Anda di halaman 1dari 6

Sosiologi-raf |1

IV. Dinamika Kelompok Sosial

Pengertian Dinamika Sosial Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan
perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu. Keterkaitan antara dinamika
sosial dengan interaksi sosial adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan
antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat
baik secara progresif ataupun retrogresif.

Fungsi Dinamika Kelompok.


a. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak
dapat hidup sendiri di dalam masyarakat)
b. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling
bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain)
c. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat
teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan
pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien (dalam dinamika kelompok pekerjaan besar
akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing)
d. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan
masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok social adalah:
• Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota dalam suatu kelompok (proses
pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
• Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap kehidupan kelompok (kesatuan
kelompok, tujuan bersama, dan orientasi diri terhadap kelompok).
• Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan
antaranggota, dan pemabgian tugas
• Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok social (bentuk kepemimpinan,
tugas pimpinan, dan system kepemimpinan
• Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam kelompok, perpevahan kelompok,
keinginan anggota untuk tetap berada dalam kelompok.

V. Faktor pendorong dinamika kelompok social

A. Faktor pendorong dari luar kelompok


1. Perubahan situasi social
Seperti pemekaran sebuah wilayah, masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuanp-
2. penemuan baru.
3. Perubahan situasi ekonomi.
Masyarakat perkotaan memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding
masyarakat pedesaan
4. Perubahan situasi Politik.
5. Pergantian elite politik menyebabkan perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat.

B. Faktor pendorong dari dalam


1. Adanya konflik antar anggota kelompok menyebabkan keretakan dan berubahnya pola hubungan
sosial

Sosiologi - raf Page 1 of 6


Sosiologi-raf |2

2. Adanya perbedaan kepentingan.


Kelangsungan kelompok akan terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha
memisahkan diri
3. Adanya perbedaan paham
Perbedaan paham akan mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan.

VI. Dimensi Hubungan Antarkelompok

Sebagaimana individu berinteraksi dengan individu lain, suatu kelompok pun berinteraksi
atau berhubungan dengan kelompok lain. Hubungan ini akan menghasilkan kerja sama, konflik,
maupun persaingan. Menurut Kinloch, hubungan antarkelompok memiliki beberapa kriteria sebagai
berikut.
1. Kriteria fisiologis. Kriteria ini didasarkan pada persamaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan),
usia (tua-muda), dan ras.
2. Kriteria kebudayaan. Kriteria ini mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan,
seperti kelompok etnik (misalnya, Batak, Minangkabau, Sunda, Ambon). Meskipun Kinloch tidak
menyebutkan faktor agama, dalam banyak kasus, pengelompokkan berdasarkan agama pun dapat
dimasukkan dalam kategori ini.
3. Kriteria ekonomi. Kriteria ini dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan
yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi.
4. Kriteria perilaku. Kriteria ini didasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan
terhadap aturan masyarakat.

Dalam hubungan antarkelompok juga terdapat berbagai macam dimensi, di antaranya adalah
dimensi demografi, dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial, dan dimensi tipe utama
hubungan antarkelompok. Namun, kita akan membatasi bahasan pada empat dari enam dimensi
yang telah dikemukakan, yaitu dimensi sejarah, dimensi sikap, dimensi institusi, dan dimensi gerakan
sosial.
1. Dimensi sejarah
Hubungan antarkelompok dilihat dari dimensi sejarah diarahkan pada masalah tumbuh dan
berkembangnya hubungan antarkelompok. Hal ini terkait dengan timbulnya stratifikasi etnik,
stratifikasi jenis kelamin, dan stratifikasi usia.
Stratifikasi etnik menurut Noel hanya dapat terjadi apabila memenuhi tiga syarat, yaitu (1)
etnosentrisme, (2) persaingan, dan (3) perbedaan kekuasaan. Stratifikasi etnik tidak terjadi apabila
ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi. Contohnya, kontak antara kelompok kulit putih dan kelompok
kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik Apartheid. Kontak ini berkembang menjadi hubungan
perbudakan. Hal ini terjadi karena adanya etnosentrisme pada kelompok kulit putih, adanya
persaingan di bidang ekonomi, dan adanya kekuasaan yang lebih besar pada kelompok kulit putih.

Stratifikasi usia terkait dengan kekuasaan, hak istimewa, dan prestise yang dimiliki individu
sejak mulai beranjak dewasa hingga menjelang usia tua. Setelah itu, kekuasaan, prestise, dan hak
istimewa itu berkurang akibat bertambahnya usia dan kecenderungan untuk semakin tergantung
dengan orang yang lebih muda.

Sosiologi - raf Page 2 of 6


Sosiologi-raf |3

Stratifikasi jenis kelamin terkait dengan industrialisasi, pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan belum terlihat jelas. Baik laki-laki maupun perempuan saling bekerja sama dalam
kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Sementara pada masa industrialisasi, pembagian kerja
antara laki-laki dan perempuan semakin jelas dan terinci.

2. Dimensi sikap
Dalam hubungan antarkelompok sering muncul suatu prasangka dan stereotip. Prasangka
(prejudice) dalam kaitannya dengan hubungan antarkelompok merupakan sikap bermusuhan yang
ditujukan pada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai
ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka karena tidak didasari oleh
pengetahuan, pengalaman, ataupun bukti yang memadai. Contohnya, terdapat pandangan yang
menganggap bahwa orang Batak memiliki watak dan sikap yang kasar dan agresif. Selain itu, ada
pula pandangan yang menganggap bahwa orang Padang memiliki sifat yang pelit. Hal ini tentu hanya
prasangka yang belum dibuktikan.

Menurut Banton, istilah prasangka memiliki makna yang hampir serupa dengan istilah
antagonisme dan antipati. Namun, perbedaannya, antagonisme atau antipati dapat dikurangi atau
diberantas melalui pendidikan. Sebaliknya, sikap yang bermusuhan pada orang yang berprasangka
cenderung tidak rasional dan berada di bawah sadar sehingga sulit diubah. Suatu kelompok
berprasangka terhadap kelompok lain disebabkan oleh keinginan untuk memperoleh kepuasan yang
terhalang. Oleh karena itu, anggota melakukan agresi. Apabila agresi tidak dapat ditujukan pada
pihak yang menghalangi usahanya, agresi tersebut dialihkan kepada orang lain dan dijadikan sebagai
kambing hitam.
Stereotip merupakan suatu konsep yang erat kaitannya dengan konsep prasangka. Orang yang
menganut stereotip terhadap kelompok lain cenderung berprasangka terhadap kelompok lain.
Menurut Kornblum, stereotip adalah citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya
yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Orang cenderung terlalu
menyederhanakan dan tidak peka terhadap fakta objektif. Stereotip dapat bersifat negatif ataupun
positif. Perempuan memiliki sifat keibuan, penyayang, dan lembut merupakan contoh stereotip
positif. Sementara itu, contoh stereotip negatif adalah miskin memiliki sifat bodoh, kotor, dan tidak
berbudaya.

3. Dimensi institusi
Dimensi institusi dalam hubungan antarkelompok dapat berupa institusi politik dan ekonomi.
Institusi dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan
antarkelompok. Institusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola hubungan antarkelompok
yang ada. Maksudnya, hubungan antarkelompok menjadi bersifat birokratis saja dan tidak ada
hubungan yang bersifat lebih personal selain antarinstitusi belaka. Contohnya, seorang petugas
administrasi tidak perlu mengenal dengan baik,orang-orang dari instansi mana yang dihadapinya.
Hubungan yang terjadi antarmereka tidak lebih dari hubungan administratif saja. Ia melayani
keperluan administrasi konsumen dan konsumen membutuhkan pelayanan administrasi darinya.

Sosiologi - raf Page 3 of 6


Sosiologi-raf |4

4. Dimensi gerakan sosial


Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oleh pihak
yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang
sudah ada. Misalnya, gerakan perempuan untuk menentang kekerasan dalam rumah tangga, dan
gerakan perempuan konservatif yang mempertahankan peran perempuan sesuai dengan tradisi.

Selain dimensi yang telah disebutkan di atas, dalam hubungan antarkelompok juga terdapat
dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolektif. Yang termasuk dalam dimensi perilaku adalah
perilaku satu kelompok terhadap kelompok lain, misalnya perilaku diskriminatif dan pemeliharaan
jarak sosial. Selain itu, hubungan antarkelompok pun sering diwarnai oleh peristiwa perilaku kolektif,
misalnya demonstrasi, huru-hara, pengrusakan, atau bentrok fisik.

VII. Pola Hubungan Antar Kelompok

Pola Hubungan Antar kelompok Sosial Beserta Contohnya - Setiap kelompok sosial tentu
meitiilikif përbedaan struktur sosial, persepsi, dan norma sosial. Hubungan antarkelompok sosial
tersebut dapat menyebabkah terjadinya dinamika kelompok sosial. Hubungan antarkelompok sosial
dapat mengarah pada 'proses asosiatif ataupun disosiatif. Dalam suatu kelompok yang memiliki
kebudayaan yang dominan akan, memëngaruhi bentuk hubungan antarkelompok di suatu
masyarakat. Kelompok mayoritas tidak harus berarti jumlahnya lebih banyak. Walaupun jumlahnya
sedikit, sebuah kelompok dapat dikatakan sebagai mayoritas jika memiliki pèngaruh lebih besar
terhadap kelompok lain.
Kelompok mayoritas memiliki kekuatan lebih besar sehingga menguasai kelompok mihoritas.
Kekuatan atau keunggulan kelompok bisa disebabkan oleh ciri-ciri fisik, ekonomi, budaya, atau
perilaku, sedangkan kelompok minoritas dianggap tidak unggul atau lebih rendah daripada
kelompok mayoritas. Akibat adanya perbedaan këkuatan atau pengaruh, kelompok minoritas
memperoleh perlakuan eksploitatif dan diskriminatif dari kelompok.mayoritas. Selain itu, hubungan
antarkelompok juga diwarnai ciri-ciri khusus contohnya dalam bentuk eksploitasi, diskriminasi,
difusi, akulturasi, segregasi, paternalisme, pluralisme, integrasi, dan asimilasi.

1. Eksploitasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah pemanfaatan untuk
keuntungan sendiri, pengisapan, dan pemerasan (terutama tentang tenaga). Keunggulan dalam hal
ciri-ciri fisik pernah mengakibatkan eksploitasi kelompok orang kulit putih terhadap orang kulit,
hitam di berbagai belahan dunia. Bentuk eksploitasi contohnya berupa perbudakan. Saat ini
fenomena eksploitasi juga tampak pada hubungan antara negara-negara maju dari negara-negara
berkembang. Apabila secara ekonomi sudah dominan maka pada umumnya aspek budaya pun akan
dominan,

2. Diskriminasi, adalah pembedaan perlakuan yang dialami terhadap sesama anggota kelompok
mengenai hal-hal tertentu (warna kulit, golongan suku, ekonomi, agama, dan lainnya). Contohnya,
secara fisik kaum wanita dianggap lemah dan lebih emosional dibandingkan dengan kaum pria.
Keadaan ini membuat kaum wanita mengalami diskriminasi dalam hal memperoleh pendidikan dan
pekerjaan atau jabatan. Diskriminasi dapat dialami oleh individu,dan dapat pula dialami oleh

Sosiologi - raf Page 4 of 6


Sosiologi-raf |5

kelompok sosial. Bentuk diskriminasi kelompok terhadap kelompok sosial lainnya, misalnya
kebijakan kelompok sosial (organisasi atau negara) hanya menguntungkan kelompok tertentu dan
merugikan kelompok lain.

3. Difusi, adalah proses penyebaran unsur dan pola kebudayaan. Difusi ada dua, yaitu difusi
intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat. Difusi intramasyarakat terjadi apabila unsur
kebudayaan yang tersebar berasal dari masyarakat itu sendiri. Adapun difusi antarmasyarakat terjadi
apabila ada kontak suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Difusi berlangsung secara dua
arah, yaitu saling memberi dan saling menerima. Namun, umumnya masyarakat dengan teknologi
lebih sederhanalah yang lebih banyak menyerap unsur budaya dari masyarakat yang lebih maju.
Demikian pula, kelompok sosial berstatus rendah lebih banyak menyerap unsur budaya dari
kelompok sosial berstatus tinggi. Difusi disertai seleksi dan modifikasi. Jadi, unsur budaya yang
diserap tidak selalu sama persis dengan aslinya. Dengan bantuan teknologi komunikasi dan sarana
transportasi yang telah berkembang maju seperti sekarang ini, proses difusi tidak harus melalui
kontak langsung dengan sumber aslinya.

4. Akulturasi, terjadi berawal adanya kontak di antara dua kelompok sosial yang memiliki
kebudayaan berbeda dan kemudian terus-menerus berhubungan sehingga terjadilah pertukaran
unsur-unsur kedua kebudayaan itu. Dalam akulturasi, unsur-unsur budaya asing yang mudah diserap
biasanya memiliki ciri-ciri mudah dipakai, sangat bermanfaat, dan mudah disesuaikan dengan
kondisi setempat, contohnya peralatan tulis-menulis, komunikasi, transportasi, sarana pertanian,
dan mata pencaharian hidup lainnya. Unsur-unsur itu biasanya berhubungan dengan perkembangan
teknologi. Berbagai unsur yang berhubungan dengan pemenuhan rasa senang, baik dalam bentuk
mode pakaian, dan rekreasi juga mudah diserap masyarakat lain. Sementara itu, unsur-unsur yang
berhubungan dengan kepercayaan, nilai dan norma sosial, serta bahan makanan pokok tidak mudah
diserap.

5. Segregasi, merupakan pemisahan kelompok sosial berdasarkan tradisi atau hukum. Kelompok
yang mengalami perlakuan ini biasanya berbeda dalam hal asal-usul etnik, agama, kesejahteraan,
atau kebudayaan. Segregasi dapat terjadi dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.

6. Paternalisme, sering dijadikan pola kerja sama antara pengusaha besar dengan pengusaha
(pedagang) kecil. Pengusaha besar memberi bantuan modal dan jaringan pemasaran kepada
pengusaha (pedagang) kecil. Dalam istilah hubungan seperti itu pengusaha besar disebut bapak
angkat, sedangkan pengusaha (pedagang) kecil disebut anak asuh. Dalam hal, ini terjalin hubungan
antara dua kelompok sosial yang bersifat atasan dan bawahan yang saling memberikan nilai positif
mengadakan hubungan.

7. Pluralisme, yaitu suatu keadaan di mana berbagai kelompok yang berbeda baik ras, maupun
etnik/agama saling memelihara identitas budaya pan jaringan sosial, namun mereka bersama-sama
berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan politik.

8. Asimilasi, terjadi apabila kebudayaan masyarakat yang didatangi bersifat dominan. Dalam
keadaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-tradisi yang dibawa dari kelompok pendatang akan
menjadi bagian dari kebudayaan yang mendominasi. Oleh karena itu, proses asimilasi membuat

Sosiologi - raf Page 5 of 6


Sosiologi-raf |6

kelompok minoritas menjadi lebur karena anggota-anggota kelompok kehilangan beberapa ciri
budayanya. Sementara itu, masyarakat yang didatangi menerima unsur-unsur baru dalam
kebudayaannya. Unsur baru bukan hanya memperkaya variasi, namun dapat pula menjadi penyebab
perubahan yang cukup nyata di masyarakat.

9. Kolonialisme, adalah pengambil alihan dan penguasaan sebuah wilayah oleh kekuasaan asing dan
mengisinya dengan dominasi sosial ekonomi atas masyarakat setempat (masyarakat pribumi).

10. Pemindahan, artinya penduduk asli dipindahkan tempatnya (digusur). Misalnya Australia
didatangi Inggris (bukan menganggap sebagai musuh, tetapi sahabat) sehingga banyak warga Inggris
yang datang di Australia.

11. Perbudakan, yaitu suatu sistem perhambaan yang terlembagakan di mana sang tuan memiliki
kontrol penuh/penguasaan penuh terhadap para budak.

12. Resistensi, yaitu suatu strategi yang dilakukan oleh kelompok minoritas untuk menghindarkan
diri dari konfrontasi yang tidak mengenakkan dengan kelompok dominan dengan jalan melakukan
segregasi sendiri.

13. Amalgamasiatau hibridisasi, artinya perkawinan campuran/silang. Amalgamasi menunjuk pada


hasil akhir yang diperoleh jika kelompok mayoritas dan kelompok minoritas disatukan untuk
membentuk kelompok baru melalui perkawinan.

----------------------------------------- @@@@@

Sosiologi - raf Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai