Anda di halaman 1dari 26

25

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan
bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kelembutan produk, aroma
produk, keamanan bahan, informasi komposisi bahan pada kemasan dan tingkat
harga. Selanjutnya dibuat alternatif pengembangan produk dan dilakukan
pemilihan alternatif yang terbaik.
Pengembangan produk dilakukan dengan menambah glycerin, sebagai bahan
pelembut, sebanyak 2%, menambah kadar fragrance 10% dari formula awal,
menambah glasolit, sebagai bahan pengikat fragrance 10% dari kadar fragrance,
menambah informasi komposisi bahan pada label kemasan. Pengembangan
produk dilakukan dengan batasan kenaikan biaya untuk pengembangan produk
tidak boleh menyebabkan kenaikan harga jual produk.
Hasil pengujian produk hasil pengembangan menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan terhadap atribut kelembutan dan aroma produk mengalami peningkatan.

4.1 Penentuan Atribut Kebutuhan Konsumen


Atribut kebutuhan konsumen ditentukan dengan observasi dan diskusi dengan
bagian produksi dan sales perusahaan. Tools yang digunakan adalah cause effect
diagram, dengan tools ini ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan
pelanggan terhadap isi produk, kemasan dan harga. Hasil diskusi dilaporkan pada
Lampiran 5. Selanjutnya dibuat daftar atribut kebutuhan pelanggan yang
ditampilkan dalam Tabel 4.1.

4.2 Survei Pendahuluan


Hasil dari survei pendahuluan adalah persentase merk sabun kesehatan yang
sering digunakan oleh responden. Rekapitulasi hasil ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Diagram Pareto digunakan untuk menganalisis data survei pendahuluan.
Dengan diagram Pareto ditentukan produk yang akan dijadikan kompetitor,
26

diambil persentase kumulatif yang > 80% (terdekat dengan angka 80%). Diagram
Pareto tersebut ditampilkan pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1 Daftar atribut kebutuhan pelanggan
Primer Sekunder Tersier
Isi Produk Karakteristik Kemampuan membersihkan badan
Aroma
Warna
Berat
Dimensi
Bentuk
Keamanan bahan
Kelembutan
Kemampuan menghasilkan busa
Kekerasan
Kemasan Penampilan Bentuk kemasan
Produk Dimensi kemasan
Desain kemasan
Terdapat logo merk
Terdapat informasi bahan
Terdapat ijin Depkes
Terdapat label halal
Harga Harga Harga jual

Tabel 4.2 Merk sabun kesehatan yang paling sering digunakan


Merk Sabun Jumlah Responden yang Persentase Persentase
menggunakan Kumulatif
Lifebuoy 40 57,14% 57,14%
Nuvo 10 14,29% 71,43%
Dettol 8 11,43% 82,86%
Biore Antiseptik 8 11,43% 94,29%
Asepso 2 2,86% 97,14%
Deo 1 1,43% 98,57%
Bio Sulfur 1 1,43% 100%
JUMLAH 70 100%

50 100.00%

90.00%

40 80.00%

70.00%
persentase kumulatif
jumlah responden

30 60.00%

50.00%

20 40.00%

30.00%

10 20.00%

10.00%

0 0.00%
Lifebuoy Nuvo Dettol Biore Antiseptik Asepso Deo Bio Sulfur
merk

jumlah responden Series1 persentase kumulatif

Gambar 4.1 Diagram Pareto Merk Sabun Mandi Kesehatan


yang Paling Sering Digunakan
27

Berdasar hasil analisa dengan diagram Pareto maka merk Lifebuoy, Nuvo dan
Dettol merupakan merk yang akan dijadikan sebagai produk kompetitor.

4.3 Survei Pelanggan


4.3.1 Pembuatan Kuesioner
Kuesioner yang dibagikan kepada responden bertujuan untuk mendapatkan
data tingkat kepentingan konsumen terhadap produk sabun mandi kesehatan, data
tingkat kepuasan konsumen terhadap produk laban antiseptik, data tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk lifebuoy, data tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk nuvo, data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dettol
serta data tingkat kepuasan yang diharapkan oleh konsumen yang digunakan
sebagai data target. Kuesioner yang disebarkan ditampilkan pada Lampiran 7.

4.3.2 Penyebaran Kuesioner


Kuesioner yang telah disusun kemudian disebarkan ke responden dengan
teknik purposive non probablity sampling. Karakteristik responden yang dipilih
adalah responden yang belum pernah menggunakan sabun laban antiseptik
sebelumnya tetapi sudah pernah menggunakan sabun yang dijadikan kompetitor
yaitu sabun lifebuoy, nuvo, dan dettol. Kebijakan ini berkaitan dengan harapan
perusahaan agar dapat menambah pangsa pasar.
Bersama dengan penyebaran kuesioner, dibagikan juga sebuah sabun Laban
anti septik. Responden diminta kesediaannya untuk menggunakan sabun laban,
sebelum mengisi kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan terhadap laban.

4.3.3 Rekapitulasi Hasil Survei Pelanggan


Data hasil survei pelanggan menunjukkan bahwa tingkat kepentingan
responden bervariatif berada pada rentang sangat tidak penting sampai dengan
sangat penting, begitu juga dengan tingkat kepuasan bervariasi dari sangat tidak
puas sampai dengan sangat puas. Hasil selengkapnya ditampilkan pada Lampiran
8. Pengujian distribusi data dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov. Proses
pengerjaan dibantu dengan software SPPS for windows release 10.0. Hasil
28

pengujian dapat dilihat pada Lampiran 9, dan dapat dilihat bahwa semua data
terdistribusi normal.

4.3.4 Pengujian Validitas Kuesioner


Pengukuran validitas masing-masing kuesioner menggunakan persamaan
Product Moment Pearson. Persamaan tersebut digunakan karena data dari
masing-masing kuesioner mempunyai skala interval dan merupakan variabel
kontinu.
Data masing-masing kuesioner dihitung menggunakan Persamaan (2.2).
Perhitungan koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program Microsoft Excell 2000. Hasil perhitungan nilai koefisien validitas telah
disajikan pada Lampiran 8 bersamaan dengan rekapitulasi data. Koefisien
validitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada Tabel r
product moment pada Lampiran 1. Dari tabel r product moment diperoleh bahwa
untuk jumlah sampel = 70, taraf kesalahan 1% maka r Tabel = 0,306 dan taraf
kesalahan 5% maka r Tabel = 0,235.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Validitas Kuesioner
r hitung kuesioner r kritis
No 1 2 3 1% 5%
Atribut Laban Lifebuoy Nuvo Dettol

1 0,336 0,440 0,684 0,496 0,461 0,719 0,235 0,306


2 0,457 0,550 0,580 0,595 0,391 0,577 0,235 0,306
3 0,504 0,598 0,504 0,667 0,419 0,568 0,235 0,306
4 0,646 0,378 0,419 0,409 0,389 0,574 0,235 0,306
5 0,587 0,352 0,381 0,472 0,478 0,587 0,235 0,306
6 0,395 0,587 0,352 0,527 0,529 0,671 0,235 0,306
7 0,435 0,700 0,593 0,674 0,377 0,750 0,235 0,306
8 0,551 0,607 0,653 0,593 0,440 0,716 0,235 0,306
9 0,437 0,379 0,396 0,744 0,498 0,593 0,235 0,306
10 0,422 0,495 0,530 0,545 0,582 0,741 0,235 0,306
11 0,550 0,472 0,386 0,584 0,454 0,631 0,235 0,306
12 0,433 0,555 0,544 0,624 0,562 0,655 0,235 0,306
13 0,355 0,596 0,580 0,615 0,414 0,509 0,235 0,306
14 0,343 0,314 0,461 0,552 0,662 0,682 0,235 0,306
15 0,502 0,608 0,589 0,595 0,650 0,717 0,235 0,306
16 0,347 0,390 0,518 0,506 0,653 0,648 0,235 0,306
17 0,336 0,463 0,422 0,477 0,508 0,593 0,235 0,306
18 0,480 0,371 0,456 0,404 0,53 0,499 0,235 0,306

Berdasar pada hasil perhitungan koefisien validitas kuesioner yang


ditampilkan pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai r-hitung untuk tiap atribut
29

dalam tiap kuesionernya tiap masing-masing lebih besar dari nilai r-kritis
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kuesioner tersebut valid.
Kuesioner yang valid menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dari kuesioner
dapat menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dan dapat digunakan untuk
pengolahan selanjutnya.

4.3.5 Pengujian Reliabilitas Kuesioner


Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan dalam koefisien alpha.
Data dari masing-masing kuesioner dihitung menggunakan Persamaan (2.3).
Perhitungan koefisien alpha dalam penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS for Windows Release 10.0. Nilai dari koefisien alpha untuk setiap atribut
dari masing-masing kuesioner dan nilai alpha keseluruhan ditampilkan pada
Tabel 4.4.
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai alpha setiap atribut selalu lebih kecil
dari nilai alpha keseluruhan sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner reliabel.
Kuesioner yang reliabel artinya bahwa kuesioner tersebut dapat digunakan lagi
untuk mendapatkan informasi yang sama dan hasilnya akan sama.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa data yang
terkumpul dari kuesioner merupakan data yang valid dan reliabel sehinggan data
dapat dipercaya kebenarannya dan dapat digunakan untuk pengolahan data
selanjutnya.

4.3.6 Pengolahan Data


Pengolahan data hasil kuesioner dengan menghitung nilai rata-rata dengan
menggunakan persamaan (2.5). Dalam proses pengolahan data ini digunakan
bantuan software Microsoft excel 2000. Tabel 4.5 menampilkan hasil perhitungan
mean tiap-tiap atribut dari tiap kuesioner.
Nilai kepentingan menunjukkan kontribusi peran dari masing-masing atribut
terhadap kepuasan pelanggan. Dari data hasil survei, diperoleh bahwa tingkat
kepentingan tertinggi adalah kemampuan membersihkan badan dan terendah
adalah warna sabun.
30

Hasil perhitungan mean pada kuesioner 1 menunjukkan bahwa dari delapan


belas atribut ada sepuluh atribut yang penting (nilai mean lebih besar atau sama
dengan 3). Atribut yang penting adalah kemampuan membersihkan badan, aroma,
keamanan komposisi bahan, kelembutan produk, kemampuan menghasilkan busa,
terdapat logo merk, terdapat informasi komposisi bahan, terdapat ijin DepKes,
terdapat label halal, tingkat harga.
Nilai kepuasan pelanggan terhadap produk saat ini ditetapkan sebagai
performansi awal. Sedangkan hasil dari kuesioner ketiga menunjukkan nilai
kepuasan yang diharapkan yang akan menjadi nilai goal masing-masing atribut.
Hasil perhitungan mean pada kuesioner 2, bisa digambarkan dalam grafik
radar sepert ditampilkan pada Lampiran 11. Dari grafik radar tersebut dapat
dilihat bahwa masih terdapat gap antara tingkat kepuasan laban dengan produk
kompetitor. Dibanding dengan produk lifebuoy, laban unggul hanya pada atribut
berat sabun, terdapat ijin DepKes, dan label halal saja. Dibandingkan dengan
produk Nuvo, laban unggul di sembilan atribut yaitu kemampuan membersihkan
badan, berat sabun, keamanan komposisi, kelembutan, kemampuan menghasilkan
busa, kekerasan, ukuran kemasan, adanya ijin DepKes, dan terdapat label halal.
Sedangkan jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan produk dettol, laban hanya
unggul pada atribut kemampuan menghasilkan busa, dan adanya label halal.
Apabila dibandingkan dengan tingkat kepuasan yang diharapkan (target) maka
hanya atribut terdapat label halal saja yang nilainya lebih besar. Hal ini
menunjukkan bahwa masih harus dilakukan pengembangan produk.

4.3.7 Pengumpulan Data Keluhan Pelanggan


Selain informasi yang didapatkan dari pengisian kuesioner, survei pelanggan
juga memperjelas kebutuhan pelanggan terhadap atribut produk dengan
mengumpulkan informasi keluhan pelanggan. Pengumpulan informasi tambahan
dilakukan dengan wawancara dengan tidak terstruktur. Hasil dari wawancara
tersebut kemudian diringkas dalam Tabel 4.6.
31

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Mean Kuesioner 1, 2 dan 3


No Atribut Kuesioner 1 Kuesioner 2 Kuesioner 3
32

Tingkat Laban Lifebuoy Nuvo Dettol Target


Kepentingan
1 Kemampuan 3,90 3,16 3,24 3,14 3,43 3,61
membersihkan badan
2 Aroma 3,29 2,27 3,01 2,64 3,10 3,24
3 Warna sabun 2,40 2,46 2,94 2,86 3,23 2,97
4 Berat sabun 2,43 2,96 2,90 2,90 3,14 2,97
5 Ukuran (pXlXt) sabun 2,60 2,74 2,83 2,80 2,87 3,03
6 Bentuk sabun 2,49 2,24 2,91 2,76 2,87 3,13
7 Keamanan komposisi 3,77 2,87 3,01 2,76 2,99 3,40
bahan
8 Kelembutan produk 3,57 2,73 2,94 2,69 2,96 3,47
9 Kemampuan 3,01 2,94 3,09 2,63 2,93 3,14
menghasilkan busa
10 Kekerasan sabun 2,87 2,69 2,83 2,46 2,83 3,04
11 Desain kemasan 2,90 2,53 2,89 2,69 2,99 2,93
menarik
12 Bentuk kemasan 2,73 2,67 2,93 2,90 2,90 2,97
13 Ukuran (volume) 2,59 2,89 2,97 2,86 2,90 2,96
kemasan
14 Terdapat logo merk 3,20 2,96 3,17 2,96 3,23 3,13
15 Terdapat informasi 3,53 2,67 3,17 3,09 3,27 3,23
komposisi bahan
16 Terdapat ijin DepKes 3,76 3,31 3,27 3,27 3,31 3,43
17 Terdapat label halal 3,57 3,37 2,67 2,37 2,70 3,26
18 Tingkat harga 3,20 2,71 2,89 3,29 2,76 3,33

Tabel 4.6 Keluhan pelanggan


ATRIBUT KETERANGAN TAMBAHAN
Aroma Jenis aroma tidak sesuai selera
Intensitas aroma kurang kuat
Aroma mudah hilang
Warna Kurang sesuai
Kurang cerah
Berat Berkaitan dengan bentuk yang kurang ergonomis
sehingga terasa berat
Dimensi Terlalu tebal, tidak nyaman di genggaman
Bentuk Ujung-ujung ada yang menyudut
Keamanan bahan Tidak ada label komposisi bahan
Kelembutan Kurang lembut di kulit
Kemampuan menghasilkan busa Busa kurang banyak
Kekerasan Sabun terlalu keras
Bentuk kemasan Kurang rapi
Dimensi kemasan Berkaitan dengan bentuk sabun yang kurang sesuai
Desain kemasan Desain kemasan kurang menarik
Kalimat dalam kemasan kurang menarik
Terdapat logo merk Berkaitan dengan nilai estetika
Terdapat informasi bahan Belum ada informasi bahan
Harga jual Harga jual di pasaran terlalu mahal

4.4 Pembuatan House of Quality (HoQ)


33

Pembuatan HoQ mengikuti langkah-langkah pada sub bab 2.11.


4.4.1 Memasukkan Data Kebutuhan Pelanggan
Atribut kebutuhan pelanggan dimasukkan pada bagian kolom customer
requirements. Berdasar hasil langkah penelitian sebelumnya ditetapkan ada
delapan belas atribut produk yang berpengaruh pada kepuasan pelanggan.

4.4.2 Memasukkan Nilai Hasil Survei


Nilai kepentingan produk sabun mandi kesehatan dan nilai kepuasan produk
Laban antiseptik dan kompetitor serta tingkat kepuasan yang diharapkan dari hasil
survei pelanggan dimasukkan pada kolom planning matrix.

4.4.3 Penentuan Technical Relations


Penentuan technical relations dilakukan dengan wawancara dengan bagian
produksi perusahaan dan studi literatur. Tabel 4.7 menampilkan hasil penentuan
technical relations.

4.4.4 Penentuan Direction Of Goodness


Penentuan direction of goodness ditentukan sekaligus pada saat wawancara
dan diskusi mengenai technical relations. Tabel 4.8 menampilkan direction of
goodness masing-masing atribut.

4.4.5 Mengisi Kolom Interrelationship Matrix Dan Correlation Matrix


Kolom interrelationship matrix menunjukkan hubungan antara customer
requirements dan technical requirements. Nilai hubungan mengikuti aturan
impact symbol di Tabel 2.2. Hubungan ini ditentukan dengan wawancara dengan
bagian produksi.
Kolom correlation matrix menunjukkan hubungan antar technical
requirements, apakah saling mendukung atau ada konflik. Penentuan hubungan
ini ditentukan juga dengan wawancara dengan bagian produksi.

Tabel 4.7 Daftar Technical Relations


34

No Atribut Produk Technical Relations


1 Kemampuan membersihkan badan Kandungan minyak
Kandungan NaOH
Kandungan bahan antiseptik
pH
2 Aroma Kandungan Fragrance
Kandungan bahan pengikat parfum
3 Warna Kandungan pewarna
4 Berat Bentuk cetakan
5 Dimensi Bentuk cetakan
6 Bentuk Bentuk cetakan
7 Keamanan bahan Kandungan Fragrance
Kandungan bahan pengikat parfum
Kandungan bahan antiseptik
Kandungan pewarna
Kandungan bahan pelembut
Aturan POM untuk label
8 Kelembutan pH
Kandungan susu
Kandungan bahan pelembut
9 Kemampuan mengahasilkan busa Kandungan minyak
10 Kekerasan Suhu lingkungan
Kandungan minyak
11 Bentuk kemasan Bahan kemasan
Bentuk cetakan
12 Dimensi kemasan Bahan kemasan
Bentuk cetakan
13 Desain Kemasan Bahan kemasan
Bentuk cetakan
14 Terdapat logo merk Aturan POM untuk label
15 Terdapat informasi bahan Aturan POM untuk label
16 Terdapat ijin DepKes Aturan POM untuk label
17 Terdapat label halal Peraturan dari MUI
18 Harga jual Kandungan minyak
Kandungan NaOH
Kandungan Fragrance
Kandungan bahan pengikat parfum
Kandungan bahan antiseptik
Kandungan pewarna
Kandungan bahan pelembut
Kandungan susu
Bahan kemasan
Biaya tenaga kerja
Biaya manufacturing overhead

Tabel 4.8 Direction Of Goodness


Technical requirements Direction of goodness Symbol
35

pH Target is the best 


Kadar minyak Target is the best 
Kadar NaOH More is better
Kadar Fragrance Target is the best 
Kadar bahan pengikat parfum More is better
Kadar bahan antiseptik Target is the best 
Kadar pewarna Target is the best 
Kadar bahan pelembut More is better
Kadar susu More is better
Bentuk cetakan More is better
Bahan kemasan More is better
Standar POM untuk label More is better
Peraturan MUI More is better
Biaya tenaga kerja Less is better
Biaya manufacturing overhead Less is better

4.4.6 Penghitungan Improvement Ratio


Penghitungan improvement ratio menggunakan persamaan (2.7). Nilai
improvement ratio menunjukkan perbandingan antara tingkat kepuasan yang
diharapkan pelanggan dengan tingkat kepuasan yang dimiliki produk sekarang.
Besarnya nilai improvement ratio menunjukkan besarnya tingkat perubahan
yang harus dilakukan. Berdasar skala (Shilito,1994), dipaparkan di sub bab 2.11,
maka untuk menentukan interval kelas dapat dicari mediannya:
a. Untuk 1,00 dan 1,20 mediannya 1,10
b. Untuk 1,20 dan 1,50 mediannya 1,35
Sehingga interval kelas ditentukan sebagai berikut:
a. 1,00 - 1,10 untuk perbaikan mudah
b. 1,11 – 1,35 untuk perbaikan sedang
c. lebih dari 1,36 untuk perbaikan sulit
Daftar atribut dengan nilai improvement ratio dari tinggi ke rendah
ditampilkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Urutan nilai improvement ratio


Peringkat Atribut Improvement ratio Tingkat Perubahan
1 Aroma 1.43 Sulit
2 Bentuk 1.40 Sulit
3 Kelembutan 1.27 Sedang
4 Harga jual 1.23 Sedang
5 Warna 1.21 Sedang
6 Terdapat informasi bahan 1.21 Sedang
7 Keamanan bahan 1.18 Sedang
36

8 Desain kemasan 1.16 Sedang


9 Kemampuan membersihkan 1.14 Sedang
badan
10 Kekerasan 1.13 Sedang
11 Bentuk kemasan 1.10 Mudah
12 Dimensi 1.09 Mudah
13 Kemampuan menghasilkan busa 1.07 Mudah
14 Terdapat logo merk 1.05 Mudah
15 Terdapat ijin Depkes 1.04 Mudah
16 Dimensi kemasan 1.03 Mudah
17 Berat 1.00 Mudah
18 Terdapat label halal 0.97 Tidak perlu

Berdasar data pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ada dua atribut yang tingkat
perubahannya sulit, delapan atribut dengan tingkat perubahan sedang, tujuh
atribut dengan tingkat perubahan mudah dan satu atribut tidak perlu ada
perubahan

4.4.7 Penentuan Sales Point


Penentuan sales point ditentukan dengan dasar nilai tingkat kepentingan.
Nilai tingkat kepentingan dibagi menjadi tiga kelas, interval nilai kelas ditentukan
seperti tercantum dalam Lampiran 12. Urutan Sales point untuk masing-masing
atribut ditampilkan pada Tabel 4.10.

4.4.8. Penghitungan Raw Weight


Penghitungan raw weight dengan menggunakan persamaan (2.8). Kemudian
dilanjutkan dengan perhitungan normalized raw weight dengan persamaan (2.9).
Nilai raw weight diperoleh dari perkalian tiga komponen yaitu tingkat
kepentingan, improvement ratio dan sales point. Nilai raw weight dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan atribut produk yang harus
dikembangkan karena komponen yang ada di dalamnya cukup menyeluruh.
Semakin tinggi nilai maka atribut tersebut mendapatkan prioritas yang lebih
utama. Urutan atribut dengan nilai raw weight tinggi ke rendah ditampilkan pada
Tabel 4.11.
Tabel 4.10 Urutan Sales point
Atribut Produk Tingkat Sales Point
37

Kepentingan
Kemampuan membersihkan badan 3,9 1,5
Keamanan bahan 3,77 1,5
Terdapat ijin Depkes 3,76 1,5
Terdapat label halal 3,57 1,5
Kelembutan 3,57 1,5
Terdapat informasi bahan 3,53 1,5
Harga jual 3,34 1,2
Aroma 3,29 1,2
Terdapat logo merk 3,20 1,2
Kemampuan menghasilkan busa 3,01 1,2
Bentuk kemasan 2,90 1,2
Kekerasan 2,87 1,2
Dimensi kemasan 2,73 1
Dimensi 2,6 1
Desain kemasan 2,54 1
Bentuk sabun 2,49 1
Berat sabun 2,43 1
Warna sabun 2,23 1

Tabel 4.11 Urutan raw weight


Raw
Peringkat Atribut
Weight
1 Kelembutan produk 6,80
2 Keamanan komposisi bahan 6,67
3 Kemampuanmembersihkan badan 6,67
4 Terdapat informasi komposisi bahan 6,41
5 Terdapat ijin DepKes 5,87
6 Aroma 5,65
7 Terdapat label halal 5,19
8 Tingkat harga 4,72
9 Terdapat logo merk 4,03
10 Kekerasan sabun 3,89
11 Kemampuan menghasilkan busa 3,86
12 Desain kemasan menarik 3,83
13 Bentuk kemasan 3,49
14 Bentuk sabun 3,00
15 Ukuran kemasan 2,90
16 Ukuran sabun 2,83
17 Warna 2,81
18 berat 2,43

4.4.9 Penghitungan Absolute Importance dan Relative Importance


Absolute importance dihitung dengan persamaan (2.10). Selanjutnya dihitung
relative importance dengan membuat persentase masing-masing absolute
importance.
38

Nilai absolute importance yang tinggi menunjukkan bahwa technical


requirement tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap atribut-atribut
produk.

4.4.10 Menentukan Nilai Target Tiap Technical Requirements


Nilai target ditentukan dengan studi literature. Nilai target untuk pH dan
kandungan bahan ditentukan dari Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik. Nilai
target keseluruhannya ditampilkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Technical Relations Target
Technical Relations Target
pH 11 maks
Kandungan minyak Tidak terbatas
Kandungan NaOH pH=11 maks
Kandungan Fragrance 2% maks
Kandungan bahan pengikat parfum 0,2% maks
Kandungan bahan antiseptik 2% maks
Kandungan pewarna Tidak terbatas
Kandungan bahan pelembut Tidak terbatas
Kandungan susu Tidak terbatas
Bentuk cetakan Ergonomis
Bahan kemasan Aman, tahan lama
Standar POM untuk label 100%
Peraturan MUI 100%
Biaya tenaga kerja Minimum
Biaya manufacturing overhead Minimum

Hasil pembuatan HoQ dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dari matrik HoQ
maka akan dilihat kebutuhan teknis yang berkaitan dengan masing-masing atribut
produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. matrik HoQ juga menunjukkan
posisi produk terhadap produk kompetitor. Selain itu, HoQ juga bisa
menunjukkan prioritas atribut dari raw weight.
39

4.5 Pembuatan Alternatif Konsep Pengembangan Produk


4.5.1 Perumusan Atribut Yang Harus Dikembangkan
40

Sebelum pembuatan alternatif konsep, perlu dirumuskan konsep


pengembangan yang akan dilakukan. Konsep pengembangan berisi hasil analisis
terhadap atribut yang harus dikembangkan. Dasar yang digunakan adalah urutan
raw weight. Namun urutan raw weight tidak berlaku mutlak, karena adanya
keterbatasan waktu dan biaya. Oleh karena itu, atribut yang dikembangkan
diprioritaskan yang penting, mean pada kuesioner pertama lebih besar atau sama
dengan 3, dan pada atribut produk yang belum puas saat ini, mean pada kuesioner
2 bagian laban kurang dari 3. Pada Tabel 4.13 menampilkan atribut produk yang
memenuhi kriteria tersebut sekaligus menampilkan persentase dan persentase
kumulatif.
Tabel 4.13 Daftar prioritas atribut yang dikembangkan
Raw Persentase Persentase
Peringkat Atribut
Weight Kumulatif
1 Kelembutan produk 6,80 17.83% 17.83%
2 Keamanan komposisi bahan 6,67 17.49% 35.32%
3 Terdapat informasi komposisi bahan 6,41 16.81% 52.12%
4 Aroma 5,65 14.81% 66.94%
5 Tingkat harga 4,72 12.38% 79.31%
6 Terdapat logo merk 4.03 10.57% 89.88%
7 Kemampuan menghasilkan busa 3,86 10.12% 100.00%

Tujuh atribut dalam Tabel 4.13 dirasa masih terlalu banyak dalam proses
pengembangan produk tahap awal ini. Oleh karena itu dilakukan analisis lebih
lanjut untuk mendapatkan rencana pengembangan yang lebih mendesak. Analisis
dilakukan dengan menggunakan Diagram Pareto. Atribut yang mendekati
persentase kumulatif 80% yang akan dikembangkan. Diagram Pareto ditampilkan
pada Lampiran 13. Tabel 4.14 merupakan daftar atribut yang akan dikembangkan.
Tabel 4.14 Daftar atribut yang dikembangkan
Klasifikasi
Peringkat Atribut
Atribut Primer
1 Kelembutan produk Produk
2 Keamanan komposisi bahan Produk
3 Terdapat informasi komposisi bahan Kemasan
4 Aroma Produk
5 Tingkat harga Harga
4.5.2 Pembuatan Konsep Pengembangan Produk
41

Atribut produk yang mendapatkan prioritas pengembangan awal ditampilkan


pada Tabel 4.14. Konsep pengembangan tiap-tiap atribut akan dilakukan dengan
meninjau kembali keluhan pelanggan yang ditampilkan pada Tabel 4.6.
Selanjutnya data keluhan pelanggan dihubungkan dengan technical relations pada
Tabel 4.8 dan dengan direction of goodness pada Tabel 4.7. Hasilnya diperoleh
arahan solusi pengembangan seperti ditampilkan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Arahan Solusi Pengembangan
Atribut primer Keluhan Arahan Solusi
Kelembutan Kurang lembut di kulit pH diturunkan
Kandungan minyak dinaikkan
Kandungan susu dinaikkan
Kandungan bahan pelembut
dinaikkan
Keamanan komposisi Tidak ada label komposisi Aturan POM dan Depkes tentang
bahan bahan kandungan bahan dipenuhi

Aturan POM untuk label dipenuhi


Terdapat informasi Tidak ada informasi pada Aturan POM untuk label dipenuhi
komposisi bahan kemasan
Aroma Jenis aroma tidak sesuai Jenis fragrance diubah
Intensitas aroma kurang Kandungan fragrance dinaikkan
Aroma mudah hilang Kandungan bahan pengikat
fragrance dinaikkan
Tingkat harga Harga jual tinggi Efisiensi terhadap faktor-faktor
pembiayaan (biaya material, biaya
tenga kerja, biaya kemasan, biaya
overhead, biaya pemasaran)

Atribut kelembutan produk dapat dikembangkan dengan empat arahan solusi


yang ditampilkan di Tabel 4.15.
Atribut keamanan komposisi bahan dapat dipenuhi jika kandungan bahan
sesuai dengan aturan POM. Kandungan bahan pada formula saat ini sudah
memenuhi batasan tersebut sehingga sudah aman. Tetapi, label komposisi bahan
belum dicantumkan sehingga pada kemasan harus ditambah daftar komposisi
bahan.
Solusi dari keamanan bahan sama dengan solusi dari atribut terdapat informasi
komposisi bahan pada kemasan. Sehingga, penambahan label komposisi bahan
menjadi solusi dari dua permasalahan.
Arahan pengembangan atribut aroma ditampilkan pada Tabel 4.15 dan akan
dibahas lebih detail pada sub bab 4.5.3.
42

Pada penelitian ini tidak akan dibahas efisiensi faktor-faktor biaya secara
detail. Masalah harga dibatasi dengan pembatasan penambahan biaya maksimal
yang tidak mengakibatkan kenaikan harga jual produk ke pasaran dalam
melakukan pengembangan produk. Biaya akan dijadikan batasan pada pemilihan
alternatif konsep pengembangan yang akan dilakukan.

4.5.2.1 Pembuatan konsep pengembangan atribut kelembutan produk


Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan kelembutan produk
sabun mandi yaitu dengan menurunkan pH, menambah kandungan minyak,
menaikkan kadar susu, atau dengan menaikkan kadar bahan pelembut.
Penurunan pH dapat memberikan sensasi lembut pada kulit. pH di atas 10
akan dapat membakar kulit (Durtschi, 2000). Nilai pH dapat diturunkan dengan
menambahkan asam kuat pada komposisi bahan (Durtschi, 2000). Asam kuat
mudah didapatkan dan penambahan biaya yang diakibatkan tidak besar. Tetapi
penurunan pH akan berdampak negatif pada kemampuan sabun untuk mengikat
lemak badan padahal kemampuan membersihkan badan merupakan atribut yang
memiliki tingkat kepentingan tertinggi yaitu 3,9.
Penambahan kandungan minyak juga dapat meningkatkan kelembutan
produk. Sabun dengan kandungan minyak lebih dikenal dengan istilah
superfatted, contohnya adalah sabun mandi bayi. Minyak lebih didapatkan dengan
cara menurunkan kadar basa kuat 1% hingga 4% (Durtschi,2000). Cara ini mudah
dilakukan. Tetapi, cara ini dapat menyebabkan sabun terlalu lunak. Sabun yang
terlalu lunak kurang disukai pasar karena sabun cepat habis.
Salah satu fungsi susu yaitu dapat melembutkan kulit selain memberikan
nutrisi kulit. Penambahan kadar susu akan meningkatkan kelembutan produk.
Berdasar pengalaman, penambahan kadar susu akan berdampak jika penambahan
minimal 20% dari semula. Tetapi peningkatan kadar susu bisa menyebabkan
sabun terlalu lunak dan juga peningkatan biaya yang diakibatkan cukup
signifikan.
Cara terakhir adalah dengan meningkatkan kadar bahan pelembut. Selama ini
sabun Laban belum menggunakan bahan pelembut tambahan. Bahan pelembut
43

yang mudah di dapat dan harganya rendah adalah glycerin. Penggunaan bahan
pelembut ini tidak berdampak pada kekerasan sabun. Pada alternatif konsep akan
dicoba memberi glycerin sebanyak 2% pada formula.

4.5.2.2 Pembuatan konsep pengembangan atribut aroma


Jenis fragrance yang digunakan saat ini adalah aroma melati dengan
kandungan 1,5% dan belum menggunakan bahan pengikat fragrance.
Berdasar arahan solusi pada Tabel 4.15 maka ada tiga hal yang dapat
dilakukan yaitu mengetahui jenis fragrance yang paling disukai, meningkatkan
kadar fragrance dan menambah kadar bahan pengikat fragrance. Arahan solusi itu
kemudian didiskusikan lagi dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan
menyetujui untuk melakukan dua strategi dan mengabaikan arahan pertama, yaitu
mengubah jenis fragrance, karena aroma ini sudah menjadi ciri khas dari produk
sehingga sulit untuk diubah.
Penambahan kadar fragrance ditetapkan sebanyak 10% dan pemberian bahan
pengikat fragrance sebanyak 10% dari kadar fragrance. Konsep ini ditetapkan
oleh perusahaan dengan pertimbangan dari bagian produksi dan bagian keuangan.
Konsep ini dinilai dapat memberikan hasil yang signifikan tetapi kenaikan
biayanya masih bisa ditolerir sehingga tidak perlu menambah harga jual produk.

4.6 Pemilihan Konsep Pengembangan Produk


Konsep pengembangan atribut kelembutan produk yang telah disusun ada
empat alternatif. Proses pemlihan akan menggunakan concept selection matrix
dengan lima kriteria concept selection yaitu penambahan biaya, kemudahan
mendapatkan, keamanan, pengaruh terhadap kelembutan, pengaruh negatif
terhadap atribut lain.
Lima kriteria tersebut diberi bobot. Nilai bobot ditentukan dengan diskusi
dengan perusahaan. Adapun nilai pada masing-masing atribut menggunakan skala
pengukuran 3. Daftar skala untuk masing-masing concept selection ditampilkan
pada Tabel 4.16. Sedangkan concept selection matrix ditampilkan pada Tabel
4.17.
44

Tabel 4.16 Arti Skala pada concept selection matrix


Kriteria Pemilihan Arti Skala
1 2 3
Penambahan biaya Menambah biaya Perubahan biaya Mengurangi
tidak signifikan biaya
Kemudahan mendapatkan sulit mudah Sangat mudah
Keamanan Tidak aman aman Sangat aman
Pengaruh terhadap kelembutan negatif positif Sangat positif
Pengaruh negatif terhadap atribut banyak sedikit Tidak ada
lain

Tabel 4.17 Concept selection matrix


Kriteria Pemilihan Bobot Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Penambahan biaya 5 2 1 1 2
Kemudahan 1 2 1 1 2
mendapatkan
Keamanan 2 2 2 2 2
Pengaruh terhadap 4 2 2 2 2
kelembutan
Pengaruh negatif 3 1 1 1 3
terhadap atribut lain
TOTAL 27 21 21 33
PERINGKAT II III IV I

Berdasar concept selection matrix maka total nilai yang terbesar adalah
alternatif empat sehingga alternatif empat yang akan dipilih untuk melakukan
pengembangan atribut kelembutan produk
Dari hasil pemilihan konsep pengembangan produk maka pengembangan
produk untuk atribut kelembutan produk dan aroma akan dilakukan dengan
memberi bahan pelembut 2%, menambah kadar fragrance 10% dari semula dan
menambah kadar bahan pengikat fragrance 10% dari kadar fragrance.

4.7 Pembuatan Gabungan Part Deployment Dan Process Planning Matrix


Proses pembuatan gabungan part deployment dan process planning matrix
mengikuti langkah yang telah dijelaskan pada sub bab 2.13. Hubungan antara
whats dan hows ditetapkan dengan diskusi dengan bagian produksi perusahaan.
Hasil pembuatan gabungan part deployment dan process planning matrix
ditampilkan pada Gambar 4.3.
45

4.8 Pembuatan Production Planning Matrix


46

Pembuatan production planning matrix mengikuti langkah-langkah seperti


yang telah dijelaskan pada sub bab 2.14. Hasil pembuatan production planning
matrix ditampilkan pada Gambar 4..
Planning Needs

Importance
Hows Tooling Manufacturing Quality
assurance

Mistake Proofing

Operator Instruction
Operator Training

Supplier Conference
Supplier Agreement
Gauge Requirement
Procedure
Work Analysis
FPA Required

Maintenance instruction
Gauge Design

Machine Qualification
Whats

Penimbangan Alat penimbang 2,28 


bahan baku
Jumlah bahan 20,52   
Jenis bahan 2,28  
baku
Pencampuran Cara 20,52   
bahan baku pencampuran
Penambahan Banyaknya 5,28  
pewarna pewarna
Jenis pewarna 5,28  
Penambahan Banyaknya 8,80 
bahan antiseptik bahan antiseptik 
Jenis antiseptik 8,80  
Penambahan Banyaknya 8,31  
fragrance fragrance
Jenis fragrance 8,31  
Pencetakan Cara mencetak 10,94  
Pendinginan Cara 2,32  
pendinginan
Jangka waktu 2,32    
Pelepasan dari Cara melepas 3,65   
cetakan 3,65
Alat Bantu
melepas
Pengemasan Cara 1,91   
pengemasan
Penyegelan Cara menyegel 1,91   
Jenis perekat 1,91  
Gambar 4.4 Production Planning Matrix
47

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Hows pada matrix sebelumnya menjadi
Whats pada matrix ini. Simbol pada gambar tersebut menunjukkan hubungan
antara proses produksi dengan metode produksi. Hasil dari production planning
matrix adalah metode produksi yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk sabun mandi yang memenuhi keinginan konsumen.

4.9 Produksi Awal


Setelah ditetapkan strategi untuk pengembangan produk maka langkah
selanjutnya adalah melakukan produksi awal produk hasil proses analisis
pengembangan produk. Hasil produksi awal pengembangan produk kemudian di
uji cobakan.

4.10 Pengujian Produk Pengembangan


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk hasil pengembangan. Produk hasil pengembangan dikatakan
sukses jika dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
4.10.1 Pembuatan Kuesioner
Kuesioner pengujian yang dibagikan kepada responden ditampilkan pada
Lampiran 14. Kuesioner ini bertujuan mengetahui tingkat kepuasan atribut produk
yang dikembangkan yaitu kelembutan dan aroma.

4.10.2 Penyebaran Kuesioner


Kuesioner yang telah disusun kemudian disebarkan ke responden dengan
teknik purposive non probablity sampling. Karakteristik responden yang dipilih
sama dengan karakteristik responden pada survei pelanggan. Sebelum mengisi
kuesioner responden diminta menggunakan produk hasil pengembangan.

4.10.3 Rekapitulasi Hasil Survei Pelanggan


Data yang diperoleh dari pengujian produk adalah tingkat kepuasan pada
atribut kelembutan produk dan aroma pada produk hasil pengembangan.
48

Hasil survei menunjukkan bahwa rentang jawaban berada pada rentang sangat
tidak puas sampai dengan sangat puas. Rekapitulasi hasil survei pelanggan
ditampilkan pada Lampiran 15. Pengujian distribusi data dilakukan dengan
Kolmogorov-Smirnov. Proses pengerjaan dibantu dengan software SPPS for
windows release 10.0. Hasil pengujian dapat dilihat pada Lampiran 16, dan dapat
dilihat bahwa data terdistribusi normal.

4.10.4 Pengujian Validitas Kuesioner


Pengukuran validitas masing-masing kuesioner juga menggunakan persamaan
(2.2). Perhitungan koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program Microsoft Excell 2000. Hasil perhitungan korelasi telah disajikan pada
Lampiran 15 bersamaan dengan rekapitulasi data.
Koefisien validitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada
Tabel r product moment. Nilai r untuk atribut kelembutan produk 0,906 dan 0,895
untuk atribut aroma. Nilai r di atas nilai kritsis 5% ,0,306, sehingga data
dinyatakan valid.

4.10.5 Pengujian Reliabilitas Kuesioner


Reliabilitas kuesioner dalam pengujian ini juga dinyatakan dalam koefisien
alpha. Data dari kuesioner dihitung menggunakan Persamaan (2.3). Perhitungan
koefisien alpha dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for
Windows Release 10.0. Hasil penghitungan koefisien alpha ditampilkan pada
Lampiran 17. Nilai dari koefisien alpha keseluruhan yaitu 0,7656.

4.10.6 Pengolahan Data


Pengolahan data untuk menguji hasil pengembangan produk dibanding produk
sebelumnya dilakukan dengan wilcoxon match pair test. Data tingkat kepuasan
atribut aroma dan kelembutan dijumlahkan dan dijadikan data mentah dalam
pengujian. Perhitungan manual dengan persamaan (2.5). Dalam penelitian ini
digunakan software SPSS for Windows Release 10.0. Hasil output dari SPSS
ditampilkan dalam Tabel 4.18.
49

Tabel 4.18 Output wilcoxon match pair test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


BARU - LAMA Negative Ranks 14a 21.79 305.00
Positive Ranks 37b 27.59 1021.00
Ties 19c
Total 70
a. BARU < LAMA
b. BARU > LAMA
c. LAMA = BARU

Test Statisticsb

BARU - LAMA
Z -3.424a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Dari Tabel 4.18 terlihat bahwa statistik hitung dari 70 data, 14 data
mempunyai selisih negatif, 37 data bertanda positif dan 19 data mempunyai nilai
yang sama (ties). Dari Tabel 4.18 juga terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig. (2-
tailed)/asymptotic significance untuk uji dua sisi adalah 0,001. Dalam penelitian
ini adalah uji satu sisi karena yang dicari adalah apakah kepuasan konsumen
meningkat atau tidak , maka probabilitas menjadi 0,001/2 = 0,0005. Disini didapat
probabilitas di bawah 0,05 (0,0005<0,05). Jadi, H0 ditolak atau perbaikan produk
mempunyai efek yang berarti pada peningkatan kepuasan konsumen.
Data yang diperoleh dari kuesioner pengujian produk hasil pengembangan
produk sabun Laban Anti Septik. Berdasarkan analisa data, diperoleh bahwa hasil
pengembangan produk memiliki dampak positif terhadap kepuasan pelanggan.
Pelanggan menganggap produk hasil pengembangan memiliki kelembutan dan
aroma yang lebih baik dibanding sekarang. Oleh karena itu, fomula baru ini
pantas diterapkan oleh perusahaan.
50

Anda mungkin juga menyukai