Anda di halaman 1dari 2

DAMPAK SCREEN TIME

Berdasarkan hasil penelitian Mark dan Janssen (2008), batas penggunaan atau menatap
layar (screen time) smartphone yang aman untuk kesehatan adalah maksimum 2 jam. Akan
tetapi, berdasarkan data yang dipublikasikan oleh we are social dan hootsuite (2017)
menyatakan bahwa pengguna smartphone di Indonesia menghabiskan waktu selama 3 jam 55
menit, hamper 2 kali lipatlebih lama dari batas aman yang dinyatakan oleh Mark dan Janssen
(2008).

 Perilaku anak dalam kegiatan screen time memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak positif :

- untuk memudahkan anak dalam mendapatkan informasi baru,


- mengasah kreativitas dan kecerdasan anak
- Selain itu, anak akan lebih bersemangat untuk belajar karena aplikasi yang ada di gadget
atau televisi dilengkapi oleh audio-video yang menarik dan kemampuan berimajinasi anak
semakin berkembang (Sari & Khotimah, 2016).

Dampak negative :

- anak bersikap tidak peduli pada lingkungannya baik dalam lingkungan keluarga, teman,
maupun masyarakat (Desiningrum et al., 2017).
- anak dijauhi bahkan terasing di lingkungannya.
- Dengan adanya kemudahan dalam mengakses berbagai media infomasi dan teknologi,
menjadikan anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas. Lambat laun anak akan
melupakan kesenangan bermain dengan teman sebaya maupun dengan keluarganya. Hal
tersebut akan berdampak buruk terhadap kesehatan maupun tumbuh kembang anak
- terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar media elektronik akan membuat sosialisasi
anak juga mengalami gangguan.
- Penggunaan gadget dalam durasi yang lama, lambat laun berpotensi menyebabkan
gangguan yang lebih fatal dan/atau akut, seperti gangguan penglihatan akibat screen time
gadget yang lama hingga berdampak pada kemampuan melihat seseorang.
- orangtua kesulitan untuk membatasi waktu anak-anak dalam menggunakan teknologi
tersebut dan anak-anak akan menjadi kecewa dan marah ketika waktu limit mereka sudah
habis.

PREVALENSI

 Dimana screentime merupakan waktu yang digunakan atau dihabiskan untuk menggunakan
perangkat berlayar seperti komputer, televisi dan playstation, hal ini mungkin dipengaruhi oleh
munculnya jejaring sosial seperti facebook dan twitter, dengan kata lain screentime merupakan
aktivitas menetap. Dilaporkan remaja usia 12-15 menonton televisi (98,5%), dan menggunakan
komputer setiap hari dalam 30 hari terakhir (91,1%). Lebih dari seperempat remaja (26,5%)
melaporkan penggunaan komputer setiap hari tetapi kurang dari 1 jam sehari. Hampir sepertiga
anak muda (29,5%) menonton televisi selama 2 jam sehari. Pemuda yang menonton televisi
selama 5 jam atau lebih dalam sehari (6,9%) dan remaja menggunakan komputer selama 5 jam
atau lebih dalam sehari (5,1%). Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan anak usia 8-
16 tahun yang menonton TV (screen based activity) 4 jam/hari memiliki indeks massa tubuh
(IMT) lebih besar dibanding yang menonton TV kurang dari 2 jam/hari.
 Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk menatap layar disebut screen-time (Owen N, 2010).
Beberapa panduan merekomendasikan durasi screen-time sebanyak ≤2 jam/hari pada anak dan
remaja (Reid CY, 2016). Rekomendasi yang ada ternyata tidak sesuai dengan kebiasaan remaja.
Di China terdapat 36,8% anak sekolah usia 9 - 17 tahun menggunakan media elektronik ≥2 jam
per hari, sedangkan di Vietnam sebanyak 56% -64% remaja usia 13-14 tahun menggunakan
media elektronik ≥2 jam/hari (Cai Y, 2017). Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah
menggunakan media elektronik >2 jam di Bantul.

Anda mungkin juga menyukai