Anda di halaman 1dari 16

Tutorial Skenario 2

FRAKTUR
MANDIBULA

Kelompok 5
DOSEN KULIAH PAKAR:
drg. Irham Taufiqurrahman, M.Si.Med.,Sp.BMM(K)
DOSEN TUTORIAL :
drg. Haluanry Doane Santoso

Muhammad Arya Danendra 1911111310030


Aurelia Marsha Denta Oktavia 1911111320009
Fatma Kirana 1911111320010
Frida Dillenia Contesa Garcia 1911111320041
Fatimah Maulideya 1911111220009
Meilin Risky Angelina 1911111120005
Namira Fathya Salsabila 1911111120005
Amalia Putri 1911111220025
Maulida Hasanah 1911111220026
SKENARIO
Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing
A. Vulnus apertum Simpisis

● Luka terbuka tepi tidak teratur di sekitar dagu di daerah


simfisis mandibula, dikarenakan benda tumpul.

B. Perdarahan oozing

● Bahasa medis yang menggambarkan perdarahan mengalir


terus menerus.

C. Step off border inferior mandibula

● Terjadi diskontinuitas/ fraktur pada di lengkung bawah


mandibula, dan terjadi pergeseran.
Identifikasi dan Analisis Masalah
1. Penanganan pertama apa yang dapat dilakukan? (Fatimah)
Jawaban: ABCDE, Airway, dicek jalan nafas pasien, breathing, frekuensi nafas, Circulation, aliran darah
pemeriksaan denyut nadi, disability, kesadaran pasien dicek, dan exposure. pasien direbahkan, head tilt,
jaw thrust,.

2. Skoring GCS
Jawaban: GCS : Glassgow comma scale adalah standar yang menentukan kesadaran pasien, 3 kategori
Eye, pada skenario pasien skor 4 artinya mata terbuka spontan, Verbal skor 4 artinya dapat berbicara
per kalimat, dan motorik dengan skor 5, motorik pasien terdapat pergerakan fleksi abnormal. GCS
keseluruhan 13, trauma tergolong ringan dan kesadaran pasien apatis.

3. Mecchanism of injury pada skenario?


Jawaban: Secara direct, pasien mengalami kecelakaan membentur di bagian dagu, dan tekanan
berkenaan langsung pada dagu. Indirect, lokasi tekanan tidak berdekatan dengan lokasi fraktur.

4. Apabila pasien tidak dilakukan penanganan segera, masalah apa yang mungkin dapat terjadi pada
emergency case?
Jawaban: Keadaan penyembuhan yang tertunda dan proses penyembuhan tidak sempurna. Sirkulasi,
suplai oksigen pasien tidak cukup, menyebabkan syok.
Identifikasi dan Analisis Masalah
5. Pada pemeriksaan oral terdapat maloklusi dan open bite, apa yang menyebabkan terjadinya maloklusi
dan open bite tersebut?
Jawaban: Dikarenakan seperti yang disebutkan pada skenario, pasien jatuh membentur jalan di bagian
dagu dan terdapat step off border inferior mandibula, sehingga menyebabkan maloklusi dan open bite.
Lengkung rahang displaced ke arah dorsal, adanya tarikan otot di sekitar mandibula, dan benturan pada
mandibula sehingga mendorong mandibula ke arah belakang dan menyebabkan maloklusi dan open bite.

6. Diagnosis apa yang tepat pada kasus skenario?


fraktur mandibula, tepatnya pada simfisis mandibula. Fraktur simpisis yang mungkin saja menjalar ke
arah condyle/coronoid, atau fraktur menjalar di sepanjang mandibula.

7. Tata laksana apa yang tepat pada kasus skenario tersebut?


Jawaban: Subjektif, Objektif (Vital sign), Assesment (Pemeriksaan penunjang), Planning, close reduction
dan open reducion (reduksi atau reposisi, fiksasi, imobilisasi). Berdasarkan skenario karena juga
terdapat vulnus, dapat dilakukan perawatan ORIF (open reduction internal fixation) yaitu prosedur bedah
untuk mengembalikan atau reposisi tulang yang mengalami fraktur ke tempat semula.

8. Komplikasi yang terjadi pada kasus tersebut jika tidak ditangani?


Infeksi dari bakteri, karena sebelum dilakukan operasi tidak ada asepsis, kemungkinan infeksi bakteri.
PROBLEM TREE
.
Kegawatdaruratan

Konsep Penanganan Mecchanism of


Penilaian Kesadaran Komplikasi
Kegawatdaruratan injury

Fraktur
Mandibula

Anatomi Klasifikasi Epidemiologi Pemeriksaan Tata Laksana Komplikasi Prognosis

tulang Klinis

muskuloskeletal Penunjang
SASARAN BELAJAR
1. Bagaimana konsep penanganan kegawatdaruratan?
2. Bagaimana penilaian kesadaran pasien pada kasus
kegawatdaruratan?
3. Bagaimana mecchanism of injury?
4. Apa saja komplikasi kasus kegawatdaruratan?
5. Bagaimana anatomi tulang dan muskuloskeletal mandibula?
6. Apa saja klasifikasi fraktur mandibula?
7. Bagaimana epidemiologi fraktur mandibula?
SASARAN BELAJAR
8. Bagaimana pemeriksaan klinis dan penunjang fraktur mandibula?
9. Bagimana tatalaksana fraktur mandibula?
10. Apa saja komplikasi fraktur mandibula?
11. Bagaimana prognosis fraktur mandibula?
Konsep Kegawatdaruratan
• Keadaan gawat darurat merupakan keadaan yang memerlukan penanganan
atau tindakan segara untuk menghilangkan ancaman terhadap nyawa korban.
Filosofi penanganan pasien gawat darurat adalah seluruh tindakan yang
dilakukan di ruang gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien,
karena pasien akan kehilangan nyawa hanya dalah hitungan menit saja.
Berhenti nafas 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan kematian yang
fatal. indikator keberhasilan dalam penanganan medik pasien gawat darurat
adalah kecepatan dalam memberikan pertolongan kepada pasien gawat
darurat.

(Yoany, 2021; Sahensolar, 2021).


Konsep Kegawatdaruratan
Primary Survey
Airway (Jalan Napas)
Pada pemeriksaan airway, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
• Bisakah pasien berbicara secara normal? Jika YA, jalan napas terbuka. Jika pasien tidak
dapat berbicara secara normal:
• lihat untuk melihat apakah dinding dada bergerak dan dengarkan untuk melihat apakah
ada gerakan udara dari mulut atau hidung.
• dengarkan suara abnormal (seperti stridor, mendengus, atau mendengkur) atau suara
serak atau serak yang menunjukkan jalan napas yang sebagian terhalang.

Breathing
Pada pemeriksaan breathing, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
• Look, listen, and feel untuk melihat apakah pasien bernapas
• Nilai apakah pernapasannya sangat cepat, sangat lambat atau sangat dangkal
• Cari tanda-tanda peningkatan kerja pernapasan atau gerakan dinding dada yang tidak
normal
Konsep Kegawatdaruratan
Circulation
Pada pemeriksaan breathing, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
• Look, listen, and feel tanda-tanda perfusi yang buruk (ekstremitas dingin, lembab, isi ulang kapiler
tertunda lebih dari 3 detik, tekanan darah rendah, takipnoea, takikardia, pulsa tidak ada).
• Mencari perdarahan eksternal dan internal, termasuk perdarahan: – ke dada; – ke dalam perut; – dari
lambung atau usus; – dari fraktur panggul atau tulang paha; - dari luka. •
• Cari hipotensi, vena leher membesar dan suara jantung teredam yang mungkin mengindikasikan
tamponade perikardial.

Disability
Pada pemeriksaan breathing, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
• Menilai tingkat kesadaran dengan skala AVPU (Alert, Voice, Pain, Unresponsive) atau dalam kasus
trauma, Glasgow Coma Scale (GCS).

Exposure
• Periksa seluruh tubuh untuk cedera tersembunyi, ruam, gigitan atau lesi lainnya.
• Ruam, seperti gatal-gatal, dapat mengindikasikan reaksi alergi, dan ruam lainnya dapat
mengindikasikan infeksi serius.
(Riduansyah et al., 2021).
Penilaian Kesadaran Kasus Kegawatdaruratan

1. Glasgow Coma Scale (GCS)


GCS merupakan skala tradisional yang paling umum digunakan untuk mendeteksi trauma kepala
dalam mengukur keparahan, memandu pilihan pengobatan dan prediksi outcome.
Penilaian Kesadaran Kasus Kegawatdaruratan

Glasgow Coma Scale (GCS)


Klasifikasi tingkat kesadaran berdasarkan penilaian GCS, sebagai berikut:

Klasifikasi Skor Total

Komposmentis 15 – 14

Apatis 13 – 12

Delirium 11 – 10

Samnolen 9–7

Sopor 6–5

Semi koma 4

Koma 3

(Riduansyah et al., 2021)


Mekanisme Injury
1) Langsung (direct)
Trauma ini menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur
yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan .
Gejala fraktur direct
- Nyeri hebat di tempat fraktur dan tak mampu menggerakkan dagu bawah ,
- Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur
terbuka, deformitas.
2) Tidak langsung (indirect)
Terjadi apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur. Pada keadaan ini
jaringan lunak tetap utuh, tekanan membengkok menyebabkan fraktur transversal dan tekanan berputar
yang menyebabkan fraktur bersifat spiral/oblik.
Gejala fraktur indirect (Jonas, 2014)
- Terjadi fraktur pada sisi lain mandibula sehingga terlihat berbagai gejala fraktur pada sisi lain mandibula
- Terkadang terjadi multiple fracture
- Bisa menyebabkan terjadinya fraktur bilateral

(Asrizal, 2014) (Jonas, 2014)


Dapus

(Asrizal, 2014)
• Jonas T. Johnson, Clark A. Rosen. Mandibular fracture in bailey′s head and neck
surgery.fifth edition. 2014. P.1229-1241.

• Riduansyah M, Zulfadhilah M, Annisa. 2021. Gambaran Tingkat Kesadaran Pasien


Cedera Kepala Menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS). Jurnal Persatuan Perawat
Indonesia. 5(3): 137-145.

• Sahensolar LN, Bidjuni H, Kallo V. 2021. GAMBARAN TINGKAT KEGAWAT


DARURATAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA KOTA MANADO. JURNAL KEPERAWATAN. 9(1): 1-8.
• Aty Yoany MVB, Blasius G. Hubungan Ketetapan Perawat Melakukan Primary Survey
dengan Tingkat Keberhasilan Penanganan Pasien Penurunan Kesadaran. Jurnal
Kesehatan Primer. 2021; 6(1): 32-42

Anda mungkin juga menyukai