Anda di halaman 1dari 33

M.

Yusuf FT Untan 15/02/2020

Pertemuan ke-2

II. Baja &


Sifat-sifatnya

Umum Perilaku dan sifat


Outline:  Besi tuang (cast iron) mekanik
 Besi tempa (wrought  Persamaan konstitutif
iron)  Sifat mekanik
 Baja (steel) Keuletan material
 Proses pembuatan Kondisi leleh
 Klasifikasi baja Perilaku baja pada
 Pencegahan korosi temperatur tinggi
 Industri baja Penguatan regangan
 Standar mutu Keruntuhan getas
Baja struktural Sobekan lamelar
 Baja profil Fatik
 Baja lunak dan baja
keras
 Sifat kimia dan sifat fisik

2. Baja dan Sifat-sifatnya 1


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Umum
• Dari kebanyakan bahan logam, besi merupakan bahan yang paling banyak
digunakan untuk berbagai macam keperluan teknik.
• Besi diperoleh dari tambang bijih besi dalam bentuk oksida besi (Fe2O3).
• Jumlah kandungan besi dalam bijih besi tergantung tempat
pengambilannya dan biasanya bercampur dengan bahan-bahan lain,
misalnya silika (SiO2), alumina (Al2O3), mangaan, belerang, fosfor.
• Bahan besi yang diperoleh dari alam disebut besi gubal (pig iron) yang
merupakan bahan dasar logam besi. Besi gubal bersifat lunak dan getas
sehingga tidak dapat digunakan untuk struktur.
• Logam besi dapat dibagi menjadi tiga macam:
Besi tuang/cor
Besi tempa
Baja

Besi tuang (cast iron)


• Dibuat dengan cara besi gubal dilebur untuk memperoleh
tingkat kandungan karbon (zat arang) yang diinginkan
kemudian dituang/dicor atau dicetak untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
• Besi tuang mengandung 2—4% karbon bersama-sama
dengan mangaan (manganese),
fosfor (phosphorus), belerang (sulphur)
dan silikon (silicon).

2. Baja dan Sifat-sifatnya 2


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Besi tuang (cast iron) .....(lanjutan)

Sifat-sifat besi tuang:


 Keras dan mudah melebur/mencair
 Getas, sehingga tidak dapat menahan benturan
 Temperatur leleh 1250C
 Tidak berkarat
 Tidak dapat diberi muatan magnet
 Dapat dikeraskan dengan cara dipanasi kemudian didinginkan secara
mendadak
 Menyusut waktu pendinginan sewaktu dituang, karena itu ukuran cetakan
perlu sedikit lebih besar
 Kuat dalam menahan gaya tekan, tetapi lemah dalam menahan gaya tarik.
Kuat tekannya sekitar 600 MPa sedangkan kuat tariknya sekitar 50 MPa
 Tidak dapat disambung dengan baut dan sekrup

Besi tuang (cast iron) .....(lanjutan)

Pemakaian besi tuang sebagai bahan struktur terutama untuk:


Pipa yang menahan tekanan dari luar sangat tinggi
Tutup lubang saluran drainase dan alat sanitasi yang lain
Bagian struktur rangka (truss) yang menahan gaya tekan
Bagian-bagian mesin, blok mesin, dsb
Tumpuan sendi dan rol pada jembatan

2. Baja dan Sifat-sifatnya 3


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Besi tuang (cast iron) .....(lanjutan)

Besi tuang (cast iron) .....(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 4


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Besi tempa (wrought iron)


Besi tempa merupakan jenis besi yang paling sedikit mengandung
bahan campuran lain. Bahan-bahan lain tersebut adalah:
 Karbon 0,05—0,15%
 Silika 0,15—0,2%
 Fosfor 0,12—0,16%
 Belerang 0,02—0,03%
 Mangaan 0,03—0,1%
 Unsur lain 2%

Besi tempa (wrought iron) ....(lanjutan)

Sifat-sifat besi tempa:


 Daktail (liat), kuat dan dapat ditempa
 Dapat dilas
 Tidak dapat dituang karena sulit mencair
 Tahan korosi
 Temperatur leleh sekitar 1535C
 Kuat tekan sekitar 200 MPa dan kuat tarik maksimum sekitar 400 MPa

Pemakaian besi tempa telah lama digantikan oleh baja struktur (mild
steel), dan hanya digunakan jika dibutuhkan bahan yang kuat, misalnya
untuk paku keling, pipa air, pipa gas, baut, sekrup, tapal kuda, rantai.

2. Baja dan Sifat-sifatnya 5


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel)

Proses
pembuatan

Baja (steel) .....(lanjutan)

Proses
pembuatan

2. Baja dan Sifat-sifatnya 6


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel) .....(lanjutan)

Proses
pembuatan

Baja (steel) .....(lanjutan)


• Baja terletak di antara besi tuang dan besi tempa.
• Baja merupakan perpaduan antara besi dan karbon yang berikatan secara sangat kuat dan
tersementasi akibat proses thermokimia.
• Bahan dasar baja adalah besi kasar dengan kandungan karbon 3,5—4,5% dan kotoran-
kotoran lainnya yang diperoleh dari tanur tinggi.
• Baja diperoleh dari hasil pemrosesan kembali baja kasar dengan mereduksi kadar karbon di
bawah 2% dan sedikit sekali kotoran yang ada seperti fosfor, silikon, belerang dan mangan.
• Bila besi dipadukan dengan karbon disebut baja (steel), akan tetapi bila besi dipadukan
dengan logam lain disebut baja paduan (alloy steel).
• Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi
bergeser pada kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten.
Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, didapatkan berbagai
jenis kualitas baja. Semakin banyak kandungan karbonnya maka baja semakin keras
(hardness) dan kuat tariknya (tensile strength) meningkat, tetapi di sisi lain membuatnya
semakin getas (brittle) dan sifat daktilitasnya berkurang.

2. Baja dan Sifat-sifatnya 7


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel) .....(lanjutan)

Untuk lebih meningkatkan lagi daya gunanya, baja dapat diproses lagi dengan menambah bahan
logam lain dan disebut baja paduan.
• Untuk meningkatkan kekuatan tarik dapat ditambahkan mangan, nikel, kromium, dan vanadium
dengan kadar tertentu.
• Untuk meningkatkan daya tahan terhadap karat dapat ditambahkan kromium (13—20%) dan
disebut baja tahan karat (stainless steel).
• Untuk meningkatkan ketahanan tehadap panas yang tinggi dapat ditambahkan titanium,
aluminium, dan molibdenum.
• Untuk meningkatkan ketahanan terhadap suhu rendah dapat ditambahkan silikon, mangan, nikel,
kromium atau natrium.

Kekuatan, elastisitas, daktilitas dan sifat-sifat penting


lainnya yang dimiliki baja sangat dipengaruhi oleh:
• Kandungan karbon
• Proses pemanasan
• Kandungan bahan lainnya: belerang, fosfor, silika, dsb

Klasifikasi baja
Berdasarkan kegunaannya, baja paduan dapat dibedakan menjadi tiga:
• Baja konstruksi, terbagi atas tiga golongan sesuai kadar unsur paduannya:
Baja paduan rendah ( 2%)
Baja paduan menengah (2—5%)
Baja paduan tinggi (> 5%)
• Baja perkakas:
Baja perkakas paduan rendah, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250C
Baja perkakas paduan tinggi, kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600C
• Baja dengan sifat fisik khusus:
Baja tahan karat
Baja tahan panas
Baja tahan pakai pada suhu tinggi

2. Baja dan Sifat-sifatnya 8


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Klasifikasi baja .....(lanjutan)

• Berdasarkan komposisinya: • Berdasarkan struktur mikronya:


baja karbon Feritik
Baja paduan rendah Perlitik
Baja tahan karat Martensitik
• Berdasarkan proses Autenitik
pembuatannya: • Berdasarkan kegunaan dalam
Tanur baja terbuka konstruksi:
Dapur listrik Baja struktural
Proses oksigen dasar Baja nonstruktural
• Berdasarkan bentuk produknya: • Berdasarkan kandungan karbon:
Pelat batangan Baja karbon rendah (< 0,3%)
Tabung Baja karbon sedang (0,3—0,6%)
Lembaran Baja karbon tinggi (0,6—1,5%
Pita
Profil

Klasifikasi baja .....(lanjutan)

Menurut kandungan karbonnya, baja dibagi atas 4 jenis


No Sebutan Kandungan karbon
1 Deed steel (baja dengan kandungan karbon sangat sedikit) < 0,1%
2 Mild steel (baja struktural atau baja lunak) 0,1—0,25%
3 Medium carbon steel (baja dengan kandungan karbon sedang) 0,25—0,7%
4 High carbon steel (baja dengan kandungan karbon tinggi) 0,7—1,5%

2. Baja dan Sifat-sifatnya 9


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Pencegahan korosi
Korosi adalah perubahan logam menjadi bentuk oksida akibat reaksi dengan
udara bebas. Cara mencegah/memperlambat terjadinya proses korosi:
 Tarring: permukaan baja dilapisi dengan gas batu bara (coal tar) yang
diproses dengan temperatur tinggi dan dengan bantuan sikat. Gas batu bara
ini akan sedikit meresap di permukaan baja.
 Electroplating: permukaan baja dilapisi dengan perak, tembaga, nikel, dsb,
dengan proses yang disebut electrolysis.
 Galvanizing: permukaan baja yang telah dibersihkan direndam dalam cairan
seng sehingga permukaan baja terlapisi seng.
 Metal spraying: permukaan baja disemprot dengan gas/cairan seng,
aluminium atau timah.
 Dilapisi cat: permukaan baja dilapisi cat dan pengecatan dapat dilakukan
dengan sikat/kuas atau disemprotkan.
 Dimasukkan ke dalam beton: batang baja ditutup dengan beton, dengan
dasar ini pula baja tulangan tidak berkarat karena berada di dalam beton
(beton bertulang)

Baja (steel) .....(lanjutan)

Industri baja

2. Baja dan Sifat-sifatnya 10


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel) .....(lanjutan)

Industri baja

Average Growth Rates


% per annum
Years World

Baja (steel) .....(lanjutan)

Industri baja

2. Baja dan Sifat-sifatnya 11


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel) .....(lanjutan)

Industri baja

Baja (steel) .....(lanjutan)

Standar mutu

2. Baja dan Sifat-sifatnya 12


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja (steel) .....(lanjutan)

Standar mutu

Baja untuk struktur diklasifikasikan atas tiga jenis:


Baja struktural 1. Baja karbon
• Terbagi atas:
a. Baja karbon rendah : 0,03—0,35%
b. Baja karbon medium : 0,35—0,5%
c. Baja karbon tinggi : 0,55—1,7%
• Baja karbon medium sering digunakan dalam struktur (BJ 37)
• Unsur lain yang terdapat dalam baja karbon:
– Mangan : 0,25—1,5%
– Silikon : 0,25—0,3%
– Fosfor :  0,04%
– Sulfur : 0,05%
• Titik leleh (fy) terlihat jelas
• fy = 210—250 MPa
2. Baja paduan rendah mutu tinggi
• Titik leleh (fy) terlihat jelas
• fy = 290—550 MPa
• fu = 415—700 MPa
• Penambahan bahan paduan (chromium, columbium,
mangan, molybden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium)
dapat membentuk mikrostruktur dalam bahan baja yang
lebih halus sehingga akan menaikkan sifat-sifat mekaniknya.
3. Baja paduan rendah (low alloy)
• Titik leleh (fy) tidak terlihat jelas, tapi dapat diambil pada
regangan permanen (offset) 0,2%
• Dapat ditempa dan dipanaskan untuk memperoleh
fy=550—760 MPa

2. Baja dan Sifat-sifatnya 13


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja struktural .....(lanjutan)

Baja profil
Ada dua bentuk baja profil berdasarkan cara pembuatannya:
• Hot rolled shapes
Profil baja dibentuk dengan cara blok-blok baja yang panas diproses
melalui rol-rol dalm pabrik. Hot rolled shapes mengandung tegangan
residu (residual stress). Jadi, sebelum batang dibebanipun sudah ada
residual stress yang berasal dari pabrik
• Cold formed shapes (canai dingin)
Profil baja dibentuk dari pelat-pelat yang sudah jadi, menjadi profil baja
dalam temperatur atmosfir (dalam keadaan dingin). Tebal pelat yang
dibentuk menjadi profil, kurang dari 3/16 inci. Profil semacam ini ringan,
dan sering disebut sebagai light gage cold form steel.

Bentuk baja profil, misalnya I, L, T, C, H, U, dsb. Baja profil untuk


konstruksi baja, misalnya sebagai kuda-kuda, balok, kolom

Baja struktural .....(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 14


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja struktural .....(lanjutan)

Baja lunak:
banyak digunakan
untuk pekerjaan
struktur, baik
berupa baja
tulangan maupun
baja profil. Jenis
baja tulangan yang
ada berupa
batang, kawat dan
jaring kawat baja
las (wire mesh)

Baja struktural .....(lanjutan)

Sifat-sifat baja lunak:


• Berat jenis 7,8
• Temperatur leleh sekitar 1400C
• Daktail (liat)
• Mudah dilas
• Dapat diberi muatan magnet
• Mudah berkarat
• Lebih keras dan kuat daripada besi tempa
• Hampir dipakai untuk semua struktur, sehingga
dinamakan baja struktur

2. Baja dan Sifat-sifatnya 15


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja struktural .....(lanjutan)

Baja keras
Sifat-sifat baja keras:
• Dapat diberi muatan magnet permanen
• Dapat dilas
• Lebih elastis dan lebih kuat daripada baja lunak
• Mudah berkarat
• Berat jenis 7,9
• Temperatur leleh sekitar 1300C
• Kuat tarik dan kuat geser hampir sama besar
• Banyak dipakai untuk bagian alat yang sering menerima
beban kejut dan getaran

Baja struktural .....(lanjutan)


Sifat kimia
Baja adalah logam paduan dengan komposisi kimia terdiri dari:
Besi : 96—98%
Karbon : 0,15—1,5%
Silikon : 0,2—0,3 %
Belerang : 0,05—0,055%
Fosfor : 0,05—0,055%
Mangan : 0,6—1,65%
Secara struktural, yang dipertimbangkan hanya paduan antara besi dan karbon.

Struktur baja terbentuk akibat proses pembekuan atau pendinginan besi cair panas
setelah mengalami oksidasi lagi dengan pembakaran pada suhu tinggi.
Struktur baja berupa ferit atau sel satuan kubus pemusatan ruang dengan karbon
berbentuk sementit (Fe3C) bebas atau tersusun dalam lapisan-lapisan dengan ferit
yang disebut perlit. Walaupun merupakan bahan paduan namun ikatan logam
tetap mendominasi sehingga sifat-sifat utama ikatan ini sangat menentukan sifat
fisika maupun mekanika baja.

2. Baja dan Sifat-sifatnya 16


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Baja struktural .....(lanjutan)

Sifat fisik
Secara fisik, baja merupakan bahan bangunan yang
mempunyai:
Berat jenis : 7,85
Berat isi : 7850 kg/m3
Kekerasan : 150—190 HB [dengan uji Brinell]
Titik lebur : 1500C
Konduktivitas panas : 50 W/mC
Koefisien pemuaian : 12106/C

Perilaku mekanik

Mutu baja yang sering digunakan:


• AISC: A36 (fy = 36 ksi)(=22—25 kg/mm2)
• SNI: BJ 37 (fu = 37 kg/mm2)  fy = 24 kg/mm2)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 17


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Perilaku mekanik

Perilaku mekanik …(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 18


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Perilaku mekanik …(lanjutan)

Perilaku mekanik …(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 19


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Perilaku mekanik …(lanjutan)

Persamaan konstitutif
Model Burn & Siess, 1962:
𝜀 𝑠𝐸𝑠 ; 𝜀𝑠 ≤ 𝜀𝑦
𝑓𝑦 ; 𝜀𝑦 ≤ 𝜀𝑠 ≤ 𝜀𝑠ℎ
𝑓𝑠 = 𝑚 𝜀𝑠 − 𝜀𝑠ℎ + 2 𝜀𝑠 − 𝜀𝑠ℎ 60 − 𝑚
𝑓𝑦 + ; 𝜀𝑠ℎ ≤ 𝜀𝑠 ≤ 𝜀𝑢
60 𝜀𝑠 − 𝜀𝑠ℎ + 2 2 30𝑟 + 1 2

𝑓𝑢Τ𝑓𝑦 30𝑟 + 1 2 − 60𝑟 − 1


𝑚= ; 𝑟 = 𝜀𝑢 − 𝜀𝑠ℎ
15𝑟2

fs
fu

fy

s
εy εsh εu

2. Baja dan Sifat-sifatnya 20


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Persamaan konstitutif .....(lanjutan)

Sifat mekanik

Baja karbon rendah dan sedang merupakan bahan liat, bersifat homogen
dan isotropis dan elastis linier dengan daerah plastis dan pengerasan
nonlinier sampai titik patahnya (titik fraktur).
Kuat tarik leleh (fy) : 250—300 MPa
Kuat tarik putus (fu) : 400—550 MPa
Perpanjangan : 20—23%
Modulus elastisitas (Es) : 190—210 GPa
Modulus geser (G) : 75—80 GPa
Rasio Poisson () : 0,27—0,3
Baja karbon tinggi bersifat getas (brittle), homogen, isotropis, dan elastis
linier tanpa daerah plastis dan pengerasan nonlinier sampai titik patahnya.
Baja kekuatan tarik tinggi bersifat liat, homogen, isotropis, dan elastis
linier tanpa daerah plastis namun dengan pengerasan nonlinier.

2. Baja dan Sifat-sifatnya 21


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Sifat mekanik .....(lanjutan)

Sifat mekanik baja struktural untuk perencanaan [SNI 03-1729-2002]

Sifat mekanik .....(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 22


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

SNI 1729:2015 

2. Baja dan Sifat-sifatnya 23


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

2. Baja dan Sifat-sifatnya 24


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

2. Baja dan Sifat-sifatnya 25


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

2. Baja dan Sifat-sifatnya 26


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Keuletan material baja


• Keuletan material (toughness) adalah
ukuran dari suatu material untuk
menahan terjadinya putus (fracture)
 Kemampuan untuk menyerap energi.
 Kemampuan untuk menahan
terjadinya perambatan retak akibat
adanya takikan pada badan material
 Luas total dari kurva tegangan-
regangan hingga titik putus benda uji
• Diukur dg pengujian Charpy

2. Baja dan Sifat-sifatnya 27


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Kondisi leleh

Kondisi leleh …(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 28


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Pengaruh suhu pada baja

Pengaruh suhu pada baja ...(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 29


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Pengaruh suhu pada baja ...(lanjutan)

Keruntuhan getas

2. Baja dan Sifat-sifatnya 30


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Penguatan regangan
Efek penguatan regangan

Penguatan regangan …(lanjutan)

Efek strain aging

2. Baja dan Sifat-sifatnya 31


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Sobekan lamelar

Sobekan lamelar …(lanjutan)

2. Baja dan Sifat-sifatnya 32


M. Yusuf FT Untan 15/02/2020

Fatik
Pembebanan berulang dapat menyebabkan keruntuhan
yg disebut fatik, meskipun tegangan leleh tak tercapai.
Tiga faktor yg mempengaruhi keruntuhan fatik:
• Jumlah siklus
• Daerah tegangan layan (perbedaan antara tegangan
maksimum dan minimum)
• Cacat-cacat dalam material baja: retak-retak, lubang
baut, takikan

Mutu baja tidak mempengaruhi fatik.

Referensi
1. Dewobroto, Wiryanto. 2015. Struktur Baja: Perilaku, Analisis & Desain – AISC 2010. Tangerang:
LUMINA Press.
2. Nurlina, Siti. 2011. Teknologi Bahan I. Malang: Bargie Media.
3. Park, R. dan T. Paulay. 1975. Reinforced Concrete Structures. Cet.5. Toronto: John Willey & Sons.
4. Salmon, Charles G. dan Johnson, John E. 1990. Struktur Baja: Desain dan perilaku. Edisi ketiga.
Jilid 1. Diterjemahkan oleh Prihminto Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
5. Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-
1729-2002). Edisi Kedua. Cet. 2. Jakarta: Erlangga.
6. SNI 03-1729-2002. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.
7. SNI 1729:2015. Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.
8. Suseno, Hendro. 2010. Bahan Bangunan untuk Teknik Sipil. Malang: Bargie Media.

2. Baja dan Sifat-sifatnya 33

Anda mungkin juga menyukai