Anda di halaman 1dari 3

Pancasila sebagai paradigma reformasi

Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara dimasa
lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis pembaharuan untuk menjawab
tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan
identifikasi, mana yang masih perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
Pancasila yang merupakan lima aksioma yang disarikan dari kehidupan masyarakat Indonesia
jelas akan mantap jika diwadahi dalam sistem politik yang demokratis, yang dengan sendirinya
menghormati kemajemukan masyarakat Indonesia. Pemilihan umum, salah satu sarana
demokrasi yang penting, baru dipandang bebas apabila dilakukan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil.Peranan Pancasila dalam era reformasi harus nampak sebagai paradigma
ketatanegaraan, artinya Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola pikir bangsa Indonesia,
khususnya sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus selalu
dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai negara hukum setiap perbuatan,
baik dari warga masyarakat, maupun dari pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan
hukum yang jelas. Jadi hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Oleh karena itu, gerakan reformasi harus dimasukkan dalam kerangka Pancasila,
sebagai landasan cita-cita dan ideologi negara Indonesia, agar tidak terjadi anarkisme yang
menyebabkan hancurnya bangsa dan negara Indonesia.
1.Reformasi dengan paradigma pancasila
Setiap sila mempunyai nilai dalam paradigma reformasi, yaitu:
2.Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi berdasarkan pada
moralitas ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang baik sebgai manusia makhluk
tuhan.
2. Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan reformasi
berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan yang penuh
penghargaan atas harkat dan martabat manusia
3. Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan. Artinya, gerakan reformasi harus menjamin tetap
tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.
4.Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya, seluruh penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek dan pemegang
kedaulatan.
Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, gerakan
reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum
Dalam era reformasi akhir-akhir ini, seruan dan tuntutan rakyat terhadap pembaharuan hukum
sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi yang melakukan penataan kembali
tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perubahan-perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan. Agenda yang lebih konkrit yang diperjuangkan oleh para reformis yang paling
mendesak adalah reformasi bidang hukum. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa
setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu sub system yang
mengalami kerusakan parah selama Orde Baru adalah bidang hukum. Produk hukum baik materi
maupun penegakkannya dirasakan semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan,
serta keadilan. Sub-sistem hukum nampaknya tidak mampu menjadi pelindung bagi kepentingan
masyarakat dan yang berlaku hanya bersifat imperative bagi penyelenggara pemerintahan.
Pancasila sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum Pancasila merupakan cita-cita hukum,
kerangka berpikir, sumber nilai serta sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum terutama dalam kaitannya berbagai
macam upaya perubahan hukum, atau Pancasila harus merupakan paradigma dalam suatu
pembaharuan hukum. Agar hukum berfungsi sebagai pelayanan kebutuhan masyarakat maka
hukum harus senantiasa diperbaharui agar aktual atau sesuai dengan keadaan serta kebutuhan
masyarakat yang dilayaninya dan dalam pembaharuan hukum yang terus menerus tersebut
Pancasila harus tetap sebagai kerangka berpikir, sumber norma dan sumber nilai-
nilainya.Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitutif maupun fungsi regulatif. Dengan fungsi
regulatifnya Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan makna bagi
hukum itu sendiri sehingga tanpa dasar yang diberikan oleh Pancasila maka hukum akan
kehilangan arti dan maknanya itu sendiri.
Sumber hukum meliputi dua macam pengertian. Pertama, sumber formal hukum, yaitu sumber
hukum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hukum. Kedua, sumber material hukum,
yaitu suatu sumber hukum yang menentukan materi atau suatu isi suatu norma hukum. Pancasila
menentukan isi dan bentuk peraturan perundang-undangan Indonesia yang tersusun secara
hierarkis. Selain sumber yang terkandung dalam Pancasila reformasi dan pembaharuan hukum
juga harus bersumber pada kenyataan empiris yang ada dalam masyarakat terutama dalam wujud
aspirasi-aspirasi yang dikehendakinya. Oleh karena itu, dalam reformasi hukum dewasa ini
selain Pancasila sebagai paradigma pembaharuan hukum yang merupakan sumber norma dan
sumber nilai, terdapat unsur pokook yang justru tidak kalah pentingnya yaitu kenyataan empiris
yang ada dalam masyarakat.

Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik


Landasan sumber nilai system politik Indonesia dalam pembukaan UUD’45 alenia IV, jika
dikaitkan dengan alenia II, dasar politik ini menunjukkan bentuk dan bangunan kehidupan
masyarakat Indonesia. Namun dalam kenyataannya nilai demokrasi ini pada masa Orla dan Orba
tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Reformasi politik pada dasarnya berkenaan dengan masalah kekuasaan yang memang diperlukan
oleh negara maupun untuk menunaikan dua tugas pokok yaitu memberikan kesejahteraan dan
menjamin keamanan bagi seluruh warganya. Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam
bidang-bidang kehidupan lainnya, seperti bidang hukum, ekonomi, sosial budaya serta
hakamnas. Misalnya, dalam bidang hukum, segala kegiatan politik harus sesuai dengan kaidah
hukum, oleh karena itu hukum harus dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak
ada kekosongan hukum dalam bidang apapun. Jangan sampai ada UU tetapi tidak ada PP
pelaksanaanya yang sering kita alami selama ini.
Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
Sistem ekonomi Indonesia pada masa Orba bersifat birokratik otoritarian. Kebijaksanaan
ekonomi yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada pertumbuhan dan mengabaikan
prinsip kesejahteraan bersama yang kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok
kecil orang. Maka dari itu perlu dilakukan langkah yang strategis dalam upaya melakukan
reformasi ekonomi yang berbasis pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
Dasar Yuridis Reformasi Hukum
Reformasi hukum harus konsepsional dan konstitusional, sehingga reformasi hukum memiliki
landasan dan tujuan yang jelas. Dalam upaya reformasi hukum dewasa ini telah banyak
dilontarkan beerbagai macam pendapat tentang aspek apa saja yang dapat dilakukan dalam
perubahan hukum di Indonesia, bahkan telah banyak usulan untuk perlunya amandemen atau
kalau perlu perubahan secara menyeluruh terhadap pasal-pasal UUD 1945. Berdasarkan
banyaknya aspirasi yang berkembang cenderung ke arah adanya amandemen terhadap pasal-
pasal UUD 1945 bukannya perubahan secara menyeluruh namun hendaklah dipahami secara
obyektif bahwa bilamana terjadi perubahan seluruh UUD 1945 maka hal itu tidak menyangkut
perubahan terhadap pembukaan UUD 1945, karena pembukaan UUD 1945 berkedudukan
sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Oleh karena itu, apabila merubah pembukaan
dari UUD 1945 maka sama halnya membubarkan negara Indonesia. Seluruh perubahan maupun
produk hukum di Indonesia haruslah didasarkan pada pokok-pokok pikiran yang yang tertuang
dalam Pancasila yang hakikatnya merupakan cita-cita hukum dan merupakan esensi dari sila-sila
Pancasila.
Dasar yuridis Pancasila sebagai reformasi hukum adalah Tap No.XX/MPRS/1966, yang
menyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, yang
berarti sebagai sumber produk serta proses penegakan hukum yang harus senantiasa bersumber
pada nila-nilai Pancasila dan secara eksplisit dirinci tata urutan Peraturan Perundang-undangan
di Indonesia yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai