Hai Quipperian! Sudahkah kamu memahami materi hukum Newton tentang gerak? Belum paham?
Tenang saja, untuk membantumu Quipper Video Blog akan membahas materi tersebut pada artikel kali ini.
Mau tahu seperti apa pembahasannya? Yuk, langsung saja disimak!
Daftar Isi Sembunyikan
Siapa Itu Isaac Newton?
Hukum Newton 1
Hukum Newton 2
Hukum Newton 3
Bagaimana sekilas info-nya? Mau gak kamu menjadi orang seperti Newton? Pasti mau ya kan. Menjadi
orang yang ilmunya bermanfaat untuk orang lain. Setelah mengetahui sekilas info tersebut, yuk sekarang
kita selami pemikiran-pemikiran Newton tentang Gerak.
Hukum Newton 1
Hukum Newton I tentang gerak menyebutkan “Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.” Teori tersebut juga menyebutkan bahwa
setiap benda bersifat lembam. Artinya, benda cenderung mempertahankan kedudukannya.
Benda diam akan tetap diam dan ketika benda bergerak cenderung bergerak. Hukum I Newton juga
menggambarkan sifat benda yang selalu mempertahankan keadaan diam atau bergeraknya. Istilah untuk itu
ialah inersia atau kelembaman. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Hukum Newton I disebut pula
dengan istilah Hukum Kelembaman.
Arti dari rumus tersebut ialah resultan gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol. Jika resultan gaya sebuah
benda sama dengan nol, berarti benda tersebut tidak memiliki percepatan atau percepatannya sama dengan
nol.
Cukup mudah dipahami bukan untuk Hukum Newton I atau Hukum Kelembaman? Mudah kan kalau kamu
mau mempelajarinya dengan seksama. Kalau begitu, yuk, ke pembahasan selanjutnya!
Hukum Newton 2
Hukum Newton II menyebutkan “Besarnya percepatan yang dialami suatu benda berbanding lurus dengan
gaya yang bekerja terhadap benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa bendanya.” Berdasarkan
teori tersebut, percepatan yang timbul pada suatu benda karena dipengaruhi gaya yang bekerja pada benda,
besarnya akan berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Dalam pemahaman yang lebih sederhana, jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak
sama dengan nol, maka benda tersebut akan bergerak dengan suatu percepatan. Hukum Newton II bila
dirumuskan menjadi seperti berikut:
Hukum Newton 3
Hukum Newton III menyatakan “Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu benda, maka akan timbul
gaya reaksi yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.” Maksud dari hukum tersebut ialah jika
sebuah benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua pun mengerjakan gaya
terhadap benda pertama yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Untuk memahami teori tersebut, kamu bisa melihat contoh di kehidupan nyata. Contoh tersebut seperti
ketika seorang penyelam tengah melakukan penyelaman. Kaki dan tangan penyelam mendorong air ke
belakang (gaya aksi), sehingga badan penyelam terdorong ke depan sebagai gaya reaksi.
Gaya aksi-reaksi pada memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tersebut antara lain: sama besar, terletak
dalam satu garis kerja, berlawanan arah, dan bekerja pada dua benda yang berlainan.
Selain itu, gaya dibedakan menjadi beberama macam yaitu gaya berat, gaya normal, gaya gesek, dan gaya
tegang tali. Gaya berat yakni gaya yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh percepatan gravitasi dengan
arah selalu tegak lurus menuju pusat bumi. Lalu, gaya normal yakni gaya penyeimbang yang bekerja pada
dua permukaan benda yang bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat kekasaran dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Dan,
terakhir, gaya tegang tali yaitu gaya yang bekerja pada tali sebagai gaya aksi-reaksi.
Nah, itulah pembahasan mengenai Hukum Newton tentang Gerak. Kalau kamu masih membutuhkan
materi yang lebih lengkap, kamu bisa mendapatkannya di Quipper Video. Untuk dapat mengakses Quipper
Video, kamu bisa mendaftarkan dirimu di sini. Yakin dhe, kalau bergabung bersama Quipper Video gak
akan membuatmu menyesal!
isika Kelas 11 | Cara Gampang
Memahami Konsep Momen Inersia
Kresnoadi Sep 17, 2019 • 8 min read
Artikel Fisika kelas 11 ini membahas tentang konsep momen inersia, serta contoh
penerapannya di kehidupan sehari-hari
--
Coba perhatikan mainan di atas deh. Benda-benda yang akan diluncurkan itu punya
bentuk yang berbeda-beda. Mulai dari kotak, bola pejal (padat), bola berongga,
silinder pejal, maupun cincin. Menurut kamu, jika semuanya dilepaskan secara
bersamaan dari atas, benda mana yang pertama kali sampai bawah?
Biar kayak judul-judul berita heboh, maka sekarang perlu tambahan kalimat:
Bendanya tidak akan terduga dan kamu harus cari tahu di akhir artikel ini!
Cihuy gak?
Well, untuk mencari tahu jawabannya, kita perlu memahami konsep Momen Inersia.
Ini tuh topik yang masih nyambung banget sama torsi dari tulisan Momen Gaya
dan Misteri Gagang Pintu. Pastiin baca dulu ya sebelum lanjut ke sini.
Nah, itu adalah contoh paling sederhana dari inersia. Di mana daun yang sebelumnya
diam, akan tetap "berusaha untuk diam”, sebelum akhirnya terkena gaya gravitasi.
Satu hal yang perlu kamu ingat dari sifat lembam adalah: benda yang
memiliki inersia besar, cenderung susah diperlambat atau dipercepat.
Lalu, apa kaitannya Inersia dengan Momen Inersia? Kalau inersia adalah kelembaman
untuk gerak translasi (pergerakan yang sifatnya lurus/linier), Momen Inersia
merupakan kelembaman untuk gerak rotasi (pergerakan yang sifatnya muter dari
poros).
Kalau semua benda di ramp itu kita lepaskan, mana yang akan sampai bawah
duluan?
Ya, yang paling cepat tiba adalah rasa rindu ketika dia tiba-tiba menghilang. Huhuhu.
Hmmm. Seperti familiar ya kalimat di atas. Semakin jauh jaraknya, semakin besar pula
kangennya. Betul, Saudara. Momen inersia adalah kita.
Itu artinya, kita perlu mengecek kondisi energi dari setiap benda. Secara matematis
kita tahu bahwa seluruh energi kinetik dari benda yang bergerak lurus (dalam
kasus ini, si kubus), merupakan energi kinetik translasi. Maka arti dari segala arti,
kita bisa menuliskanya dengan:
Gampang. Coba liat perbandingan gerak translasi dan rotasi di gambar berikut:
Jadi, kita tinggal ganti aja massa dengan momen inersia dan kecepatan linier
dengan kecepatan sudut sehingga energi kinetiknya menjadi:
Semua benda saat masih di atas ramp (belum dilepas), masih diam. Bendanya juga
punya ketinggian kan? Itu artinya, energinya masuk ke dalam energi
potensial. Penghitungannya berarti: massa benda x gravitasi x tinggi ramp
Ep = mgh
Sekarang, semua benda kita lepaskan.
Itu artinya, benda-benda ini mengalami dua jenis gerak: gerak translasi (saat si benda
turun), dan gerak rotasi (benda berputar saat menggelinding).
Alhasil, ini akan mengubah energi potensialnya menjadi energi kinetik
translasi (energi untuk membuat benda meluncur turun) plus kinetik rotasi (energi
untuk membuat benda berotasi).
Sementara buat si kubus, seluruh energi potensialnya hanya berubah menjadi energi
kinetik translasi.
Kotak!
Iya, bingung gak? Soalnya, untuk ke-empat benda lain, selain untuk merosot ke
bawah, ada energi yang digunakan benda “untuk membuatnya berotasi”. Di sisi lain,
energi potensial yang dikeluarkan kotak, seluruhnya digunakan untuk membuatnya
merosot ke bawah.
Ya, kita ngomongin ini dengan catatan nggak ada gaya gesek yang bekerja di
perosotan si kotak ya. Anggap aja si kotak ini kereta maglev.
Masalahnya, siapa di antara ke-empat benda lain yang turun paling cepat? Wah, ini
gampang banget. Pembuktian secara matematisnya gini: kita tinggal cek benda
apa yang paling kecil mengubah energi potensialnya menjadi energi kinetik
rotasi.
Caranya?
Kita tinggal liat dari konstanta bentuk di rumus momen inersia di atas. Benda mana
yang punya konstanta bentuk paling kecil, itu lah yang punya kecepatan (v) paling
besar.
Jadi urutannya:
1. Kotak (I = 0)
5. Cincin (I = 1 mR2)
Penjelasannya begini. Kita coba ambil dua contoh ya. Benda bola pejal dan cincin,
deh. Bola pejal kan solid, jadi massa-nya tersebar dengan baik di pusat. Bandingkan
dengan cincin. Massa-nya hanya tersebar di bagian tipis yang padat itu. Ini ngebuat
persebaran massa-nya lebih jauh dari titik pusat. Dan, kayak yang udah kita bahas di
atas, makin jauh jarak massa benda, makin besar juga momen inersianya.
Nah, karena energi yang dipakai untuk momen inersia (energi kinetik rotasi) besar,
maka energi yang digunakan untuk energi kinetik translasi jadi kecil (kecepatannya
jadi lambat).
Gimana, gimana? Paham gak? Sekarang udah tahu kan konsep dari momen inersia,
hubungannya dengan inersia, dan torsi. Kalau kamu ingin coba memahami materi ini
sekali lagi, cobain aja tonton video animasinya di ruangbelajar, lalu kerjain soal-
soalnya untuk bisa mengerti dengan lebih optimal!