LAPORAN
SURVEY
PENDAHULUAN
PROGRAM
Penyelenggaraan Jalan Provinsi
SUB KEGIATAN
Penyusunan Rencana, Kebijakan, Strategi, Pembangunan
Jalan Serta Perencanaan Teknis Penyelenggaraan Jalan dan
Jembatan
PAKET
Core Team Perencanaan dan Pendampingan Teknis Bina
Marga
SUB PEKERJAAN
Pembangunan Jembatan Ruas Palembayan –
Palupuh – Simpang Petai (Jembatan Sei
Guntung) P. 006
TAHUN ANGGARAN
2023
PERENCANA
CORE TEAM
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
KATA PENGANTAR
Salah satu tahap kegiatan yang perlu dilakukan sebagai realisasi dari Kontrak Kerja antara Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Sub. Kegiatan Penyusunan Rencana Kebijakan, Strategi
Pembangunan Jaringan Jalan Serta Perencanaan Teknis Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan
Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat dengan PT. Laras
Sembada, KSO CV. Karahoshitama Engineering untuk pekerjaan ”Paket Core Team Perencanaan
dan Pendampingan Teknis Bina Marga” adalah menyusun Laporan Pendahuluan Pembangunan
Jembatan Ruas Palembayan – Palupuh – Simpang Petai (Jembatan Sei Guntung) P. 006 sesuai
Kontrak Kerja Nomor: 620/5.22/KTR-PPK.01-BM/V-2023, tanggal 15 Mei 2022.
Laporan Pendahuluan ini berisi informasi pendahuluan, data kegiatan dan struktur organisasi,
metodologi, hasil survey dan lampiran data-data proyek yang diperlukan.
Demikian laporan ini dibuat agar bisa digunakan sebagai bahan monitoring dan evaluasi.
LAPORAN
SURVEY PENULUAN
2
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
DAFTAR ISI
3
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
4
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Coreteam Perencanaan dan Pendampingan Teknis Bina Marga ..... 12
Gambar 3. 1 Beban Lajur “D” (1) .......................................................................................................... 18
Gambar 3. 2 Susunan Pembebanan ” D” .............................................................................................. 19
Gambar 3. 3 Pembebanan Truk “T” ...................................................................................................... 20
Gambar 3. 4 Faktor Beban Dinamis untuk BGT Pembebanan Lajur “ D” .............................................. 20
Gambar 3. 5 Koefisien seret (CD) dan angkat (CL) untuk berbagai bentuk pilar ................................... 24
Gambar 3. 6Luas Proyeksi Pilar Untuk Gaya Akibat Aliran Air .............................................................. 25
Gambar 3. 7 Peta (PGA) untuk periode ulang 1000 tahun .................................................................... 31
Gambar 3. 8 Peta (Ss) Untuk Periode Ulang 1000 Tahun ...................................................................... 31
Gambar 3. 9 Peta (Ss) untuk periode ulang 1000 tahun ....................................................................... 32
Gambar 3. 10 Respon Spektra tipikal .................................................................................................... 33
Gambar 3. 11 Beberapa jenis gravity wall ............................................................................................. 39
Gambar 3. 12 Gaya-gaya pada gravity wall .......................................................................................... 39
Gambar 4. 1 Dokumentasi Kondisi eksisting daerah sekitar jembatan ................................................. 41
Gambar 4. 2 Dokumentasi Kondisi eksisting bagian atas jembatan ...................................................... 42
Gambar 4. 3 Dokumentasi Kondisi eksisting bagian bawah jembatan.................................................. 42
Gambar 4. 4 Dokumentasi pengambilan data jembatan eksisting........................................................ 43
Gambar 4. 5 Gambar situasi jembatan.................................................................................................. 44
Gambar 4. 6 Gambar Plan Profile .......................................................................................................... 45
Gambar 4. 7 Gambar Concrete dimensions .......................................................................................... 45
5
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Data Kegiatan Coreteam Perencanaan dan Pendampingan Teknis Bina Marga ................... 11
Tabel 3. 1 Berat Isi Untuk Beban Mati ................................................................................................... 17
Tabel 3. 2 Fraksi Lalu Lintas Truk Dalam Satu Lajur (P) ......................................................................... 22
Tabel 3. 3 LHR Berdasarkan Klasifikasi Jalan.......................................................................................... 22
Tabel 3. 4 Temperatur Jembatan Rata-Rata Nominal ............................................................................ 23
Tabel 3. 5 Sifat Bahan Rata-rata Akibat Pengaruh Temperatur ............................................................. 23
Tabel 3. 6 Periode ulang banjir untuk kecepatan rencana air ............................................................... 25
Tabel 3. 7 Periode Lendutan Ekuivalen untuk Tumbukan Batang Kayu ................................................. 26
Tabel 3. 8 Nilai V0 Dan Z0 Untuk Berbagai Variasi Kondisi Permukaan Hulu ........................................ 27
Tabel 3. 9 Tekanan angin dasar.............................................................................................................. 27
Tabel 3. 10 Tekanan Angin Dasar (PB) Untuk Berbagai Sudut Serang ................................................... 28
Tabel 3. 11 Komponen Beban Angin Yang Bekerja Pada Kendaraan ..................................................... 28
Tabel 3. 12 Kriteria Klasifikasi Operasional Jembatan ........................................................................... 29
Tabel 3. 13 Klasifikasi Kelas Situs ........................................................................................................... 30
Tabel 3. 14 Faktor Amplifikasi Untuk PGA Dan 0.2 Detik (FPGA/Fa) ..................................................... 32
Tabel 3. 15 Faktor Amplifikasi Untuk Periode 1.0 Detik (Fv) ................................................................. 32
Tabel 3. 16 Kategori Kinerja Seismik ...................................................................................................... 33
Tabel 3. 17 Faktor Modifikasi Respon (R) .............................................................................................. 34
Tabel 3. 18 Kombinasi beban dan faktor beban .................................................................................... 35
Tabel 3. 19 Faktor Bentuk untuk Rumus Daya Dukung Terzaghi .......................................................... 36
Tabel 3. 20 Nilai Kapasitas Daya Dukung Dihitung Dari Rumus Terzaghi............................................... 37
6
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
BAB 1 PENDAHULUAN
Bidang Bina Marga pada DBMCKTR Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas antara lain
menyelenggarakan pekerjaan perencanaan dan pendampingan teknis prasarana jalan dan jembatan
Provinsi pada wilayah provinsi tersebut. Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia pada Bidang
Bina Marga dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka Bidang Bina Marga pada Dinas Bina
Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat menunjuk CORE TEAM Konsultan
Perencanaan dan Pendampingan Teknis Bina Marga untuk memberikan bantuan teknis terkait kegiatan
Penyelenggaran Jalan dan Jembatan Provinsi pada Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Sumatera Barat.
Jalan dan jembatan merupakan salah satu sarana transportasi yang mempunyai peranan yang
sangat penting untuk menyalurkan arus penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat yang lain,
yang pada nantinya akan menunjang laju perkembangan perekonomian masyarakat. Pengembangan atau
pemekaran wilayah tanpa ditunjang dengan peningkatan sarana transportasi dapat mengakibatkan
keterbelakangan dari kawasan tersebut.
Pembangunan jalan dan jembatan ini merupakan bagian integral dari pembangunan Provinsi
Sumatera Barat dan Pembangunan Nasional, yang merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang
dilakukan secara terencana, terarah, bertahap serta berkesinambungan dalam usaha meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
7
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
1.2.2 Tujuan
a. Agar pekerjaan perencanaan dan pendampingan teknis dalam pekerjaan penyelenggaraan jalan dan
jembatan provinsi terlaksana sesuai rencana dengan menggunakan standar dan prosedur yang
berlaku serta untuk tercapainya pekerjaan perencanaan dan pengendalian fisik yang tepat mutu,
tepat waktu dan tepat biaya sekaligus menyediakan dokumen perencanaan teknis untuk
Pembangunan sehingga dapat digunakan sebagai dasar dan acuan kerja saat pelaksanaan
pembangunan fisik jalan dan jembatan tersebut.
b. Untuk mendapatkan gambaran mengenai biaya pelaksanaan pekerjaan jalan yang akan
dilaksanakan.
c. Secara umum dapat ikut membantu pengembangan keadaan sosial ekonomi didaerah sepanjang
jalan yang direncanakan.
d. Sebagai dasar bagi Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Barat untuk
membuat “Owner Estimtae”.
Kegiatan survey rute ini meliputi pengumpulan data lapangan berdasarkan pengamatan visual dan
pengukuran juga masukan dari berbagai sumber, sehingga tujuan survey ini dapat dicapai, yaitu
mendapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan rencana (sepanjang rute terpilih).
8
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
9
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
10
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
3 Alamat Pengguna Jasa Jalan Taman Siswa No. 1 Telp. (0751) 7051700 Fax. (0751)
7051783 Padang, Provinsi Sumatera Barat
10 Alamat Konsultan Komplek Golden Plaza Blok B 27A Jl. RS Fatmawati No. 15
Jakarta Selatan.
14 Jangka Waktu Pelaksanaan 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender dan pekerjaan harus
sudah selesai pada tanggal 17 Desember 2023
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Struktur organisasi dibuat sedemikian rupa sehingga alur perintah dan alur koordinasi kerja antar
komponen dapat mengalir dengan lancar, tidak saling menghambat dan menghalangi satu sama lain.
Konsultan akan menyiapkan suatu tim yang terpadu yang terdiri dari para ahli profesional dalam
bidangnya. Susunan organisasi proyek yang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 2-1 berikut ini:
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Coreteam Perencanaan dan Pendampingan Teknis Bina Marga
12
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
- Mempersiapkan petunjuk teknik dari setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan data
pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
- Mengendalikan personil yang terlibat dalam pekerjaan survey/pengukuran dilapangan
maupun penyusunan detail serta menyusun rencana kerjanya.
- Bekerjasama dengan Ahli dan personil lainnya yang membantu melaksanakan
pekerjaan perencanaan ini sehingga hasil yang didapat sesuai dengan Kerangka Acuan
Kerja atau yang diharapkan oleh pemberi kerja.
- Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar kepada pemberi
kerja.
- Bartanggung jawab atas semua harga satuan, barang dan peralatan serta pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam perencanaan ini.
b. Ahli Jalan
- Melakukan perancangan geometric dan perkerasan jalan sesuai dengan kebutuhan dan
standar yang berlaku.
- Menganalisa seluruh data-data lapangan.
- Memberikan rekomendasi perancangan terhadap struktur bawah dan konstruksi jalan
serta bangunan pelengkap yang dibutuhkan.
- Bertanggung jawab atas perhitungan teknis sesuai dengan desainnya.
- Melaksanakan tugas dan arahan lain yang diberikan oleh ketua tim yang berkaitan
dengan kegiatan ini.
c. Ahli Jembatan
- Melakukan perancangan struktur bangunan jembatan, dimana penekanannya adalah
pada kualitas struktur masing-masing elemen jembatan dan bangunan
pelengkap/pengaman jembatan.
- Menganalisa seluruh data-data lapangan.
- Memberikan rekomendasi perancangan terhadap bangunan bawah dan bangunan atas
jembatan serta bangunan yang berhubungan dengan jembatan.
- Bertanggung jawab atas perhitungan teknis konstruksi sesuai dengan desainnya.
- Merencanakan gambar-gambar desain.
- Bertanggungjawab atas semua hasil pehitungan dan perencanaan kepada Team Leader
dan pemberi kerja.
- Melaksanakan tugas dan arahan lain yang diberikan oleh ketua tim yang berkaitan
dengan kegiatan ini.
d. Asisten Ahli Jalan/Jembatan
- Membantu Ahli dalam perancangan struktur Jalan/jembatan.
- Membantu tenaga ahli dalam mengkonsultasikan pekerjaan terhadap pemberi tugas.
13
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
2.4 Pelaporan
Adapun laporan-laporan yang akan diserahkan sebagai produk pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pendahuluan
Berisikan latar belakang, lokasi pekerjaan, metodologi, rencana kerja dan hasil dari survey
pendahuluan.
2. Laporan Antara
Meliputi data-data primer hasil survey lapangan, analisa data, serta draft konsep perencanaan.
Laporan antara terdiri dari:
- Laporan Analisa Survey
- Laporan Perancangan Teknis
14
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
3. Laporan Akhir
Merupakan laporan rangkuman semua kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar namun
lengkap dan dapat dimengerti
4. Engineering Estimate
5. Gambar Rencana A3
Semua laporan berupa buku dengan ukuran A4, dengan spasi 1,5. Untuk gambar rencana dicetak dengan
ukuran A3. Dicetak sebanyak 4 (empat) rangkap dengan sampul bewarna dan di laminating.
15
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
c. Pondasi
Mutu Beton Isian sumuran atas bawah Mutu sedang fc’= 30 MPa
d. Bangunan Pelengkap
Mutu Beton Mutu rendah fc’= 15 MPa
e. Selimut Beton
30 mm Pelat Lantai, Balok T, Diafragma
16
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Massa setiap bagian bangunan harus dihitung berdasarkan dimensi yang tertera dalam gambar dan berat
jenis bahan yang digunakan. Berat adalah massa dikalikan percepatan gravitasi (g). Percepatan gravitasi
yang digunakan adalah 9.81 m/detik2. Besarnya berat isi untuk berbagai macam bahan diberikan pada
berikut :
Tekanan tanah lateral mempunyai hubungan yang tidak linear dengan sifat-sifat bahan tanah.
Tekanan tanah lateral daya layan dihitung berdasarkan nilai nominal ɣs, c dan Φf. Tekanan tanah lateral
ultimit dihitung dengan menggunakan nilai nominal dari ɣs dan nilai rencana dari c dan Φf. Nilai-nilai
rencana c serta Φf diperoleh dari nilai nominal dengan menggunakan faktor reduksi.
17
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
18
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
19
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
0,5 m 0,5 m
1,75 m
5m (4 - 9) m
2,75 m
50 kN 225 kN 225 kN
250 mm
250 mm 250 mm
250 mm 250 mm 2,75 m
250 mm
Untuk BGT dari pembebanan “D”, FBD merupakan fungsi panjang bentang ekuivalen seperti pada
Gambar 3-4
20
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
- 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
Gaya ini bekerja secara horizontal pada jarak 1800 mm diatas permukaan jalan pada masing-masing
arah longitudinal.
v2
C= f
gR1
Keterangan :
f = faktor dengan nilai 4/3 untuk kombinasi beban selain keadaan batas
H. Beban Fatik
Beban fatik merupakan satu beban truk dengan tiga gandar, dimana jarak gandar tengah dan gandar
belakang konstan sebesar 5000 mm.
21
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
frekuensi beban fatik diambil sebesar LHR untuk satu lajur lalu lintas rencana atau dapat ditentukan
sebesar:
LHRSL = pt × LHR
Keterangan:
LHR = jumlah truk rata-rata per hari dalam satu arah selama umur rencana
LHRSL = jumlah truk rata-rata per hari dalam satu lajur selama umur rencana
pt = fraksi truk dalam satu lajur sesuai Tabel 3. 2Error! Reference source not found.
Bila tidak terdapat informasi yang akurat mengenai LHR, dapat digunakan LHR berdasarkan
klasifikasi jalan sesuai Tabel 3. 3Error! Reference source not found.
A. Penurunan (ES)
Jembatan harus direncanakan untuk bisa menahan terjadinya penurunan yang diperkirakan, termasuk
perbedaan penurunan, sebagai aksi daya layan. Pengaruh penurunan mungkin bisa dikurangi dengan
adanya rangkak dan interaksi pada struktur tanah.
Penurunan dapat diperkirakan dari pengujian yang dilakukan terhadap bahan pondasi yang digunakan.
Apabila perencana memutuskan untuk tidak melakukan pengujian akan tetapi besarnya penurunan
diambil sebagai suatu anggapan, maka nilai anggpan tersebut merupakan batas atas dari penurunan yang
22
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
bakal terjadi. Apabila nilai penurunan ini adalah besar, perencanaan bangunan bawah dan bangunan atas
jembatan harus memuat ketentuan khusus untuk mengatas penurunan tersebut.
(
T = L Tmax design − Tmin design )
Keterangan :
23
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
C. Aliran Air, Benda Hanyutan dan tumbukan dengan Batang kayu (EF)
Gaya seret nominal ultimit dan daya layan pada pilar akibat aliran air tergantung kepada kecepatan
seperti ditunjukkan oleh persamaan berikut :
TEF = 0,5CDVS2 Ad
dimana :
Ad = Luas proyeksi pilar tegak lurus arah aliran (m²) dengan tinggi sama dengan
kedalaman aliran
θ < 90°
θ 0,8 θ CL
arah aliran
θ 1,4
θ 0,7
Gambar 3. 5 Koefisien seret (CD) dan angkat (CL) untuk berbagai bentuk pilar
24
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Kedalaman
AL aliran
Arah aliran
Ad
Pilar
Bila pilar tipe dinding membuat sudut dengan arah aliran, gaya angkat melintang akan semakin
meningkat. Nilai nominal dari gaya angkat dalam arah tegak lurus gaya seret adalah:
TEF = 0,5CLVS2 AL
Keterangan:
VS = kecepatan air (m/s)
CL = koefisien angkat (lihat Gambar 3. 7)
AL = luas proyeksi pilar sejajar arah aliran dengan tinggi sama dengan
kedalaman aliran (lihat Gambar 3. 6 Error! Reference source not found.) (m2)
Gaya akibat tumbukan dengan batang kayu dihitung dengan menganggap bahwa batang dengan massa
minimum 2 ton hanyut pada kecepatan aliran rencana harus bisa ditahan dengan gaya maksimum
berdasarkan lendutan elastis ekuivalen dari pilar dengan persamaan sebagai berikut:
25
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
M (Va )
2
TEF =
d
Keterangan:
E. Beban Angin
1) Tekanan Angin Horizontal
Tekanan angin diasumsikan dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga 126 km/jam.
Untuk jembatan dengan elevasi lebih tinggi dari 10000 mm diatas permukaan tanah atau
permukaan air, kecepatan angin rencana harus dihitung dengan persamaan :
V Z
VDZ = 2, 5Vo 10 ln
VB Zo
Keterangan :
VDZ = kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
V10 = kecepatan angin pada elevasi 10000 mm di atas permukaan tanah atau di atas
permukaan air rencana (km/jam)
VB = kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada elevasi 1000 mm, yang
akan menghasilkan tekanan
Z = elevasi struktur diukur dari permukaan tanah atau dari permukaan air dimana
beban angin dihitung (Z > 10000 mm)
26
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Dengan tidak adanya data yang lebih tepat, tekanan angin rencana dapat ditetapkan dengan
persamaan :
2
V
PD = PB DZ
VB
Keterangan :
PB = Tekanan angin dasar seperti yang ditentukan dalam Tabel 3. 11 (MPa)
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4.4 kN/mm pada bidang tekan dan
2.2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta tidak kurang dari
4.4 kN/mm pada balok atau gelagar.
Angin yang bekerja tidak tegak lurus, tekanan angin dasar PB dapat diambil sesuai Tabel
3. 13.
27
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Jembatan direncanakan memikul gaya akibat tekanan angin pada kendaraan sebesar 1.46
N/mm, tegak lurus dan bekerja 1800 mm diatas permukaan jalan. Jika angin yang bekerja
tidak tegak lurus struktur, maka komponen yang bekerja dalam berbagai sudut serang
ditentukan dalam Tabel 3. 15
Gaya ini ditinjau hanya untuk keadaan Batas Kuat III dan Layan IV yang tidak melibatkan
angin pada kendaraan.
3) Instabilitas Aeroelastik
Pengaruh gaya aeroelastik harus diperhitungkan dalam perencanaan jembatan dan
komponen-komponennya yang rentan terhadap beban angin. Semua jembatan dengan rasio
panjang bentang terhadap lebar lebih besar dari 30 dianggap sebagai jembatan yang rentan
terhadap pengaruh aeroelastik.
28
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
F. Beban Gempa
Klasifikasi Operasional Berdasarkan SNI 2833-2016, terdapat 3 klasifikasi operasional jembatan
sebagai berikut :
• Jembatan lainnya
Jembatan yang akan direncanakan pada pekerjaan ini dikategorikan sebagai Jembatan Lainnya dengan
kriteria sebagai berikut:
Jembatan Lainnya Jembatan lainnya adalah jembatan yang masih 1000 tahun
dapat dilalui kendaraan darurat dengan lalu
7% - 75 tahun
lintas yang terbatas setelah mengalami gempa
rencana dengan periode ulang 1000 tahun.
a) Perhitungan Gempa
Perhitungan beban gempa serta persyaratan perencanaan jembatan terhadap gempa
berdasarkan pada SNI 2833-2016 tentang Perencanan Jembatan terhadap Beban Gempa.
b) Kelas situs
Kelas situs jembatan rencana ditentukan berdasarkan jenis tanah di lokasi jembatan sebagai
acuan digunakan tabel di bawah ini.
29
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Catatan:
c) Peta Gempa
Respon Spektra yang digunakan mengacu kepada peta gempa terbaru yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2016 yang dicantumkan pada SNI 2833-2016 berikut
ini.
30
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
31
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
32
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
SD1 = Fv x S1
menjadi input untuk bentuk respon spektra desain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-
10.
0,15 ≤ SD1≤0,30 2
SD1>0,50 4
33
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Kategori Kepentingan
Bangunan Bawah
Sangat Penting Penting Lainnya
B. Pengaruh Getaran
Getaran yang diakibatkan oleh adanya kendaraan yang lewat di atas jembatan merupakan keadaan batas
daya layan apabila tingkat getaran menimbulkan bahaya dan ketidaknyamanan halnya keamanan
bangunan.
C. Beban Pelaksanaan
Beban Pelaksanaan terdiri dari :
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Faktor beban harus dipilih sedemikian rupa untuk menghasilkan kondisi ekstrem akibat beban yang
bekerja. Untuk setiap kombinasi pembebanan harus diselidiki kondisi ekstrem maksimum dan
minimum. Dalam kombinasi pembebanan dimana efek salah satu gaya mengurangi efek gaya yang lain,
maka harus digunakan faktor beban terkurangi untuk gaya yang mengurangi tersebut. Untuk beban
permanen, harus dipilih faktor beban yang menghasilkan kombinasi pembebanan kritis. Jika pengaruh
beban permanen adalah meningkatkan stabilitas atau kekuatan komponen jembatan, maka perencana
harus memperhitungkan pengaruh faktor beban terkurangi (minimum).
Faktor beban EQ untuk beban hidup pada keadaan batas ekstrem I harus ditentukan berdasarkan
kondisi spesifik jembatan. Sebagai pedoman dapat digunakan faktor EQ sebagai berikut :
Daya 1,00 1,00 1,00 0,30 1,00 1,00 1,00/1,20 TG ES - - -
layan I
Daya 1,00 1,30 1,00 - - 1,00 1,00/1,20 - - - - -
layan II
Daya 1,00 0,80 1,00 - - 1,00 1,00/1,20 TG ES - - -
layan III
Daya 1,00 - 1,00 0,70 - 1,00 1,00/1,20 - 1,00 - - -
layan IV
Fatik (TD - 0,75 - - - - - - - - - -
dan TR)
Catatan : - p dapat berupa MS, MA , TA , PR , PL , SH tergantung beban yang ditinjau
- EQ adalah faktor beban hidup kondisi gempa
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
qu = cNc (sc) + q’ Nq + ½ BN s
dengan:
q’= 'D
sc, s adalah faktor bentuk dari denah dasar pondasi, berikut ini adalah tabel faktor bentuk dari pondasi
dangkal:
Nc, Nq, N adalah faktor kapasitas daya dukung tanpa satuan (non-dimensional) yang didapatkan hanya
dari nilai sudut geser dalam tanah, .
36
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
FR
FK( geser ) =
Fd
Keterangan:
M R
FK( guling ) =
M 0
Keterangan:
37
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Besarnya penurunan elastis pondasi dangkal akibat beban merata sangat ditentukan oleh jenis tanah
yang digambarkan oleh parameter elastis tanah dan tebalnya lapisan tanah tersebut. Berikut merupakan
prosedur estimasi penurunan segera pondasi dangkal menggunakan metoda analitis. Pembagian
pembahasan metoda analisis didasarkan perbedaan jenis dan ketebalan tanah di bawah pondasi.
Penurunan pondasi dangkal yang berada diatas tanah pasir atau kepasiran dapat diprediksi dengan
menggunakan rumusan semi empiris yang diusulkan Meyerhof (1956). Formula yang diusulkan ini telah
mempertimbangkan nilai NSPT yang berada dibawah pondasi dan dituliskan sebagai berikut:
dimana 2qnet adalah tekanan terhadap pondasi, N60 nilai NSPT, Fd faktor kedalaman (1+0.33(Df/B), B
adalah lebar pondasi.
Dinding graviti adalah kelompok jenis dinding penahan tanah yang sangat sering digunakan untuk
menahan tanah agar tidak longsor. Dinding penahan tanah ini sangat populer di Indonesia ini disebabkan
oleh kemudahan dalam pengerjaan dinding tersebut. Beberapa jenis penahan tanah yang dapat
digolongkan dalam tipe gravity wall antara lain adalah:
38
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Gravity wall bekerja dalam menahan tanah di belakangnya dengan memanfaatkan beratnya. Dengan
demikian, semakin berat struktur dinding panahan yang digunakan, semakin besar pula tahanannya.
Namun demikian dimensi/geometri/bentuk dinding harus juga diperhatikan sehingga memberikan
bentuk geometri yang terbaik dalam manahan tanah di belakangnya.
MR
SF =
MO
39
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
T + Pp
SF =
Pa
q ult
SF = dan qmin > 0.0
q max
Gaya-gaya yang berkerja diperoleh dengan metoda mekanika biasa. Sebagai contoh tahanan geser dapat
dihitung dengan persamaan:
Tmax = Wtot tg + c B
Tegangan maksimum dan minimum tanah dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Wtot M Wtot M
q max = + 1 T2 dan q min = −1 T2
B /6 B B /6 B
Dimana:
c dan merupakan parameter geser tanah (kohesi dan sudut geser tanah) yang berada di bawah pondasi
dasar dinding.
40
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Ke STA Besar
Ke STA Kecil
41
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
42
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
Jembatan didesain dengan menggunakan tipe struktur rangka baja dengan panjang bentang 40 m dan
lebar jalan 7 m dan menggunakan trotoar 1 m kiri dan kanan badan jalan.
43
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
- Tinggi Abutment 4.7 m sisi STA Kecil dan 7.8 m sisi STA Besar
- Memakai pondasi sumuran diameter 4 m dengan kedalaman pondasi 3 m.
44
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
45
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Jembatan Sei Guntung
a. Posisi abutmen jembatan yang dekat dengan tikungan perlu dicek terhadap potensi gerusan.
b. Desain dapat dioptimasi dengan perubahan dimensi abutment.
c. Perhitungan desain stuktur, fondasi, dan hidrologi belum didapatkan.
d. Nilai EE dapat dioptimasi dengan optimalisasi desain.
46