Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PEMASARAN PADA BUDI DAYA TANAMAN PANGAN

:OLEH

1. AHMAD RIZKI ROMADONAL FAJRI (04)


2. ARYA FIRNANDHITO BUDI PUTRA (09)
3. KINANTI ESTU UTAMI (14)
4. MARSA DIFA AMELIA (15)
5. MAYSUN INAS HIDAYAT (18)
6. SAMSON DAUTIUS HALELUYA (25)

SMA NEGERI 1 GLENMORE

X MIPA 1

PKWU

2020
Pemasaran merupakan proses interaksi sosial antara individu dengan kelompoknya untuk
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan diperoleh dengan menciptakan, menawarkan, serta
melakukan pertukaran barang dan jasa pada pihak lain. Banyak strategi pemasaran yang bisa digunakan
untuk memasarkan produk Budi Daya Tanaman Pangan, antara lain:

1. Sistem Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Sistem pemasaran tanpa menggunakan perantara dalam kegiatan transaksi jual-beli dan
tawar-menawar suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Pemasaran yang dilakukan dengan
bertemu langsung dengan konsumen ini disebut dengan pemasaran langsung. Penjualan
langsung dibagi dalam beberapa jenis, misalnya penjualan dengan mempunyai toko sendiri, atau
sistem penjajaan langsung pada konsumen.

Banyak sisi positif dari sistem ini, di antaranya penghematan waktu dan bisa
memperkenalkan produk langsung kepada konsumen, tidak kebergantungan pada pihak lain,
serta waktu yang fleksibel.

Dengan mempertimbangkan jarak antara sentral produksi dengan pasar atau konsumen
tujuan, pertimbangan ini didasarkan pada sifat dari produk budi daya tanaman pangan yang
secara umum bukan merupakan komoditas yang tahan lama. Karena sifat inilah, pasar relative
tidak boleh terlalu jauh dengan sentral produksi. Meskipun terpaksa memperoleh pasar yang
jauh, harus diimbangi dengan kelancaran transportasi dan sistem pengemasan yang aman.
Dengan begitu, pemilihan sistem pemasaran langsung lebih tepat untuk produk budi daya
tanaman pangan.

2. Marketing Mix
Marketing mix adalah sekumpulan variabel-variabel marketing, yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengejar target yang diinginkan. Dalam marketing mix tanaman pangan
mencakup beberapa hal yang perlu dilakukan, sebagai berikut.
a. Produk
Salah satu kunci membangun strategi pemasaran adalah menawarkan produk
yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sebagus apa pun produk yang
ditawarkan jika tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan akan ditolak. Produk
usaha bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu produk utama dan produk pendukung.
Usaha penjualan tanaman pangan ini lebih baik lagi bila melakukan survey
kebutuhan pelanggan terlebih dahulu agar produk yang diberikan sesuai dengan
pilihan mereka. Dari hasil survey tersebut, bisa ditentukan jenis-jenis apa saja yang
bisa disediakan.
b. Harga
Ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan dalam menentukan harga, salah
satunya adalah melihat harga pesaing. Harus menentukan ingin harga lebih mahal
atau lebih murah dibandingkan pesaing. Dalam bisnis tanaman pangan, terdapat
strategi-strategi penentuan harga yang bisa dilakukan sebagai berikut.
1) Block pricing atau harga borongan.
2) Commodity bundling, yaitu beberapa produk yang tidak sejenis dijual dalam satu
paket harga.
3) Price discrimination atau diskriminasi harga, artinya konsumen yang sama diberi
harga berbeda karena pembelian volume berbeda.
c. Promosi
Promosi adalah usaha sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan, dan
pemberitahuan kepada masyarakat tentang informasi berbagai produk yang
ditawarkan. Promosi bisa digunakan untuk membantu meningkatkan pemasaran
dari produk budi daya tanaman pnagan. Media yang bisa digunakan untuk
memasarkan produk, tentu disesuaikan dengan kapasitas produk yang sudah dibuat.
Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang sangat beragam.
Bentuk promosi yang bisa dilakukan sebagai berikut.
1) Open house dan promosi dari mulut ke mulut.
2) Iklan, yaitu penyebaran informasi produk melalui berbagai media.
3) Rajin mengikuti pameran tanaman pangan.

3. Memperluas Jaringan Distribusi

Memperluas jaringan distribusi dapat dimulai dengan memasarkan tanaman pangan ke


kota sekitar. Paling tidak yang dapat dijangkau pengiriman secara cepat. Hal ini sangatlah
penting mengingat harus memperhitungkan lama pengiriman disesuaikan dengan daya tahan
tanaman pangan. Setelah selesai memetakan peta, selanjutnya dapat turun dulu untuk
memasarkan produk. Agar efektif, sebaiknya langsung mendatangi pasar induk di kota itu yang
biasanya menjadi tempat para pedagang yang lain membeli secara grosir.

Dapat pula mencari distributor di kota-kota tersebut. Rancang sebuah program


pemasaran serupa sistem franchise atau walaba. Distributor inilah yang nantinya akan menjadi
mitra untuk memasarkan produk tanaman pangan di kota tersebut.

4. Memasarkan Budi Daya Tanaman Pangan ke Bisnis Horeka (hotel, restoran, katering)
Banyaknya hotel, restoran, dan katering yang semakin menjamur tentunya merupakan
peluang yang sayang untuk dilewatkan. Jangan ragu untuk memasarkan produk kepada mereka.
Biasanya hotel dan restoran terkenal akan membutuhkan tanaman pangan dalam jumlah yang
besar secara rutin.

5. Menambah Varian Tanaman Pangan


Banyak jenis tanaman pangan yang dapat dibudi dayakan, mulai dari kentang, kedelai,
kacang hijau, buncis, sawi, ubi, dan masih banyak yang lainnya.
6. Ketahui Target Pasar
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu lakukan riset siapa yang menjadi target
pasar. Semakin spesifik target pasar, semakin besar peluang untuk sukses.

7. Menggunakan Social Media


Dengan media sosial, perusahaan dapat menjalin interaksi secara luas dengan berbagai
kalangan, dengan biaya yang murah dan visibilitas atau keterlihatan yang tinggi. Sosial media
juga memungkinkan perusahaan untuk memilih komunitas yang sesuai untuk memasarkan
produk mereka sehingga apa yang ditawarkan memiliki peluang besar untuk terjual.
Dalam pemasaran media sosial, juga dapat berkolaborasi dengan influencer. Banyak
orang yang menggunakan influencer di sosial media untuk mempromosikan produknya. Biarkan
pengikut mereka mengetahui produk melalui influencer.

8. Menawarkan Produk Secara Gratis


Cara ini dianggap sangat ampuh untuk menjaring konsumen karena sesuatu yang gratis
akan sangat sulit dilewatkan begitu saja.  Alasan lain kenapa strategi ini dianggap perlu juga,
seringkali seorang costumer belum membeli sebuah produk karena mereka belum pernah
mencoba tentang produk tersebut. Sebuah perusahaan bisa saja memilih event atau langsung
menawarakan sample dan contoh gratis secara  door to door kepada calon konsumennya. Jika
produk tersebut berupa jasa ataupun media digital maka perusahaan dapat menawarkan free
trial atau mencoba gratis untuk menarik minat calon konsumen mengetahui sebuah produk.
 
9. Memilih Tempat Strategis

Tempat strategis masih menjadi salah satu strategi pemasaran yang patut


dipertimbangkan karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk memiliki
kemungkinan terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan yang tinggi. Kriteria
pemilihan tempat strategis ini harus menyesuaikan dengan target sasaran serta kemudahan
untuk menjangkaunya.

10. Memberi Insentif untuk Rekomendasi


Sebuah produk akan terlihat bagus dan dapat dipercaya bila ada yang
merekomendasikannya. Untuk mendapat sebuah rekomendasi atau testimoni dari konsumen
yang telah memakai produk tersebut, Anda harus memberi penghargaan berupa insentif yang
menarik. Insentif sebuah testimoni tidak harus selalu berupa uang, namun dapat berupa hadiah
produk atau potongan harga. Dengan adanya insentif ini secara tidak langsung perusahaan
memenangkan dua pihak untuk sasaran marketing, yaitu konsumen yang loyal dan calon
konsumen. Rekomendasi produk kini menjadi strategi pasar yang digunakan hampir semua
produk.
11. Menjalin Hubungan Baik dengan Konsumen
Konsumen yang loyal adalah sebuah aset penting perusahaan. Mereka telah
berulangkali membeli produk dan ikut menyumbang pemasukan secara rutin. Jika tidak ingin
kehilangan sebuah pembelian, di tengah persaingan banyaknya produk serupa, maka tidak ada
salahnya memberi penghargaan kepada para konsumen yang loyal terhadap perusahaan dengan
cara menanggapi masukan konsumen maupun memberi hadiah secara langsung atas pembelian
yang mereka lakukan. Hal ini cukup efektif menjadi cara pemasaran produk makanan karena
produk jenis ini mengandalkan loyalitas pembelinya untuk bertahan di dunia bisnis.

12. Mulut ke Mulut


Tim pemasaran berkomunikasi secara langsung dengan konsumen. Setelah konsumen
membeli produk dan merasa puas dengan produk tersebut, konsumen akan memberitahu
konsumen lainnnya yang berpotensi untuk membeli produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai