KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan “Studi Kelayakan Waduk Cibeet”, dengan pelaksana PT.
KWARSA HEXAGON berdasarkan kontrak pekerjaan Nomor HK.02.03/PPK.PP-Av/02/2016 tanggal 26
Februari 2016, maka sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja, pada uraian
mengenai produk pekerjaan yang harus diserahkan. Konsultan berkewajiban untuk menyerahkan:
Final Laporan Pendahuluan ini berisikan kegiatan konsultan penyedia jasa yang akan dipaparkan pada saat
presentasi Draft Laporan Pendahuluan meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data-data sekunder,
laporan studi terdahulu, survey pendahuluan, hasil kegiatan pendahuluan yang telah dicapai, dan langkah-
langkah/ rencana kegiatan pekerjaan selanjutnya. Pada laporan final ini, telah dilakukan perbaikan dan
masukan tambahan hasil pembahasan yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu.
Demikian laporan ini kami sampaikan, besar harapan kami agar laporan ini dapat memberikan gambaran
pelaksanaan pekerjaan yang telah dan akan dilakukan konsultan dan dapat dipakai sebagai media dalam
memonitoring pelaksanaan perkerjaan. Selanjutnya atas semua bantuan dan dorongan semua pihak terkait
kami ucapkan terima kasih.
KWARSA
1
HEXAGON
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
LEMBAR PENGESAHAN
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Mengetahui,
KWARSA
2
HEXAGON
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Laporan Pendahuluan ini berisi 4 bab yang terdiri dari Bab 1. Pendahuluan; Bab 2. Gambaran umum rencana daerah irigasi
Rengrang; Bab 3. Hasil pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai; Bab 4. Rencana kerja selanjutnya
CONTENTS
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI III
DAFTAR GAMBAR V
DAFTAR TABEL VII
BAB 1. PENDAHULUAN 1-1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................1-1
1.2 NAMA PEKERJAAN..............................................................................................1-1
1.3 LOKASI PEKERJAAN.............................................................................................1-1
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN....................................................................1-2
1.5 SASARAN PEKERJAAN.........................................................................................1-2
1.6 WAKTU PELAKSANAAN......................................................................................1-3
1.7 LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN........................................................................1-3
1.8 SISTEMATIKA PELAPORAN..................................................................................1-5
BAB 2. GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN 2-1
2.1 GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN..............................................................2-1
2.2 KONDISI LOKASI STUDI.......................................................................................2-2
2.2.1 Kabupaten Bekasi......................................................................................2-2
2.2.2 Kabupaten Karawang................................................................................2-5
2.2.3 Kabupaten Bogor.......................................................................................2-9
BAB 3. PERMASALAHAN DAN KONSEP PENGEMBANGAN 3-1
3.1 PERMASALAHAN UMUM....................................................................................3-1
3.1.1 Permasalahan Banjir.................................................................................3-1
3.1.2 Kekeringan Areal Irigasi.............................................................................3-2
3.1.3 Defisit Ketersediaan Air.............................................................................3-2
3.2 IDE PENGEMBANGAN.........................................................................................3-2
3.2.1 Pra Studi Kelayakan Waduk Cibeet PJT II 2015.........................................3-2
3.2.2 Detailed Engineering Design (DED) and Construction Supervision for the
Rehabilitation of the West Tarum Canal (WTC)........................................3-3
3.2.3 Pemeriksaan Lapangan Alternatif Waduk Cibeet.....................................3-4
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
GAMBA
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar
Gambar-gambar dalam Laporan Pendahuluan ini berisi gambar-gambar yang mendukung penjelasan metode pelaksanaan
pekerjaan, bagan alir metode pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal
penugasan personil.
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel
Tabel-Tabel dalam Laporan Pendahuluan ini berisi Tabel Tugas dan Tanggungjawab Personil Pelaksana Pekerjaan, Tabel Daftar
Peralatan yang Akan Digunakan.
KWARSA
HEXAGON vii
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab 1
Pendahuluan
Bab ini merupakan bagian pertama yang membahas tentang latar belakang dilaksanakannya kegiatan ini, maksud dan tujuan,
lingkup kegiatan, ruang lingkup laporan, lokasi pekerjaan, sitematika penulisan.
KWARSA
HEXAGON 1
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
KWARSA
HEXAGON 2
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
KWARSA
HEXAGON 3
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
b. Data klimatologi yang menunjang untuk perhitungan kebutuhan air irigasi yang
diperlukan pada daerah irigasi tersebut;
c. Data debit sungai 10 tahun dengan memakai data tahun terakhir (data terbaru);
d. Data lain yang diperlukan untuk perhitungan ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi
pada daerah irigasi yang bersangkutan;
Kemudian data-data tersebut dikumpulkan, diperiksa secara manual dengan perhitungan
statistik untuk mengetahui homogenitas, konsistensi, dan mewakili. Dan kemudian dilakukan
analisa hidrologi terkait dengan pelaksanaan pekerjaan seperti antara lain analisa curah
hujan, analisa debit banjir, analisa debit andalan, dan analisis hidrologi daerah tangkapan air.
e. Survey, analisa dan penggambaran topografi
Pada kegiatan ini dilakukan terlebih dahulu koordinasi antara team leader, ahli topografi dan
tim direksi membahas waktu pelaksanaan survey topografi, metoda yang dipakai serta titik
referensi yang digunakan dalam survey pengukuran. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan
pada pekerjaan ini antara lain :
a. Pemasangan Benchmark dan Control Point (CP)
b. Pengukuran situasi berupa pengukuran kerangka polygon dan waterpass dengan
pengikatan terhadap titik referensi yang ditunjuk atau disetujui pengawas pekerjaan.
c. Pengukuran penampang memanjang dan melintang sungai dengan jarak profil rata-rata
100 m pada bagian lurus dan 25 s/d 50 m pada bagian tikungan. Stroke pengukuran
meliputi badan sungai, bantaran dan tanggul banjir, pengukuran trase saluran sungai
sepanjang ±9 km.
d. Penyempurnaan (Up dating ) Peta Situasi / Peta Dasar Skala 1 : 5000
e. Pembuatan Peta Ikhtisar
f. Pembuatan Peta Pra Lay-out
g. Pengukuran Situasi Trase Saluran Skala 1 : 2000 dan Bangunan
h. Pengukuran Penampang Melintang Saluran Skala 1:100 dan Penampang Memanjang
Saluran Skala 1: 2000
Analisa topografi sekurang-kurangnya mencakup kegiatan analisa kondisi topografi untuk
tapak rencana waduk, jalan akses, quarry dan borrow area, penyimpanan material, tempat
pembuangan galian, dan daerah genangan
f. Survey dan Analisa Geoteknik
Penyelidikan geologi teknik mencakup penelitian terhadap kondisi geoteknik pada lokasi rencana
bangunan. Dan analisa geoteknik yang dilakukan sekurang-kurangnya mecakup analisis geologi
yang berkaitan dengan tapak waduk, lokasi material bahan waduk dan daerah genangan.
KWARSA
HEXAGON 4
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kondisi geologi teknik
dan mekanika tanah yang tersebar pada lokasi pekerjaan jasa konsultansi ini. Kegiatan geologi
teknik dan mekanika tanah ini meliputi kegiatan-kegiatan bor tangan, pengambilan contoh tanah
tidak terganggu, sondir, NSPT dan analisa laboratorium. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
penyedia jasa harus :
a. Menyusun perencanaan kerja secara rinci, termasuk daftar peralatan yang dipakai
beserta personilnya.
b. Mengurus perijinan penggunaan lahan lokasi titik bor, mobillisasi alat serta persiapan
kerja lapangan.
g. Survey dan Analisa Data Sosial Ekonomi
Survey dan analisa sosial ekonomi antara lain mencakup analisis sosial, ekonomi, dan budaya
pada daerah tapak waduk dan rencana genangan serta daerah penerima manfaat waduk,
analisis kelayakan teknis, ekonomis termasuk umur layan waduk, dan lingkungan untuk
setiap alternatif rencana waduk, dan analisis kependudukan di daerah tapak waduk dan
rencana genangan serta daerah penerima manfaat waduk
Adapun indikator-indikator yang dipakai pada analisa sosial ekonomi antara lain :
Benefit/Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan Economic Internal Rate Of Return
(EIRR), berdasarkan beberapa alternatif umur ekonomis dan interest rate (bunga) yang
berlaku.
h. Pra Desain Waduk
1) Kriteria Pra Desain Penyusunan pra desain harus mengacu kepada kriteria sesuai
dengan SNI atau standar lain yang disetujui oleh pengawas pekerjaan.
2) Parameter Pra Desain
Berdasarkan data hasil survey dan penyelidikan serta dengan berpedoman kepada kriteria
desain, maka konsultan harus menyusun parameter pra desain yang akan dipakai dalam
analisis dan perhitungan pra desain. Parameter pra desain tersebut harus didiskusikan serta
mendapat persetujuan pengawas pekerjaan.
KWARSA
HEXAGON 5
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Pada bab ini berisi mengenai gambaran umum lokasi pekerjaan khususnya yang
berkaitan dengan geografis, klimatologi dan hidrologi, topografi, tata guna lahan,
geologi, sosial ekonomi, kajian studi terdahulu dan identifikasi permasalahan.
BAB III PERMASLAHAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN
Berisi tentang uraian permasalahan secara rinci berdasarkan kajian data dan studi
terdahulu, kondisi lokasi pekerjaan serta rencana pengembangan sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berisi tentang tahapan dan metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan lingkup
kegiatan yang dirinci secara berurutan seperti ditunjukkan dalam diagram alir atau
flowchart.
BAB V ORGANISASI PELAKSANA DAN JADWAL KEGIATAN
Menjelaskan tentang organisasi pelaksana kegiatan yang meliputi susunan personil
penyedia jasa beserta tugas dan tanggung jawabnya serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan, jadwal personil dan jadwal peralatan.
BAB VI RENCANA OUTLINE LAPORAN AKHIR
Berisi tentang garis besar isi dari Laporan akhir yang dibuat berdasarkan lingkup
kegiatan yang akan dilakukan.
BAB VII PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan serta rencana kerja yang
akan dilakukan pada tahap berikutnya.
KWARSA
HEXAGON 6
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Bab 2
Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum seluruh kondisi yang ada di lokasi kegiatan
Lokasi Pekerjaan “Studi Kelayakan Waduk Cibeet” masuk dalam wilayah kerja Satuan Kerja Balai
Besar Wilayah Citarum (BBWS Citarum). Lokasi tersebut berada di sungai Cibeet yang masuk dalam
Wilayah Sungai Citarum.
Secara umum, lokasi pekerjaan Waduk Cibeet tersebut berada di perbatasan Kabupaten Bekasi dan
Kota Karawang dan hulu subdas Cibeet berada di Kabupaten Bogor.
Batas wilayah administratif lokasi perkerjaan Waduk cibeet adalah:
Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bogor
Sebelah Timur : Kabupaten Karawang
Sebelah Selatan : Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawangan
Sebelah Barat : Kabupaten Karawang
Luas wilayah tangkapan waduk cibeet seluas ± 933.71 km2 dengan sebaran daerah aliran sungai
pada bagian hulu melewati 4 batas administrasi dengan luasan tangkapan sebagai berikut
1. Kabupaten Bekasi : terletak di bagian hilir sebelah barat das dengan luas wilayah ±167.76
km2
2. Kabupaten Karawang : terletak di bagian hilir sebelah timur das dengan luas wilayah
±245.03 km2
3. Kabupaten Bogor : terletak di bagian hulu sebelah barat das dengan luas wilayah ±438.46
km2
4. Kabupaten Cianjur : terletak di bagian hulu sebelah timur das dengan luas wilayah ±8 km2
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Tabel 2-1 Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Bekasi Tahun 2010
Kecamatan Muaragembong adalah Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Bekasi dan
Kecamatan Tambelang adalah kecamatan yang paling rendah luasnya.
2.2.1.5 Kependudukan
Penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2011 berjumlah 2.753.961 jiwa (Tabel 2.1. dan Tabel 2.2.),
sehingga rata-rata kepadatan penduduk sebesar 2.862 jiwa per km2. Wilayah yang paling padat
penduduknya adalah kecamatan Tambun Selatan (10.083 jiwa per km2), sedangkan yang paling
rendah kepadatannya adalah Kecamatan Muaragembong (254 jiwa per km2). Banyaknya desa di
kecamatan berkisar antara 6, yaitu Kecamatan Cikarang Pusat, Bojongmangu, dan Muaragembong,
sampai dengan 13, yaitu Kecamatan Pebayuran (Tabel 2.3.).
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan georografis dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat beragam menurut
bulan. Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2014 mencapai 2.046
mm dengan ratarata hari hujan sebesar 100 hh. Pada tahun 2013 rata-rata curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari yaitu rata-rata mencapai 758 mm, dan yang terendah terjadi pada Bulan
Oktober yaitu secara rata-rata hanya 5 mm.
Tabel 2-7 Luas Lahan Sawah Dirinci Menurut Penggunaan di Tiap Kecamatan (Ha)
Tabel 8 Luas Lahan Kering Dirinci Menurut Penggunaan di Tiap Kecamatan (Ha)
2.2.2.5 Kependudukan
Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Karawang mencapai 2.250.120 jiwa. Angka ini
didapatkan dari hasil proyeksi dan angka tersebut masih sementara. Penduduk laki-laki
pada tahun 2014 berjumlah 1.154.982 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 1.095.138 jiwa.
Seks rasio penduduk Kabupaten Karawang adalah 105,46 yang artinya penduduk laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Dengan luas Kabupaten Karawang sebesar
1.753,27 km² didapatkan kepadatan penduduk per km² sebesar 1.283,38 jiwa. Penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Karawang Barat, yaitu sebesar 164.411 jiwa, kemudian disusul
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Kecamatan Klari dengan jumlah penduduk sebesar 164.275 jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk
terkecil berada di Kecamatan Tegalwaru dengan jumlah penduduk 36.118 jiwa. Jumlah rumah
tangga di Kabupaten Karawang pada tahun 2014 mencapai 604.906 Rumah Tangga. Dengan
jumlah rumah tangga tertinggi di Kecamatan Klari yaitu 46,035 Rumah Tangga, kemudian
Kecamatan Karawang
Barat dengan 43.520 Rumah Tangga dan Kecamatan Telukjambe Timur dengan 36.824 Rumah
Tangga.
Tabel 9 Banyaknya Desa menurut Tingginya dari Permukaan Laut ke Kecamatan di Kabupaten Bogor
atas permukaan laut, 19,53% pada ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan laut, 8,43%
pada ketinggian 1.000-2.000 meter di atas permukaan laut dan 0,22% pada ketinggian 2.000-2.500
meter di atas permukaan laut.
2.2.3.5 Kependudukan
Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2011 berdasarkan estimasi data Badan Pusat
Statistik (BPS) berjumlah 4.922.205 jiwa (angka sementara) yang terdiri dari penduduk laki-laki
2.510.325 jiwa dan penduduk perempuan 2.411.880 jiwa. Jumlah penduduk tersebut telah
mengalami kenaikan bilamana dibandingkan dengan penduduk pada tahun 2010 yang berjumlah
4.771.932 jiwa, atau meningkat sebanyak 150.273 orang. Kondisi ini menyebabkan tingginya laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 3,15 % pada tahun 2011.
Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Bojonggede, Cileungsi,
dan Kecamatan Cibinong. Pertambahan penduduk di keempat kecamatan tersebut sangat
dipengaruhi oleh pola pertumbuhan wilayah kecamatan yang bersangkutan sebagai pusat
pengembangan usaha industri dan permukiman, sehingga cukup berkembang beragam jenis usaha
industri besar maupun sedang, yang menyebabkan tingginya migrasi masuk penduduk dari luar
kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan setempat.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Bab 3
Permasalahan dan Konsep Pengembangan
Pada bab ini diuraikan tentang penyusunan pendekatan teknis dan konsep pengembangan rencana pendahuluan pekerjaan
Gambar 4 Peta Sebaran Banjir Pertemuan Sungai Cibeet dan Sungai Citarum
Pada gambar peta diatas terlihat sebaran banjir yang terjadi pada bagian pertemuan sungai dengan
sebaran banjir backwater tertinggi di sungai citarum sedangkan di bagian hilir hampir keseluruhan
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
terjadi banjir dan wilayah yang terkena banjir tidak hanya pemukiman atau fasilitas umum namun
wilayah irigasi juga terkena sehingga menyebabkan gagal panen.
air baku kawasan industri bekasi karawangan pada tahun 2025-2030 dapat mencapai ± 9200
liter/dtk yang merupakan jumlah kebutuhan signifikan.
B. Solusi Pembangunan
Merencanakan pembangunan bendungan cibeet pada bagian hulu yang disesuaik dengan volume
tahunan air yang bersumber dari DAS Cibeet dengan mengasumsikan luas DAS Cibeet (hulu) adalah
50 % dari keseluruhan DAS Cibeet sehingga diperoleh potensi volume tampungan Bendungan
Cibeet ± 311 juta m3/tahun. Ringkasan lokasi :
a. Wilayah Administrasi : Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor
b. Wilayah Sungai : Wilayah Sungai Citarum
c. Sungai Utama : Sungai Cibeet
d. Anak Sungai : Cipondok, Cibatutiga, Cikaret, Cigedung, Cijampan.
e. Luas sub DAS : 266.2 km2
f. Potensi Kapasitas : ± 311 juta m3/tahun dalam 1 tahun/storaged water
g. Koordinat : 736696 m E 9278575 m S
Daerah
Genangan
Waduk
B. Solusi Pembangunan
Pekerjaan yang sudah berlangsung cukup lama ini dengan bantuan Asian Development Bank (ADB)
sudah mengalami beberapa adendum, yang terbaru terdapat adendum-4 dengan item pekerjaan
tambahan sebagai berikut:
a. Masterplan DAS Citarum
b. Feasibility Study Retarding Basin (Cibeet dan Cipamingkis)
c. Floodcontrol of Lower Citarum
pada poin b. feasibility Study Retarding Basin (Cibeet dan Cipamingkis) merupakan acuan
pertimbangan pada studi kelayakan waduk cibeet, pada rencana pekerjaan ini dijelaskan lokasi
rencana retarding basin sungai cibeet sebagai berikut:r
Koordinaat : 739754.00 m E 9265499.00 m S
Daerah
Genangan
Waduk
Gambar 6 Lokasi Alternatif 2 Waduk Cibeet Usulan West Tarum Canal (DED FS WTC)
85 85
80 80
75 75
ELEVASI (m)
ELEVASI (m)
70 70
65 65
60 60
55 55
50 50
1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00
VOLUME (x106 m3)
Gambar 10 Kurva Hubungan Luas dan Potensi Tampungan Waduk Cibeet Alt PJT2
300 300
ELEVASI (m)
ELEVASI (m)
250 250
200 200
150 150
1600.00 1400.00 1200.00 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00
VOLUME (x106 m3)
Gambar 13 Kurva Hubungan Luas dan Potensi Tampungan Waduk Cibeet Alt WTC Tahap 2
Bab 4
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini menguraikan mengenai hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan persiapan, pengumpulan data sekunder, dan kunjungan
lapangan awal.
4.1 UMUM
Secara umum kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan Studi Kelayakan waduk-waduk di
DAS Cibeet meliputi beberapa tahap pelaksanaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan. Berikut ini diuraikan secara ringkas Metode pelaksanaan pekerjaaan.
Sedangkan bagan alir pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang menggambarkan arus kegiatan dari
awal sampai akhir pekerjaan disajikan pada bagian akhir bab ini.
Penyiapan fasilitas kerja tersebut akan disesuaikan dengan fasilitas yang akan disediakan oleh pihak
pengguna jasa.
Draft Laporan Pendahuluan tersebut akan didiskusikan dengan pihak terkait untuk memperoleh
masukan-masukan tambahan guna penyempurnaan pembuatan Laporan Pendahuluan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan kepada pengguna jasa selambat-lambatnya dalam waktu 1
(satu) bulan terhitung setelah SPMK/Kontrak diterima konsultan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi daerah rencana lokasi waduk dan melakukan analisis
lokasi genangan waduk. Pekerjaan yang dilakukan adalah pemetaan lokasi pekerjaan yang meliputi
penentuan patok BM dan CP, membuat gambar potongan melintang dan memanjang serta
membuat peta situasi yang dibutuhkan.
Secara garis besar pekerjaan pengukuran topografi dan penyiapan peta rupa bumi meliputi:
a. Penyiapan foto udara dan interpretasi citra satelit.
b. Penyiapan peta topografi skala 1:25.000 dan1:5.000 untuk lokasi pekerjaan
c. Pengukuran situasi untuk peta topografi skala 1:5.000, profil memanjang, melintang sepanjang
4,00 km ke arah hulu dan 1,00 Km kearah hilir pada lokasi rencana bangunan.
d. Pengukuran layout sistem jaringan pemanfaatan air baku
Tahapan pelaksanaan survai pengukuran digambarkan dalam bagan alir seperti disajikan berikut ini.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Mulai Persiapan
Laporan Deskripsi BM
Diskusi/
Revisi T
Asistensi
Laporan Pengukuran
Diskusi/
Revisi T Y Selesai
Asistensi
Dalam suatu perencanaan bangunan sumber daya air, sangat diperlukan analisis hidrologi. Analisis
hidrologi yang akan dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini meliputi:
• Analisis curah hujan
• Analisis debit banjir rancangan
• Analisis debit sungai untuk keandalan ketersediaan air (inflow)
• Analisis erosi dan sedimentasi
• Analisis kebutuhan air
• Analisis kapasitas tampungan waduk dan neraca air (water ballance)
Analisis hidrologi dilakukan dengan berpedoman atau mengacu pada standar yang ada seperti SNI
dan metode lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Tahapan pelaksanaan analisis hidrologi disajikan dengan bagan alir seperti berikut ini.
Mulai
Pengumpulan Data
1. Curah hujan
2. Klimatologi
3. AWLR
4. Peta-peta
· Peta Stasiun Hidrologi
· Peta DPS
· Peta Kelerengen
Analisa Hidrologi
Tampungan
Sedimentasi
Water Balance/
Kapasitas Tampungan
Laporan Hidrologi
Mulai
Metode ini juga dilaksanakan melalui penyebaran kuisioner, tetapi lebih bertujuan untuk
mengetahui aspirasi serta persepsi penduduk (masyarakat) tentang manfaat pekerjaan.
Berdasarkan hal ini pihak pelaksana kegiatan (pengguna jasa) dapat menetapkan kebijaksanaan
pembangunan prasarana dan sarana yang sesuai dengan keinginan serta kehendak penduduk
sekitar sebagai penerima manfaat langsung dari keberadaan bangunan.
• Survey Purposive
Survei ini merupakan metode pengumpulan data melalui wawancara. Responden dari survei ini
adalah para tokoh dan pemuka masyarakat yang ada di lokasi pekerjaan, para pejabat serta kepala
desa. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui kondisi lokasi pekerjaan dan akan sangat
bermanfaat bagi persiapan serta evaluasi pembangunan fisik yang dilakukan.
b. Survey Tanah/ Pertanian
Survey tanah ini mengenai tentang kesesuaian lahan, tata guna lahan, jenis tanah, dan tingkat
kesuburan tanah pada rencana lokasi areal pengembangan SDA. Adapun survey ini meliputi :
• Melakukan pengambilan sample tanah pertanian didaerah studi pengembangan areal baru dan
melakukan test sample tanah tersebut dilaboratorium yang menyangkut (jenis, sifat, kandungan,
kemampuan tanah untuk pertanian dan lain-lain). Pengambilan satu sample tanah dilakukan secara
detail yaitu 1 titik sampel per 250 Ha.
• Melakukan survey dan pemetaan tata guna tanah pada lokasi studi yang menyangkut areal
peruntukan dan Daerah Aliran Sungai dari data sekunder yang ada.
Disamping survey Tanah juga dilakukan survey kondisi pertanian diwilayah study yang meliputi :
• Melakukan pendataan mengenai budi daya pertanian yang ada saat sekarang, termasuk jenis-
jenisnya, serta menyiapkan usulan perbaikan-perbaikan metode budidaya pertanian.
• Melakukan wawancara dengan penduduk dan analisa masalah yang menyangkut produktivitas
dan hambatan-hambatan terhadap hasil pertanian.
• Pendataan tentang pota tanam dan jadwal tanam sekarang dan usulan perbaikan bila secara
teknis diperlukan.
• Melakukan Pendataan, dan analisa hasil-hasil budidaya pertanian (termasuk hasil perikanan )
saat sekarang dan rencana kedepan dalam rangka pengembangan.
• Pendataan jenis-jenis benih yang digunakan, penggunaan saprodi serta jenis-jenisnya dan
ketersediaan alsintan
• Persepsi dan aspirasi petani dalam rencana pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Survey Lingkungan
Secara umum, survey lingkungan yang dilakukan meliputi pengamatan secara visual di lapangan
serta wawancara secara acak dengan penduduk yang kesemuanya dilakukan terhadap komponen
lingkungan pada daerah hulu (DAS) dan daerah hilir (daerah peruntukan). Survey ditujukan untuk
kajian hubungan antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan dan diarahkan untuk
mengukur tingkat dampak akibat keberadaan pekerjaan.
Obyek pengamatan visual dipilih berdasarkan pertimbangan :
• Ketersediaan ruang disekitar tapak kegiatan
• Rumah/pemukiman penduduk, jalan atau bangunan lainnya yang ada yang terpengaruh oleh
pekerjaan
• Kondisi drainase dan sanitase lingkungan.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Gambar 17 Diagram alir pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Penyusunan Studi Kelayakan waduk-waduk di
DAS Cibeet
Merupakan biaya pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan engineering, misalnya Survei
Pendahuluan, Studi Kelayakan, Detail Desain (Perencanaan Rinci) dan Supervisi Konstruksi.
Besarnya biaya jasa konsultasi diambil 17% dari biaya konstruksi
• Biaya Pembebasan Tanah
Biaya pembebasan tanah merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan guna mengganti rugi
tanaman, tempat tinggal, serta bangunan-bangunan lain yang terkena lokasi pekerjaan dan untuk
hal-hal khusus sebagai lokasi alternatif pemindahan penduduk.
• Biaya Penataan Kembali Lingkungan
Total biaya untuk Penataan Kembali Lingkungan diperkirakan sebesar 5% dari biaya konstruksi.
• Biaya Dasar Pekerjaan
Biaya dasar pekerjaan merupakan total dari biaya konstruksi, biaya administrasi, biaya konsultan
dan biaya pembebasan tanah.
• Biaya Tak Terduga
Merupakan sejumlah biaya yang diperlukan untuk menyesuaikan perencanaan rinci dengan
lapangan pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung. Besarnya biaya tak terduga diambil 10%
dari biaya dasar pekerjaan
• Eskalasi Harga
Tingkat eskalasi harga berkisar sebesar 8 - 12 % pertahun dari jumlah biaya pekerjaan.
• Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Biaya pajak pertambahan nilai ditentukan sebesar 10% dari jumlah biaya dasar pekerjaan
(2) Biaya Tahunan (Annual Cost)
Biaya tahunan (Annual Cost) suatu pekerjaan dapat ditafsirkan sebagai pengeluaran yang
dibutuhkan dalam 1 tahun. Dalam “Analisis Ekonomi” perhitungan biaya tahunan hanya didasarkan
pada biaya O & P saja.
Biaya operasi dan pemeliharaan merupakan perkiraan biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya
untuk pengoperasian bangunan atau prasarana SDA agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Biaya operasional dan pemeliharaan biayasanya sebesar 0,50% - 2% dari biaya konstruksi dan
biaya ini akan mengalami peningkatan sebesar 10% setiap 5 tahun sekali.
c. Manfaat Pekerjaan
Analisis tingkat kelayakan ekonomi di buat dalam rangka untuk mengetahui nilai kelayakan dari
rencana Pekerjaan Pengembangan SDA yang ditinjau secara makro. Benefit dari Pekerjaan
Pengembangan SDA berasal dari kenaikan manfaat (Incremental Benefit) irigasi/ pengembangan
rawa, manfaat air baku, dan PLTA.
Disamping adanya manfaat utama seperti tersebut di atas, pembangunan Pengembangan SDA
dengan waduk ini juga mempunyai manfaat tambahan seperti Pengendalian banjir dibagian hilir
rencanan bangunan, adanya kesempatan untuk mengembangkan bidang perikanan air tawar,
terbuka lapangan kerja yang baru di bidang pariwisata bagi masyarakat sekitarnya, pariwisata dan
sebagainya.
Pertimbangan terhadap manfaat pekerjaan akan diperoleh dengan asumsi sebagai berikut:
• Umur ekonomi Pengembangan SDA diperkirakan 50 tahun, dan fasilitas irigasi diperkirakan 50
tahun.
• Selama pelaksanaan konstruksi belum diperoleh manfaat irigasi dan air baku.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
• Manfaat maksimum akan dicapai pada 3 tahun setelah selesainya pekerjaan konstruksi. Pada
tahun pertama dan kedua manfaat ekonomi akan diperoleh secara proporsional yang akan
diperkirakan sebesar 60 % dan 80 % jika manfaat dihitung secara penuh setelah tahun ke-3.
• Manfaat pekerjaan akan dipertimbangkan terhadap nilai kenaikan manfaat ekonomi pekerjaan,
yaitu; pada perbandingan antara kondisi tanpa pekerjaan dan kondisi setelah pekerjaan.
(1) Agro-Ekonomi
Manfaat bersih air irigasi/pengembangan rawa dari adanya pengembangan SDA adalah kemudahan
ketersediaan air dan keuntungan finansial yang diperoleh dari penjualan hasil pertanian yang akan
dikurangi dengan biaya yang diperlukan selama masa tanam sebelumnya.
(2) Manfaat Air Baku Untuk Air Minum
Selain manfaat untuk pertanian secara konstan sepanjang tahun, juga bisa dimanfaatkan sebagai
suplai untuk keperluan air baku untuk air minum.
Penentuan tingkat harga air baku untuk air minum didasarkan pada biaya produksi air baku. Biaya
produksi air baku dihitung berdasarkan total biaya untuk keperluan operasi, pemeliharaan dan
penggantian material penjernihan air dibagi dengan produksi air baku yang dihasilkan.
Dalam menetapkan harga jual air baku ini, diantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk
berkaitan dengan masalah teknis dan keuangan.
Masalah teknis disini adalah berkaitan dengan usia guna instalasi penjernihan air, yang mana jika
pada saat telah habis masa pakainnya atau telah menurun drastis efisiensinya karena sesuatu hal,
maka pihak pengelola harus sudah siap dengan keuangannya untuk mengadakan penggantian
instalasi air baku dengan yang baru.
Masalah keuangan disini adalah adanya kemungkinan biaya-biaya lain yang tidak terduga serta
perolehan laba yang ditargetkan.
d. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
IRR merupakan nilai suku bunga, dimana pada kondisi ini NPV = 0 atau BCR = 1. Nilai EIRR sangat
bermanfaat untuk menilai apakah dengan suku bunga pinjaman tertentu pekerjaan tersebut layak
atau tidak secara ekonomi. Dalam analisis ini diasumsi bahwa nilai suku bunga pinjaman adalah
12%, dengan demikian jika nilai EIRR > 12% pekerjaan dapat dikatakan layak secara ekonomi.
IRR dihitung atas dasar penerimaan bersih dan total nilai untuk keperluan investasi. Nilai EIRR
sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan pekerjaan ini dapat dibiayai
dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
dimana:
I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif
I” = Suku bunga memberikan nilai NPV negatif
NPV’ = NPV positif
NPV” = NPV negatif
e. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara Benefit dan Cost pada kondisi nilai present biaya, yang mana dalam
analisis ini dapat digunakan sebagai indikator sejauh mana suatu pekerjaan menguntungkan secara
ekonomi, maupun finansial ditinjau pada berbagai suku bunga.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Langkah yang harus dilakukan untuk perhitungan ini tidak banyak berbeda dengan langkah untuk
perhitungan EIRR.
Secara umum rumus untuk perhitungan nilai Present Value adalah sebagai berikut:
dimana:
P = Nilai sekarang (Present value)
F = Nilai pada tahun ke n
I = Nilai suku bunga
n = tahun ke 1,2,3,……dst
Dalam evaluasi suatu pekerjaan, nilai NPV pada suku bungan pinjaman yang berlaku harus
mempunyai harga > 0. Jika NPV = 0 berarti pekerjaan tersebut mengembalikan persis seperti nilai
investasi. Jika NPV < 0 pekerjaan tersebut dari segi ekonomi maupun finansial tidak layak untuk
dibangun.
f. Benefit Cost Rasio (BCR)
Analisis BCR merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat sejauh mana perbandingan
antara Benefit dan cost pada kondisi nilai present. Ini berarti bahwa jika nilai BCR pada suku
bungan berlaku > 1, maka pekerjaan dapat dibangun.
Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah :
Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan pekerjaan dengan metode BCR ini adalah jika BCR
> 1 maka pekerjaan dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya jika nilai BCR < 1 pekerjaan
tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
g. Analisis Kepekaan (Sensitivitas)
Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat kepekaan dari hasil analisis ekonomi dengan
mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi dengan hasil pekerjaan jika terdapat
kemungkinan terjadinya perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya maupun manfaat
pekerjaan.
Terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis tingkat kepekaan suatu
pekerjaan, yaitu :
• Terdapatnya biaya naik (Cost Overrun).
• Adanya perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga secara umum, misalnya
pada penurunan harga dari hasil produksi pertanian.
• Mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Penyimpangan dalam perkiraan hasil.
Untuk maksud tersebut, maka analisis sensitivitas di dalam Pekerjaan Pengembangan SDA ini
ditinjau dengan berbagai keadaan sebagai berikut :
1. Kondisi Normal (Manfaat dan Biaya Tetap).
2. Kondisi Manfaat Turun 10 %, Biaya Tetap.
3. Kondisi Manfaat Tetap, Biaya Naik 10 %.
4. Kondisi Manfaat Turun 10 %, Biaya Naik 10 %.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
B U L A N & M I N G G U K E :
N o. URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 KETERAN GAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Tahap PERSIAPAN
- Pengurusan administrasi proyek = Pekerjaan Kantor
- Persiapan personil pelaksana = Pekerjaan Lapangan
- Penyusunan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan = Diskusi / Presentasi
II Tahap PEN GUMPULAN DATA SEKUN DER
- Data TOPOGRAFI
- Data HIDROLOGI
- Data GEOLOGI TEKNIK
- Data SOSIAL EKONOMI
- Data LINGKUNGAN
- Data STUDI TERDAHULU
- Data PENUNJANG LAINNYA
Bab 5
Organisasi dan Jadwal Pekerjaan
Bab ini menguraikan tentang organisasi untuk personalia, perlengkapan pekerjaan dalam schedule waktu.
Struktur organisasi untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan “Studi Kelayakan dan Pra Desain Waduk
cibeet dan Jaringan Pemanfaatannya” ini dibuat secara sistematis sedemikian rupa dengan maksud
agar kegiatan koordinasi antara tenaga ahli maupun personil lainnya dapat berjalan dengan baik
sesuai tugas dan tanggung jawab serta sasaran pekerjaan yang akan dicapai, yaitu:
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, dapat berjalan sesuai dengan
jadwal dan dapat selesai tepat pada waktunya.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis dan efektif
Semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap tenaga ahli dapat berkesinambungan dan
terkoordinasi dengan baik oleh ketua tim. Dengan demikian aspek teknis pekerjaan dapat terpenuhi
sesuai sasaran yang diharapkan dan pengeluaran biaya pelaksanaan pekerjaan akan lebih efektif
dan efisien.
Struktur Organisasi Pelaksana Kegiatan Kegiatan “Penyusunan Studi Kelayakan waduk-waduk di
DAS Cibeet'” dapat dilihat pada
KWARSA HEXAGON
BBWS CITARUM
Direktur
KETUA Tim/
Direksi Pekerjaan TENAGA PENDUKUNG
Team LEADER
- Operator CAD
- Operator KOMPUTER
Ir Bambang Soemantri - Office BOY
17 Mengkoordinir kegiatan kajian sosial ekonomi dan budaya terhadap lokasi dan
lingkungan pada daerah studi
18 Mengkoordinir kegiatan kajian sistem drainase secara holistik yang dituangkan dalam
bentuk usulan desain yang terintegrasi dengan RTRW Kabupaten dan merumuskan
solusi masalah pada daerah berpotensi banjir
19 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan survey dan
penyelidikan lapangan
20 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan analisis data hasil
survey dan penyelidikan lapangan
21 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan kajian sosial,
ekonomi dan budaya
22 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan perencanaan teknis &
detail desain
23 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan gambar desain, BoQ
dan RAB
24 Memonitor pelaksanaan sampai dengan penyelesaian kegiatan penyusunan
spesifikasi teknik dan dokumen pelelangan
25 Bertanggungjawab kepada Pengguna Jasa
26 Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan instansi terkait
27 Berperan sebagai koordinator setiap kegiatan diskusi
28 Melakukan monitoring terhadap kemajuan pekerjaan
29 Mengkaji dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan
30 Menyusun Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir.
31 Mengkoordinir pelaporan yang harus diserahkan
rehabilitasi situ, lebih diutamakan/disukai minimal 5 (lima) tahun, diutamakan yang telah
mengikuti pelatihan Tenaga Ahli Konsutansi bidang ke-PU-an dari LPJK.
Tugas dan tanggungjawab Maryodi, ST sebagai Ahli Geodesi adalah sebagai berikut:
1 Melaksanakan persiapan pekerjaan dan pengumpulan data
2 Mengumpulkan peta topografi dasar skala 1:50.000 atau 1:25.000 dari
BAKOSURTANAL dan peta terdahulu
3 Mengumpulkan data hasil studi yang sudah ada
4 Melakukan telaah/ kajian hasil survey yang sudah dilakukan sebelumnya
5 Melakukan pengumpulan data topografi untuk perencanaan system pengendali
banjir
6 Melakukan pengumpulan data topografi untuk perencanaan jaringan pengendali
banjir
7 Mengidentifikasi titik Benchmark existing
8 Penyediaan data dasar topografi
9 Pengumpulan data kajian (perencanaan/ Master Plan) terdahulu tentang
Bangunan Pengendalian Banjir dan drainase di Kabupaten
10 Pengumpulan data genangan banjir musiman, data land subsidence,
pengindraan jarak jauh, peta citra satelit (1:2500) setara quick bird, Peta Dasar
RBI Digital 1:25.000
11 Kajian dan penyiapan data dasar yang diperlukan untuk penyusunan rehabilitasi
desain waduk. Data dasar yang diperlukan antara lain:
a Data mengenai paras muka air laut
b Data mengenai penyebaran titik titik tetap di Kabupaten dan kondisinya saat
ini
c Peta Topografi terbaru skala 1:1000 dari Dinas Pemetaan Tanah
12 Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan situasi
detil lokasi rencana situ
13 Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan profil
memanjang (longsection) dan melintang (cross section) lokasi rencana situ
14 Menghitung data hasil survey pengukuran topografi dan pemetaan situasi
15 Mengkoordinir penggambaran hasil survey pengukuran topografi dan pemetaan
situasi
16 Menyusun Laporan Pengukuran Topografi dan Pemetaan Situasi, Data Ukur,
Deskripsi BM dan CP
17 Menghadiri diskusi dan asistensi
3 Kajian ulang terhadap Rehabilitasi Waduk yang sudah ada dan disesuaikan
berdasarkan kondisi saat ini dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
4 Perumusan kerangka perancangan Bangunan pengendalian Banjir dan system
drainase permukiman secara menyeluruh yang terintegrasi dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten
5 Penyediaan data dasar harga satuan upah dan bahan dalam rangka penyusunan
detail desain Pengendalian Banjir dan saluran drainase permukiman di wilayah
Kabupaten Bogor terutama sungai yang masuk atau yang mengaliri daerah
perkotaan
6 Pengumpulan data kajian (perencanaan/ Master Plan) terdahulu tentang
Bangunan Situ
7 Kajian sistem drainase secara holistik yang dituangkan dalam bentuk usulan
Master Plan yang terintegrasi dengan RTRW Kabupaten dan merumuskan solusi
masalah pada daerah berpotensi banjir
8 Survey harga upah dan bahan di lokasi proyek
9 Melakukan kajian terhadap studi-studi terdahulu
10 Membuat analisa harga satuan pekerjaan
11 Perhitungan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya konstruksi
Penyusunan Studi Kelayakan waduk-waduk di DAS Cibeet
12 Membuat RAB untuk pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan waduk-waduk di
DAS Cibeet
13 Membuat Engineering Estimate dengan volume yang dihitung berdasarkan hasil
detail desain yang telah dibuat, serta membuat rencana anggaran biaya dan
analisa harga satuan berdasarkan harga pasar setempat disesuaikan dengan
harga pasar pada lokasi proyek akan dilaksanakan
14 Menyusun paket pekerjaan dan jadwal implementasi konstruksi
15 Menyusun dokumen peserta lelang dengan mempersiapkan persyaratan-
persyaratan lelang, formulir-formulir isian serta dokumen-dokumen pendukung
lainnya
16 Menyusun Dokumen Administrasi yang diajukan bersamaan dengan dokumen
teknis baik pada penilaian kompetensi peserta lelang dengan prakualifikasi atau
pascakualifikasi
17 Menyusun Dokumen Penawaran Harga yang berisi perincian biaya-biaya yang
diperlukan untuk pemenuhan paket pekerjaan atau pengadaan barang/jasa
18 Memastikan bahwa dokumen tender yang disiapkan sesuai Konsep ALE yaitu
Penyusunan dokumen-dokumen tersebut harus memenuhi konsep Akurat,
Lengkap, dan Efektif (ALE)
19 Pembuatan laporan hasil studi
Jadual penugasan Tenaga ahli, Sub-Profesional Staff dan Tenaga Pendukung disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun.
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Konsultan sebagai Konsultan Penyedia Jasa
telah menyiapkan semua Tenaga Ahli, Sub-Profesional Staff dan Tenaga Pendukung yang
diusulkan dalam usulan teknis ini dan dalam kondisi siap untuk dimobilisasi.
Daftar dan Jadwal Penugasan Personil dapat dilihat pada bar-chart penugasan (Manning
Schedule) disajikan pada Tabel dibawah ini
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
5.3
B U LA N & M I N GGU KE : Jumlah
N o. POSISI N AMA PERSON IL 1 2 3 4 5 6 Man-Month
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 ( MM )
Keberhasilan suatu pekerjaan di samping ditentukan oleh masing-masing personil yang terlibat
dalam pekerjaan tersebut, juga sangat bergantung kepada pengaturan manajemen waktu
pelaksanaan. Oleh karena itu, sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan harus disusun rencana kerja
yang sudah direncanakan ke dalam suatu jadwal pelaksanaan pekerjaan, sehingga nantinya tahap
demi tahap pelaksanaan pekerjaan harus berpedoman kepada rencana jadwal pelaksanaan yang
telah dibuat. Jadwal pelaksanaan pekerjaan juga berfungsi sebagai penyeimbang kerja, dalam arti
apabila kerja yang kita laksanakan selalu berpedoman kepada rencana kerja, maka akan kita
ketahui kapan suatu pekerjaan dinyatakan terlambat, sehingga pada tahap berikutnya kita dapat
memperbesar volume kerja sehingga schedulle yang ada dapat diseimbangkan lagi.
Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan pada bagan alir pelaksanaan pekerjaan yang
memuat informasi tentang urutan proses kerja, waktu pelaksanaan, maupun informasi lama
kegiatan pada setiap kegiatan. Setiap kegiatan merupakan penjabaran kegiatan yang akan
dilaksanakan guna memenuhi lingkup pekerjaan maupun persyaratan teknis yang ditetapkan oleh
pengguna jasa.
BAB 6.
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
Bab 6
Rencana Outline Laporan Akhir
7.1 SISTEMATIKA OUTLINE LAPORAN AKHIR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Lokasi Pekerjaan
1.5 Lingkup Kegiatan
BAB IIGAMBARAN UMUM PEKERJAAN
2.1 Umum
2.2 Kondisi Lokasi Pekerjaan
2.2.1 Geografis
2.2.2 Klimatologi dan Hidrologi
2.3.3 Topografi
2.2.4 Tata Guna Lahan
2.2.5 Geologi
2.2.6 Geomorfologi
2.2.7 Sosial Ekonomi
2.2.8 Demografi
2.3 Identifikasi Masalah
2.4 Studi Kelayakan Waduk
2.4.1 Lokasi As Waduk
2.4.2 Konsep Penataan Daerah Konservasi
2.4.3 Kajian Teknis Waduk Beserta Bangunan Pelengkapnya
` 2.4.4 Kajian Teknis Jaringan Pemanfaatan Waduk
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1 Umum
3.2 Tahap Kegiatan Persiapan
3.2.1 Persiapan
3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
3.2.2.1 Geografi
3.2.2.2 Geologi
3.2.2.3 Hidrologi
3.2.2.4 Sosial Ekonomi
3.2.3 Survey Pendahuluan
3.3 Pekerjaan Survey Lapangan
3.3.1 Identifikasi Lokasi
3.3.2 Survey Topografi
3.3.3 Survey Geoteknik
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Waduk Cibeet
BAB 8. KESIMPULAN
Bab 7 Kesimpulan
8.1 KESIMPULAN
Pembuatan tampungan air baik berupa embung, waduk/waduk dan telaga merupakan salah satu
prioritas dalam program kegiatan konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya
rusak air di WS POS. Program tersebut sangat diperlukan baik dalam kondisi perekonomian lemah,
sedang maupun kuat. Hal ini sesuai dengan strategi yang dibuat dalam rangka pengelolaan SDA
WS POS. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menindaklanjuti program tersebut
adalah rencana pembangunan waduk cibeet.
Berdasarkan hasil studi pra kelayakan yang telah dilakukan, waduk yang mempunyai tampungan air
sebesar 90 juta m3 dan mempunyai manfaat untuk penyediaan air baku serta tenaga listrik layak
untuk ditindaklanjuti dengan tahapan kegiatan berikutnya. Dalam rangka menindaklanjuti tahapan
kegiatan berikutnya diperlukan kegiatan yang berupa studi kelayakan. Dalam studi ini akan
dilakukan kajian yang mencakup kelayakan teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan.
Salah satu kegiatan penting yang akan dilakukan dalam studi ini adalah menyangkut permasalahan
geologi teknik pada lokasi waduk/waduk cibeet berada. Mengingat waduk cibeet ini berada pada
daerah karst maka dimungkinkan terdapat permasalahan pondasi dan kebocoran tampungan.
Faktor kondisi geologi di lokasi waduk tersebut sangat menentukan dalam hal keselamatan dan
berfungsinya waduk. Oleh karena itu penelitian geologi di lokasi waduk dan daerah genangan harus
dilakukan dengan cermat. Pada umumnya pembangunan waduk di lokasi tersebut memerlukan
penanganan khusus dan biaya yang cukup mahal.
8.2 SARAN
Pengembangan SDA WS POS sangat diperlukan seperti diamanatkan dalam Pola Pengelolaan SDA
WS POS yang ada. Oleh karena itu, di wilayah yang spesifik ini perlu dilakukan kegiatan identifikasi
yang lebih banyak dalam rangka pengembangan potensi SDA WS POS tersebut. Identifikasi
tersebut mencakup pencarian lokasi-lokasi alternatif yang memenuhi kriteria untuk pembuatan
sarana dan prasarana SDA. Selain alternatif lokasi, juga diperlukan alternatif jenis bangunan yang
sesuai untuk pengembangan SDA misalnya pembuatan bendung kecil (rendah) di lokasi-lokasi
tertentu yang dapat menampung air dengan sistim tampungan memanjang (long storage)