Engineering Consultant
KANTOR PUSAT : JL. AEROMODELING IV NO. 2 TLP.022-7274221 FAX. 022-7238009 BANDUNG 40293
KANTOR CABANG : JL. RUNGKUT ASRI BARAT VIII NO. 48 TLP./FAX. 031-8701709 SURABAYA 60295
JL. REONG NO. 4 (KARANG SUKUN) TLP./FAX. 0370-622288 MATARAM 83121
JL. K-2 SRONDOL ASRI TELP. 024-7470071 SEMARANG 50263
Email : mettana@yahoo.com
EXECUTIVE SUMMARY
KATA PENGANTAR
Materi yang tercantum dalam Laporan Akhir ini merupakan materi yang akan dibahas dalam
diskusi teknis bersama yang telah dilakukan dengan peserta di Direktorat Kepelabuhanan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada tahapan kegiatan selanjutnya. Demikian Laporan
ini kami susun dan kami sampaikan, semoga
dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.
PT. Mettana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 32 Pola Arah Arus Surut Menuju Pasang Perbani (Step 165)................................ 27
Gambar 33 Lokasi Titik Arus Observasi Selama Hasil Simulasi Arus .................................. 27
Gambar 34 Grafik Kecepatan Arus Selama Simulasi Pada Lokasi Pelabuhan .................... 28
Gambar 35 Persebaran Sedimen (Gr/L) Hasil Pemodelan Skenario Eksisting (Step 1) ...... 28
Gambar 36 Persebaran Sedimen (Gr/L) Hasil Pemodelan Sed2d Skenario Eksisting (Step
360) ................................................................................................................ 29
Gambar 37 Grafik Kenaikan Dasar Laut Pada Titik Observasi ............................................ 29
Gambar 38 Layout Segmentasi Dermaga Dan Trestel Di Pelabuhan Pasangkayu ............. 31
Gambar 39 Pemodelan Beban Berat Sendiri Plank Fender Dan Cover Beton..................... 32
Gambar 40 Pemodelan Beban Hidup Rencana Pada Dermaga .......................................... 32
Gambar 41 Pemodelan Beban Hidup Rencana Pada Trestle.............................................. 33
Gambar 42 Pembebanan Truk (8,3 Ton)............................................................................. 33
Gambar 43 Input Pembebanan Truk 8,3 Ton ...................................................................... 35
Gambar 44 Input Pembebanan Arus Dan Gelombang ........................................................ 37
Gambar 45 Karakteristik Gelombang .................................................................................. 37
Gambar 46 Respon Spektrum Di Pelabuhan Pasangkayu .................................................. 38
Gambar 47 Peta Zonasi Gempa Wilayah Pelabuhan Pasangkayu ...................................... 38
Gambar 48 Definisi Fungsi Respon Spektrum Pada Program SAP2000 ............................. 39
Gambar 49 Grafik Reaksi Fender Kapal Rencana 2790 DWT............................................. 41
Gambar 50 Beban Berthing................................................................................................. 41
Gambar 51 Pemodelan Beban Mooring (Tarikan Kapal) ..................................................... 42
Gambar 52 Rencana Tulangan Lentur Dan Geser Balok Pada Dermaga Rehabilitasi ........ 43
Gambar 53 Rencana Dimensi Pipa Baja Pada Dermaga Rehabilitasi ................................. 43
Gambar 54 XY View DS-1 .................................................................................................. 47
Gambar 55 3D View DS-1 ................................................................................................... 48
Gambar 56 XY View DS-2 .................................................................................................. 48
Gambar 57 3D View DS-2 ................................................................................................... 49
Gambar 58 XY View TL-1 ................................................................................................... 49
Gambar 59 3D View TL-1 ................................................................................................... 49
Gambar 60 XY View TL-2 ................................................................................................... 50
Gambar 61 3D View TL-2 ................................................................................................... 50
Gambar 62 Zonasi distribusi laju korosi tiang ...................................................................... 51
Gambar 63 XY View DS-1 .................................................................................................. 53
Gambar 64 3D View DS-1 ................................................................................................... 53
Gambar 65 XY View DS-2 .................................................................................................. 54
Gambar 66 3D View DS-2 ................................................................................................... 54
Gambar 67 Grafik Resume Nilai N-SPT .............................................................................. 58
Gambar 68 Daya dukung aksial tekan pondasi tiang pancang Dia.711 mm ........................ 61
Gambar 69 P-Yt, M Curve Tiang Dermaga ......................................................................... 63
Gambar 70 Hubungan Vertical Load & Settlement Tiang Eksisting ..................................... 64
Gambar 71 Windrose Kecepatan Angin Perairan Dalam Di Sekitar Selat Pasangkayu (2009
- 2019) ............................................................................................................ 68
Gambar 72 Elevasi Pasang Surut Pelabuhan Pasangkayu ................................................ 70
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Pelabuhan Nasional (RIPN) Nomor Kp. 432 Tahun 2017, Pelabuhan Pasangkayu memiliki
hierarki sebagai Pelabuhan Regional dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2037.
Berdasarkan hasil kajian identifikasi pelabuhan dampak bencana alam gempa Palu
2018, bahwa kondisi pelabuhan Pasangkayu termasuk dalam salah satu pelabuhan yang
mengalami kerusakan akibat gempa bumi tektonik dengan magnitudo 7.4 skala richter yang
terjadi pada tanggal 28 September 2018 pukul 17:02:45 WIB di kabupaten donggala, sulawesi
tengah. Pusat gempa terletak pada koordinat 0.18 LS dan 119.85 BT dengan jarak 26 km dari
utara donggala sulawesi tengah dengan kedalaman 10 km dan yang berjarak kurang lebih 80
km dari pelabuhan Pasangkayu. Beberapa kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut
antara lain terjadi pergeseran antara struktur dermaga dan trestle, serta terdapat keretakan
pada beberapa tiang pancang dan pile cap.
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh
pemberi tugas
Lingkup Studi
DED
Survei fasilitas
eksisting:
Hammer Test
Core Drill
(compressive
strength test)
Pengujian
Tulangan
Terpasang
(Rebar Scan)
Tes karbonasi
SST (Seismic
Shock Test), dll
1. Pasangkayu-Sarudu : 80 Km;
2. Pasangkayu-Dapurang : 85 Km;
3. Pasangkayu-Duripoku : 102 Km;
4. Pasangkayu-Baras : 57 Km
5. Pasangkayu-Bulu Taba : 65 Km;
6. Pasangkayu-Lariang : 53 Km;
7. Pasangkayu-Tikke Raya : 31 Km
8. Pasangkayu-Pedongga : 17 Km
9. Pasangkayu-Bambalamotu : 28 Km
10. Pasangkayu-Bambaira : 35 Km;
11. Pasangkayu-Sarjo : 37 Km.
Sumber: Kepmen Perhubungan No. KP 432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Pelabuhan
Nasional
Keterangan :
PU : Pelabuhan Utama
PP : Pelabuhan Pengumpul
PR : Pelabuhan Pengumpan Regional
PL : Pelabuhan Pengumpan Lokal
Merujuk pada keputusan menteri perhubungan nomor KP 432 tahun 2017 tentang
rencana induk pelabuhan nasional khususnya terkait penentuan hierarki pelabuhan, pelabuhan
Pasangkayu ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Regional yang melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muatan angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas,
merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat
asal tujuan penumpang dan/atau barang serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan dalam provinsi (pengumpan regional). Kriteria pelabuhan regional berpedoman
pada kriteria teknis sebagai berikut:
1. Memiliki jarak dengan pelabuhan regional lainnya minimal 20-50 mil;
2. Kedalaman kolam pelabuhan mulai 5 sampai dengan -7 LWS;
3. Kapasitas dermaga maksimal 3.000 DWT;
4. Panjang dermaga 80 - 120 m’;
5. Luas lahan maksimal 5 ha;
6. Memiliki peralatan bongkar muat sesuai jenis angkutan barang.
6
10 8
7
BM 01
Dalam UTM : X = 766.566,563 M
Y = 9.874.310,075 M
Z = + 4,509 Mlws.
Geografis : Lat = 8°21'23.93" LS
Long = 123° 0'19.78" BT
Elevasi = +4,509 Mlws
Ellipsoide : SRGI 2013
Untuk menentukan arah utara peta kemudian ditentukan titik referensi kedua dengan menggunakan
gps, titik yang dipakai adalah BM.-02 bm ini sudah ada dilapangan hasil studi terdahulu hanya kami
tidak mendapatkan dataya sehingga kami melakukan pengamatan gps geodetik hasil pengamatan
adalah sebagai berikut :
BM.-02 :
Y = 9.874.325,842 M
Z = + 7.876 M LWS
Berdasarkan hasil analisis, perhitungan dan peramalan, berikut merupakan grafik perbandingan
pasang surut lapangan dengan Metode Least Square Di Pelabuhan Pasangkayu.
Tipe pasang surut di perairan Pelabuhan Pasangkayu menurut Bilangan Formzahl (F) berdasarkan
komponen pasang surut pada tabel di atas adalah sebagai berikut.
F = (K1+O1) / (M2+S2)
= 0.623
Bilangan Formzahl Adalah 0.623 Termasuk Klasifikasi 0.25 < F < 1.5 Atau Campuran Condong Harian
Ganda.
Reduksi 0,000 PALEM Terhadap 0,000 LWS Adalah Sebagai Berikut :
3.00 4.00
HWS = 2.48 m m
MSL = 1.45 m
0.00 1.00
| |
CF = ∑
Dengan
∑ 2
Dimana N merupakan jumlah data; N merupakan data Ke-N; D adalah nilai Data Admiralty atau Least
Square; adalah Standar Deviasi; M adalah nilai Data Admiralty Atau Least Square; ..merupakan
Data Admiralty atau Least Square rata–rata dan CF adalah Cost Function. Menurut George Et Al.
(2010), kriteria yang digunakan adalah :
CF < 1 = Sangat Baik 1 < CF < 2 = Baik
2 < CF <3 = Kurang CF > 3 = Sangat Kurang
artinya verifikasi antara peramalan pasang surut Admiralty Dan Least Square dengan pasang surut
Global (Naotide) berada pada range CF < 1 Atau Sangat Baik.
Berdasarkan hasil analisa dan verifikasi pasang surut dengan Data Global (Naotide), Metode
Admiralty memiliki nilai CF 0.3604, Sedangkan Metode Least Square memiliki nilai CF 0.9131.
Kemudian Hasil Analisis Metode Admiralty Akan Digunakan Sebagai Acuan karena memiliki nilai
yang lebih mendekati dengan data pasang surut Global (CF 0.3604).
Y= 1° 8'8.95" S
Z = -5
Y= 1° 8'2.30" S
Z = -30
Posisi pengukuran secara vertikal adalah 0.2 D, 0.6 D, 0.8 D, dimana D adalah kedalaman laut.
Pelaksanaan pengukuran arus saat spring tide dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2019 dimulai pada
jam 00.00 WITA.
Pelaksanaan pengukuran arus pada saat Neaptide dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2019 dan dimulai
pada jam 00.00 WITA. Hasil pengukuran arus di sekitar lokasi rencana dermaga adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Nilai Rata-Rata Pada Dua Stasiun Arus Saat Spring Tide Dan Neap Tide
Kedalaman
Stasiun Kondisi
0.2 d 0.6 d 0.8 d
1 Neap Tide 0.1428 0.1708 0.2256
1 Spring Tide 0.0775 0.1442 0.2113
2 Neap Tide 0.2476 0.2940 0.3304
2 Spring Tide 0.2602 0.3348 0.3837
Sumber: Pengamatan Lapangan, 2019
Untuk Keperluan Perencanaan Digunakan Data Saat Arus Dalam Kondisi Ekstrem Yaitu
0,2113 M/S.
Gambar 11 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Spring Tide Lokasi 1)
Gambar 12 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Neap Tide Lokasi 1)
Gambar 13 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Spring Tide Lokasi 2)
Gambar 14 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Neap Tide Lokasi 2)
Data angin digunakan sebagai data masukan perhitungan tinggi gelombang yang terjadi di lokasi
pekerjaan. Dianalisa data angin BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika) Dan NOAA
(National Oceanic And Atmospheric Administration) pada lokasi pengamatan terdekat dengan
pelabuhan Pasangkayu yaitu stasiun meteorologi Mutiara, Palu, Sulawesi Barat.
Verifikasi model digunakan untuk mengetahui besar akurasi dari kedua sumber data angin secara
kuantitatif dengan menghitung besar kesalahan (error) yang terjadi dari setiap data. Verifikasi
Kecepatan Angin Menggunakan Analisis Statistik Cost Function (CF). Menurut George Et Al. (2010),
Perhitungan Metode CF dapat dilakukan dengan formula :
| |
CF = ∑
Dengan
∑ 2
Dimana N merupakan jumlah Data; N Merupakan Data Ke-N; D adalah nilai data NOAA; adalah
Standar Deviasi; M adalah nilai data NOAA; ..merupakan data NOAA rata–rata dan CF Adalah Cost
Function. Menurut George Et Al. (2010), kriteria yang digunakan adalah :
CF < 1 = Sangat Baik 1 < CF < 2 = Baik
2 < CF <3 = Kurang CF > 3 = Sangat Kurang
Berdasarkan Analisis, Diketahui Bahwa CF Kecepatan Dan Arah Angin Adalah Sebagai Berikut.
Tabel 10 Nilai Cost Function Data Angin Maksimum Harian BMKG Vs NOAA
Musim CF Kecepatan CF Arah
Barat 0.547 0.651
Peralihan I 0.674 0.310
Timur 0.590 0.543
Peralihan II 0.695 0.410
Artinya verifikasi antara data NOAA Dan BMKG berada pada range CF < 1 Atau Sangat Baik.
Dalam pekerjaan ini digunakan data angin dengan rentang waktu 10 tahun (2009-2018). Selengkapnya,
arah angin di daerah lokasi digambarkan dalam sebuah diagram mawar angin (Windrose).
29.20%
NW
26.83% NE
4.67%
W E
4.28% 8.94%
SW SE
4.13% 9.95%
S
12.00%
Lfi
Lfi . cosi
cosi
Dimana
Lfi = Panjang Fetch Ke-I
I = Sudut Pengukuran Fetch Ke-I
I = Jumlah Pengukuran Fetch
Jumlah pengukuran “I” untuk tiap arah mata angin tersebut meliputi pengukuran-pengukuran
dalam wilayah pengaruh fetch (22,5° searah jarum jam dan 22,5° berlawanan arah jarum jam
dari masing-masing arah mata angin). Hasil perhitungan fetch efektif pada lokasi studi diberikan
pada gambar berikut ini.
Fi.cos teta
No. cos teta
N NE E SE S SW W NW
1 0.939692621 187.94 0.00 0.00 0.00 0.00 187.94 187.94 187.94
2 0.965925826 193.19 0.00 0.00 0.00 0.00 193.19 193.19 193.19
3 0.984807753 196.96 0.00 0.00 0.00 0.00 196.96 196.96 196.96
4 0.996194698 199.24 0.00 0.00 0.00 0.00 199.24 199.24 199.24
5 1 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 200.00 200.00 200.00
6 0.996194698 199.24 17.10 0.00 0.00 0.00 0.00 199.24 199.24
7 0.984807753 196.96 27.59 0.00 0.00 0.00 0.00 196.96 196.96
8 0.965925826 113.99 82.13 0.00 0.00 0.00 0.00 193.19 193.19
9 0.939692621 108.53 108.13 0.00 0.00 0.00 0.00 187.94 187.94
Total 8.773 1,596.04 234.95 0.00 0.00 0.00 977.32 1,754.65 1,754.65
Feff. (km) = 181.92 26.78 0.00 0.00 0.00 111.40 200.00 200.00
Feff. (m) = 181,921.55 26,780.42 0.00 0.00 0.00 111,398.30 200,000.00 200,000.00
Pembentukan gelombang di perairan dalam (Deep Water Waves) dianalisa dengan formula-formula
berikut. Prosedur peramalan ini berlaku untuk kondisi gelombang tidak terbentuk penuh (Non Fully
Developed Sea), baik untuk kondisi Fetch Terbatas (Fetch Limited Condition), maupun kondisi Durasi
Terbatas (Duration Limited Condition).
Hasil perhitungan tinggi gelombang di perairan dalam berdasarkan data angin pada lokasi Pasangkayu
(2009 – 2018) disajikan pada Tabel 13 , Gambar 18
29.20%
NW
26.83%
NE
4.67%
W E
4.28% 0%
SE
0%
SW
4.13%
S
0%
JUMLAH DATA
Tinggi Gel. Arah
No.
(m) N NE E SE S SW W NW Calm
1 0 - 0.4 629 593 1680 1870 2256 563 415 479 5806
2 0.4 - 0.8 345 225 0 0 0 120 155 327 0
3 0.8 - 1.2 391 44 0 0 0 44 74 417 0
4 1.2 - 1.6 0 12 0 0 0 26 65 408 0
5 1.6 - 2.0 727 2 0 0 0 22 35 401 0
6 2.0 - 2.4 761 0 0 0 0 0 30 467 0
7 2.4 < 2634 1 0 0 0 1 31 2544 0
Sub Total 5487 877 1680 1870 2256 776 805 5043 5806
Total 18794
PERSENTASE
Tinggi Gel. Arah
No.
(m) N NE E SE S SW W NW Calm
1 0 - 0.4 3.35 3.16 8.94 9.95 12.00 3.00 2.21 2.55 30.89
2 0.4 - 0.8 1.84 1.20 0.00 0.00 0.00 0.64 0.82 1.74 0.00
3 0.8 - 1.2 2.08 0.23 0.00 0.00 0.00 0.23 0.39 2.22 0.00
4 1.2 - 1.6 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.14 0.35 2.17 0.00
5 1.6 - 2.0 3.87 0.01 0.00 0.00 0.00 0.12 0.19 2.13 0.00
6 2.0 - 2.4 4.05 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.16 2.48 0.00
7 2.4 < 14.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.16 13.54 0.00
Sub Total 29.20 4.67 8.94 9.95 12.00 4.13 4.28 26.83 30.89
Total 100.00
Spectral Waves Flexible Mesh (SW) dapat menghitung transformasi gelombang dengan bangkitan
angin dan gelombang spektral yang berbasis unstructure mesh. Berbeda dengan grid, flexible mesh
dibentuk berdasarkan distribusi segmen vertics pada garis pantai dan di generate dengan batimetri.
Modul sw menyimulasikan gelombang bangkitan angin dan swell pada offshore dan coastal area.
Dasar persamaan yang digunakan adalah persamaan Fully Spectral Wave Conservation Equation yang
diformulasikan dalam koordinat cartesian. SW menghubungkan antara Energi Densitas Gelombang
Spektrum E(S,Q) dan densitas spektrum gelombang diberikan oleh N = E/S. Metode yang digunakan
sebagai solusi teknik perhitungan iterasi menggunakan Cell-Centered Finite Volume. SW secara
representative dapat digunakan untuk perhitungan transformasi gelombang di perairan Pasangkayu.
Pada area yang lebih spesifik tinggi gelombang pada lokasi berkisar antara 0.7 – 1.076 m
Gambar 21 Tinggi Gelombang Arah Timur Laut Pada Periode Ulang 50 Tahun
Pada area yang lebih spesifik tinggi gelombang pada lokasi berkisar antara 0.1 – 0.265 m
Gambar 23 Tinggi Gelombang Arah Barat Daya Pada Periode Ulang 50 Tahun
Pada Area Yang Lebih Spesifik Tinggi Gelombang Pada lokasiberkisar Antara 0.4 – 0.692 M
Gambar 24 Tinggi Gelombang Arah Barat Daya Di Sekitar Pelabuhan
d) Gelombang Dari Arah Barat
Tinggi gelombang arah barat disekitar perairan Pasangkayu berdasarkan pemodelan transformasi
gelombang spectral wave dapat dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26.
Gambar 27 Tinggi Gelombang Arah Barat Laut Pada Periode Ulang 50 Tahun
Pada area yang lebih spesifik tinggi gelombang pada lokasi berkisar antara 0.8 – 1.715 m
Tabel 16 Tinggi Gelombang Sebelum (SMB) Dan Sesudah (SW) Difraksi Refraksi
Gambar 29 Pola Arah Arus Pasang Menuju Surut Purnama (Step 302)
Gambar 30 Pola Arah Arus Surut Menuju Pasang Purnama (Step 318)
Gambar 31 Pola Arah Arus Pasang Menuju Surut Perbani (Step 150)
Gambar 32 Pola Arah Arus Surut Menuju Pasang Perbani (Step 165)
Untuk mengetahui kecepatan arus di sekitar pelabuhan maka dilakukan pengambilan data arus
observasi selama simulasi. Berdasarkan data arus observasi kecepatan arus di kolam pelabuhan pada
saat purnama st-1 yaitu berkisar antara 0.012 m/s sampai dengan 0.018 m/s dan st-2 yaitu berkisar
antara 0.02 m/s sampai dengan 0.03 m/s. Pada saat perbani st-1 yaitu berkisar antara 0.008 m/s
sampai dengan 0.012 m/s dan st-2 yaitu berkisar antara 0.015 m/s sampai dengan 0.025 m/s. Arah
dominan dari barat daya dan timur laut (45o-315o).
Point 2
Point 1
Gambar 36 Persebaran Sedimen (Gr/L) Hasil Pemodelan Sed2d Skenario Eksisting (Step 360)
Pola perubahan kedalaman diperoleh dari hasil simulasi model selama 15 hari. Perubahan batimetri
perairan diketahui berdasarkan transport sedimen yang mengendap ke dasar laut. Perubahan
ketebalan dasar perairan pasangkayu umumnya mengalami sedimentasi dengan nilai yang kecil.
Terlihat sungai pembawa sedimen ikut mempengaruhi perubahan kedalaman hingga ke arah rencana
pelabuhan. Kenaikan dasar laut akibat sumber sedimen dari sungai selama simulasi 15 hari mencapai
0.0025 m di sekitar lokasi depan dermaga (atau 0.0597 m/tahun).
- SNI 1726:2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung Dan
Non Gedung.
- SNI 2833:2016, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan
- SNI 2847:2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
- SNI 6880:2016, Spesifikasi Beton Struktural.
- ACI 318-11 Building Code Requirements For Structural Concrete
- PCI Design Handbook 6th Edition.
- PCI Design Handbook 7th Edition.
- Technical Standards And Commentaries For Port And Harbour Facilities In Japan, 2009.
5.4. PEMBEBANAN
5.4.1. Beban Vertikal
5.4.1.1. Beban Mati / Berat Sendiri
Berat sendiri struktur yang dimodelkan akan dihitung melalui program
sap2000. Ada bagian dari struktur yang tidak termodelkan yaitu plank fender dan cover
beton pada tiang baja. Untuk merepresentasikan beban mati dari plank fender dan
cover beton ini maka akan dilakukan pemodelan beban mati akibat plank fender di
pilecap pada dermaga dan cover beton pada tiang baja. Untuk berat sendiri bisa dilihat
pada tabel dibawah ini.
W = volume x 24 (Kn/m3)
Gambar 39 Pemodelan Beban Berat Sendiri Plank Fender Dan Cover Beton
Selain beban merata, dimodelkan juga beban terpusat dari kendaraan truk terbesar
yang direncanakan. Truk yang direncanakan menyesuaikan terhadap kondisi lapangan
berdasarkan data wawancara dan pengamatan. Pada studi direncanakan dermaga dapat
melayani truk dengan berat total maksimum 8.3 ton dengan konfigurasi sumbu 1,2l. Muatan
sumbu terberat truk dimodelkan sedemikian rupa sehingga beban roda menghasilkan
kondisi ekstrim dalam perencanaan geser di daerah tumpuan dan kondisi ekstrim dalam
perencanaan momen lentur di daerah lapangan. Jenis truk yang dipakai dalam perhitungan
mengacu manual perkerasan jalan dengan alat berkelman beam.
Sumber : Manual Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam No. 01/MN/BM/83
Kondisi kritis yang dapat terjadi akibat beban uplift yaitu ketika muka air hws. Untuk
mengetahui potensi uplift maka perlu dihitung jarak clearance terdekat dan tinggi gelombang
maksimum.
Diketahui :
Elevasi Dermaga : 4 M LWS (Hasil Pengukuran Lapangan)
Elevasi HWS : 1,797 Mlws (Hasil Pengukuran Lapangan)
Tebal Pelat Lantai : 0,25 M (Pengukuran Lapangan)
Tinggi Gelombang Ekstrim : 2,9 M (Hasil Pemodelan)
Maka,
Clearance = Elevasi Dermaga - HWS – Tebal Pelat
= 4 – 1,797 – 0.25
= 1,953 M > 1,45 (1/2 H Maks)
Karena Clearance Lebih Besar Dari ½ H Maks Maka Beban Uplift Tidak
Diperhitungkan Dalam Pembebanan.
Dalam perencanaan gempa pada desain ini mengunakan peraturan sni 2833-2016.
Jadi respon spektrum yang digunakan menurut peraturan yang berlaku. Beban gempa
diaplikasikan pada struktur dengan menggunakan faktor modifikasi respon gempa (R) untuk
analisis diambil nilai R = 3,5 untuk struktur tiang pondasi baja vertical dengan kategori
bangunan penting berdasarkan SNI 2833-2016.
Tabel 21 Konfigurasi Beban Sumbu
100% dan harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam
arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tetapi dengan efektifitas hanya 30%.
SHIP DATA
Ship Category General Cargo
Deadweight Dwt 2.790 T
Displacement MD 4.406 T
Overall Length LOA 86,9 M*
Length Between
Perpendiculars LBP 82,3 M
Beam B 13,32 M
Laden Draft D 5,16 M
Freeboard F 2,35 M
Block Coefficient CB 0,759
BERTHING DATA
Berthing Mode Side Berthing
Structure Type Open Structure
Eccentricity Calculation Method Full Calculation
Under Keel Clearance KD 3,00 M
Impact From Bow X 25,00 %
20,58 M
Radius Of Gyration K 20,93 M
Impact To Centre Of Mass R 21,63 M
Berthing Angle 10,00 Deg
Velocity Vector Angle 62,06 Deg
Added Mass Coefficient CM 1,775
Eccentricity Coefficient CE 0,597
Berth Configuration Coefficient CC 1,000
Softness Coefficient CS 1,000
BERTHING ENERGY
Berthing Velocity VB 150 Mm/S*
EA 78,8 Knm
8,03 T-M
Energi Berthing Dari Kapal Diserap Fender Dan Menghasilkan Reaksi. Reaksi Dari
Fender Tersebut Dijadikan Sebagai Beban Berthing Pada Struktur Dermaga. Berikut Kurva
Reaksi Serap Fender Dilihat Pada Grafik Di Bawah Ini.
Reaksi fender untuk beban berthing kapal 2790 DWT dengan tipe fender AN
500 1 unit yaitu sebesar 473 Kn dengan defleksi 40.5%. Berikut pemodelan beban
berthing pada dermaga.
Berdasarkan klasifikasi ukuran kapal, maka gaya tarik pada bollard yang sesuai
adalah 350 kn (35 ton) serta pada bitt 250 kn (25 ton). Gaya tarikan bollard adalah sebagai
berikut ini.
Bollard, R = 350 Kn
Fx = R/√1.25
= 350/√1.25
= 313,050 Kn
Fz = 0,5 Fx = 156,525 Kn
Bitt, R = 250 Kn
= R . Sin (45)
= 250. Sin (45)
= Fz=Fx= 176,777 Kn
Gambar 52 Rencana Tulangan Lentur Dan Geser Balok Pada Dermaga Rehabilitasi
Untuk data teknis material yang digunakan pada struktur dermaga rehabilitasi akan
digunakan sebagai berikut.
Elemen Struktur
Beban Merata Beban truk Beban Sandar Pelat Balok Pilecap
Fasilitas 2
(kN/m ) (kN) (DWT) Mu Mn
Keterangan Mu (kN.m) Mn (kN.m) Keterangan Mu (kN.m) Mn (kN.m) Keterangan
(kN.m) (kN.m)
DS-1 25 83 2790 46.96 71.28 Ok 592.67 271.45 Tidak Ok 630.57 479.58 Tidak Ok
DS-2 25 83 2790 65.07 72.72 Ok 624.22 273.38 Tidak Ok 722.39 484.73 Tidak Ok
TS-1 10 83 - 21.8 68.1 Ok 209.04 268.64 Ok 183.93 468.22 Ok
TS-2 10 83 - 23.19 72.05 Ok 234.52 272.4 Ok 399.32 482.31 Ok
Elemen Struktur
Beban Merata Beban truk Beban Sandar Tiang Pancang
Fasilitas 2
(kN/m ) (kN) (DWT) Rasio Deformasi Deformasi Deformasi Deformasi
Rasio Keterangan Keterangan Keterangan
Limit layan (mm) Izin (mm) gempa (mm) Izin (mm)
DS-1 25 83 2790 0.471 0.95 Ok 115.02 50 Tidak Ok 90.3 100 Ok
DS-2 25 83 2790 0.559 0.95 Ok 168.57 50 Tidak Ok 109.84 100 Tidak Ok
TS-1 10 83 - 0.24 0.95 Ok 1.65 50 Ok 23.11 100 Ok
TS-2 10 83 - 0.564 0.95 Ok 4.52 50 Ok 60.86 100 Ok
Maka dari itu, perlu dilakukan pembatasan beban hidup yang bekerja pada
dermaga. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan batas maksimum beban hidup
yang bekerja pada dermaga menjadi 10 kn/m2 dengan gaya dalam pada balok dan
pilecap sebagai berikut :
Tabel 32 Resume Analisis Struktur Eksisting Dengan Beban Hidup Merata 10 Kn/M2
Mu Mn Keterangan Vu Vn Keterangan
No Elemen
(Kn.M) (Kn.M) (Mu < Mn) (Kn) (Kn) (Vu < Vn)
b. Tampilan 3D
b. Tampilan 3D
d. Tampilan 3D
d. Tampilan 3D
pembatasan beban hidup yang bekerja pada dermaga menjadi 10 Kn/M2. Berikut
adalah rekapitulasi gaya dalam yang terjadi pada struktur dermaga eksisting.
Tabel 40 Resume Analisis Struktur Eksisting
Elemen Struktur
Beban Merata Beban truk Beban Sandar Pelat Balok Pilecap
Fasilitas 2
(kN/m ) (kN) (DWT) Mu Mn
Keterangan Mu (kN.m) Mn (kN.m) Keterangan Mu (kN.m) Mn (kN.m) Keterangan
(kN.m) (kN.m)
DS-1 25 83 2790 46.96 71.28 Ok 592.67 271.45 Tidak Ok 630.57 479.58 Tidak Ok
DS-2 25 83 2790 65.07 72.72 Ok 624.22 273.38 Tidak Ok 722.39 484.73 Tidak Ok
TS-1 10 83 - 21.8 68.1 Ok 209.04 268.64 Ok 183.93 468.22 Ok
TS-2 10 83 - 23.19 72.05 Ok 234.52 272.4 Ok 399.32 482.31 Ok
Elemen Struktur
Beban Merata Beban truk Beban Sandar Tiang Pancang
Fasilitas 2
(kN/m ) (kN) (DWT) Rasio Deformasi Deformasi Deformasi Deformasi
Rasio Keterangan Keterangan Keterangan
Limit layan (mm) Izin (mm) gempa (mm) Izin (mm)
DS-1 25 83 2790 0.471 0.95 Ok 115.02 50 Tidak Ok 90.3 100 Ok
DS-2 25 83 2790 0.559 0.95 Ok 168.57 50 Tidak Ok 109.84 100 Tidak Ok
TS-1 10 83 - 0.24 0.95 Ok 1.65 50 Ok 23.11 100 Ok
TS-2 10 83 - 0.564 0.95 Ok 4.52 50 Ok 60.86 100 Ok
10
15
20
Kedalaman (m)
25
30
35
40
45
50
BH 01 BH 02 BH 03
Dari hasil diatas tanah di lokasi tersebut merupakan klasifikasi tanah lunak. Sebagai
referensi, perhitungan, data yang diambil adalah BH 01 untuk Tresle 1, BH 02 untuk Trestle 2
dan Dermaga Segmen 1 Serta BH 03 untuk Dermaga Segmen 2.
Grafik Daya Dukung Izin BH-02 Grafik Daya Dukung Izin BH-03
Tiang Pancang Baja D 712 mm vs Tiang Pancang Baja D 712 mm vs
kedalaman kedalaman
Daya Dukung Aksial Tekan (kN) Daya Dukung Aksial Tekan (kN)
0 2000 4000 6000 0 1000 2000 3000 4000 5000
0 0
5 5
10 10
15 15
20 20
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
25 25
30 30
35 35
40 40
45 45
50 50
4 4
Ground
8 8
12 12
16 16
20 20
24 24
28 28
32 32
36 36
40 40
44 44
48 48
Lateral Slope Vertical yt Slope Max.
No. Load Restraint Load at Top at Top Moment
52 (kN) (cm/cm) (kN) (cm) (cm/cm) (kN-m) 52
1 3.6 0.0 646.0 0.1 0.00 20.3
2 10.9 0.0 646.0 0.5 0.00 66.2
56 3 18.2 0.0 646.0 0.9 0.00 115.0 56
4 25.5 0.0 646.0 1.4 0.00 166.0
5 29.1 0.0 646.0 1.7 0.00 193.0
60 6 32.8 0.0 646.0 2.0 0.00 219.0 60
7 36.4 0.0 646.0 2.3 0.00 246.0
40 40
36 36
32 32
28 28
24 24
Lateral Load, P -kN
20 20
16 16
12 12
8 8
4 4
0 0
0.0 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 2.1 2.4 2.7 3.0 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Defleksi yang terjadi pada saat beban maksimum pada tiang, yaitu 36.4 kn
adalah sebesar 2.26 cm < 2,5 cm (defleksi pada kapasitas lateral tiang). Sehingga
defleksi memenuhi syarat aman.
Settlement yang terjadi masih dibawah 2,5 cm, maka dari itu settlement
tersebut masih dalam kondisi aman.
6.11. KESIMPULAN
• Berdasarkan data kapal eksisting didapatkan bahwa Pelabuhan Pasangkayu
disandari kapal dengan bobot 2790 DWT.
• Dermaga Segmen 1 Dan Segmen 2 dilakukan rehabilitasi struktur atas dengan
pelebaran dermaga sejauh 4.5 m untuk mereduksi deformasi.
• Kedalaman tiang pancang rencana pada kedalaman -45 m dari seabed. Tiang
pancang rencana untuk trestle adalah d-406,4 tebal 12 mm dan untuk dermaga
adalah d-711,2 tebal 12 mm.
• Dalam perencanaan digunakan 2 (dua) rekomendasi alternatif, sebagai berikut:
TOTAL BIAYA
NO. URAIAN PEKERJAAN
( Rp )
1 2 3
Tujuhbelas Miliar Tujuhpuluh Delapan Juta Limaratus Satu Ribu Delapanratus Duapuluh Lima
BAB PENUTUP
VIII
8.1 KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa kajian yang telah disampaikan dapat disampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 Tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, terdapat sebanyak 9 (sembilan)
pelabuhan/terminal di Provinsi Sulawesi Barat. Secara rinci daftar pelabuhan/terminal
di Provinsi Sulawesi Barat. Pelabuhan Pasangkayu dicanangkan tetap sebagai
Pelabuhan Pengumpan Regional (PR) hingga tahun 2037.
2. Data angin digunakan sebagai data masukan perhitungan tinggi gelombang yang
terjadi di lokasi pekerjaan. Dianalisa data angin BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi
Dan Geofisika) dan NOAA (National Oceanic And Atmospheric Administration) pada
lokasi pengamatan terdekat dengan Pelabuhan Pasangkayu yaitu stasiun Meteorologi
Mutiara, Palu, Sulawesi Barat.
29.20%
NW
26.83% NE
4.67%
W E
4.28% 8.94%
SW SE
4.13% 9.95%
S
12.00%
3. Hasil perhitungan analisis frekuensi gelombang ekstrem yang akan digunakan dalam
penentuan input gelombang rencana disajikan pada Tabel 55 berikut ini.
Tabel 55 Gelombang Ekstrem Di Perairan Dalam Di Sekitar Pasangkayu
Periode Ulang (Tahun)
Arah Gelombang 2 5 10 25 50 100
Hs (m) T(s) Hs (m) T(s) Hs (m) T(s) Hs (m) T(s) Hs (m) T(s) Hs (m) T(s)
Utara 3.173 10.647 3.319 11.046 3.416 11.310 3.538 11.644 3.629 11.892 3.718 12.137
Timur Laut 0.549 3.471 0.643 3.728 0.706 3.899 0.784 4.115 0.843 4.275 0.901 4.433
Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Barat Daya 0.607 3.630 1.089 4.947 1.407 5.818 1.810 6.920 2.109 7.737 2.406 8.548
Barat 1.279 5.468 1.712 6.652 1.999 7.436 2.362 8.427 2.630 9.162 2.897 9.892
Barat Laut 3.174 10.649 3.341 11.105 3.451 11.407 3.591 11.789 3.694 12.072 3.797 12.353
5. Berdasarkan data arus observasi kecepatan arus di kolam pelabuhan pada saat
purnama ST-1 yaitu berkisar antara 0.012 m/s sampai dengan 0.018 m/s dan ST-2
yaitu berkisar antara 0.02 m/s sampai dengan 0.03 m/s. Pada saat perbani ST-1 yaitu
berkisar antara 0.008 m/s sampai dengan 0.012 m/s dan ST-2 yaitu berkisar antara
0.015 m/s sampai dengan 0.025 m/s. Arah dominan dari barat daya dan timur laut
(45o-315o).
6. Terlihat sungai pembawa sedimen ikut mempengaruhi perubahan kedalaman hingga
ke arah rencana pelabuhan. Kenaikan dasar laut akibat sumber sedimen dari sungai
selama simulasi 15 hari mencapai 0.0025 m di sekitar lokasi depan dermaga (atau
0.0597 m/tahun).
8. Berdasarkan pengamatan dan ramalan pasang surut yang telah dilakukan dapat
diketahui beberapa nilai elevasi muka air sebagai berikut.
9. Pengukuran Arus
Tabel 57 Nilai Rata-Rata Pada Dua Stasiun Arus Saat Spring Tide Dan Neap Tide
Kedalaman
Stasiun Kondisi
0.2 d 0.6 d 0.8 d
1 Neap Tide 0.1428 0.1708 0.2256
1 Spring Tide 0.0775 0.1442 0.2113
2 Neap Tide 0.2476 0.2940 0.3304
2 Spring Tide 0.2602 0.3348 0.3837
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2019.
10. Beberapa kesimpulan berdasarkan inspeksi visual dan pengujian di lapangan, sebagai
berikut:
A. Berdasarkan hammer schmidt didapat mutu balok =39,04 Mpa. Mutu pelat = 28,40
s.d. 37,20 Mpa. Mutu pile cap = 28,51 s.d. 32,43 Mpa.
B. Berdasarkan uji tekan beton inti di dapat mutu 9,49 s/d 15,16 Mpa.
C. Berdasarkan hasil karbonasi menunjukan elemen struktur tidak terkarbonasi.
D. Berdasarkan integritas tiang, dari ke 2 tiang yang diuji mempunyai tinggi tiang:
tiang P6 = 58,9 m dan tiang P7 = 55,3 m.
E. Tebal baja pile = 9,83 s.d 11,40 mm. Dengan rata-rata 10.54mm
11. Berdasarkan hasil unutk analisis struktur maka di dapat:
a. Data kapal eksisting didapatkan bahwa pelabuhan pasangkayu disandari kapal
dengan bobot 2790 DWT.
b. Dermaga segmen 1 dan segmen 2 dilakukan rehabilitasi struktur atas dengan
pelebaran dermaga sejauh 4.5 m untuk mereduksi deformasi.
c. Kedalaman tiang pancang rencana pada kedalaman -45 m dari seabed. Tiang
pancang rencana untuk trestle adalah D-406,4 tebal 12 mm dan untuk dermaga
adalah D-711,2 tebal 12 mm.
8.2. Rekomendasi
Dari kesimpulan yang telah sebutkan pada sub bab sebelum ini maka dapat
direkomendasikan bebebrapa hal sebagai berikut:
1. Studi DED pelabuhan pasangkayu ini lebih ditujukan untuk rehabilitasi, dan karena
dari hasil analisis struktur dengan kapal terbesar yang sandar diperlukan perkuatan
pada dermaga agar dapat difungsikan tanpa ada kerusakan struktur maka
direkomendasikan untuk segera dibuatkan RIP dan Studi Lingkungan untuk
mendukung studi ini.
2. Setelah dilakukan analisis struktur eksisiting dan pengembangan maka didapat
fasilitas utama pelabuhan (dermaga dan trestle) tanpa dilakukan perbaikan/perkuatan
struktur. Dermaga disarankan hanya disandari kapal dengan bobot maksimum 500
DWT
a. Alternatif pertama, perlu dilakukan adanya rekayasa operasional bongkar muat
dimana dermaga hanya digunakan untuk sandar 500 DWT.
b. Alternatif kedua, fasilitas utama pelabuhan dilakukan perkuatan dan rehab untuk
memenuhi beban kapal yang sandar terbesar di pelabuhan pasangkayu.
Pelebaran dilakukakan sebesar 4.5 meter dengan konfigurasi 2 tiang tiap titik
dengan tiang D711 dan t=12mm.
Contents
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
PENUTUP........................................................................................................................... 78
8.1 KESIMPULAN....................................................................................................... 78
Gambar 1 Lokasi Pelabuhan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat
............................................................................................................................................. 2
Gambar 2 Hubungan Dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan Detail ................. 3
Gambar 3 Bagan Alir Kegiatan Detail Engineering Design Pelabuhan Pasangkayu ............. 4
Gambar 4 Persentasi Kabupaten, Kabupaten Pasangkayu .................................................. 5
Gambar 5 Lokasi Pelabuhan Pasangkayu ............................................................................ 6
Gambar 6 Tata Letak Pelabuhan Pasangkayu ................................................................... 10
Gambar 7 Pasang Surut Lapangan Vs Peramalan Least Square Pasangkayu ................... 16
Gambar 8 Palem Pasang Surut Dan Low Water Spring ..................................................... 17
Gambar 9 Pasang Surut Lapangan Vs Peramalan Admiralty Pasangkayu ......................... 18
Gambar 10 Pasang Surut Lapangan Vs Peramalan Global Naotide Pasangkayu .............. 19
Gambar 11 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Spring Tide Lokasi 1) .................... 21
Gambar 12 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Neap Tide Lokasi 1) ...................... 21
Gambar 13 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Spring Tide Lokasi 2) .................... 21
Gambar 14 Grafik Hubungan Pasang Surut Dan Arus (Neap Tide Lokasi 2) ...................... 22
Gambar 15 Data Kecepatan Angin Perairan Pasangkayu (2009 – 2018) ........................... 24
Gambar 16 Windrose Total Perairan Pasangkayu (2009 – 2018) ....................................... 24
Gambar 17 Peta Fetch Perairan Terluar Pasangkayu ........................................................ 26
Gambar 18 Waverose Tinggi Gelombang Perairan Dalam Sekitar Pasangkayu (2009-2018)
........................................................................................................................................... 28
Gambar 19 Tinggi Gelombang Arah Utara Pada Periode Ulang 50 Tahun.......................... 30
Gambar 20 Tinggi Gelombang Arah Utara Di Sekitar Pelabuhan ........................................ 30
Gambar 21 Tinggi Gelombang Arah Timur Laut Pada Periode Ulang 50 Tahun ................. 31
Gambar 22 Tinggi Gelombang Arah Timur Laut Di Sekitar Pelabuhan ................................ 31
Gambar 23 Tinggi Gelombang Arah Barat Daya Pada Periode Ulang 50 Tahun................. 32
Gambar 24 Tinggi Gelombang Arah Barat Daya Di Sekitar Pelabuhan .............................. 32
Gambar 25 Tinggi Gelombang Arah Barat Pada Periode Ulang 50 Tahun .......................... 33
Gambar 26 Tinggi Gelombang Arah Barat Di Sekitar Rencana Pelabuhan ......................... 33
Gambar 27 Tinggi Gelombang Arah Barat Laut Pada Periode Ulang 50 Tahun .................. 34
Gambar 28 Tinggi Gelombang Arah Barat Laut Di Sekitar Rencana Pelabuhan ................. 34
Gambar 29 Pola Arah Arus Pasang Menuju Surut Purnama (Step 302) ............................. 35
Gambar 30 Pola Arah Arus Surut Menuju Pasang Purnama (Step 318) ............................. 36
Gambar 31 Pola Arah Arus Pasang Menuju Surut Perbani (Step 150)................................ 36
Gambar 32 Pola Arah Arus Surut Menuju Pasang Perbani (Step 165)................................ 37
Gambar 33 Lokasi Titik Arus Observasi Selama Hasil Simulasi Arus .................................. 37
Gambar 34 Grafik Kecepatan Arus Selama Simulasi Pada Lokasi Pelabuhan ................... 38
Gambar 35 Persebaran Sedimen (Gr/L) Hasil Pemodelan Skenario Eksisting (Step 1) ...... 38
Gambar 36 Persebaran Sedimen (Gr/L) Hasil Pemodelan Sed2d Skenario Eksisting (Step
360) .................................................................................................................................... 39
Gambar 37 Grafik Kenaikan Dasar Laut Pada Titik Observasi ............................................ 39
Gambar 38 Layout Segmentasi Dermaga Dan Trestel Di Pelabuhan Pasangkayu ............. 41
Gambar 39 Pemodelan Beban Berat Sendiri Plank Fender Dan Cover Beton .................... 42
Gambar 40 Pemodelan Beban Hidup Rencana Pada Dermaga ......................................... 42
Gambar 41 Pemodelan Beban Hidup Rencana Pada Trestle ............................................. 43
Gambar 42 Pembebanan Truk (8,3 Ton) ............................................................................ 43
Gambar 43 Input Pembebanan Truk 8,3 Ton ..................................................................... 45
Gambar 44 Input Pembebanan Arus Dan Gelombang........................................................ 47
Gambar 45 Karakteristik Gelombang .................................................................................. 47
Gambar 46 Respon Spektrum Di Pelabuhan Pasangkayu ................................................. 48
Tabel 10 Nilai Cost Function Data Angin Maksimum Harian BMKG Vs NOAA.................... 23
Tabel 11 Frekuensi Dan Persentase Data Angin Pasangkayu (2009 – 2018) ..................... 25
Tabel 12 Perhitungan Fetch Efektif Perairan Terluar Perairan Pasangkayu........................ 27
Tabel 13 Frekuensi Dan Persentase Tinggi Gelombang Perairan Dalam Di Sekitar
Pasangkayu (2009-2018) .................................................................................................... 28
Tabel 14 Tinggi H Signifikan (Hs) Pasangkayu (2009 – 2018) ............................................ 29
Tabel 15 Gelombang Ekstrem Di Perairan Dalam Sekitar Pasangkayu (2009 – 2018) ....... 29
Tabel 16 Tinggi Gelombang Sebelum (SMB) Dan Sesudah (SW) Difraksi Refraksi ............ 35
Tabel 17 Spesifikasi Kapal Yang Sandar Pada Pelabuhan Pasangkayu............................. 40
Tabel 18 Karakteristik Kapal ............................................................................................... 40
Tabel 19 Berat Sendiri Plank Fender Dan Cover Beton ...................................................... 42
Tabel 20 Konfigurasi Beban Sumbu ................................................................................... 44
Tabel 21 Konfigurasi Beban Sumbu ................................................................................... 48
Tabel 22 Kecepatan Labuh Kapal Berdasarkan Ukuran Kapal Dan Keterlindungan Pelabuhan
........................................................................................................................................... 49
Tabel 23 Energi Benturan Kapal 2790 DWT ....................................................................... 50
Tabel 24 Gaya Mooring Berdasarkan GT Kapal ................................................................. 51
Tabel 25 Rencana Tulangan Lentur Dan Geser Pada Balok............................................... 52
Tabel 26 Kombinasi Pembebanan Untuk Dermaga ............................................................ 54
Tabel 27 Kombinasi Pembebanan Untuk Trestle ................................................................ 55
Tabel 28 Data Input Material Dan Dimensi Elemen Struktur Eksisting ................................ 56
Tabel 29 Data Input Material Dan Dimensi Elemen Struktur Rehabilitasi ............................ 56
Tabel 30 Deformasi Untuk Tiap Segmen Dermaga Eksisting Dan Rehabilitasi ................... 57
Tabel 31 Resume Analisis Struktur Eksisting ...................................................................... 57
Tabel 32 Resume Analisis Struktur Eksisting Dengan Beban Hidup Merata 10 Kn/M2 ........ 58
Tabel 33 Deformasi Dermaga Eksisting .............................................................................. 58
Tabel 34 Distribusi Laju Korosi Pada Tiang ......................................................................... 61
Tabel 35 Rasio Kapasitas Berdasarkan Penampang Tiang Di DS-1 ................................... 62
Tabel 36 Rekapitulasi Tulangan Pelat Dermaga Segmen 1 ................................................ 63
Tabel 37 Rekapitulasi Tulangan Balok Dermaga Segmen 1 ............................................... 63
Tabel 38 Rekapitulasi Tulangan Pelat Dermaga Segmen 2 ................................................ 63
Tabel 39 Rekapitulasi Tulangan Balok Dermaga Segmen 2 ............................................... 63
Tabel 40 Resume Analisis Struktur Eksisting ...................................................................... 66
Tabel 41 Rekapitulasi Tulangan Pelat Dermaga Segmen 1 ................................................ 66
Tabel 42 Rekapitulasi Tulangan Balok Dermaga Rehabilitasi Segmen 1 ............................ 66
Tabel 43 Resume Dimensi Dan Penulangan Dermaga Segmen 1 Rehabilitasi................... 67
Tabel 44 Rekapitulasi Tulangan Pelat Dermaga Segmen 2 ................................................ 67