Analysis?
Posted on 14 January 2014 by Istiarto
Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari pembaca mengenai pilihan untuk melakukan
steady flow analysis atau unsteady flow analysis. Kapankah cukup melakukan steady flow
analysis dan kapankah harus melakukan unsteady flow analysis?
Pilihan untuk melakukan simulasi aliran permanen (steady flow analysis) atau aliran tak
permanen (unsteady flow analysis) bergantung kepada kasus yang ditangani atau kepada
tujuan melakukan analisis. Simulasi aliran permanen dipilih apabila aliran yang akan
disimulasikan (kasus yang ditinjau) memang aliran permanen. Untuk merancang saluran
irigasi atau saluran tambak, cukup dilakukan simulasi aliran permanen. Untuk melakukan
penelusuran banjir (flood routing) di sungai, perlu simulasi aliran tak permanen. Jika hanya
ingin memperkirakan muka air banjir di sepanjang sungai, dapat dilakukan simulasi aliran
permanen, dengan catatan bahwa muka air banjir yang hasil hitungan akan lebih tinggi
daripada seharusnya (over estimate).
Apakah pilihan antara simulasi aliran permanen atau tak permanen dipengaruhi oleh
keberadaan junction atau struktur hidraulik di sungai? Tidak. Keberadaan junction atau
struktur hidraulik di sungai (jembatan, gorong-gorong, tanggul, bendung, dsb.) tidak
mempengaruhi pilihan antara melakukan simulasi aliran permanen atau tak permanen.
Halo Pak Istiarto, saya mau menanyakanan tentang Initial Conditian itu nilainya dari
mana ya?? terima kasih pak Istiarto
Reply
Istiarto says:
Initial condition (syarat awal) seharusnya bagian dari data masukan. Jadi, nilai syarat
awal seharusnya diketahui, misal dari data pengukuran. Namun, hampir dapat
dipastikan data ini tidak ada. Syarat awal biasanya saya samakan dengan nilai debit
aliran pada awal hidrograf aliran. Apabila simulasi tidak stabil pada waktu-waktu
awal, maka hidrograf saya perpanjang di bagian awal, saya beri nilai konstan selama
beberapa jam. Ibaratnya, sebagai pemanasan.
Reply
Uning Agus Prasetyo says:
31 January 2015 at 10:48
saya mau menanyakan terkait steady, setelah beberapa cross saya tambahkan Inline structure,
setelah saya run, di output melintang,, muka air utk Q2 tahun lebih besar Q50 tahun,,
dimungkinkan karena apa ya pak??harusnya kan lebih besar Q50 karena angka input debit
sudah lebih besar dr Q2
Reply
Istiarto says:
Benar, seharusnya muka air Q2 lebih rendah daripada muka air Q50 pada geometri
sungai yang sama dan syarat batas hilir yang sama. Coba periksa kembali geometry
data dan steady flow data. Untuk memastikannya, pakailah satu plan saja. Pada steady
flow data masukkan dua syarat batas hulu: PF1 diisi Q2 dan PF2 diisi Q50, sedangkan
syarat batas hilir sama pada kedua profile tersebut.
Reply
Pak Is, yang saya tanyakan tentang running un steady, apabila tinggi muka air hasil running
tidak karuan disebabkan apa ya pak??
Terimakasih
Reply
Istiarto says:
Cobalah periksa data geometri sungai dan pastikan bahwa geometri telah benar
merepresentasikan sungai di lapangan. Fokuskan pada tempat-tempat yang elevasi
dasar sungainya berubah-ubah dalam jarak pendek (zig-zag seperti gergaji), terlebih
apabila hal ini terjadi di sekitar bangunan (jembatan, bendung, dan sejenisnya).
Rapatkan RS di tempat-tempat seperti itu dengan menambahkan tampang lintang.
Di sisi data aliran, pakailah terlebih dulu debit aliran dan muka air konstan (hidrograf
berupa garis horizontal). Pakailah debit sekira debit tahunan.
Silakan mencoba simulasi aliran dengan kondisi seperti di atas terlebih dulu.
Reply
arfida says:
13 April 2016 at 11:39
Reply
Istiarto says:
Mas Arfida,
Semua data cross section dimasukkan dalam data geometri sungai. Interpolasi adalah
satu langkah darurat alias langkah yang terpaksa dilakukan karena ketidak-cukupan
data cross section.
Reply
o arfida says:
Saya ingin bertanya lagi pak. Saya akan menganalisis aliran dengan kondisi
steady flow pak. Saya masih kurang paham untuk pemasukan kondisi batas,
perbedaan kondisi batas hulu dan hilirnya (entah itu debitnya dan dimasukan
pada ruas yang mana). Dan juga untuk Debit, apakah kita hanya memasukan
debit banjir rancangan yang maksimum ?
Reply
Istiarto says:
Syarat batas (bukan kondisi batas) diterapkan di batas ruas sungai yang
dimodelkan. Untuk sebuah penggal sungai, syarat batas diterapkan di
cross section paling hulu dan paling hilir. Besaran debit aliran yang
dimasukkan sebagai syarat batas tidak harus debit rancangan atau debit
maksimum. Kadang kita ingin pula mengetahui profil muka air untuk
debit-debit aliran yang tidak sama dengan debit rancangan. Misalkan,
kita masukkan debit aliran hasil pengukuran sebagai syarat batas.
Reply
arfida says:
Istiarto says:
Ya benar.
arfida says:
13 April 2016 at 11:57
Reply
arfida says:
21 April 2016 at 10:17
Untuk pembacaan out put pak Jika yang kita input merupakan debit banjir, maka out put
yang kita peroleh merupakan (MAB) muka air banjir. Dan hasilnya tergantung berapa profil
muka air yang kita masukan. Apakah benar seperti itu pak?
Reply
Istiarto says:
Ya benar. Hasil simulasi tentu saja bergantung antara lain pada syarat batas.
Reply
o arfida says:
Reply
arfida says:
3 May 2016 at 12:23
Pak.. jika terdapat jembatan yang melintasi sungai, apakah jembatan tersebut termasuk
struktur hidaulik? dan data apa saja yang harus diinput pada saat pemasukan data geometri
sungai?
Reply
Istiarto says:
Reply
o arfida says:
Reply
Istiarto says:
Reply
arfida says:
Istiarto says:
arfida says:
12 May 2016 at 14:45
Untuk pemasukan geometri jembatan itu bagaimana ya pak? saya masih belum ada modul
yang mencantumkan bangunan hidrolik (yang akan digunakan jembatan). mohon bantuannya
pak,, Terimakasih
Reply
Istiarto says:
Apakah Mbak Arfida belum memiliki modul lanjut junction and inline structures?
Silakan mengajukan permintaan modul lanjut ini melalui email. Klik di sini.
Reply
arfida says:
17 May 2016 at 11:56
Pak istiarto,
untuk pemasukan data Main Chanel Bank Station (pada kolom Left dan Right) apakah itu
merupakan data station paling kiri dan kanan pak?
Reply
Istiarto says:
Bukan. Itu adalah station paling kiri atau paling kanan alur utama (main channel). Jika
tampang sungai tidak memiliki bantaran kiri (left overbank), maka Main Channel
Bank Station (Left) adalah station paling kiri. Demikian pula, jika tampang sungai
tidak memiliki bantaran kanan (right overbank), maka Main Channel Bank Station
(Right) adalah station paling kanan.
Reply
arfida says:
18 May 2016 at 08:45
Pak, jika terdapat jembatan (Jembatan jalan) yang melintasi sungai, akan tetapi tidak terdapat
pilar (fondasi) yg tertanam di badan sungai, jembatan tersebut tidak akan mempengaruhi
aliran sungai kan pak?
Reply
Istiarto says:
Reply
o arfida says:
terimakasi pak
untuk pembacaan out put HEC RAS, saya masih kurang paham tentang
perbedaan EG, WS, dan Crit pakmohon bantuannya
Reply
Istiarto says:
EG energy grade line, yaitu garis energi yang merupakan jumlah tinggi
energi potensial, tinggi tekanan hidrostatik, dan tinggi kecepatan.
WS water surface, yaitu posisi muka air.
Crit critical water surface, yaitu posisi muka air pada kedalaman kritis
aliran (kedalaman aliran pada angka Froude sama dengan satu).
Reply
arfida says:
28 May 2016 at 09:10
terimakasih pak..
pak, untuk menetukan angka manning apakah bisa dilihat secara visual dilapangan
(tanah/rumput/perkerasan dll) atau dihitung menggunakan persamaan/rumus tertentu? jika
dihitung menggunakan persamaan apa pak?
Reply
Istiarto says:
Reply
arfida says:
28 May 2016 at 10:23
pak, setelah melakukan simulasi, pada out put detailed table terdapat error dan warning
Slope too sleep for slope area to concierge during supercritical flow calculation (normal
depth in below crotical critical depth) water surface set to critical depth maksudnya
bagaimana ya pak? pada saat simulasi saya memilih normal depth dengan kemiringan dasar
saluran 0.01 karena memang data yang bisa diketahui adalah data tersebut..
Reply
Istiarto says:
Kemiringan dasar sungai curam. Di tempat itu, aliran adalah superkritis. Di batas hilir
juga aliran superkritis,sehingga muka air di batas hilir yang ditetapkan oleh Dik
Arfida sebagai kedalaman normal menjadi terlalu rendah. HEC-RAS mengubahnya
menjadi kedalaman kritis.
Reply
reva says:
1 June 2016 at 02:09
Selamat malam pak , saya ingin bertanya . hasil output dari unsteady flow saya berantakan
(naik turun curam) hampir di sepanjang saluran. Kira-kira langkah apa ya yang harus saya
lakukan agar aliran menjadi smooth? terimakasih
Reply
Istiarto says:
Reply
arfida says:
7 June 2016 at 11:59
Pak, setelah melakukan simulasi output pada general profile plot menujukan grafik kecepatan
aliran yang tidak stabil (naik turun tidak stabil). apakah itu wajar pak? atau terdapat
kesalahan dalam simulasi saya?
Terimakasih pak
Reply
Istiarto says:
Belum tentu. Perhatikan juga profil muka air di sepanjang sungai (saluran) setiap
waktu. Jika profil muka air mulus atau tidak menunjukkan bentuk yang abnormal,
maka hasil simulasi baik-baik saja.
Reply
arfida says:
15 June 2016 at 14:33
terimakasih pak
pak, untuk out put HEC-RAS apakah dalam tabel ditampilkan kapasitas penampang sungai
dalam bentuk angka? atau kita harus menghitung secara manual?
Reply
Istiarto says:
Dari window utama HEC-RAS, klik ikon bergambar tabel. Ada dua ikon bergambar
tabel, yang pertama untuk tampilan hasil per tampang lintang dan yang kedua untuk
tampilan hasil seluruh ruas sungai.
Reply
preskian says:
28 June 2016 at 17:03
Reply
Istiarto says:
Mas Preskian,
Profil muka air bisa saja menunjukkan kemiringan muka air yang curam di hilir. Jika
muka air di batas hilir ditetapkan cukup rendah atau misal ditetapkan sebagai
kedalaman kritis, maka bisa saja muka air di hilir turun tajam.
Reply
roki says:
19 July 2016 at 12:40
Pak Istiarto yang saya hormati..
maaf pak menggangu waktunya,saya mau menanyakan tentang unsteady flow..
setelah input geometri dan peniruan hidraulika lalau saya melakukan run,tapi hasil yang
diperoleh yaitu :
HEC-RAS Error Incomplete unsteady flow data, the following errors were found:
plan file: d:\tugas hecras\tugas1.p02
geom file: d:\tugas hecras\tugas1.g01
flow file: d:\tugas hecras\tugas1.u01
yang saya tanyakan itu saya salah input bagian mana pak??
maturnuwun ..
Reply
Istiarto says:
Mas ricowaskitoputro,
Muka air di batas hilir Sungai Utama, ruas 1, RS 2, terlalu rendah, lebih rendah
daripada dasar sungai. Sungai di bagian itu menjadi kering, tidak ada air.
Reply
jefpri says:
18 January 2017 at 21:50
pak, saya mau tanya, jika debit telah saya perhitungkan berdasarkan curah hujan 10tahun
terahkir dengan metode rasional dan selanjutnya saya menghitung ukuran penampang
saluran, apakah bisa menggunaka hec-ras untuk mendapatkan ukuran penampang saluran
sesuai debit yang telah di hitung pak? dan ini saluran pada perumahan, jadi saya mau
merencanakan penampang saluran drainase perumahan ini pak, yang dimana sumber air dari
air hujan dan buangan dari setiap unit rumah. kalau bisa tolong bantuannya pak.
Reply
Istiarto says:
Bisa. Jaringan saluran drainase dimodelkan dengan HEC-RAS. Titik atau lokasi beban
aliran dari hujan masuk ke setiap ruas saluran diidentifikasikan. Selanjutnya,
masukkan data geometri (dimensi) saluran berdasarkan hitungan awal yang telah Mas
Jefpri hitung. HEC-RAS akan menyimulasikan aliran di seluruh jaringan saluran
drainase tersebut. Dari profil muka air di seluruh jaringan saluran, dapat diketahui
kecukupan saluran di setiap ruas. Jika kapasitas saluran kurang, lakukan modifikasi
dan lakukan simulasi kembali. Jika perlu, tambahkan bangunan yang dibutuhkan
seperti gorong-gorong, pintu, terjunan, dsb. HEC-RAS dapat menyimulasikan
bangunan-bangunan itu.
Reply
Belum lama ini, saya mendapatkan pertanyaan melalui email dari salah satu pembaca website
saya, berkenaan dengan sediment transport analysis dalam HEC-RAS. Saya quote email dia
di bawah ini.
Message Body:
Pak Is, tolong informasikan cara penggunaan modul Sedimentation sebagaimana contoh
dalam paket HEC RAS yakni Euclid Sediment Transportation Example.
Khususnya saat memasukkan parameter butiran:
Flow m3/sec
Total Load ton/day
Number of flow-load ponts
dan korelasi jenis material misal dalam contoh itu:
Flow = 10
Total Load= 1.2
FS= 0.08
MS=0.07
CS=0.06
VFG=0.03
End of Message Body
Modul Sediment Transport Analysis menghitung perubahan dasar sungai sebagai fungsi
transpor sedimen. Pertanyaan pembaca yang saya quote di atas berkaitan dengan penetapan
syarat batas di hulu (upstream boundary condition). Pada contoh Euclid yang ada dalam
HEC-RAS, syarat batas di hulu adalah inflow sedimen (sediment load) yang merupakan
fungsi debit aliran masuk (inflow). Jadi, jumlah sedimen yang masuk bergantung pada debit
inflow. Ini dikenal pula sebagai sediment rating curve. Jika diklik Rating Curve pada layar
editor Sediment Data, maka akan muncul tabel yang menunjukkan 5 pasang angka (Flow,
Total Load): (1,0.05) (10,1.2), (30,3.6), (100,20), (300,500). Artinya, debit 1 cfs membawa
sedimen 0.05 ton/hari, debit 10 cfs membawa sedimen 1.2 ton/hari, dst. Klik tombol Plot
yang ada di kiri bawah untuk memunculkan sediment rating curve.
Mengapa 5 titik? Ya karena data pengukuran yang ada adalah 5 titik itu. Kalau di kita
(Indonesia), malah susah sekali mendapatkan data seperti itu.
Bagaimana jika debit yang masuk melebihi 300 cfs? HEC-RAS tidak melakukan extrapolasi,
namun memakai data terbesar. Jadi jika debit > 300 cfs, jumlah sedimen yang masuk adalah
500 ton/hari. Tetapi apabila debit lebih kecil daripada debit terkecil yang ada di data, HEC-
RAS melakukan interpolasi antara titik (1,0.05) dengan titik (0,0).
Angka-angka di bawah setiap kolom data (Flow, Total Load) adalah fraksi butir sedimen.
Lihat kolom kedua: FS 0.08, MS 0.07, CS 0.06, VCS 0.03. Arti angka-angka ini adalah
perbandingan fraksi butir sedimen Fine Sand:Medium Sand:Coarse Sand:Very Coarse Sand
adalah 0.08:0.07:0.06:0.03. Angka-angka ini tentunya berasal dari pengukuran.
This entry was posted in HEC-RAS and tagged HEC-RAS. Bookmark the
permalink.
Assalamualaikum, salam kenal pak, oh ya pak langsung aja, gmn cara mendapatkan
Modul Sediment Transport Analysis nya bapak??? trims b4
Wassalamualaikum Wr.Wb
o Istiarto says:
Waalaikumsalam wr wb.
Salam kenal kembali Mas Adhie Sudono. Saya masih belum menyusun modul
sediment transport analysis. Saat ini, yang telah siap baru 2 modul, yaitu
Simple Geometry River dan Junctions and Inline Structures.
Wassalam
Istiarto
o admin says:
Waalaikumsalam wr wb.
Jenis syarat batas (boundray conditions) apakah yang Anda tetapkan di batas
hulu? Melihat permasalahan yang pertama (semakin besar debit, sedimen
semakin besar), maka dugaan saya, Anda memakai syarat batas hulu
equilibrium load. Artinya, sedimen akan mengikuti debit. Keduanya selalu
dalam keadaan seimbang dan di batas hulu tidak ada erosi maupun deposisi.
Coba cek syarat batas hulu dan lihat kesesuaian jenis syarat batas dengan
kenyataan di lapangan. Saya berharap, Anda telah menempatkan batas hulu
model cukup jauh dari penggal sungai di dekat Lumpur Lapindo dan Anda
memiliki data sedimen di batas hulu tersebut. Atau, Anda letakkan batas hulu
di tempat yang tidak ada transpor sedimen sehingga Anda dapat berasumsi
bahwa aliran di situ tidak membawa sedimen.
Semoga jawaban saya dapat membantu.
Wassalamualaikum wr wb.
dibatas hulu saya memasukkan data sediment load series, selama 6 jam
dengan total load 50 ton, dan saya juga pernah menggunakan sediment
rating curve, dengan debit 20 dan load 50ton, hasilnya juga sama pak,,
mohon bantuannya, sya boleh minta alamat email pak??
admin says:
admin says:
Coba cek pula waktu simulasi yang Dik Chitra tetapkan: flow
duration dan computation increment (lihat quasy-unsteady flow
boundary conditions) maupun bed mixing time step (lihat
sediment computation options and tolerances).
Last but not least. Dik Chitra melakukan simulasi untuk berapa
minggu atau bulan? Saya tentu saja tidak berharap Dik Chitra
melakukan simulasi transpor sedimen dalam waktu hanya
beberapa hari. Atau, jangan-jangan waktu simulasi Dik Chitra
hanya 6 jam?!
o admin says:
Dari sisi penetapan computation increment sudah benar. Nah, sekarang coba
Dik Chitra lihat kuantitas sedimen yang masuk selama 24 jam tersebut (50
ton?) dan bandingkan dengan kuantitas sedimen yang keluar dari batas hilir.
Selisih keduanya menunjukkan perubahan sedimen di seluruh reach.
Perubahan ini sama dengan perubahan tampang sungai (deposisi atau erosi).
Saya tidak tahu gradasi ukuran butir sedimen dan berapa panjang reach yang
dimodelkan. Jika sedimen sangat lembut dan reach pendek, kemungkinan
semua sedimen telah melewati reach. Jikalau pun ada porsi sedimen yang
mengendap, tebal deposisi sangat kecil (lihat 50 ton dan bandingkan dengan
lebar dan panjang sungai).
saya sudah ganti sediment load jd 500 ton dan duration 1000 jam, pada flow series
juga sudah saya ganti debit 29 dan duration 1000 jam pak hasilnya tetap sama pak,,
mungkin sediment saya terlalu lembut ya pak..panjang sungai 18 km dan lebar rata2
500m.
perbedaan sangat kecil pak antara sediment yang masuk sama yang dihilir pak..
lihatnya di mass in kan pak pada variable.. mohon dibantu pak..
o admin says:
Jika debit 29 m3/s mengalir di sungai yang memiliki lebar 500 m, berapakah
kedalaman dan kecepatan aliran? Mungkin ada baiknya untuk melakukan
simulasi di saluran atau sungai yang sederhana dulu. Sungai lurus, tampang
segiempat. Cobalah untuk bereksperimen dengan sedimen dan debit aliran.
Lihat perilaku dasar sungai. Dari sini, Dik Chitra akan memperoleh
engineering sense terhadap hasil-hasil hitungan dan coba bayangkan bentuk
fisik besaran-besaran input data maupun hasil hitungan.
pak saya may nanya pak, kenapa kapasitas angkutan massa sedimen semakin ke hilir
semakin kecil ya???
o admin says:
6. masdar says:
assalampak, klo bridge scour itu dipake pada gerusan/scouring di dasar (baik pada
jembatan ataupun bangunan air lainnya). sedangkan kalau untuk mengetahui scouring
secara horizontal dan arahnya yang mengakibatkan meander sungai bisa gak pak
o istiarto says:
Waalaikumsalam wr wb.
HEC-RAS tidak dapat memodelkan gerusan di tebing sungai dan tidak dapat
pula memodelkan mekanisme ataupun proses meandering.
Wassalamualaikum wr wb.
7. masdar says:
1. Asspak, saya baru coba pelajari hec-ras. sementara pemahaman saya, hec-ras
dapat memodelkan aliran dan tinggi elevasi banjir per STA. kalau flow nya itu berupa
debris gimana inputnya pak. ini terkait misalnya kita mau merencanakan sabo dam.
2. pasword Junctions and Inline Structures nya ditunggu pak.
3. matur nuwun
o istiarto says:
Wassalamualaikum wr wb.
HEC-RAS tidak dapat memodelkan aliran debris. Pada aliran ini, konsentrasi
material padat (sedimen) yang terdapat dalam campuran air+sedimen sangat
tinggi. Campuran air+sedimen tidak lagi Newtonian fluid.
Wassalamualaikum wr wb.
8. Daru says:
ass pak
saya daru yg email bapak kemarin
pak, saya kan ingin masukkan data memanjang sungai dari autoCAD yg frmatnya
sudah .dxf
tapi ketika mau ditampilkan di Hec-Ras
ada perintah error plotting geomatric schematic
itu kenapa ya pak??? terimakasih
o istiarto says:
Apakah sekarang file .dxf tersebut dapat ditampilkan pada layar editor
Geometric Data? Apabila masih ada pesan error, berarti kemungkinan besar
file .dxf yang bermasalah. Cobalah untuk mengulang penyimpanan file
AutoCAD ke dalam file berformat .dxf.
9. Daru says:
ya pak terimakasih
kalau setelah di run-ing, terjadi perubaan data pada crosss section, itu karena apa ya
pak??
apakah XS interpolate harus selalu digunakan dalam setiap kali pemodelan hec-ras??
padahal untuk data donwstream reach length nya sudah ad.
terimakasih pak
o istiarto says:
Saya jawab dulu pertanyaan kedua. Cross section interpolation tidak selalu
harus dilakukan. Justru interpolasi ini dilakukan kalau terpaksa karena data
tampang lintang tidak mencukupi. Idealnya, data tampang lintang (hasil
pengukuran) ada di banyak tempat, jarak antar tampang lintang cukup dekat
dan mewakili dengan baik geometri sungai.
terima kasih
o istiarto says:
Apabila kita ingin mengkaji perubahan dasar sungai (degradasi atau agradasi),
waktu simulasi dapat tahun. Dalam kasus ini, syarat batas aliran adalah debit
bulanan. Apabila kita ingin mengkaji perilaku transpor sedimen pada saat
banjir, maka waktu simulasi transpor sedimen sama dengan waktu banjir.
Namun demikian, pada umumnya waktu simulasi transpor sedimen adalah
jauh lebih besar (lebih lama) daripada waktu simulasi aliran. Dalam bahasa
sederhana, skala waktu aliran adalah detik, sedangkan skala waktu transpor
sedimen adalah tahun.
Assalamualaikum wr wb
Apa kabar Pak Is, masih inget saya Syarifudin di Palembang.
Saya mau nanya apakah bapak ada program SOBEK untuk sediment transport?
kalo ada bisa saya nanti diberikan info.
Tks.
o istiarto says:
Waalaikumsalam wr wb.
Kabar baik Pak Syarifudin. Tentu saja saya masih ingat Bapak.
Saya tidak memiliki software SOBEK. Malahan saya belum pernah
memakainya.
Wassalamualaikum wr wb.
Tambahan ya pak,
Sebelumnya saya sudah mencoba dan hasilnya dasar sedimen mengalami perubahan
elevasi, namun masih jauh dari data lab (trial 1).
Setelah itu saya sempat mencoba dengan data cross section lain yaitu memendekkan
panjang saluran lurus di hulu dan hilir (agar panjang efektif sesuai di lab) namun
sedimen dasar tidak mengalami perubahan. (trial 2)
Semenjak itu ketika diganti dengan cross section semula, dengan data sedimen, quasi,
dan cross section yang sama dengan trial 1, sedimen dasar tetap tidak berubah pak.
Terimakasih
6. prasetyo says:
21 June 2012 at 19:05
assalamualaikum pak is
bagaimana saya bisa mendapat modul sediment transport dan water analisis??
terus terang sejak awal saya belajar hec ras saya mengacu pada web bapak ini
terima kasih
7. sunoto says:
Assalamualaikum.
Salam kenal pak dari saya, saya pemula ingin belajar hec ras secara detail mohon
bimbingannya pak.
o istiarto says:
Waalaikumsalam wr wb.
Salam kenal kembali Mas Sunoto.
Sebaiknya alur sungai berkelok digambarkan di HEC-RAS dengan alur
berkelok pula. Tetapi, sebenarnya HEC-RAS tidak membaca gambar alur
tersebut. HEC-RAS mengetahui alur sungai berkelok atau lurus dari membaca
Cross Section Data, yaitu dari Downstream Reach Lengths: LOB, Channel,
ROB. LOB adalah jarak tempuh aliran di bantaran kiri, Channel adalah jarak
tempuh aliran di alur utama, dan ROB adalah jarak tempuh aliran di bantaran
kanan. Tentu saja, kalau sungai yang dimodelkan tidak memiliki bantaran
banjir, hanya memiliki alur utama, maka alur sungai lurus atau berkelok tidak
berbeda. Dalam hal ini, yang diperlukan dalam hitungan aliran adalah jarak
tempuh aliran tersebut.
Wassalamualaikum wr wb.
o istiarto says:
Saya belum memiliki modul transpor sedimen. Belum ada contoh kasus yang
saya susun.
o istiarto says:
Waalaikumsalam wr wb
Mas Andhi Mustofa, maaf baru respon hari ini.
Error message itu menandakan kalau di RS 6 terjadi debit nol. Coba cek waktu
yang tertera pada Quasi-unsteady Flow Data dan bandingkan dengan
Simulation Time pada plan data (Sediment Transport Analysis). Siapa tahu
simulation time Mas Andhi berada di luar data aliran.
Wassalamualaikum wr wb
sudah saya check pak waktu simulation time saya dari 4 maret 1991
sampai 7 juli 1991 dan input data quasi data juga sudah dari 4 maret
1991 sampai 7 juli 1991 tapi tetap mucul eror kotak dialog tersebut,
apakah ada hal yang mempengaruhi itu ya pak ?
istiarto says:
istiarto says:
oh ya pak mau nanya , computation increment pada quasi unsteady flow itu fungsinya
apa ya ?
o istiarto says:
kenapa ya pak program saya coba saya running tetapi malah keluar
analisis steady flow, bukan analisis sedimen ?
istiarto says:
istiarto says:
o istiarto says:
oh ya pak mau nanya kenapa saya convert satuannya dari si ke us hasil debit angkutan
sedimennya kenapa berbeda ya ? padahal kedua satuan mengeluarkan satuan output
yang sama (ton/hari)
o istiarto says:
Saya kurang faham dengan pertanyaan ini. Dimanakah hasil debit angkutan
sedimen itu berada? Hasil simulasi transpor sedimen adalah (1) Sediment
spatial plot, (2) Sediment time series plot, dan (3) Sediment XS bed change
plot. Pada ketiga pilihan hasil simulasi ini, saya tidak menemukan angkutan
sedimen yang Sdr maksud.
terima kasih
istiarto says:
10 February 2013 at 08:53
Setelah langkah di atas, run kembali dari awal, namun kali ini
dengan sistem satuan SI (Metric). Lakukan ketiga run secara
berurutan seperti langkah di atas.