 Juli 2026
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDA MAOLIDA, S.E.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDAH JUBAEDAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199104112024212038
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 11-04-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KAWALI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDAH JUBAEDAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199305262024211009
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 26-05-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198901272024211015
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 27-01-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BALONGAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDI MULYADI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198202272024211003
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 27-02-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 DAWUAN KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDI MULYADI, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDI SUMARDI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 197906272024211003
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 27-06-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDI SUMARDI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDI SUPRIYADI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198707112024211004
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 11-07-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LELEA KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDI SUPRIYADI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDIN KOMARUDIN, S.T


Nomor Induk PPPK : 197208152024211004
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 15-08-1972
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK MESIN / 2000

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK PENGELASAN
DAN FABRIKASI LOGAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDIN KOMARUDIN, S.T

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDIN MAHFUDIN, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 197709172024211003
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 17-09-1977
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANYINGKIRAN KABUPATEN
MAJALENGKA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDIN MAHFUDIN, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDIN WAHYUDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197712182024211003
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 18-12-1977
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SERANG PANJANG KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDIN WAHYUDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDING SUYANA, S.S,


Nomor Induk PPPK : 198108142024211004
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 14-08-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 SASTRA INGGRIS / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDING SUYANA, S.S,

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIDING YADI SAHPUTRA, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198002112024211005
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 11-02-1980
Pendidikan/Tahun : D-IV TADRIS MATEMATIKA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIDING YADI SAHPUTRA, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIENA SAM NOVIANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199011062024212013
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 06-11-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIENA SAM NOVIANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIENI KHOLISHOH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198410302024212015
Tempat/Tgl .Lahir : CIMAHI, 30-10-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIENI KHOLISHOH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIKDIK AHMAD YUNUS, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198101312024211005
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 31-01-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIKDIK AHMAD YUNUS, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIKDIK TAUHID AMRULLAH, ST


Nomor Induk PPPK : 198607232024211011
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 23-07-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK ELEKTRO / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SAGARANTEN KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIKDIK TAUHID AMRULLAH, ST

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIKHA RISMAYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198603282024212005
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 28-03-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TATA NIAGA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIKHA RISMAYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIKI AHMAD SODIQ, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198907102024211019
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 10-07-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA BOGOR - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIKI AHMAD SODIQ, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIMAS CAHYA MUNGGARAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199804212024211014
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 21-04-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SUKARESIK KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIMAS CAHYA MUNGGARAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIMAS DARMANSYAH, SH


Nomor Induk PPPK : 198503012024211009
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 01-03-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 ILMU HUKUM / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIMAS DARMANSYAH, SH

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIMAS OKTAVIANTO, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199010012024211013
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA TIMUR, 01-10-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 13 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIMAS OKTAVIANTO, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA AFRIANTI PUTRI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198804022024212036
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 02-04-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SOREANG KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA AFRIANTI PUTRI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA INAYAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198805072024212014
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 07-05-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA INAYAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA INDRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198501272024212008
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 27-01-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIREBON - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA INDRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA MARIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198506282024212011
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 28-06-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA MARIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA MEIRINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198105042024212007
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 04-05-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIANJUR KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA MEIRINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA NURMINASARI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198104172024212008
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 17-04-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA NURMINASARI, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA RAHMAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199009232024212032
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 23-09-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA RAHMAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA ROSYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199310102024212065
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 10-10-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AKUNTANSI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KAWALI KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA ROSYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA SITI ROHMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199408172024212048
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 17-08-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 BIMBINGAN DAN KONSELING / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIMBINGAN KONSELING
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA SITI ROHMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINA YOSEPA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199205262024212033
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 26-05-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINA YOSEPA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINAH ISLAMIYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198911042024212024
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 04-11-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINAH ISLAMIYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINAR ARIESTA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199204212024211015
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 21-04-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINAR ARIESTA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINDA ADIKARA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198409252024211005
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 25-09-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN KADIPATEN KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINDA ADIKARA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINDA SYIFA FAUZIYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199801042024212020
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 04-01-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JATIBARANG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINDA SYIFA FAUZIYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINDIN FURQONUDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197003062024211001
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 06-03-1970
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINDIN FURQONUDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINDIN HENDRA MUHAMAD YASIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198901152024211016
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 15-01-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANJALU KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINDIN HENDRA MUHAMAD YASIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI APRILIANI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199404052024212043
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG BARAT, 05-04-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI APRILIANI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI ASTUTI SURYADI, ST


Nomor Induk PPPK : 198904292024212025
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 29-04-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK INFORMATIKA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI ASTUTI SURYADI, ST

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI DWIYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199501072024212032
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 07-01-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN /
2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI DWIYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI HIDAYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199208212024212039
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 21-08-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI HIDAYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI JUNIAVI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198306242024212009
Tempat/Tgl .Lahir : BANJAR, 24-06-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BANJAR KOTA BANJAR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI JUNIAVI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI NADIA NUR SOLIHAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199501232024212031
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 23-01-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI NADIA NUR SOLIHAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI NURFADILAH EHOM, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199310132024212029
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 13-10-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN TENGAH TANI - SATUAN PENDIDIKAN
KABUPATEN CIREBON / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI NURFADILAH EHOM, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI NURMALADEWI, S.AN


Nomor Induk PPPK : 199406202024212041
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 20-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI NURMALADEWI, S.AN

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI RAHAYU, S.Sos


Nomor Induk PPPK : 199803042024212021
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 04-03-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 SOSIOLOGI / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI RAHAYU, S.Sos

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI SITI RESTIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198611062024212017
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 06-11-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI SITI RESTIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI SRI WAHYUNI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198808212024212010
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 21-08-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI SRI WAHYUNI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI SUBARYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198203062024212012
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 06-03-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI SUBARYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI YANTIKA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198807032024212028
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 03-07-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TENJOLAYA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI YANTIKA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINI YULIANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198607122024212016
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 12-07-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINI YULIANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINNA CAHYANINGRUM, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199201092024212023
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 09-01-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINNA CAHYANINGRUM, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DINNA RATNA AINI, S.Si


Nomor Induk PPPK : 198911172024212031
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 17-11-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 FARMASI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNOLOGI FARMASI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DINNA RATNA AINI, S.Si

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIRMAN SUDIRMAN, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 197208242024211002
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 24-08-1972
Pendidikan/Tahun : D-IV PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIRMAN SUDIRMAN, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DITA ANDANAWARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198907222024212014
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 22-07-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DITA ANDANAWARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DITA MEILANI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199805112024212028
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 11-05-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DITA MEILANI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DITA TIARA PRAMUDITA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199503252024212023
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 25-03-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DITA TIARA PRAMUDITA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DITHA AYU WIDHASARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199401192024212020
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 19-01-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DITHA AYU WIDHASARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DITO SUHENDRO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199105102024211011
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 10-05-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JAMBLANG KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DITO SUHENDRO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DIYAH RAUHILLAH HASNI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198806062024212024
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 06-06-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS KIMIA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DIYAH RAUHILLAH HASNI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DJAJADI, S.T.


Nomor Induk PPPK : 197202222024211001
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 22-02-1972
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK MESIN / 1999

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK MESIN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 12 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DJAJADI, S.T.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DJEMI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197503272024211003
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 27-03-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DJEMI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DJIHAN NISA ARINI HIDAYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199001082024212026
Tempat/Tgl .Lahir : DEMAK, 08-01-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CITEUREUP KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DJIHAN NISA ARINI HIDAYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DODI SUGIRI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199302182024211010
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 18-02-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DODI SUGIRI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DODI SUMARDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199606222024211017
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 22-06-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DODI SUMARDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DONI AHMAD SAEFUDDIN, SH.


Nomor Induk PPPK : 198007272024211006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 27-07-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 ILMU HUKUM / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DONI AHMAD SAEFUDDIN, SH.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DONI KRISNA SANJAYA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198509292024211004
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 29-09-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUBANG KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DONI KRISNA SANJAYA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DONI MARDIANI PRIBADI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198109292024211004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 29-09-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KATAPANG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DONI MARDIANI PRIBADI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DONY DORO SIMBOLON, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199706132024211012
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 13-06-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DONY DORO SIMBOLON, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DUDDY DARMAWAN, S.Pd., M.Pd


Nomor Induk PPPK : 197108062024211001
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA PUSAT, 06-08-1971
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGNUNGGAL KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DUDDY DARMAWAN, S.Pd., M.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DUDI HARTONO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198506052024211008
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 05-06-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DUDI HARTONO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DUDI HERMAWAN, S.S


Nomor Induk PPPK : 197906122024211005
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 12-06-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 SASTRA INGGRIS / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DUDI HERMAWAN, S.S

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DUDY SANTOSO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198306202024211008
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 20-06-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DUDY SANTOSO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DULHALIM, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199712222024211007
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 22-12-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KUNINGAN KABUPATEN KUNINGAN -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DULHALIM, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DULOH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199205262024211009
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 26-05-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BONGAS KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DULOH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DURATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199203272024212031
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 27-03-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DURATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWESNITA LINTANG LANGIT, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199711062024212017
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 06-11-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SENI TARI / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWESNITA LINTANG LANGIT, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI SULISTIOWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199604272024212030
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 27-04-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI SULISTIOWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI CIPTA LESTARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199309102024212041
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 10-09-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MUARAGEMBONG KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI CIPTA LESTARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI ELYARTANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198204082024212015
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 08-04-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 CIREBON KOTA CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI ELYARTANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI HARYATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199406192024212027
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 19-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI HARYATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI INDHAH YULIASTUTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198307232024212013
Tempat/Tgl .Lahir : NGAWI, 23-07-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AKUNTANSI / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 8 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI INDHAH YULIASTUTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI LESA SAPUTRI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199208102024212034
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 10-08-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GUNUNG HALU KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI LESA SAPUTRI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI NUROSITA DEWI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198909052024212017
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 05-09-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI NUROSITA DEWI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI OKTORIANTO, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199110112024211009
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA SELATAN, 11-10-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 12 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI OKTORIANTO, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI RETNO SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199103152024212024
Tempat/Tgl .Lahir : KEBUMEN, 15-03-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 12 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI RETNO SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI RETNO SARININGSIH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198212292024212008
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 29-12-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN /
2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI RETNO SARININGSIH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI SUDARSONO, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198102172024211004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-02-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI SUDARSONO, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI WARYATI, S.E


Nomor Induk PPPK : 198305032024212007
Tempat/Tgl .Lahir : KLATEN, 03-05-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 COMPRENG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI WARYATI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI WINARNI, SE


Nomor Induk PPPK : 197407312024212002
Tempat/Tgl .Lahir : SUKOHARJO, 31-07-1974
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 1997

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 15 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI WINARNI, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI YULITA SURYA PRATIWI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199207072024212053
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA SELATAN, 07-07-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TARI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI YULITA SURYA PRATIWI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWI YUNI YULIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199206042024212028
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 04-06-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 WALED KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWI YUNI YULIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWIRINA ANDRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198610042024212016
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 04-10-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BALONGAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWIRINA ANDRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DWIYATININGSIH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198408072024212016
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 07-08-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 5 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DWIYATININGSIH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DYAH BUDIWATI SETYANINGSIH, S.E


Nomor Induk PPPK : 196904072024212003
Tempat/Tgl .Lahir : BREBES, 07-04-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 EKONOMI PEMBANGUNAN / 1997

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 6 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DYAH BUDIWATI SETYANINGSIH, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DYAH WULANDARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198607122024212020
Tempat/Tgl .Lahir : BANTUL, 12-07-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DYAH WULANDARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DYAS PURWA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199212222024211015
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 22-12-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DYAS PURWA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DYNA, SE


Nomor Induk PPPK : 198002272024212006
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 27-02-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUSUKAN KABUPATEN CIREBON - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DYNA, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DYNA DAROZATUN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199507232024212033
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 23-07-1995
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAMIS KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DYNA DAROZATUN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DZIKRY IMADUDDIN SHOIMUN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199303212024211023
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 21-03-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN FISIKA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK ELEKTRONIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJA KABUPATEN MAJALENGKA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DZIKRY IMADUDDIN SHOIMUN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DZIKRY MAULANA IBRAHIM, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199007062024211017
Tempat/Tgl .Lahir : CIMAHI, 06-07-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIASEM KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DZIKRY MAULANA IBRAHIM, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : DZUL KARUNIA AL FIRDAUS, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199106172024211018
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-06-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RONGGA KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. DZUL KARUNIA AL FIRDAUS, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : E KUSNADI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197606302024211001
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 30-06-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CARINGIN KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. E KUSNADI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : E YULIA RACHMAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198411142024212010
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 14-11-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 17 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. E YULIA RACHMAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : E. YATI MULYATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197207272024212004
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 27-07-1972
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. E. YATI MULYATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ECEP CUARSA, S.Sn.


Nomor Induk PPPK : 197601202024211004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 20-01-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 SENI KARAWITAN / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKANCUNG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ECEP CUARSA, S.Sn.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ECEP KRISNAWAN, S.Kom


Nomor Induk PPPK : 198704262024211006
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 26-04-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 TEKNIK INFORMATIKA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SPP KABUPATEN TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ECEP KRISNAWAN, S.Kom

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ECIN NURYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197505012024212004
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 01-05-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA BANJAR - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ECIN NURYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDAH ROSIDAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198004202024212008
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 20-04-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDAH ROSIDAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDE KOMARUDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198509012024211006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 01-09-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 8 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDE KOMARUDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI KARYADI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199008242024211021
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 24-08-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 RAJADESA KABUPATEN CIAMIS - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI KARYADI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI RUSTANDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198205042024211008
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 04-05-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 12 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI RUSTANDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI SANTOSO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199212122024211019
Tempat/Tgl .Lahir : KARAWANG, 12-12-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI SANTOSO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI SUGIARTO, SE


Nomor Induk PPPK : 197102222024211001
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 22-02-1971
Pendidikan/Tahun : S-1 EKONOMI MANAJEMEN / 1996

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI SUGIARTO, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI SUHAEDI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197512242024211003
Tempat/Tgl .Lahir : PURWAKARTA, 24-12-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS/PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI SUHAEDI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDI SURYADI, S.E.


Nomor Induk PPPK : 198707272024211012
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 27-07-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGGENTENG KABUPATEN
SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDI SURYADI, S.E.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDIT PRAYOGA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199309222024211016
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 22-09-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDIT PRAYOGA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDWIN WALIYUDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199205132024211021
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 13-05-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN TRITUNA KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDWIN WALIYUDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EDY SUPRIYATNO, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198003042024211003
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 04-03-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS MATEMATIKA / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EDY SUPRIYATNO, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EEM RATNANINGSIH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197806012024212005
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 01-06-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 22 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EEM RATNANINGSIH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EEN SITI KAENAH, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198905152024212042
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 15-05-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BONGAS KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EEN SITI KAENAH, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EET ROSTIANA, SE


Nomor Induk PPPK : 197611062024212004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 06-11-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EET ROSTIANA, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EFA RUFAIDA KOSANY, S.S.


Nomor Induk PPPK : 198205112024212010
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 11-05-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAN SASTRA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EFA RUFAIDA KOSANY, S.S.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EFI MUFLIHAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198508252024212018
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 25-08-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EFI MUFLIHAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EFRIANUS ROBINSON MOVIBOVET SARENG, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197104082024211002
Tempat/Tgl .Lahir : ENDE, 08-04-1971
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN / 1996

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 DEPOK KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN
/ JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EFRIANUS ROBINSON MOVIBOVET SARENG,


S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EFRINA NURSABILA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199604092024212038
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 09-04-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EFRINA NURSABILA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGA BAYU SAPUTRA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199406032024211023
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 03-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGA BAYU SAPUTRA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGA FAJAR RAMDHANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199004232024211013
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 23-04-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGA FAJAR RAMDHANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGA YURISTIA WAHYUNI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199806192024212017
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 19-06-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2021

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGA YURISTIA WAHYUNI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGGY CHANDRA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199805192024211011
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 19-05-1998
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGGY CHANDRA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGI GIANTARA, S. Pd


Nomor Induk PPPK : 199110272024211013
Tempat/Tgl .Lahir : KARAWANG, 27-10-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 3 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGI GIANTARA, S. Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGI GUMILAR, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199012272024211011
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 27-12-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGI GUMILAR, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGI HERMAWAN TAUFIK, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198705062024211010
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 06-05-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGI HERMAWAN TAUFIK, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGI SUPRAYOGI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199105282024211017
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 28-05-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGI SUPRAYOGI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGIE AHSAN RAMDHAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199303152024211029
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 15-03-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGIE AHSAN RAMDHAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EGIE NURIJABI SAHPUTRA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199412232024211005
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 23-12-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SENI MUSIK / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EGIE NURIJABI SAHPUTRA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EHA JULAEHA, SP. D


Nomor Induk PPPK : 199206062024212032
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 06-06-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SEJARAH / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EHA JULAEHA, SP. D

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EJEB ROJAB, S.Ag


Nomor Induk PPPK : 196903142024211003
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 14-03-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2000

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK ELEKTRONIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EJEB ROJAB, S.Ag

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA AFRIYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199704042024212039
Tempat/Tgl .Lahir : KARIMUN, 04-04-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA AFRIYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA AGUS TIRA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199208082024212040
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 08-08-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA AGUS TIRA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA AMYGIA NOER, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199109102024212023
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 10-09-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA AMYGIA NOER, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA ANDRIANTO, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199204142024211019
Tempat/Tgl .Lahir : BEKASI, 14-04-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KLARI KABUPATEN KARAWANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA ANDRIANTO, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA BAKTI RAHMATULLOH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198506072024211014
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 07-06-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 26 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA BAKTI RAHMATULLOH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA BAYU MEGANTARA, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198010232024211006
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 23-10-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA BAYU MEGANTARA, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA BUNYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198808012024211014
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA SELATAN, 01-08-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAH RAGA /
2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA BUNYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA CAHYANINGRUM, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199005282024212014
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 28-05-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA CAHYANINGRUM, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA ELPRIDA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199108172024212034
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 17-08-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISAAT KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA ELPRIDA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA FITRIYANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199203292024212033
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 29-03-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN /
2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA FITRIYANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA HARTATI, SST.


Nomor Induk PPPK : 196704242024212001
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 24-04-1967
Pendidikan/Tahun : S-1 SENI TARI / 1992

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 30 April 2027
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIMAHI KOTA CIMAHI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA HARTATI, SST.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA KARTIKA DEWI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197812042024212004
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 04-12-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA KARTIKA DEWI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA KARTINI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198710022024212020
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 02-10-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA KARTINI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA LASMAWATI, S.I.Kom


Nomor Induk PPPK : 199304252024212032
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 25-04-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 ILMU KOMUNIKASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BROADCASTING DAN
PERFILMAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 CIBINONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA LASMAWATI, S.I.Kom

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA LISTIA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199403162024212033
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 16-03-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BUNGURSARI KOTA TASIKMALAYA - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA LISTIA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA MERIYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199305052024212045
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 05-05-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA MERIYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA NURCAHYANI NURANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199702202024212026
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 20-02-1997
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 14 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA NURCAHYANI NURANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA NURIYATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198210012024212010
Tempat/Tgl .Lahir : PALEMBANG, 01-10-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA NURIYATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA PUSPITASARI, S.pd


Nomor Induk PPPK : 198303062024212010
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA SELATAN, 06-03-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2021

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA PUSPITASARI, S.pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA RAHMAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199605092024212039
Tempat/Tgl .Lahir : BREBES, 09-05-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKARAJA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA RAHMAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA ROHMAYASARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199211082024212021
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 08-11-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 KARAWANG KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA ROHMAYASARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA SANTIKA LESTARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198607102024212018
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 10-07-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIKATOMAS KABUPATEN TASIKMALAYA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA SANTIKA LESTARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA SUKMAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199012262024212028
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 26-12-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 29 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA SUKMAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA TRESNAWATI, S.E


Nomor Induk PPPK : 198204052024212012
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 05-04-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA TRESNAWATI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA WIDJAYANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198201092024212003
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 09-01-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA WIDJAYANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA YULIATMI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198907312024212021
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 31-07-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SOSIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BABELAN KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA YULIATMI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKA YULIYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199607302024212015
Tempat/Tgl .Lahir : KARANGANYAR, 30-07-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL /
2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKA YULIYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKO IRYANTO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199006142024211007
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 14-06-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKO IRYANTO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EKO PURNOMO, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198201262024211002
Tempat/Tgl .Lahir : WONOGIRI, 26-01-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BISNIS / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PEMASARAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 11 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EKO PURNOMO, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA ERMILA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197903012024212004
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 01-03-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA ERMILA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA HARLINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198907302024212017
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 30-07-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA HARLINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURLAELA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198310152024212010
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 15-10-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK KIMIA INDUSTRI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURLAELA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURLAELA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198803042024212018
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 04-03-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 PANGANDARAN KABUPATEN
PANGANDARAN - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURLAELA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURLAELA SARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 197902072024212006
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 07-02-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BOGOR KOTA BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURLAELA SARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURLAELATUL JANNAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198609162024212013
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 16-09-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 ANJATAN KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / INDRAMAYU

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURLAELATUL JANNAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURLELA SAPITRI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199001182024212028
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 18-01-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 30 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURLELA SAPITRI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA NURYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198206262024212008
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 26-06-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / BANDUNG

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA NURYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA SILFIANA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199111112024212027
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 11-11-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 4 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA SILFIANA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELA SUARNI, S.E


Nomor Induk PPPK : 198208242024212008
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 24-08-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 AKUNTANSI / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AKUNTANSI DAN
KEUANGAN LEMBAGA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELA SUARNI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELAN JAELANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197808052024211002
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 05-08-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELAN JAELANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELDA PAMUNGGAR, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199601232024211009
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 23-01-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU KIMIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELDA PAMUNGGAR, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELFA FITRI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197407202024212003
Tempat/Tgl .Lahir : PAYAKUMBUH, 20-07-1974
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 26 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELFA FITRI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI HANDAYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198110012024212006
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 01-10-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPARAY KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI HANDAYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI INDRIATI, S.Pd.,


Nomor Induk PPPK : 198304152024212011
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 15-04-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PABEDILAN KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI INDRIATI, S.Pd.,

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI MARLINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198105192024212005
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 19-05-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI MARLINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI NURLAELI, S.E


Nomor Induk PPPK : 197806012024212007
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 01-06-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN /
2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI NURLAELI, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI NURYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197611262024212003
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 26-11-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI NURYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI SOLIHA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197404292024212002
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 29-04-1974
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI SOLIHA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI SOLIHAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197807122024212006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 12-07-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SUKAPURA KOTA BANDUNG - SATUAN
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI SOLIHAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELI SUSANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198508262024212009
Tempat/Tgl .Lahir : PEMALANG, 26-08-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 BEKASI KOTA BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELI SUSANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIA AGUSTINI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198408282024212013
Tempat/Tgl .Lahir : JAKARTA, 28-08-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN TRITUNA KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIA AGUSTINI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN HERLIANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198503122024212024
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 12-03-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA SUKABUMI - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN HERLIANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN HERLINA, S.Pd.I.


Nomor Induk PPPK : 198811232024212024
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 23-11-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS MATEMATIKA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 DARMA KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN HERLINA, S.Pd.I.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN HERLINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197107052024212001
Tempat/Tgl .Lahir : TANGERANG, 05-07-1971
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CILIMUS KABUPATEN KUNINGAN - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN HERLINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN HERLINAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197602262024212003
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 26-02-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN / 2000

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TEKNIK OTOMOTIF
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN HERLINAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN NURLINA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198005252024212007
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 25-05-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN NURLINA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIN YOHANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199204242024212036
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 24-04-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIN YOHANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELINDA OKTAVIANI, S. Pd.


Nomor Induk PPPK : 198510242024212012
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 24-10-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2007

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KANDANGHAUR KABUPATEN
INDRAMAYU - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELINDA OKTAVIANI, S. Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS EVA VERAWATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198604082024212010
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 08-04-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS EVA VERAWATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS FAUZIAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199207112024212024
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 11-07-1992
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN GEOGRAFI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU GEOGRAFI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS FAUZIAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS HANDAYANI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198304092024212005
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 09-04-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS HANDAYANI, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS HENI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198408182024212013
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 18-08-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KHUSUS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS HENI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS ISMAYANTI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199303182024212023
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 18-03-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS ISMAYANTI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS KANIAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198008312024212004
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 31-08-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2005

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS KANIAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS KARTINI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198310272024212010
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 27-10-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KOTA DEPOK - DINAS PENDIDIKAN / JAWA
BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS KARTINI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS KRISNAWATI, SE


Nomor Induk PPPK : 197810252024212004
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 25-10-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN PERUSAHAAN / 2001

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUKALARANG KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS KRISNAWATI, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS LAELASARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199603112024212026
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 11-03-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2019

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS LAELASARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS LISNAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198410012024212012
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG BARAT, 01-10-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CILILIN KABUPATEN BANDUNG BARAT -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS LISNAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS LUSRIANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198305192024212008
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 19-05-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS LUSRIANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS NURHAYATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198003152024212005
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 15-03-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2003

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS NURHAYATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS ROSMIYATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199406202024212031
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 20-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS ROSMIYATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS SISKA, S.Kom


Nomor Induk PPPK : 199410182024212023
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 18-10-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 SISTEM INFORMASI / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU TIK
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 10 TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS SISKA, S.Kom

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS SITI NURHAYATI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198906262024212048
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 26-06-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISALAK KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS SITI NURHAYATI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELIS SUGIARTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198210062024212011
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 06-10-1982
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2009

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 7 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELIS SUGIARTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELLA ELIAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197601162024212004
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 16-01-1976
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2017

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN KABUPATEN CIAMIS - DINAS PENDIDIKAN /
JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELLA ELIAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELLIS NURLELASARI, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 198006062024212010
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 06-06-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUMEDANG KABUPATEN SUMEDANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELLIS NURLELASARI, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELLISKA DAMAYANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199604252024212032
Tempat/Tgl .Lahir : OGAN KOMERING ULU SELATAN, 25-04-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 9 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELLISKA DAMAYANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELLY HANDAYANI, SP


Nomor Induk PPPK : 197307232024212002
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 23-07-1973
Pendidikan/Tahun : S-1 AGRIBISNIS / 1997

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELLY HANDAYANI, SP

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELLY WARNIKA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199406252024212029
Tempat/Tgl .Lahir : CIREBON, 25-06-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELLY WARNIKA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELMA MERDIANA, S.Sn


Nomor Induk PPPK : 199608172024212031
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 17-08-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 SENI TARI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SENI BUDAYA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 BOJONGSOANG KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELMA MERDIANA, S.Sn

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELOK NUR'AENI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198402172024212015
Tempat/Tgl .Lahir : BANYUMAS, 17-02-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN FISIKA / 2020

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU FISIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELOK NUR'AENI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELSA FITRI HARAHAP, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199301232024212031
Tempat/Tgl .Lahir : TAPANULI SELATAN, 23-01-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 PADALARANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELSA FITRI HARAHAP, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELSA MULYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199105082024212027
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 08-05-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL /
2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU SEJARAH
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELSA MULYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELTRA CYTA OCKTORA, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199010202024212036
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 20-10-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BIOLOGI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BIOLOGI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELTRA CYTA OCKTORA, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELVIRA RUSLAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198804092024212019
Tempat/Tgl .Lahir : PASURUAN, 09-04-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 MAJALAYA KABUPATEN KARAWANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELVIRA RUSLAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELY NURALIYAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198406242024212012
Tempat/Tgl .Lahir : KUNINGAN, 24-06-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKATANI KABUPATEN BEKASI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELY NURALIYAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELYA WILYARTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199110262024212023
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 26-10-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN CINTA ASIH KABUPATEN BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELYA WILYARTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ELYSA APRILINA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199004142024212028
Tempat/Tgl .Lahir : TASIKMALAYA, 14-04-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN EKONOMI / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ELYSA APRILINA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA FATIMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198809262024212011
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 26-09-1988
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN /
2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MANAJEMEN
PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 2 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.


(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA FATIMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA HERMAWATI, SE


Nomor Induk PPPK : 197508022024212004
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 02-08-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN / 1999

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU EKONOMI
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA HERMAWATI, SE

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA NURRAHMI SUKIRNA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198711162024212009
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 16-11-1987
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN LUAR BIASA / 2012

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN SINDANGSARI CIKONENG KABUPATEN
CIAMIS - SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN
CIAMIS / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA NURRAHMI SUKIRNA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA ROSMAWATI, S.S.


Nomor Induk PPPK : 198108132024212006
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 13-08-1981
Pendidikan/Tahun : S-1 BAHASA DAN SASTRA INGGRIS / 2006

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 5 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA ROSMAWATI, S.S.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA SAEMI LINA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 197903012024212005
Tempat/Tgl .Lahir : BANDUNG, 01-03-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2002

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 2 MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA SAEMI LINA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMA WIDIANTI UTAMI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199312162024212027
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 16-12-1993
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 9 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMA WIDIANTI UTAMI, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMAN SULAEMAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198309122024211003
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 12-09-1983
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMAN SULAEMAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMAN SULAEMAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197908082024211007
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 08-08-1979
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PPKN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG
BARAT - DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMAN SULAEMAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMI MARYANI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 197111122024212003
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 12-11-1971
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2010

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PARUNG KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMI MARYANI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMMA AMALLIA CONTESSA, S.Pd.


Nomor Induk PPPK : 199103232024212033
Tempat/Tgl .Lahir : SUBANG, 23-03-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN KIMIA / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 CISALAK KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMMA AMALLIA CONTESSA, S.Pd.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMPAY INDRAWATI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198006282024212008
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 28-06-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2013

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKABUMI KOTA SUKABUMI - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMPAY INDRAWATI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : EMUL MULYADI, S.pd.I


Nomor Induk PPPK : 197804222024211003
Tempat/Tgl .Lahir : SUKABUMI, 22-04-1978
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PARUNG KUDA KABUPATEN SUKABUMI -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. EMUL MULYADI, S.pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENAH ROHAENAH, S.Pd.I.


Nomor Induk PPPK : 197503122024212001
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 12-03-1975
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG -
DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENAH ROHAENAH, S.Pd.I.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENANG KARTIWA, S.E


Nomor Induk PPPK : 196901022024211002
Tempat/Tgl .Lahir : SUMEDANG, 02-01-1969
Pendidikan/Tahun : S-1 MANAJEMEN KEUANGAN / 2001

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENDIDIKAN KHUSUS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SLBN BAG B PEMBINA TINGKAT PROVINSI JAWA
BARAT KABUPATEN SUMEDANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENANG KARTIWA, S.E

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENCEP DANA WAHYUDIN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198604082024211011
Tempat/Tgl .Lahir : GARUT, 08-04-1986
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 24 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENCEP DANA WAHYUDIN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENCEP RAHMAN, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198503192024211004
Tempat/Tgl .Lahir : INDRAMAYU, 19-03-1985
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS / 2008

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 LELEA KABUPATEN INDRAMAYU - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENCEP RAHMAN, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENCEP SULAEMAN, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 198406032024211010
Tempat/Tgl .Lahir : CIANJUR, 03-06-1984
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR - DINAS
PENDIDIKAN / CIANJUR

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENCEP SULAEMAN, S.Pd.I

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDA LESMANA, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199103072024211009
Tempat/Tgl .Lahir : CIAMIS, 07-03-1991
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN
REKREASI / 2015

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PENJASORKES
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 3 BANDUNG KOTA BANDUNG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENDA LESMANA, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDAH MUSTIKA SARI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198903312024212012
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 31-03-1989
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2011

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 11 GARUT KABUPATEN GARUT - DINAS
PENDIDIKAN / GARUT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENDAH MUSTIKA SARI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDAH SRI RAHAYU, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199607142024212021
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 14-07-1996
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI / 2018

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU PRAKARYA DAN
KEWIRAUSAHAAN
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENDAH SRI RAHAYU, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDAH SUSANTI, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 198002272024212005
Tempat/Tgl .Lahir : BOGOR, 27-02-1980
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA / 2004

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INDONESIA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 JASINGA KABUPATEN BOGOR - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah
menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.
(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENDAH SUSANTI, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDANG CAHYA KUSUMAH, S.Pd


Nomor Induk PPPK : 199401102024212030
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 10-01-1994
Pendidikan/Tahun : S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA / 2016

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU MATEMATIKA
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMKN 1 SUBANG KABUPATEN SUBANG - DINAS
PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat dilakukan apabila;
a. Jangka waktu Perjanjian Kerja berakhir;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua mengajukan permohonan berhenti sebagai Pegawai pemerintah dengan
Perjanjian Kerja; atau
d. Terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pada Pihak Kesatu.
(2) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
dilakukan apabila:
a. Pihak Kedua dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan tindak pidana dilakukan dengan tidak berencana.
b. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
Perjanjian Kerja.
(3) Pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat dilakukan apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan/atau Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana yang ada hubungannya dengan jabatan;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
(4) Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja dilakukan apabila Pihak Kedua melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pasal 5.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan

Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Kesatu dan Pihak
Kedua sepakat menyelesaikan perselisihan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 14
Lain-lain

(1) Pihak Kedua bersedia melaksanakan seluruh ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
kedinasan dan peraturan lainnya yang berlaku di Pihak Kesatu.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


6

(2) Pihak Kedua wajib menyimpan dan menjaga kerahasiaan baik dokumen maupun informasi
milik Pihak Kesatu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pihak Kesatu dapat memperpanjang masa perjanjian kerja yang dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) oleh Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dalam
keadaan sehat dan sadar tanpa pengaruh ataupun paksaan dari pihak manapun, masing masing
bermaterai Rp. 10.000,- dan mempunyai kekuatan hukum masing-masing.

Pihak Kesatu Pihak Kedua

H. SUMASNA, ST., MUM. ENDANG CAHYA KUSUMAH, S.Pd

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
Jalan Ternate No.2 Telepon (022) 4235026 FAX. (022) 4203960
Website : bkd.jabarprov.go.id email : bkd@jabarprov.go.id
B A N D U N G 40115

PERJANJIAN KERJA
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA GURU
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024
Nomor : 803/KPG.02/PPIK

Pada hari ini Kamis, tanggal 28 bulan Maret Tahun 2024 yang bertanda tangan dibawah ini:
I. Nama : H. SUMASNA, ST., MUM.
Jabatan : Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Mandat dan Delegasi Penandatanganan Naskah Dinas Kepegawaian di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kesatu.

II. Nama : ENDANG ERIANA HAPSARI, S.Pd.I


Nomor Induk PPPK : 199005122024212027
Tempat/Tgl .Lahir : MAJALENGKA, 12-05-1990
Pendidikan/Tahun : S-1 TADRIS BAHASA INGGRIS / 2014

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, untuk selanjutnya disebut Pihak
Kedua.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat untuk mengingatkan diri satu sama lain dalam
Perpanjangan Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagaimana dituangkan dalam Pasal-Pasal
sebagai berikut:

Pasal 1
Masa Perjanjian Kerja, Jabatan dan Unit Kerja

Pihak Kesatu menerima dan mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Masa Perjanjian Kerja : 1 Maret 2024 s.d 28 Februari 2029
b. Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU BAHASA INGGRIS
c. Masa Kerja : 0 Tahun 0 Bulan
d. Unit Kerja : SMAN 1 KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA
- DINAS PENDIDIKAN / JAWA BARAT

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


2

Pasal 2
Tugas Pekerjaan

(1) Pihak Kesatu membuat dan menetapkan tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pihak
Kedua.
(2) Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan Pihak Kesatu dengan
sebaik-baiknya dan rasa tanggung jawab.

Pasal 3
Kinerja
Pihak Kedua wajib :
(1) Menyusun Perjanjian Kinerja sesuai dengan Jabatannya dengan memperhatikan target,
sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai;
(2) Menyusun Sasaran Kinerja Pegawai yang disepakati selama satu (1) tahun berjalan bersama
dengan Atasan Langsung di Unit Kerja yang bersangkutan;
(3) Mengikuti ketentuan Penilaian Kinerja dan Perilaku Kerja Pegawai yang berlaku;
(4) Melaporkan secara berjenjang hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung sesuai dengan target
kinerja yang disepakati sesuai dengan dokumen SKP;
(5) Mengikuti segala ketentuan lain yang berlaku mengenai Penilaian Kinerja Pegawai dan
Perilaku Kerja Pegawai.

Pasal 4
Hari Kerja dan Jam Kerja

(1) Pihak Kedua wajib bekerja sesuai dengan hari kerja dan jam kerja yang berlaku di instansi
Pihak Kesatu.
(2) Pihak Kedua wajib Mengisi presensi kehadiran secara tertulis dan melalui aplikasi online.

Pasal 5
Disiplin

(1) Pihak Kedua wajib mematuhi disiplin PPPK untuk menjamin terpeliharanya tata tertib
dalam kelancaran pelaksanaan tugas.
(2) Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(3) Peraturan tentang Disiplin bagi Pihak Kedua mutatis mutandis dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(4) Bagi Pihak Kedua yang melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat, maka Pihak Kesatu
berhak memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat.

Pasal 6
Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi PPPK

(1) Bagi Pihak Kedua yang melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu dilangsungkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga bagi Pihak Kedua yang telah

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


3

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.


(3) Pihak Kedua yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin lebih dahulu
dari Pejabat.
(4) Peraturan tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pihak Kedua mutatis mutandis
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS.

Pasal 7
Gaji dan Tunjangan

(1) Pihak Kedua berhak mendapat gaji dan tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pihak Kedua berhak menerima tunjangan terdiri atas:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan pangan;
c. Tunjangan jabatan fungsional;
d. Tunjangan lainnya.
(3) Besaran tunjangan Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Pembayaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan
sejak Pihak Kedua melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan surat pernyataan
melaksanakan tugas dari pimpinan unit kerja penempatan Pihak Kedua.
(5) Apabila pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja pertama bulan
berkenaan gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibayarkan
mulai bulan berkenaan.
(6) Apabila Pihak Kedua yang melaksanakan tugas pada tanggal hari kerja kedua dan seterusnya
pada bulan berkenaan, gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dibayarkan mulai bulan berikutnya.
(7) Pembayaran gaji dan tunjangan Pihak Kedua dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerima gaji dan/atau tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dapat
dilakukan pemotongan pada saat pembayaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Cuti

(1) Pihak Kedua berhak mendapatkan cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan cuti bersama
selama masa Perjanjian Kerja.
(2) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


4

Pasal 9
Pengembangan Kompetensi

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan pengembangan kompetensi kepada pihak Kedua untuk
mendukung pelaksana tugas selama masa Perjanjian Kerja dengan memperhatikan hasil
penilaian kinerja Pihak Kedua.
(2) Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 24
(dua puluh empat) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
(3) Pelaksanaan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10
Penghargaan

(1) Pihak Kesatu dapat memberikan penghargaan kepada Pihak Kedua berupa:
a. Penghargaan Daerah;
b. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
c. Kesempatan menghadiri acara resmi dan atau/acara kenegaraan
(2) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
Diberikan kepada Pihak Kedua apabila mempunyai penilaian kinerja yang paling baik.
(4) Pemberian penghargaan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c.
Diberikan kepada Pihak Kedua setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang ada pada pihak Kesatu.

Pasal 11
Perlindungan

(1) Pihak Kesatu wajib memberikan perlindungan bagi pihak kedua berupa:
a. Jaminan hari tua;
b. Jaminan kesehatan;
c. Jaminan keselamatan kerja;
d. Jaminan kematian; dan
e. Bantuan hukum.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, hurf b, huruf c, dan huruf d
dilakukan dengan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program sistem jaminan sosial
nasional.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, diberikan kepada Pihak Kedua
dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugas.
(4) Pemberian perlindungan kepada Pihak Kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERJANJIAN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA


5

Pasal 12
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua dapat melakukan pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemutusan hubungan P

Anda mungkin juga menyukai