Anda di halaman 1dari 12

RESUME KE-3

Data Pasien
Nama Tn. S
No. RM 00094627
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 59 Tahun
Dx Medis

Penurunan Kesadaran, Riw Status


Epileptikus ec. Stroke infark berulang
ec. NCSE, Susp Syok Sepsis, HAP
Perbaikan, anemia, multiple pressure
posterior, hipoalbumin

Analisis Data
Data Fokus
No. Hari, Tanggal
Subjektif

1 Selasa, 09 Agusutus 2022 Pasien tidak dapat terkaji, On ETT

2 Selasa, 09 Agusutus 2022 Pasien tidak dapat terkaji, On ETT

3 Selasa, 09 Agusutus 2022 Pasien tidak dapat terkaji, On ETT

Implementasi dan SOAP

No. Hari, Tanggal Diagnosa Keperawatan


Gangguan Ventilasi Spontan b/d
kelelahan otot pernapasan ditandai
1 Selasa, 09 Agustus 2022
dengan penggunaan otot bantu
napas

Bersihan Jalan napas tidak efektif


b/d sekresi yang tertahan ditandai
2 Selasa, 09 Agustus 2022
dengan adanya suara napas
tambahan ronchi
Gangguan integritas kulit b/d
kerusakan jaringan atau lapisan kulit
3 Selasa, 09 Agustus 2022
ditandai dengan terdapat luka pada
sacrum

Implementasi dan SOAP

No. Hari, Tanggal Diagnosa Keperawatan

Gangguan Ventilasi Spontan b/d


kelelahan otot pernapasan ditandai
1 Rabu, 10 Agustus 2022
dengan penggunaan otot bantu
napas
Bersihan Jalan napas tidak efektif
b/d sekresi yang tertahan ditandai
2 Rabu, 10 Agustus 2022
dengan adanya suara napas
tambahan ronchi

Gangguan integritas kulit b/d


kerusakan jaringan atau lapisan kulit
3 Rabu, 10 Agustus 2022
ditandai dengan terdapat luka pada
sacrum
Data Fokus
Problem
Objektif
1. Pasien On ventilator mode PSIMV, PEEP 5, RR
10, PC 10, PS 8, Trigger 3.0, InsTime 1.2, Fio2
50% penggunaan otot bantu napas
2. Kesadaran Apatis, GCS E3M3Vtt, Pupil +2/+2 ditandai dengan WOB(+)
3. WOB (+) minimal

1. Pasien terpasang TT no 8, mode PSIMV PEEP


5, RR 10, PC 10, PS 8, Trigger 3.0
2. Terdengar suara napas tambahan Ronchi
3. Tampak banyak sputum :Suction TT : Sputum sekresi yang tertahan ditandai
kuning, kental, produksi banyak. Suction oral : dengan suara napas
Putih saliva, cair, produksi banyak tambahan (ronchi)

1. Terdapat luka tekan grade 2, kemerahan di


daerah sacrum, tertutup kasa
2. Luka tampak kering, tidak ada perdarahan di Adanya faktor mekanis yaitu
area luka dan sekitar luka. terjadinya gesekan atau
penekanan pada tonjolan
tulang

Evaluasi /Respon Hasil


Tindakan
Subjektif
Observasi :
• Mengidentifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
• Monitoring status respirasi dan oksigenasi
(frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot
bantu napas, bunyi napas tambahan dan status
oksigenasi)

Terapeutik:
• Mempertahankan kepatenan jalan napas
• Memberikan posisi semi fowler atau fowler Pasien tidak dapat terkaji, On
• Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan TT

Observasi:
• Monitoring pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
• Monitoring Bunyi napas tambahan
• Monitoring sputum (jumlah, warna)

Terapeutik :
• Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
• melakukan penghisapan lendir (suctioning) < 15
detik
• Melakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Pasien tidak dapat terkaji, On
Kolaborasi: TT
• kolaborasi pemberian bronkodilator Ventolin
Observasi:
1. Monitoring kondisi luka (derajat luka,
perdarahan, warna, dan bau luka)
2. Monitoring tanda dan gejala infeksi pada luka

Terapeutik:
1. Membersihkan luka dengan Nacl 0,9%
2. Melakukan pembalutan pada luka
Pasien tidak dapat terkaji, On
3. Memberikan tempat tidur atau kasur khusus
TT
(kasur decubitus)
4. Memberikan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesui kondisi pasien

Evaluasi /Respon Hasil


Tindakan
Subjektif
Observasi :
• Mengidentifikasi adanya kelelahan otot bantu
napas
• Monitoring status respirasi dan oksigenasi
(frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot
bantu napas, bunyi napas tambahan dan status
oksigenasi)

Terapeutik:
• Mempertahankan kepatenan jalan napas
• Memberikan posisi semi fowler atau fowler Pasien tidak dapat terkaji, On
• Memberikan oksigenasi sesuai kebutuhan ETT
Observasi:
• Monitoring pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
• Monitoring Bunyi napas tambahan
• Monitoring sputum (jumlah, warna)

Terapeutik :
• Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
• melakukan penghisapan lendir (suctioning) < 15
detik
• Melakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal Pasien tidak dapat terkaji, On
ETT
Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian bronkodilator Ventolin

Observasi:
1. Monitoring kondisi luka (derajat luka,
perdarahan, warna, dan bau luka)
2. Monitoring tanda dan gejala infeksi pada luka

Terapeutik:
1. Membersihkan luka dengan Nacl 0,9%
2. Melakukan pembalutan pada luka
Pasien tidak dapat terkaji, On
3. Memberikan perubahan posisi setiap 2 jam atau
ETT
sesuai kondisi pasien
Diagnosa Keperawatan

Gangguan Ventilasi Spontan b/d


kelelahan otot pernapasan
ditandai dengan penggunaan otot
bantu napas

Bersihan Jalan napas tidak efektif


b/d sekresi yang tertahan ditandai
dengan adanya suara napas
tambahan ronchi

Gangguan integritas kulit b/d


kerusakan jaringan atau lapisan
kulit ditandai dengan terdapat luka
pada sacrum

Hasil

Objektif Analisa Planning


1. WOB (+), RR range Masalah Gangguan ventilasi Observasi :
17-21x/mnt, ronchi(+), SPo2 100% spontan belum teratasi • Identifikasi adanya kelelahan
2. pasien diberikan posisi semi ditandai dengan penggunaan otot bantu napas
fowler 30 derajat 3. otot bantu napas • Monitoring status respirasi dan
Pasien diberikan alat bantu napas oksigenasi (frekuensi dan
ventilator dengan mode PSIMV, kedalaman napas, penggunaan
PEEP 5, RR 10, PC 10, PS 8, otot bantu napas, bunyi napas
Trigger 3.0, InsTime 1.2, FiO2 tambahan dan status oksigenasi)
50%. menghasilkan minute
Volume 9.4-12.7 ml. Ppeak 14-20 Terapeutik:
cmH20 • Memertahankan kepatenan
jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau
fowler
• Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan

1. frekuensi napas range Masalah Bersihan jalan Observasi:


17-19x/m, terpasang TT napas tidak efektif belum • Monitoring pola napas
2. terdapat ronchi teratasi ditandai dengan: (frekuensi, kedalaman, usaha
3.Sputum TT kuning, kental, 1. masih terdapat produksi napas)
produksi banyak.Sputum oral : sputum pada TT • Monitoring Bunyi napas
putih saliva, kental, produksi 2. masih terdapat suara tambahan
banyak 4. napas ronchi • Monitoring sputum (jumlah,
pasien diposisikan semi fowler 30 warna)
derajat 5.
telah dilakukan suction : Sputum Terapeutik :
kuning, kental, produksi banyak. • Memposisikan pasien semi
Suction oral : putih saliva, cairl, fowler atau fowler
produksi banyak • melakukan penghisapan lendir
6. pasien diberikan (suctioning) < 15 detik
bronkodilator Ventolin per 8 jam • Melakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal

Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian
bronkodilator Ventolin
1. Terdapat luka tekan grade 2, Masalah gangguan integritas Observasi:
kemerahan di daerah sacrum, kulit belum teratasi ditandai 1. Monitoring kondisi luka
tertutup kasa dengan terdapat luka pada (derajat luka, perdarahan, warna,
2. Luka tampak kering, tidak ada sacrum dan bau luka)
perdarahan di area luka dan 2. Monitoring tanda dan gejala
sekitar luka infeksi pada luka
3. Pasien direposisi setiap 2 jam
4. Terpasang Kasur dekubitus Terapeutik:
1. Membersihkan luka dengan
Nacl 0,9%
2. Melakukan pembalutan pada
luka
3. Memberikan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuia kondisi
pasien

Hasil
Objektif Analisa Planning
1. WOB (+), RR range Masalah Gangguan ventilasi Observasi :
17-20x/mnt, ronchi(+), SPo2 100% spontan belum teratasi • Identifikasi adanya kelelahan
2. pasien diberikan posisi semi ditandai dengan penggunaan otot bantu napas
fowler 30 derajat 3. otot bantu napas • Monitoring status respirasi dan
Pasien diberikan alat bantu napas oksigenasi (frekuensi dan
ventilator dengan mode PSIMV, kedalaman napas, penggunaan
PEEP 5, RR 6, PC 10, PS 8, otot bantu napas, bunyi napas
Trigger 3.0, InsTime 1.2, FiO2 tambahan dan status oksigenasi)
50%. menghasilkan minute
Volume 7.5-13.0 ml. Ppeak 14-16 Terapeutik:
cmH20 • Memertahankan kepatenan
jalan napas
• Berikan posisi semi fowler atau
fowler
• Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
1. frekuensi napas range Masalah Bersihan jalan Observasi:
17-20x/m, terpasang TT napas tidak efektif belum • Monitoring pola napas
2. terdapat ronchi teratasi ditandai dengan: (frekuensi, kedalaman, usaha
3.Sputum TT merah, kental, 1. masih terdapat produksi napas)
sedang. Sputum oral : putih sputum pada TT • Monitoring Bunyi napas
kekuningan, kental, sedang 4. 2. masih terdapat suara tambahan
pasien diposisikan semi fowler 30 napas ronchi • Monitoring sputum (jumlah,
derajat 5. warna)
telah dilakukan suction : Sputum
merah, kental, sedang. Suction Terapeutik :
oral : putih kekuningan, kental, • Memposisikan pasien semi
sedang. 6. fowler atau fowler
pasien diberikan bronkodilator • melakukan penghisapan lendir
Ventolin per 8 jam (suctioning) < 15 detik
• Melakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal

Kolaborasi:
• kolaborasi pemberian
bronkodilator Ventolin

1. Terdapat luka tekan grade 2, Masalah gangguan integritas Observasi:


kemerahan di daerah sacrum, kulit belum teratasi ditandai 1. Monitoring kondisi luka
tertutup kasa dengan terdapat luka pada (derajat luka, perdarahan, warna,
2. Luka tampak kering, tidak ada sacrum dan bau luka)
perdarahan di area luka dan 2. Monitoring tanda dan gejala
sekitar luka infeksi pada luka
3. Pasien direposisi setiap 2 jam
4. Terpasang Kasur dekubitus Terapeutik:
1. Membersihkan luka dengan
Nacl 0,9%
2. Melakukan pembalutan pada
luka dan dioleskan madu
3. Memberikan perubahan posisi
setiap 2 jam atau sesuia kondisi
pasien

Anda mungkin juga menyukai