Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Bencana, Ujian ataukah


Azab?
Nur Rohmad  Kamis 28 Januari 2021 14:30 WIB

Kali ini naskah khutbah Jumat menyajikan pesan tentang bencana dan hal-hal yang sering
dikaitkan dengannya, yakni ujian dan azab. Sebagian orang menganggap bencana sebagai
azab, sebagian lain menilainya sebagai ujian. Mana yang betul?

ADVERTISEMENT

MPWR

Satu Kuota untuk Semua


Bisa eksis tanpa bikin kantong bolong pakai kuota
5GB cuma 15K. Subscribe MPWR sekarang!
Update socmed dan push rank pakai kuota 5GB.
Cuma 15K aja. Subscribe MPWR sekarang!

INSTAL

Pada titik ini, perlu dijernihkan bahwa kategori itu masing-masing menimpa dua
kelompok yang berbeda: orang-orang saleh dan orang-orang bermaksiat. Para pendengar
khutbah Jumat diingatkan agar tak gampang menuduh bencana yang menimpa orang lain
sebagai azab, juga tak kelewat percaya diri bahwa bencana yang menimpa dirinya sebagai
ujian.
 
Berikut teks khutbah Jumat tentang "Raih Surga dengan Akhlak Mulia". Untuk mencetak
naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah
artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 
Khutbah I
 

َ َ َ ‫ و‬،َ‫َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ َ ِّ ِ و َ َ ِ َ ْ َ ن‬ ِ ّ َ ْ ‫ و َا ّ َ ة ُ و َا ّ َ م ُ ا‬،ٍ‫ِ ا ْ َ ْ ُ ْدِ أز َ ً و َأ َ ًا ِ َ َ َ ن‬


َ َ ،ِ‫ن ا ْ ْ َ َ ن‬ ُ َْ ْ َ ‫ا‬
،ُ ُ ْ ُ َ ‫ن َ ِّ َ َ ُ َ ّ ًا َ ْ ُه ُ وَر‬
ّ ‫ و َأ ْ َ ُ أ‬،ُ َ َ ْ ِ َ َ ُ ‫ أ ْ َ ُ أ ْن ّ إ َ إ ّ ا ُ و َ ْ َه‬،ٍ‫آ ِ ِ و َ َ ْ ِ ِ و َ َ ْ َ ِ َ ُ ْ ِ ْ َ ن‬
ُ ‫ َ َ ِ ّ َ ْ َه‬.

ٍ َ ِ ِ ْ َ ِ ْ ُ َ ْ ‫ إ ّ َ ُ َ ّ ا ّ ِ ُونَ أ‬:ِ ِ َ ِ ِ َ ْ ُ ْ ِ ِ ِ َ ْ ‫ َ ِ ّ أ ْو ِ ْ ُ ْ و َ َ ْ ِ ْ ِ َ ْ َى ا ِ ا ْ َ ِ ِ ّ ا ْ َ ِ ْ ِ ا‬،ُ ْ َ ّ ‫أ‬


‫ب‬
١٠ : ‫))ا‬
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

ADVERTISEMENT
Iklan 

Membersihkan Karat Ampuh


Cairan Ampuh Untuk Membersihkan Karat Pada Blok Mesin
Mobil dan Motor
Bahteraku BUKA

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi,
untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari
seluruh yang diharamkan.
 
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Dalam kesempatan khutbah pada siang hari ini, khatib akan menyampaikan khutbah
dengan tema “Bencana: Ujian ataukah Azab?”.
 

ADVERTISEMENT

MPWR

Satu Kuota untuk Semua


Bisa eksis tanpa bikin kantong bolong pakai kuota
5GB cuma 15K. Subscribe MPWR sekarang!
Update socmed dan push rank pakai kuota 5GB.
Cuma 15K aja. Subscribe MPWR sekarang!

INSTAL

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di awal tahun 2021 ini
terjadi sebanyak 197 bencana di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar kejadian
merupakan bencana alam. Bencana banjir mendominasi dengan 134 kejadian, disusul
tanah longsor 31 kejadian, dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.
  
Serangkaian bencana di awal 2021 itu menyebabkan 184 orang meninggal, lebih dari
2.700 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 9 orang dinyatakan hilang dan mereka yang
menderita serta mengungsi mencapai 1,9 juta orang.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sederet bencana yang menimpa rakyat Indonesia di awal tahun ini memunculkan sebuah
pertanyaan: apakah bencana itu ujian ataukah azab yang Allah timpakan kepada bangsa
Indonesia?
 
Hadirin rahimakumullah,
Bencana atau musibah adakalanya ujian dan adakalanya merupakan azab yang disegerakan
di dunia.
 
Dari mana kita mengetahui bahwa sebuah bencana dan musibah adalah ujian ataukah
azab? Apabila musibah itu ditimpakan kepada orang-orang shalih yang taat kepada Allah
ta’ala maka ia adalah ujian yang meninggikan derajat mereka dan melipatgandakan pahala
mereka di akhirat. Musibah yang berupa ujian ini ditimpakan oleh Allah kepada orang-
orang yang dikehendaki kebaikan pada dirinya, seperti para nabi, para wali, para ulama
yang mengamalkan ilmunya dan orang-orang shalih lainnya.
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
( ّ‫ِ ْ ُ )رَو َاه ُ ا ْ ُ َ رِي‬ ْ ِ ُ ‫َ ْ ُ ِدِ ا ُ ِ ِ َ ْ ًا‬
 
Maknanya: “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan
menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).
 
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa seseorang yang dikehendaki kebaikan dan derajat
yang tinggi pada dirinya maka Allah melindunginya dari musibah agama dan menimpakan
berbagai musibah dunia pada dirinya, anaknya, hartanya atau orang yang ia cintai. Musibah
agama adalah seperti meninggalkan shalat limat waktu, berjudi, berzina, mencuri, dan lain
sebagainya. Sedangkan musibah dunia sangat banyak bentuknya. Di antaranya kemiskinan,
sakit, ditinggal mati orang yang dicintai, diperlakukan buruk orang lain, dan lain
sebagainya.
 
Semakin taat seseorang dan semakin banyak ia melakukan kebaikan maka semakin besar
dan berat ujian yang Allah timpakan kepadanya. Sebagaiman kita tahu, manusia yang
paling taat adalah para nabi. Musibah yang menimpa mereka tentu lebih banyak dan lebih
berat dibandingkan dengan manusia pada umumnya. 
 
Nabi Nuh diuji dengan anak dan istrinya yang tidak mau beriman. Beliau juga dicaci dan
seringkali dipukuli sampai pingsan ketika menyampaikan dakwah kepada umatnya. Nabi
Ibrahim diuji dengan dilemparkan ke api yang berkobar-kobar dan tidak dikarunia anak
sampai usia lanjut. Nabi Zakariyya meninggal digergaji. Nabi Yahya kepalanya dipenggal.
Banyak nabi di kalangan Bani Israil yang mati dibunuh sebagaimana disebutkan dalam
surat al-Baqarah ayat 87 dan surat al ‘Imran ayat 181. Nabi Ayyub diuji dengan sakit
selama 18 tahun dan dimatikan seluruh anaknya dan dilenyapkan seluruh hartanya.
 
Nabi Muhammad diuji dengan cacian dari kaumnya, dijatuhkan kotoran dan jeroan unta
pada kepala dan badannya saat sujud, dilempari batu sampai berdarah, ditinggal mati oleh
istri tercintanya, ditinggal mati oleh putranya saat masih bayi, meninggalkan kampung
halaman yang sangat beliau cintai, mengalami demam tinggi dua kali lipat dari demam
paling tinggi yang dialami manusia pada umumnya dan lain sebainya.
 
Oleh karena itu semua, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
(َ ُ ُ ْ َ َ ‫َ َ ِ دِ ْ ِ ِ )رَو َاه ُ ا ِّ ْ ِ ِيّ و َأ ْ َ ُ و‬ َ َ ُ ُ ّ ‫ ُ ْ َ َ ا‬،ُ َ ْ ْ َ ُ َ ْ ْ ‫س َ َ ء ً ا ْ ِ َء ُ ُ ّ ا‬
ِ ّ ‫أ َ ّا‬
 
Maknanya: “Manusia yang paling berat musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-
orang yang di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat
mereka. Seseorang diuji berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh agamanya” (HR at-
Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya)
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
 
ّ َ ‫ و‬،ِ‫ن ِ َ َ ا ْ َ َاء ِ َ َ ِ َ ِ ا ْ َ َ ء‬
ُ ْ ّ ‫ و َ َ ْ َ ِ َ َ َ ُ ا‬، َ ّ ِ ‫ َ َ ْ ر َ ِ َ َ َ ُ ا‬،ْ ُ َ َ ْ ‫ن ا َ إذ َا أ َ ّ َ ْ ً ا‬ ّ ‫إ‬
( ّ‫)رَو َاه ُ ا ِّ ْ ِ ِي‬
 
Maknanya: “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui musibah yang besar pula.
Apabila Allah ta’ala mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada
mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah meridhainya. Dan barangsiapa yang tidak
ridha maka Allah murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan bencana dan musibah yang merupakan azab adalah yang ditimpakan kepada
para pelaku dosa dan maksiat.
  
Allah subhanahu wa ta’ala ber rman:
 
(٣٠ :‫رى‬ ‫َ ِ ٍ )ا‬ َْ ُ ْ َ َ‫َ َ َ ْ أ ْ ِ ُ ْ و‬ َ ِ َ ٍ َ ِ ُ ْ ِ ْ ُ َ َ ‫وَ َ أ‬
 
Maknanya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan
dosa kalian sendiri, dan Allah memaa an banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (QS
asy-syura: 30).
 
Imam at-Thabari menafsirkan ayat ini dengan mengatakan:
 
َ ّ َ :ُ‫َ َ َ ْ أ ْ ِ ُ ْ( َ ُ ْل‬ َ ِ َ ) ْ ُ ِ ‫س ِ ْ ُ ِ ْ َ ٍ ِ ا ّ ْ َ ِ أ ْ ُ ِ ُ ْ و َأ ْ ِ ْ ُ ْ و َأ ْ َا‬
ُ ّ ‫وَ َ ُ ِ ْ ُ ُ ْ أ ّ َ ا‬
ْ ِ ٍِْ َ ْ َ ْ ُ ّ َ ‫ُ ِ ْ ُ ُ ْ ذ ِ ّ ُ ُ ْ َ ً ِ َ ا ِ َ ُ ْ ِ َ ا ْ َ َ ْ ُ ْ ِ َ ا ْ َ ِم ِ ْ َ َ ْ َ ُ ْ و َ َ ْ َ ر َ ِّ ُ ْ و َ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ ر‬
َ ِ ْ ُ ُ ِ َ ُ َ َ ،ْ ُ ِ ‫إ ْ َا‬
 
“Bencana dan musibah yang menimpa kalian di dunia wahai manusia, pada diri, keluarga
dan harta kalian tiada lain adalah azab dari Allah kepada kalian yang disebabkan dosa-dosa
yang kalian lakukan kepada sesama kalian dan dosa yang kalian perbuat kepada Allah. Dan
Allah mengampuni banyak dosa kalian yang lain sehingga tidak menurunkan azab (yang
lain) kepada kalian.”
 
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
َ ‫ُ َا ِ َ ِ ِ َ ْم‬ ّ َ ِ ِ ْ َ ِ ُ ْ َ َ َ ْ ‫ و َ ذ َا أر َاد َ ا ُ ِ َ ْ ِه ِ ا ّ ّ أ‬،َ ْ ّ ‫إذ َا أر َاد َ ا ُ ِ َ ْ ِه ِ ا َ ْ َ َ ّ َ َ ُ ا ُ ُ َ َ ِ ا‬
( ّ‫ا ِ َ َ ِ )رَو َاه ُ ا ِّ ْ ِ ِي‬
 
Maknanya: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya maka Allah menyegerakan
baginya azab di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan pada hambanya maka Allah
menahan azab kepadanya di dunia meski ia terus berbuat dosa sehingga azab itu akan
ditimpakan kepadanya pada hari kiamat” (HR at-Tirmidzi)
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemudian yang penting sekali untuk diperhatikan bahwa ada sebuah hadits yang berbunyi:
 
(َ‫ب )رَو َاه ُ ا ْ ُ ِ ّ ن‬
ٍ َ ِ ِ ُ ‫س إذ َا ر َأوْا ا ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ِّ ُوه ُ ُ ِ ُ أ ْن َ ُ ّ ُ ُ ا‬
َ ّ ‫نا‬
ّ ‫إ‬
 
Maknanya: “Sesungguhnya manusia apabila mengetahui kemungkaran lalu mereka tidak
mau mengubahnya maka hampir saja (tunggulah saatnya) Allah akan mengazab mereka
seluruhnya” (HR Ibnu Hibban).
 
Hadits ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa jika di suatu daerah terdapat
kemungkaran yang merajalela dilakukan, tapi tidak ada satu pun yang mengubahnya
dengan amar makruf dan nahi mungkar maka azab Allah akan menimpa mereka semua.
Azab Allah tidak hanya dikenakan kepada mereka yang berbuat kemungkaran, tapi juga
ditimpakan kepada orang-orang shalih yang enggan beramar makruf dan bernahi mungkar
dengan mencegah kemungkaran tersebut. Kemungkaran adalah seperti paham-paham yang
menyimpang dari ajaran para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, zina, judi, meminum
minuman keras, korupsi, mengganggu kerukunan masyarakat, berbuat kekacauan, dan lain
sebagainya.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal:
 
Pertama, bagi seorang Mukmin, musibah yang menimpanya, baik musibah itu ujian
ataupun azab, adalah kebaikan baginya apabila dihadapi dengan sabar dan ridha. Jika
berupa ujian maka musibah itu akan meninggikan derajatnya dan melipatgandakan
pahalanya di akhirat. Dan jika berupa azab maka azab di dunia itu akan menggugurkan
azab baginya di akhirat kelak. Dan hal itu lebih baik baginya. Karena azab di akhirat jauh
lebih berat dan lebih pedih dibandingkan azab dunia.
 
Kedua, sedangkan bagi orang ka r, bencana dan musibah apa pun yang menimpanya di
dunia tidaklah bermanfaat sama sekali baginya di akhirat.
 
Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat dan mulai meninggalkan hal-hal yang diharamkan
lalu ditimpa berbagai musibah maka itu adalah ujian baginya. Apakah ia akan terus
melanjutkan ketaatan ataukah ia kendor semangat lalu meninggalkan ketaatan itu.
 
Keempat, jika seseorang ditimpa musibah dan bencana setelah ia berbuat maksiat dan dosa
maka yang semestinya dia lakukan adalah menyegerakan tobat dengan sungguh-sungguh
dari semua dosa yang pernah ia lakukan. Baginda Nabi bersabda:
 
(َ ُ ُ ْ َ َ ‫َ َ ْ َ ذ َ ْ َ َ ُ )رَو َاه ُ ا ْ ُ َ َ و َا ّ َ َا ِ ّ و‬ ِ ّْ ‫ا ّ ِ ُ ِ َا‬
 
Maknanya: “Seseorang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa” (HR
Ibnu Majah, ath-Thabarani dan lain-lain).
  
Kelima, kemungkaran jika sudah merajalela dan tidak ada satu pun yang berupaya
mencegahnya maka tunggulah saatnya Allah akan menurunkan azab kepada semuanya.
Yang shalih maupun yang fasik, semuanya terkena azab.
 
Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat
dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
 
ِ َ ْ ‫ و َ َ َ َ ِ و َ ّ ُ ْ ِ َ ِ ْ ِ ِ َ ا‬،ِ ْ ِ َ ْ ‫ن ا‬
،ُ َ َ ‫ و َ َ َ ّ َ ِ ِ ّ ْ و َ ِ ْ ُ ْ ِ َ و‬،ِ ْ ِ َ ْ ‫ت و َا ِّ ْ ِا‬ ِ ‫َ رَك َ ا ُ ِ و َ َ ُ ْ ِ ا ُ ْآ‬
ُ ِْ َ ْ ‫إ ّ ُ ُ َا ّ ِ ْ ُ ا‬
 
Khutbah II
 
ُ ‫ و َ َ َ آ ِ ِ و َأ ْ َ ِ ِ أ ْ ِ ا ْ َ َ أ ْ َ ُ أ ْن ّ إ َ إ ّ ا ُ و َ ْ َه‬، َ َ ْ ُ ْ ‫َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ ا‬ َ َ ُ ّ ِ َ ‫ و َأ َ ِ ّ ْ و َأ‬، َ َ َ ‫ِ و‬ ُ َْ ْ َ ‫ا‬
ُ ُ ْ ُ َ ‫ن َ ِّ َ َ ُ َ ّ ًا َ ْ ُه ُ وَر‬
ّ ‫ و َأ ْ َ ُ أ‬،ُ َ َ ْ ِ َ َ.
ّ ‫ أ ْو ِ ْ ُ ْ و َ َ ْ ِ ْ ِ َ ْ َى ا ِ ا ْ َ ِ ِ ّ ا ْ َ ِ ْ ِ و َا ْ َ ُ ْا أ‬،َ‫ َ َ أ ّ َ ا ْ ُ ْ ِ ُ ْن‬،ُ ْ َ ّ ‫أ‬
 ْ ُ َ َ ‫ أ‬،ٍ ْ ِ َ ٍ ْ ِ ْ ُ َ َ ‫ن ا َ أ‬
‫ َ أ ّ َ ا ّ ِ َ آ َ ُ ا َ ّ ا َ َ ْ ِ و َ َ ِّ ُ ا‬،ّ ِ ِ ّ ‫ن ا ّ َ و َ َ َ ِ َ َ ُ ُ َ ّ نَ َ َ ا‬
ّ ‫ إ‬:َ‫ِ ّ َ ة ِ و َا ّ َ ِم َ َ َ ِ ِّ ِ ا ْ َ ِ ْ ِ َ َ ل‬
‫ك‬
ْ ِ‫ل َ ِّ ِ َ إ ْ َا ِ ْ َ و َ َ ر‬ ِ ‫ ا َ ّٰ ُ ّ َ ّ ِ َ َ َ ّ ِ ِ َ ُ َ ّ ٍ و َ َ َ آ‬، ً ِ ْ َ
ِ ‫ل َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ َ َ َ ّ ْ َ َ َ َ ِّ ِ َ إ ْ َا ِ ْ َ و َ َ َ آ‬
ٌ ْ ِ َ َ ّ ‫ ِ ْ ا ْ َ َ ِ ْ َ إ‬،َ ْ ِ ‫ل َ ِّ ِ َ إ ْ َا‬
ِ ‫َ ِّ ِ َ إ ْ َا ِ ْ َ و َ َ َ آ‬ ََ َ ْ َ ‫ل َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ َ َ َ ر‬
ِ ‫َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ و َ َ َ آ‬ ََ

َ ‫ا ْد َ ْ َ ّ ا ْ َ َ ء َ و َا ْ َ َ ء‬ ِ َ ْ ْ ‫َت ا ْ ْ َء ِ ِ ْ ُ ْ و َا‬
‫ ا‬،‫ات‬ ِ ِ ْ ُ ْ ‫َ ِ ْ ٌ ا َ ّٰ ُ ّ ا ْ ِ ْ ِ ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َا‬
ِ ِ ْ ُ ْ ‫َت وا ْ ُ ْ ِ ِ ْ َ و َا‬
ً ّ َ ‫ ِ ْ َ َ ِ َ َ َا‬،َ َ َ َ َ ‫ َ َ َ َ ِ ْ َ و‬،َ َ ِ ْ ‫ْف ا ْ ُ ْ َ ِ َ َ و َا ّ َا ِ َ و َا‬
َ ُ ّ ‫و َا ْ َ َ ء َ و َا ْ َ ْ َ ء َ و َا ْ ُ ْ َ َ و َا ْ َ ْ َ و َا‬
ٌ ْ ِ َ ٍ ‫ إ ّ َ َ َ ُ ّ ِ َ ْء‬،ً ّ َ َ ْ ِ ِ ْ ُ ْ ‫ن ا‬ ِ ‫و َ ِ ْ ُ ْ َا‬.
ْ ُ ّ َ َ ْ ُ ُ ِ َ ، ِ ْ َ ‫َ ِ ا َ ْ َ ء ِ و َا ْ ُ ْ َ ِ و َا‬ َ ْ َ ‫ن و َ ْ َء ِ ذِي ا ْ ُ ْ َ و‬
ِ َ ْ ْ ‫ل و َا‬ ِ َْْ ِ ُ ُ َ َ ‫نا‬ ّ ‫ إ‬،ِ ‫ِ َ د َ ا‬
ُ َ ْ ‫ َ َ ّ ُ ْونَ َذ ُ ُوا ا َ ا ْ َ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ و َ َ ِ ْ ُ ا ِ أ‬.
 
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan
Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab.
Mojokerto

Baca naskah khutbah lainnya:


 
Kumpulan Khutbah soal Bencana atau Musibah
Khutbah Jumat: Malapetaka itu Bernama Lisan 
Khutbah Jumat: Mengapa Umat Nabi Nuh dan Nabi Hud Ditimpa Bencana?
Khutbah Jumat: Sebaik-baik Umur adalah yang Diberkati Allah

TAGS: khutbah khutbah jumat

Anda mungkin juga menyukai