1. Umur : 14 th
2. Jenis Kelamin : Laki laki
3. Kebangsaan :WNI
4. Tanggal kejadian : 22 Oktober 2019
5. Waktu kejadian : sekitar pukul 18.30wib
6. Lokasi kejadian : Halaman depan rumah
7. Alamat lokasi kejadian : Bulupasar Pagu Kediri
4. Pilih gambar ular serupa dari Galeri Gambar Ular dengan Kepentingan Medis dapat dilihat di
http://mstoxinology.blogspot.com/p/info.html atau di aplikasi INSAVE (link menyusul)
Keterangan: Biasanya jenis2 piton/ retic/ sanca dapat menimbulkan 3 tipe luka seperti edi bawah ini.
W59.11 Bitten by nonvenomous snake
Bitten adalah luka puncture/lubang pd kulit karena tergigit gigi ular . Tipe bitten kl saat
menggigit hanya strike dan posisi gigi+rahang ular segera lepas dr kulit.
Struck adalah luka sobek pd kulit, biasanya beberapa sobekan, tp tidak ada bagian kulit yang
hilang. Tipe struck biasanya terjadi saat gigi ular menancap di kulit, anggota tubuh yang
tergigit kita tarik (biasanya karena reflek sakit/kaget), jadilah kulit robek memanjang.
W59.13 Crushed by nonvenomous snake
Crushed adalah luka sobek2 pd kulit disertai sebagian kulit hilang/lepas. Pada tipe ini saat kulit
dijahit tidak bisa rapat lagi karena ada kulit yang hilang tercerabut. Tipe crushed biasanya terjadi
saat ular menggigit disertai gerakan rahang/chewing bersamaan dgn ditarik (ularnya yg menarik
atau kita yang menarik anggota tubuh yang tergigit), alhasil sebagian kulit tercerabut.
f. Laserasi (-)
g. Nekrosis (-)
h. Lepuh (-)
i. Bula (-)
j. Ulkus (-)
k. Pembesaran dan nyeri tekan limfonodi aliran ekstrimitas terkena (-)
1. Sebuah parameter informative untuk meninjau bengkak yang nyeri dan progresif
2. Pertama: Tentukan batas plester Untuk digunakan sebagai batas proksimal edema yaitu tepi distal
ke tepi distal plester penanda
3. Kedua: Palpasi batas paling proksimal bengkak dan tempelkan plester kecil pada batas paling
proksimal dari edema
Tanggal Waktu GCS Nadi Tensi Napas SpO2 PSP RPP PKGB
(t/b) (am/pm) (3-15) (x/m) (mmHg) (x/m) (%) (0-10) (cm/jam) Y/T
23/10/19 00.15 9 128 120/80 28 99
05.00 9 128 120/80 24 98
Di Asia Tenggara, darah yang masih cair merupakan diagnostik dari gigitan ular
kapak/ viper dan menyingkirkan dugaan elapid.
Jika tabung kaca yang baru tidak tersedia, tes ini dapat menggunakan botol kaca bekas antibiotik,
yang sudah dicuci dengan "normal saline 0,9% ", tanpa menggunakan deterjen atau agen
pembersih lainnya, dikeringkan dengan udara panas.
Jika botol atau vial bukan terbuat dari kaca atau sudah dibersihkan dengan deterjen,
mungkin tidak dapat menstimulasi pembekuan darah sampel (aktivasi permukaan
dari faktor XI – faktor hageman) dan hasil tes meragukan (false positif). Jika ada
keraguan, ulangi tes dan buatlah kontrol dari sampel darah orang yang sehat.
Gigitan ular di Papua dan Maluku dapat menyebabkan darah tidak membeku juga.
Sumber: http://clinicianonnet.blogspot.co.id/2015/01/role-of-20-minute-whole-
blood-clotting_10.html
6. Bukti lain hemolisis intravaskuler atau rabdomiolisis umum (sakit dan nyeri otot,
hiperkalemia, peningkatan Kreatin Kinase/ level CPK sangat cepat).
B. Envenomasi Lokal
1. Bengkak nyeri progresif melibatkan lebih dari separuh ekstrimitas tergigit (tanpa torniket) dalam
48 jam setelah gigitan.
2. Ekstensi bengkak sangat cepat (seperti, di atas pergelangan tangan atau pergelangan kaki dalam
beberapa jam setelah gigitan pada tangan atau kaki) atau bengkak signifikan setelah gigitan pada
jari (jari kaki dan terutama jari tangan).
1. Jumlah dosis yang tepat tergantung tingkat keparahan penderita pada saat akan menerima serum.
2. Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml yang bila ditambahkan ke dalam larutan fisiologis
menjadi larutan 2 % v/v dan diberikan sebagai cairan infus dengan kecepatan 40-80 tetes/
menit, diulang 6 jam kemudian.
3. Apabila diperlukan (misalnya dalam keadaan gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah) Serum
Anti Bisa Ular Polivalen dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum 80 – 100 ml.
4. Serum Anti Bisa Ular Polivalen yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan
intravena dengan sangat perlahan-lahan.
5. Observasi ketat pasien selama infusdan setidaknya satu jam SETELAH infus selesai. Secara
serial petakan tanda-tanda vital dan progresi klinis dalam grafik. (Lihat Tabel 3).
1. Satu vial (40.000 units) dilarutkan dalam Hartman’s solution atau RL dengan perbandingan 1:10
(untuk dewasa) atau 1:5 (untuk anak-anak), kemudian diberikan secara perlahan melalui
infus intravena. Pemberian secara intramuskular tidak dianjurkan.
2. Pasien gigitan ular berbisa dengan gejala sistemik berat mungkin memerlukan beberapa vial
(dapat mencapai 6 vial) antibisa ular untuk mengontrol efek yang terjadi, terutama jika
terdapat koagulopati.
Dosis inisial yang dianjurkan oleh Australia expert panel :
Brown snake: 2 vial
Black snake: 1 vial
Taipan: 1 vial, jika berat gunakan 3 vial
Death adders: 1 vial, pada kasus berat peningkatan dosis mungkin diperlukan
3. Pasien harus dimonitor minimal 6 jam setelah pemberian.
4. Efek samping reaksi anafilaktik dan serum sickness dapat terjadi, untuk cara penanganan
lebih lanjut dapat dilihat di leaflet produk.
5. Observasi ketat pasien selama infusdan setidaknya satu jam SETELAH infus selesai. Secara
serial petakan tanda-tanda vital dan progresi klinis dalam grafik. (Lihat Tabel 3).
2. Berikan Adrenalin IM pada paha lateral atas dengan dosis inisial 0.5 ml dari 1 dalam 1,000 untuk
dewasa dan 0.01 ml/kg berat badan dari 1 dalam 1,000 (maks 0.5 ml) untuk anak-anak, setiap 5
menit. JIka injeksi IM dikontraindikasikan, berikan secara bolus pelan IV 0.05 ml/kg berat badan
dari 1:10,000 untuk dewasa dan 0.01 ml/kg dari 1:10,000 untuk anak-anak. Jika tidak membaik
mulai infus IV pada dosis 0.05 sampai 1 mcg/kg/menit.
Catatan: Pada reaksi pirogen pasien harus juga didinginkan secara fisik dan dengan antipiretik
(seperti. parasetamol oral atau suppositoria)
Penanganan reaksi lambat (serum sickness):
Dapat terjadi antara 1 sampai 12 hari (rata-rata 1 minggu) dengan keluhan demam,
atralgia, limfadenopati, dll.
1. Berikan klorfeniramin maleat 0.25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi selama 5 hari.
2. Jika pasien gagal merrespon dalam 24 jam, berikan prednisolon oral (0.7 /kg/hari) selama 5 hari.
1. Jika pasien merasa membaik. Mual, nyeri kepala dan nyeri dan sakit umum dapat menghilang
sangat cepat. Ini dapat diakibatkan sebagian oleh efek placebo.
2. Perdarahan spontan sistemik (seperti dari gusi): Ini biasa berhenti dalam 15-30 menit.
3. Koagulabilitas darah (seperti diukur dengan 20WBCT): Ini biasa pulih antara 3-9 jam. Pada pasien-
pasien syok: tekanan darah dapat membaik dalam 30-60 menit pertama dan aritmia seperti
bradikardia sinus atau takiaritmia dapat membaik.
4. Envenomasi neurotoksik tipe post-sinaps (gigitan kobra) dapat mulai membaik secepat 30 menit
setelah Antibisa, tetapi biasa membutuhkan beberapa jam. Envenomasi dengan toksin pre-sinaps (krait
dan ular laut) tidak akan berrespon dengan cara ini.
5. Hemolisis aktif dan rabdomiolisis dapat menurun dalam beberapa jam dan urin kembali ke
warna normalnya.
1. Jika darah tetap tidak dapat membeku (seperti diukur dengan 20WBCT) enam jam setelah dosis
inisial Antibisa, dosis yang samaa sebaiknya diulang
2. Pada pasien-pasien yang terus berdarah secara cepat dalam 2 jam ulang dosis inisial seperti gusi
atau tanda gigitan (dosis sesuai Antibisa sebaiknya diulang)
3. Jika terjadi perburukan tanda-tanda neurotoksik dan kardiotoksik, dosis inisial sebaiknya
diulang setelah 2 jam (penanganan suportif penuh harus dipertimbangkan)
1. Dekontaminasi segera dengan irigasi berlebih (> 5liter). Pertimbangkan alat irigasi lensa Morgan.
5. Berikan bantalan pembalut untuk menutup mata dan rujuk untuk pemeriksaan oftalmologi.