(SCL Trauma) No. 1 Edt
(SCL Trauma) No. 1 Edt
Respon Verbal
Kriteria Tingkatan Skor
Menyebutkan nama, tempat, dan
Orientasi baik 5
tanggal
Orientasi tidak baik tapi
Bingung 4
komunikasi jelas
Kata-kata jelas Kalimat 3
Mengerang Suara 2
Tidak ada suara jelas, tanpa
Tidak ada 1
faktor pengganggu
1. Infeksi
Menurunnya resistensi lokal dan umum pada pasien dapat
menjadi predisposisi dari infeksi. Pasien dengan fraktur patologis,
kelemahan pasien, penyakit diabetes, terapi steroid lebih rentan
terhadap infeksi.
2. Kerusakan Syaraf
Kerusakan akibat pemberian obat anastesi pada saat melakukan
neuropraxia atau neurotemesis pada bagian inferior dari syaraf alveolar
menjadi komplikasi yang paling sering terjadi. Kerusakan syaraf
terjadi pada saat dilakukannya penetrasi obat anastesi menggunakan
jarum.
3. Tergesernya gigi dan benda asing yang tidak pada tempatnya
Gigi maupun serpihan benda asing atau dari jaringan sekitar
bisa saja tertelan oleh pasien. Pemeriksaan radiografi pada bagian dada
perlu dilakukan, bronchoscopy juga bisa dilakukan jika diperlukan.
Benda asing seperti pecahan kaca dan pecahan dari gigi bisa terbenam
di mukosa bibir. Dua hal ini perlu diperiksa dengan seksama dan
dibuang dari mulut pasien.
4. Pulpitis
5. Komplikasi jaringan gingiva dan jaringan periodontal
1. Malunion
Malunion dapat terjadi oleh karena metode fiksasi yang tidak
tepat, pengambilan dini alat immobilisasi, terdapat jaringan yang
terperangkap di dalam fragmen, dan sebagainya. Pada malunion,
bagian tulang yang fraktur telah menyatu namun susunannya tidak
tepat sehingga dapat menyebabkan asimetri wajah.
2. Delayed union
Penyatuan tulang yang terlambat dapat terjadi akibat faktor
lokal seperti adanya infeksi atau faktur umum seperti osteoporosis atau
defisiensi nutrisi.
3. Nonunion
Nonunion terjadi karena penyembuhan tulang (bone healing)
tidak teerjadi pada daerah fraktur. Pasien dapat merasakan sakit dan
mobilitas pada daerah fraktur. Secara radiografis, sclerosis atau
pembulatan pada tepi tulang dapat terlihat. Kondisi ini disebut sebagai
‘eburnation’. Hal ini terjadi karena:
i. Infeksi di situs fraktur.
ii. Imobilisasi fraktur yang tidak adekuat.
iii. Unsatisfactory approximation dengan jaringan yang
terperangkap
iv. Kehilangan tulang dan jaringan lunak yang cukup banyak
v. Adanya kelainan patologis pada tulang seperti tumor
vi. Adanya penyakit seperti osteoporosis, defisiensi nutrisi, dan
kelainan metabolisme kalsium.
Gambar 3. Nonunion pada fraktur mandibula oleh karena
adanya jaringan lunak yang terperangkap di antara fragmen
fraktur
4. Cedera pada syaraf
Fraktur yang melibatkan ramus dan angulus mandibula dapat
menyebabkan gangguan sensorik syaraf. Hal ini tergantung pada
derajat perpindahan fraktur.
5. Sekuestrasi tulang
6. Traumatic myositis ossificans, namun jarang terjadi
7. Ada bekas luka (scar)
Daftar Pustaka
1. Hupp JR, III Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial
Surgery. 6th ed. Missouri: Elsevier; 2014. p. 491.
2. Pickrell BB, Serebrakian AT, Maricevich RS. Mandible fractures. Semin Plast
Surg. 2017;31(2):100-107.
3. Waterhouse C. The Glasgow Coma Scale and other neurological observations.
Nurs Stand R Coll Nurs G B 1987. 2005 May 27;19(33):55–64; quiz 66–7.
4. Olate S, de Assis AF, Pozzer L, Cavalieri-Pereira L, Asprino L, de Moraes M.
Pattern and treatment of mandible body fracture. Int J Burns Trauma 2013;
3: 164–168.
5. Valiati R, Ibrahim D, Abreu MER et al. The treatment of condylar fractures:
to open or not to open? A critical review of this controversy. Int J Med Sci
2008; 5: 313–318.
6. Kale T, Aggarwal V, Kotrashetti S, Balihallimath L, Singh A. Mandibular
Coronoid Fractures, How Rare? The Journal of Contemporary Dental
Practice 2015; 16: 222–226.
7. Kale T, Kotrashetti S, Louis A, Lingaraj J, Sarvesh B. Mandibular ramus
fractures: a rarity. The journal of contemporary dental practice 2013; 14: 39–
42.
8. Kanta MK, Kumar SR, Harish BV, Raja AT. Rare mandibular ramus fracture.
Annals of Maxillofacial Surgery 2018; 8: 171.
9. Monnazzi MS, Gabrielli MAC, Gabrielli MFR, Trivellato AE. Mandibular
angle fractures: a comparative study between one- and two-plate fixation.
Dental Traumatology 2017; 33: 121–125.
10. Priya Vellore K, Gadipelly S, Dutta B, Reddy VB, Ram S, Parsa A.
Circummandibular Wiring of Symphysis Fracture in a Five-Year-Old Child.
Case Reports in Dentistry. 2013.
11. Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA. Oral and Maxillofacial Surgery. Chichester:
John Wiley and Sons Ltd; 2014.
12. Malik NA. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Jaypee Brothers,
Medical Publishers Pvt. Limited; 2016:400-402