Anda di halaman 1dari 17

PELAYANAN PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19

A. MANAJEMEN PUSKESMAS
1. Perencanaan (P1)
 Mencari akar penyebab masalah tidak tercapainya indikator program selain
diakibatkan oleh situasi pandemi Covid-19 dan merencanakan upaya inovasi yang
akan dilakukan bila masa pandemi Coivd-19 telah berakhir guna perbaikan
capaian kinerja.
 Puskesmas menentukan target sasaran kasus terkait Covid-19 guna
memperkirakan kebutuhan logistik, termasuk APD, BMHP untuk pengambilan
spesimen, dan pelaksanaan rapid test.
 Puskesmas menentukan populasi rentan (lansia, ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir) untuk menjadi sasaran pemeriksaan.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
 Penggerakan dan pelaksanaan melalui forum khusus yaitu lokakarya mini
(Lokmin) bulanan dan triwulan tetap dilakukan dengan memperhatikan kaidah-
kaidah pada saat pandemi Covid-19 seperti physical distancing, atau dapat
memanfaatkan teknologi informasi/daring.
 Pelaksanaan kegiatan (pemantauan/sweeping orang dengan riwayat perjalanan
dari daerah transmisi lokal/zona merah, pemantauan harian OTG, ODP, dan PDP
ringan, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi Covid-19) dilakukan bersama
lintas sektor dengan melibatkan Gugus Tugas yang ada di tingkatan.
 Dalam kondisi dimana jejaring Puskesmas menemukan kasus Covid-19, maka
Jejaring Puskesmas berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaporan dan
penemuan kasus.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)
 Tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
 Menetapkan target indikator keberhasilan penanganan Covid-19 diwilayah
kerjanya untuk dinilai tiap bulan seperti : persentase Orang Tanpa Gejala (OTG),
Orang Dengan Pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
4. Pembiayaan
 Pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi Covid-19 bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), dan sumber lainnya yang sah serta penggunaannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Pencatatan dan Pelaporan
 Pencatatan dan pelaporan kasus Covid-19 mengacu pada format dalam Pedeoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease atau format pelaporan lainnya
ditetapkan oleh pemerintah melalui sistem yang digunakan di Gugus Tugas
Nasional khusus untuk pelaporan Covid-19
 Kasus terkait Covid-19 (OTG, ODP, PDP, konfirmasi) di wilayah kerja
Puskesmas baik dari segi jumlah maupun diuraikan berdasarkan kondisi biologi,
psikologi, sosial dan budaya direkapitulasi dan dipantau laju perkembangannya
dari hari ke hari.
6. Manajemen Sumber Daya
 Kepala Puskesmas dapat meninjau ulang pembagian tugas SDM/petugas
Puskesmas antara lain mempertimbangkan risiko tertular Covid-19
 Puskesmas melakukan peningkatan kapasitas internal misalnya terkait situasi
pandemi termasuk cara penularan Covid-19, tentang perubahan alur pelayanan,
physical distancing, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi sleuruh staf
Puskesmas, serta alih keterampilan cara rapid test serta pengambilan sampel swab
nasofaring bagi tenaga kesehatan.

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Kegiatan yang Kegiatan yang


Program Kegiatan yang wajib
menyesuaikan ditunda
Promosi  Melakukan  Penyuluhan dan Pelatihan kader
Kesehatan kemitraan KIE
 Melakukan KIS  SMD dan MMD
 Advokasi lintas
sektor
 Pemberdayaan
masyarakat
 Membuat media
promosi
 Peningkatan
kapasitas kader,
toga, toma dan
kelompok peduli
kesehatan
Kesehatan  KIE terkait kesling Konseling Peningkatan
Lingkungan  Penyediaan CTPS kapasitas
 Pemantauan TTU
 Desinfeksi TTU
 Pengolahan limbah
Kesehatan  Pemeriksaan  KF 2, 3, 4  Pemeriksaan
Keluarga kehamilan pertama  KN 2, 3 kehamilan rutin
kali dan trimester III  Pemantauan dan  Pemeriksaan
 Persalinan normal stimulasi USG dan
pada kasus non perkembangan Doppler pada
Covid-19 balita dan anak pra ibu
 Pelayanan KB rutin sekolah terkontaminasi
dan pasca salin  Pemantauan balita Covid-19
berisiko  Kelas ibu hamil

Kegiatan yang Kegiatan yang


Program Kegiatan yang wajib
menyesuaikan ditunda
Kesehatan  Kunjungan nifas  Imunisasi  POPM cacingan
Keluarga pertama  Pemberian Vit. A  Kelas ibu balita
Pelayanan neonatal  KIE catin  Skrining
esensial dan KN 1 Pemantauan kesehatan anak
kesehatan lansia usia sekolah
 Pemeriksaan
kesehatan catin
Posyandu lansia
Gizi Tata laksana gizi buruk  Pemantauan status
gizi (pertumbuhan
dan
perkembangan)
balita
 Pemberian
suplementasi gizi
 KIE dan konseling
gizi, menyusui,
dan PMBA.
Pencegahan  Deteksi,  Pemberian OAT
dan pencegahan dan  Pemberian ARV
Pengendalian respon terhadap  Fogging DBD
Penyakit Covid—19  Pemantauan
 Surveilans kasus faktor risiko PTM
DBD, pemantauan  Peningkatan
sarang nyamuk edukasi
 Kontrol pada pencegahan faktor
ODHA dengan IO, risiko PTM
infeksi HIV lanjut
atau pertama kali
mendapat ARV.

C. UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN


1. Pelayanan di Dalam Gedung
a. Pelayanan rawat jalan
 Jadwal pelayanan dimodifikasi berdasarkan sasaran program
 Tata laksana kasus mengacu pada standar operasional pelayanan (SOP)
pelayanan dengan menerapkan prinsip triase, PPI, dan physical distancing.
 Pembatasan pelayanan gigi dan mulut, dimana pelayanan menggunakan scale
ultrasonik dan high speed air sdriven dilakukan dengan APD lengkap sesuai
dengan pedoman karena memicu terjadinya aerosol.
 Surat Keterangan Bebas Covid-19 tidak dapat dikeluarkan mengingat adanya
orang yang terinfeksi Covid-19 tetapi tidak bergejala serta konfirmasi Covid-19
melalui RT-PCR tidak dapat dilakukan di Puskesmas.
b. Pelayanan dengan tempat tidur atau rawat inap dan persalinan
 Pelayanan rawat inap diprioritaskan pada kasus-kasus non Covid-19.
 Pelayanan rawat inap pada kasus terkait Covid-19 dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku sesuai dengan standar pelayanan kasus Covid-19,
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan persetujuan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota setempat.
 Ibu hamil berisiko atau berstatus ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19
dilakukan rujukan secara terencana untuk bersalin di Fasyankes rujukan.
c. Pelayanan gawat darurat
 Pelayanan gawat darurat tetap dilaksanakan sesuai standar pelayanan yang
berlaku dengan memperketat proses triase dan memperhatikan prinsip PPI.
Apabila tidak dapat ditentukan bahwa pasien memiliki potensi Covid-19 maka
pasien diperlakukan sebagai kasus Covid-19.
2. Pelayanan di Luar Gedung
a. Pelayanan dapat dilakukan dengan cara kunjungan langsung atau melalui sistem
informasi dan telekomunikasi dengan tetap memperhatikan prinsip PPI,
penggunaan APD sesuai pedoman serta physical distancing.
b. Bila pemantauan kasus dilakukan dengan cara kunjungan langsung, maka petugas
Puskesmas dapat melakukan pemantauan progres hasil PISPK ataupun
pengumpulan data bila belum dilakukan sebelumnya.
c. Pelaksana pelayanan di luar gedung adalah petugas Kesehatan Puskesmas, yang
dapat juga melibatkan lintas sektor seperti RT/RW, kader, atau jejaring Puskesmas
atau bersama satgas kecamatan/desa/kelurahan/RT/RW yang sudah dibentuk
dengan tupoksi yang jelas.
3. Pelayanan Farmasi
a. Pelayanan kefarmasian tetap dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
kefarmasian dengan memperhatikan kewaspadaan standar serta menerapkan
physical distancing. Apabila diperlukan, pemberian obat terhadap pasien dengan
gejala ISPA dapat dilakukan terpisah dari pasien non ISPA untuk mencegah
terjadinya transmisi.
b. Pengantaran obat dapat bekerjasama dengan pihak ketiga melalui jasa pengantaran
dengan ketentuan bahwa jasa pengantasan wajib menjamin keamanan dan mutu,
menjaga kerahasiaan pasien, memastikan obat dan BMHP sampai tujuan dan
mendokumentasikan serah terima obat dan BMHP.
c. Ptugas farmasi berkoordinasi dengan program terkait melakukan penyesuaian
kebutuhan obat dan BMHP termasuk APD dan Desinfektan serta bahan untuk
pemeriksaan laboratorium Covid-19.
d. Untuk pelayanan farmasi bagi lansia, pasien PTM, dan penyakit kronis lainnya,
obat dapat diberikan untuk jngkan waktu lebih dari 1 bulan, hal ini mengacu pada
Surat Edaran Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS no. 14 Tahun 2020
tentang Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKN Selama Masa Pencegahan Covid-
19.
4. Pelayanan Laboratorium
a. Pelayanan laboratorium untuk kasus non Covid-19 tetap dilaksanakan sesuai
standar dengan memperhatikan PPI dan physical distancing.
b. Pemeriksaan laboratorium terkait Covid-19 mengacu kepada pedoman yang
berlaku, dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah memperoleh peningkatan
kapasitas terkait pemeriksaan rapid test dan pengambilan swab.
c. Petugas laboratorium menghitung kebutuhan rapid test, kontainer steril,swab
dacron atau flocked swab dan VTM sesuai arahan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dengan memperhatikan prevalensi kasus Covid-19 di wilayah
kerjanya.
d. Mengingat adanya cross reaction setiap pemeriksaan IgM positif pada keadaan
pandemi Covid-19 harus dipikirkan kemungkinan infeksi Covid-19 sebagai
differential diagnosis terutama bila gejala klinis semakin berat.
5. Sistem Rujukan
a. Merujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut sesuai dengan kasus dan
sistem rujukan yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota
sesuai peraturan yang berlaku.
b. Standar pelayanan :
 Puskesmas menempatkan pasien yang akan dirujuk pada ruang isolasi
tersendiri yang terpisah.
 Mendapat persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya.
 Melakukan pertolongan pertama atau stabilisasi pra rujukan.
 Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan melalui pemanfaatan aplikasi
SISRUTE dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima (tersedia
sarana dan prasarana serta kompetensi dan tersedia tenaga kesehatan).
 Membuat surat pengantar rujukan dan resume klinis rangkap dua.
 Pemantauan rujukan balik.
c. Rujukan dilaksanakan dengan menerapkan PPI, termasuk desinfeksi ambulans.
6. Pemulasaraan Jenazah
a. Pemulasaraan jenazah kasus Covid-19 dilakukan mengacu pada pedoman yang
berlaku. Apabila Puskesmas diberikan tugas untuk melaksanakan pemulasaraan
jenazah kasus Covid-19, maka dinas kesehatan daerah kabupaten/kota harus
memastikan ketersediaan sumber daya di Puskesmas seperti SDM yang telah
memperoleh peningkatan kapasitas, APD petugas, ruangan, peti jenazah dan bahan
habis pakai lainnya terkait pelaksanaan pemulasaraan.
b. Surat keterangan kematian menggunakan formulir surat keterangan kematian yang
berlaku di Puskesmas sesuai hasil pemeriksaan dokter. Penyebab kematian perlu
dipastikan oleh dokter yang memeriksa apakah terkait dengan Covid-19 atau tidak
karena hal ini akan mempengaruhi prosedur pemulasaraan jenazah.

D. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI di Puskesmas


1. Kewaspadaan standar
a. Kebersihan tangan : melakukan 6 langkah benar cuci tangan dan 5 momen kapan
harus dilakukan cuci tangan. Harus tersedia sarana cuci tangan seperti wastafel
dengan air mengalir, sabun cair agar setiap pengunjung/pasien melakukan cuci
tangan pakai sabun (CTPS) saat datang dan pulang dari Puskesmas.
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan APD memerlukan 4 unsur yang harus dipatuhi yaitu: menetapkan
indikasi penggunaan APD, cara memakai dengan benar, cara melepas dengan
benar, cara mengumpulkan (disposal) seetelah dipakai. Cara tersebut dilakukan
sesuai pedoman yang berlaku.
c. Kesehatan lingkungan
 Pembersihan area sekitar pasien menggunakan klorin 0,05% atau H2O2 0,5-
1,4%
 Ventilasi dan kualitas udara : sistem ventilasi adalah sistem yang menjamin
terjadinya pertukaran udara di dalam gedung dan luar gedung yang memadai,
sehingga konsantrasi droplet menurun.
d. Penempatan pasien
Penempatan pasien termasuk disini penyesuaian alur guna menempatkan pasien
infeksius terpisah dengan pasien non infeksius. Disamping itu, penempatan pasien
disesuaikan dengan pola transmisi infeksi penyakit pasien sebaiknya ruangan
tersendiri.
e. Etika batuk dan bersin
Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus
menerapkan etika batuk. Edukasi terkait hal ini disampaikan melalui media/secara
langsung oleh petugas. Disamping itu bagi pengunjung/pasien harus menggunkan
masker sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Penyuntikan yang aman
g. Pengelolaan limbah hasil pelayanan kesehatan
h. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
i. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
j. Perlindungan kesehatan petugas
 Semua petugas kesehatan menggunakan APD saat berisiko terjadi paparan
darah, produk darah, cairan tubuh, bahan infeksius atau bahan berbahaya.
 Dilakukan pemeriksaan berkala terhadap semua petugas kesehatan terutama
pada area risiko tinggi.
 Tersedia kebijakan pelaksanaan akibat tertusuk jarum/benda tajam bekas pakai
pasien
 Tata laksana pasca pajanan.
2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi/infeksi
Terkait kewaspadaan berdasarkan transmisi melalui airborne pengaturan penempatan
posisi pemeriksa, pasien, dan ventilasi mekanis didalam suatu ruangan dengan
memperhatikan arah suplai udara bersih yang masuk dan keluar. Pada saat pemeriksaan
fisik arahkan muka pasien berlawanan arah dengan muka pemeriksa.

E. PERAN DINAS KESEHATAN


1. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
 Menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya Puskesmas pada masa
pandemi Covid-19 sesuai standar dalam menjamin mutu pelayanan
 Memastikan kesinambungan ketersediaan dana operasional dan pemeliharaan
sarana, prasarana, peralatan serta kalibrasi alat Puskesmas pada masa pandemi
Covid-19
 Melakukan peningkatan kompetensi tenaga Puskesmas pada masa pandemi Covid-
19
 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas pada masa pandemi Covid-
19 di wilayah kerjanya secara berkala dan berkesinambungan
 Melakukan bimbingan teknis secara terintegrasi antar program-program kesehatan
yang dilaksanakan di Puskesmas pada masa pandemi Covid-19
 Memberikan solusi atas masalah yang tidak mampu diselesaikan di Puskesmas pada
masa pandemi Covid-19
 Mendukung pengembangan upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada
masa pandemi Covid-19
 Memfasilitasi integrasi lintas program terkait kesehatan dan profesi dalam hal
perencanaan, implementasi dan evaluasi pelaksanaan program Puskesmas pada
masa pandemi Covid-19
 Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat kabupaten/kota
 Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas di
Puskesmas pada masa pandemi Covid-19 yang terdapat di kabupaten/kota secara
berkala kepada dinas kesehatan daerah provinsi.
2. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi
 Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan berbagai standar dan pedoman
yang terkait dengan penyelenggaraan Puskesmas pada masa pandemi Covid-19
sesuai kondisi daerah
 Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat Provinsi
 Melaksanakan sosialisasi dan advokasi
 Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota
 Memberikan bantuan teknis atas ketidakmampuan yang dihadapi Kabupaten/Kota
dalam mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas pada masa
pandemi Covid-19
 Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas pada masa
pandemi Covid-19 di wilayah kerjanya secara berkala kepada Kementerian
Kesehatan.

PELAYANAN IMUNISASI

PELAYANAN IMUNISASI DI POSYANDU PADA MASA PANDEMI COVID-19

a. Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan Imunisasi:

Diselenggarakan sesuai prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter:


1. Menggunakan ruang/tempat yang cukup besar dengan sirkulasi udara yang baik (dapat
juga mendirikan tenda di lapangan terbuka). Bila menggunakan kipas angin, letakkan
kipas angin di belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir
dari tenaga kesehatan ke sasaran imunisasi;
2. Memastikan ruang/tempat pelayanan imunisasi bersih dengan membersihkan sebelum
dan sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
3. Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
4. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
5. Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani bayi dan anak sehat;
6. Jika memungkinkan sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah bagi orang tua atau
pengantar. Apabila tidak tersedia, atur agar sasaran imunisasi dan pengantar keluar dan
masuk bergantian;
7. Sediakan tempat duduk bagi sasaran imunisasi dan orang tua atau pengantar untuk
menunggu sebelum dan 30 menit sesudah imunisasi dengan jarak aman antar tempat
duduk 1 – 2 meter. Atur agar tempat/ruang tunggu sasaran yang sudah dan sebelum
imunisasi terpisah. Jika memungkinkan tempat untuk menunggu 30 menit sesudah
imunisasi di tempat terbuka.

a. Ketentuan Waktu Pelayanan Imunisasi:


1. Tentukan jadwal hari atau jam pelayanan khusus imunisasi di posyandu;
2. Jam layanan tidak perlu lama dan batasi jumlah sasaran yang dilayani dalam satu kali
sesi pelayanan. Jika jumlah sasaran banyak bagi menjadi beberapa kali sesi pelayanan
posyandu agar tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang. Jika memungkinkan
dan sasaran cukup banyak pelayanan posyandu dapat dilakukan lebih dari sekali
sebulan;

3. Koordinasi dengan lintas program lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan lain
bersamaan dengan imunisasi jika memungkinkan;

4. Informasikan nomor telepon petugas kesehatan atau kader yang dapat dihubungi oleh
orang tua atau pengantar untuk membuat jadwal janji temu imunisasi yang akan
datang.

Hari H Pelayanan di Posyandu

1. Memastikan diri dan petugas kesehatan lainnya dalam keadaan sehat untuk
memberikan pelayanan (tidak demam, batuk, pilek, dan lain-lain);

2. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan prinsip PPI sebelum memulai
pelayanan: a. Masker bedah/masker medis b. Sarung tangan bila tersedia. Sarung
tangan harus diganti untuk setiap satu sasaran yang diimunisasi. Jangan menggunakan
sarung tangan yang sama untuk lebih dari satu anak. Bila sarung tangan tidak tersedia,
petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum dan sesudah
imunisasi kepada sasaran c. Alat pelindung diri lain apabila tersedia, seperti pakaian
gown/apron/pakaian pakaian hazmat kedap air, dan face shield
3. Memastikan ruang/tempat pelayanan imunisasi bersih;
4. Memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer di posyandu;
5. Memastikan semua vaksin, logistik dan peralatan/kit anafilaktik tersedia dan dalam
keadaan baik dan bersih sesuai dengan Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi (misalnya vaksin VVM A atau B, belum kedaluwarsa dan
tidak terendam air);
6. Memastikan tempat duduk antar petugas dan kader serta orang tua sesuai prinsip
menjaga jarak aman 1 – 2 meter;
7. Melakukan skrining COVID-19 dengan menanyakan gejala demam dan ISPA, riwayat
kontak dengan OTG/ODP/ PDP/konfirmasi COVID-19/pasca COVID-19 dan riwayat
perjalanan pada saat sasaran dan orang tua atau pengantar tiba di posyandu. Apabila
ditemukan gejala/riwayat kontak/riwayat perjalanan maka dianjurkan untuk
memeriksakan dirinya untuk kecurigaan COVID-19 dan pemberian imunisasi ditunda;
8. Pada saat pelayanan imunisasi kepada sasaran:
a. Melakukan skrining singkat tentang kondisi kesehatan sasaran sebelum imunisasi.

b. Menanyakan reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terjadi pada
imunisasi sebelumnya

c. Menjelaskan imunisasi yang akan diberikan saat ini (jenis, jadwal, manfaat,
kemungkinan efek simpang yang akan terjadi dan bagaimana cara untuk
mengatasinya)
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
setelah melakukan imunisasi pada setiap sasaran imunisasi.
e. Memberikan imunisasi sesuai jadwal dengan prinsip penyuntikan yang aman (safety
injection)
f. Apabila ada imunisasi yang terlewat sebelumnya, maka berikan imunisasi lebih dari
satu jenis antigen (pemberian imunisasi ganda) bersama-sama di tempat penyuntikan
yang berbeda (misalnya paha kanan dan paha kiri)
g. Mencatat hasil pelayanan imunisasi pada buku KIA atau buku catatan imunisasi.
h. Mengingatkan orang tua tentang jadwal imunisasi berikutnya
i. Memberikan penjelasan apabila dalam waktu 14 hari sesudah imunisasi, baik petugas
kesehatan, kader maupun orang tua/pengantar terdapat gejala seperti COVID-19 atau
konfirmasi COVID-19, harus segera menghubungi petugas kesehatan
9. Membersihkan area posyandu sesudah selesai pelayanan dengan cairan disinfektan.

Hari H Pelayanan di Posyandu


1. Menggunakan masker kain bagi orang tua atau pengantar ke posyandu dan bawa buku
KIA atau buku catatan imunisasi anak;
2. Datang sesuai jadwal imunisasi yang telah ditentukan oleh petugas Kesehatan;
3. Pada saat tiba di Posyandu segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer sebelum masuk ke dalam ruang posyandu;
4. Lakukan pendaftaran ke kader dan sesudah itu duduk di ruang tunggu sebelum
imunisasi dan 30 menit sesudah imunisasi dengan prinsip menjaga jarak aman 1 – 2
meter;
5. Sesudah pelayanan imunisasi di posyandu selesai, segera cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir atau menggunakan hand sanitizer dan segera pulang ke rumah;
6. Segera membersikan diri atau mandi dan cuci rambut serta mengganti semua kain/linen
anak dan pengantar (pakaian, bedong, gendongan) dan lain – lain yang dibawa ke
posyandu;
7. Menyimpan buku KIA atau buku catatan imunisasi di tempat yang aman dan mudah
ditemukan untuk dibawa kembali pada jadwal yang ditentukan oleh petugas
Kesehatan; 8. Menghubungi petugas kesehatan atau kader apabila terdapat keluhan
sesudah
PELAYANAN IMUNISASI DI PUSKESMAS ATAU FASILITAS KESEHATAN
LAINNYA YANG MEMBERIKAN LAYANAN IMUNISASI PADA MASA
PANDEMI COVID-19

a. Ketentuan Ruang/Tempat Pelayanan Imunisasi: Diselenggarakan sesuai prinsip PPI


dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter:

1. Menggunakan ruang/tempat pelayanan yang cukup besar dengan sirkulasi udara yang
baik (dapat juga mendirikan tenda di lapangan terbuka halaman puskesmas atau di
dalam kendaraan puskesmas keliling di halaman puskesmas atau fasilitas kesehatan
lainnya yang memberikan layanan imunisasi);
2. Apabila ruang/tempat pelayanan menggunakan kipas angin, letakkan kipas angin di
belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga
kesehatan ke sasaran imunisasi;
3. Ruang/tempat pelayanan imunisasi tidak berdekatan atau terpisah dari poli pelayanan
anak atau dewasa sakit;munisasi.
4. Memastikan ruang/tempat pelayanan bersih dengan membersihkan sebelum dan
sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
5. Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
6. Atur meja pelayanan antar petugas dan orang tua agar jarak aman 1 – 2 meter;
7. Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani bayi dan anak sehat;
8. Sebaiknya sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah bagi sasaran imunisasi dan
pengantar dengan pengunjung puskesmas yang sakit. Atur agar sasaran imunisasi dan
pengantar keluar dan masuk bergantian;
9. Sediakan tempat duduk bagi sasaran imunisasi dan orang tua dan pengantar untuk
menunggu sebelum dan 30 menit sesudah imunisasi dengan jarak aman antar tempat
duduk 1 – 2 meter. Atur agar tempat/ruang tunggu sasaran yang sebelum dan sesudah
imunisasi terpisah. Jika memungkinkan tempat untuk menunggu 30 menit sesudah
imunisasi di tempat terbuka

b. Ketentuan Waktu Pelayanan Imunisasi:


1. Tentukan jadwal hari atau jam pelayanan khusus imunisasi di puskesmas yang terpisah
dari layanan MTBS atau dewasa sakit. Atur agar pelayanan imunisasi dilaksanakan di
ruang terpisah dari pelayanan MTBS;
2. Jam layanan tidak perlu lama dan batasi jumlah sasaran yang dilayani dalam satu kali
sesi pelayanan. Jika jumlah sasaran banyak bagi menjadi beberapa kali hari atau sesi
pelayanan imunisasi agar tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang;
3. Koordinasi dengan lintas program lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan lain
bersamaan dengan imunisasi jika memungkinkan;
4. Informasikan nomor telepon petugas kesehatan atau kader yang dapat dihubungi oleh
orang tua atau pengantar untuk membuat jadwal janji temu imunisasi yang akan
datang.

PELAYANAN IMUNISASI MELALUI PUSKESMAS KELILING


Ketentuan Pelayanan Imunisasi:
Dengan mempertimbangkan:
1. Prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter; Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi
pada Masa Pandemi COVID-19
2. Risiko transmisi penyakit COVID-19 yang sangat cepat dan tidak mudah
dideteksiterutama pada karier asimptomatik;
3. Pentingnya menjaga suhu dan mutu vaksin, logistik dan kit anafilaktik untuk pelayanan
imunisasi yang berkualitas;
4. Prinsip penyuntikan yang aman dan kemungkinan terjadi KIPI;
5. Biaya transportasi yang cukup besar;
6. Jumlah dan lokasi sasaran: - Bayi/baduta yang tidak datang saat pelaksanaan posyandu
atau janji temu dengan tenaga Kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya
bayi/baduta di wilayah geografis sulit
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA MASA PANDEMI

Infeksi dapat menyebar jika setiap mata rantai tersambung.


Memutuskan mata rantai manapun akan menghentikan penularan.
KEWASPADAAN ISOLASI
1. Kewaspadaan
Standar
 Kebersihan
tangan
 Penggunaan
Alat
Pelindung
Diri (APD)
 Peralatan
perawatan
pasien
 Tatalaksana
limbah
 Pengendalia
n lingkungan
 Pemrosesan
peralatan
pasien dan
tatalaksana
linen
 Kesehatan
karyawan/
perlindungan
petugas
kesehatan

 Penempatan
pasien isolasi
 Higiene
respirasi/etik
a batuk
 Praktek
menyuntik
yang aman
 Praktek
untuk lumbal
fungsi

2. Kewaspadaan
Transmisi
 Kewaspadaa
n kontak
 Kewaspadaa
n droplet
 Kewaspadaa
n udara

A. Kewaspadaan standar
1. Kebersihan tangan
- Cuci tangan dengan 6 langkah
- Memakai sabun ( waktu 40-60 detik ) /alcohol/handsanitizer ( waktu 20-30 detik )
- Mencuci tangan di 5 momen ( sebelum menangani pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah terpapar cairan tubuh beresiko, setelah menangani
pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien )
2. Penggunaan APD
- Harus mematuhi 4 unsur :
- 1. Resiko terpapar
- 2. Cara memakai APD dengan urutan benar.
- 3. Cara melepaskan APD dengan benar
- 4. Cara mengumpulkan disposal setelah dipakai
3. Tata Laksana Limbah
- Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius.
- Pembuangan limbah dimusnahkan oleh perusahaan pengolahan limbah medis.
- Sebelum pengambilan limbah dimasukkan ke dalam cold storage untuk limbah
infeksius
4. Pengendalian lingkungan
5. Sterilisasi alat
6. Penatalaksanaan linen
7. Kesehatan dan perlindungan pada seluruh karyawan.
8. Penempatan pasien isolasi
9. Etika batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek untuk lumbal pungsi

B . Kewaspadaan Transmisi

1. Kewaspadaan kontak
2. Kewaspadaan droplets
3. Kewaspadaan udara

Anda mungkin juga menyukai