A. MANAJEMEN PUSKESMAS
1. Perencanaan (P1)
Mencari akar penyebab masalah tidak tercapainya indikator program selain
diakibatkan oleh situasi pandemi Covid-19 dan merencanakan upaya inovasi yang
akan dilakukan bila masa pandemi Coivd-19 telah berakhir guna perbaikan
capaian kinerja.
Puskesmas menentukan target sasaran kasus terkait Covid-19 guna
memperkirakan kebutuhan logistik, termasuk APD, BMHP untuk pengambilan
spesimen, dan pelaksanaan rapid test.
Puskesmas menentukan populasi rentan (lansia, ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir) untuk menjadi sasaran pemeriksaan.
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penggerakan dan pelaksanaan melalui forum khusus yaitu lokakarya mini
(Lokmin) bulanan dan triwulan tetap dilakukan dengan memperhatikan kaidah-
kaidah pada saat pandemi Covid-19 seperti physical distancing, atau dapat
memanfaatkan teknologi informasi/daring.
Pelaksanaan kegiatan (pemantauan/sweeping orang dengan riwayat perjalanan
dari daerah transmisi lokal/zona merah, pemantauan harian OTG, ODP, dan PDP
ringan, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi Covid-19) dilakukan bersama
lintas sektor dengan melibatkan Gugus Tugas yang ada di tingkatan.
Dalam kondisi dimana jejaring Puskesmas menemukan kasus Covid-19, maka
Jejaring Puskesmas berkoordinasi dengan Puskesmas untuk pelaporan dan
penemuan kasus.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja Puskesmas (P3)
Tetap melakukan pemantauan terhadap pencapaian target-target prioritas
pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
Menetapkan target indikator keberhasilan penanganan Covid-19 diwilayah
kerjanya untuk dinilai tiap bulan seperti : persentase Orang Tanpa Gejala (OTG),
Orang Dengan Pengawasan (ODP), dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
4. Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi Covid-19 bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), dan sumber lainnya yang sah serta penggunaannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kasus Covid-19 mengacu pada format dalam Pedeoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease atau format pelaporan lainnya
ditetapkan oleh pemerintah melalui sistem yang digunakan di Gugus Tugas
Nasional khusus untuk pelaporan Covid-19
Kasus terkait Covid-19 (OTG, ODP, PDP, konfirmasi) di wilayah kerja
Puskesmas baik dari segi jumlah maupun diuraikan berdasarkan kondisi biologi,
psikologi, sosial dan budaya direkapitulasi dan dipantau laju perkembangannya
dari hari ke hari.
6. Manajemen Sumber Daya
Kepala Puskesmas dapat meninjau ulang pembagian tugas SDM/petugas
Puskesmas antara lain mempertimbangkan risiko tertular Covid-19
Puskesmas melakukan peningkatan kapasitas internal misalnya terkait situasi
pandemi termasuk cara penularan Covid-19, tentang perubahan alur pelayanan,
physical distancing, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi sleuruh staf
Puskesmas, serta alih keterampilan cara rapid test serta pengambilan sampel swab
nasofaring bagi tenaga kesehatan.
PELAYANAN IMUNISASI
3. Koordinasi dengan lintas program lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan lain
bersamaan dengan imunisasi jika memungkinkan;
4. Informasikan nomor telepon petugas kesehatan atau kader yang dapat dihubungi oleh
orang tua atau pengantar untuk membuat jadwal janji temu imunisasi yang akan
datang.
1. Memastikan diri dan petugas kesehatan lainnya dalam keadaan sehat untuk
memberikan pelayanan (tidak demam, batuk, pilek, dan lain-lain);
2. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan prinsip PPI sebelum memulai
pelayanan: a. Masker bedah/masker medis b. Sarung tangan bila tersedia. Sarung
tangan harus diganti untuk setiap satu sasaran yang diimunisasi. Jangan menggunakan
sarung tangan yang sama untuk lebih dari satu anak. Bila sarung tangan tidak tersedia,
petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum dan sesudah
imunisasi kepada sasaran c. Alat pelindung diri lain apabila tersedia, seperti pakaian
gown/apron/pakaian pakaian hazmat kedap air, dan face shield
3. Memastikan ruang/tempat pelayanan imunisasi bersih;
4. Memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer di posyandu;
5. Memastikan semua vaksin, logistik dan peralatan/kit anafilaktik tersedia dan dalam
keadaan baik dan bersih sesuai dengan Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi (misalnya vaksin VVM A atau B, belum kedaluwarsa dan
tidak terendam air);
6. Memastikan tempat duduk antar petugas dan kader serta orang tua sesuai prinsip
menjaga jarak aman 1 – 2 meter;
7. Melakukan skrining COVID-19 dengan menanyakan gejala demam dan ISPA, riwayat
kontak dengan OTG/ODP/ PDP/konfirmasi COVID-19/pasca COVID-19 dan riwayat
perjalanan pada saat sasaran dan orang tua atau pengantar tiba di posyandu. Apabila
ditemukan gejala/riwayat kontak/riwayat perjalanan maka dianjurkan untuk
memeriksakan dirinya untuk kecurigaan COVID-19 dan pemberian imunisasi ditunda;
8. Pada saat pelayanan imunisasi kepada sasaran:
a. Melakukan skrining singkat tentang kondisi kesehatan sasaran sebelum imunisasi.
b. Menanyakan reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terjadi pada
imunisasi sebelumnya
c. Menjelaskan imunisasi yang akan diberikan saat ini (jenis, jadwal, manfaat,
kemungkinan efek simpang yang akan terjadi dan bagaimana cara untuk
mengatasinya)
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
setelah melakukan imunisasi pada setiap sasaran imunisasi.
e. Memberikan imunisasi sesuai jadwal dengan prinsip penyuntikan yang aman (safety
injection)
f. Apabila ada imunisasi yang terlewat sebelumnya, maka berikan imunisasi lebih dari
satu jenis antigen (pemberian imunisasi ganda) bersama-sama di tempat penyuntikan
yang berbeda (misalnya paha kanan dan paha kiri)
g. Mencatat hasil pelayanan imunisasi pada buku KIA atau buku catatan imunisasi.
h. Mengingatkan orang tua tentang jadwal imunisasi berikutnya
i. Memberikan penjelasan apabila dalam waktu 14 hari sesudah imunisasi, baik petugas
kesehatan, kader maupun orang tua/pengantar terdapat gejala seperti COVID-19 atau
konfirmasi COVID-19, harus segera menghubungi petugas kesehatan
9. Membersihkan area posyandu sesudah selesai pelayanan dengan cairan disinfektan.
1. Menggunakan ruang/tempat pelayanan yang cukup besar dengan sirkulasi udara yang
baik (dapat juga mendirikan tenda di lapangan terbuka halaman puskesmas atau di
dalam kendaraan puskesmas keliling di halaman puskesmas atau fasilitas kesehatan
lainnya yang memberikan layanan imunisasi);
2. Apabila ruang/tempat pelayanan menggunakan kipas angin, letakkan kipas angin di
belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga
kesehatan ke sasaran imunisasi;
3. Ruang/tempat pelayanan imunisasi tidak berdekatan atau terpisah dari poli pelayanan
anak atau dewasa sakit;munisasi.
4. Memastikan ruang/tempat pelayanan bersih dengan membersihkan sebelum dan
sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
5. Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
6. Atur meja pelayanan antar petugas dan orang tua agar jarak aman 1 – 2 meter;
7. Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani bayi dan anak sehat;
8. Sebaiknya sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah bagi sasaran imunisasi dan
pengantar dengan pengunjung puskesmas yang sakit. Atur agar sasaran imunisasi dan
pengantar keluar dan masuk bergantian;
9. Sediakan tempat duduk bagi sasaran imunisasi dan orang tua dan pengantar untuk
menunggu sebelum dan 30 menit sesudah imunisasi dengan jarak aman antar tempat
duduk 1 – 2 meter. Atur agar tempat/ruang tunggu sasaran yang sebelum dan sesudah
imunisasi terpisah. Jika memungkinkan tempat untuk menunggu 30 menit sesudah
imunisasi di tempat terbuka
Penempatan
pasien isolasi
Higiene
respirasi/etik
a batuk
Praktek
menyuntik
yang aman
Praktek
untuk lumbal
fungsi
2. Kewaspadaan
Transmisi
Kewaspadaa
n kontak
Kewaspadaa
n droplet
Kewaspadaa
n udara
A. Kewaspadaan standar
1. Kebersihan tangan
- Cuci tangan dengan 6 langkah
- Memakai sabun ( waktu 40-60 detik ) /alcohol/handsanitizer ( waktu 20-30 detik )
- Mencuci tangan di 5 momen ( sebelum menangani pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah terpapar cairan tubuh beresiko, setelah menangani
pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien )
2. Penggunaan APD
- Harus mematuhi 4 unsur :
- 1. Resiko terpapar
- 2. Cara memakai APD dengan urutan benar.
- 3. Cara melepaskan APD dengan benar
- 4. Cara mengumpulkan disposal setelah dipakai
3. Tata Laksana Limbah
- Memisahkan limbah infeksius dan non infeksius.
- Pembuangan limbah dimusnahkan oleh perusahaan pengolahan limbah medis.
- Sebelum pengambilan limbah dimasukkan ke dalam cold storage untuk limbah
infeksius
4. Pengendalian lingkungan
5. Sterilisasi alat
6. Penatalaksanaan linen
7. Kesehatan dan perlindungan pada seluruh karyawan.
8. Penempatan pasien isolasi
9. Etika batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek untuk lumbal pungsi
B . Kewaspadaan Transmisi
1. Kewaspadaan kontak
2. Kewaspadaan droplets
3. Kewaspadaan udara