Anda di halaman 1dari 3

Kitab hukum adat lampuung

Kitab “Kuntara Raja Niti”nadalah kitab hukum adat orang


lampung yang telah ada sejak zaman kerajaan sekala berak. Selain
Kuntara Raja Niti juga dikenal Cepalo Ghuwabelas dan Ketaro Adat
Lampung.

A. Kuntara Raja Niti

Isi Kuntara Raja Niti diantaranya : Aturan Negeri.

         Bab I Pasal I “Tercelanya Negeri”

Ayat 1. Kutogh di muka di bulakang, artinya didalam suatu negeri akan


tercela apabila penduduknya tidak bisa menjaga kebersihan
lingkungan serta halaman rumahnya masing-masing.

Ayat 2. Mak bupakkalan ghagah, artinya didalam negeri akan tercela apabila
tidak ada tempat pemandian khusus baik khusus pria maupun wanita,
bila mandi bercampur baur disatu tempat.

Ayat 3. Mak busesat, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak
memiiki balai adat tempat bermusyawarah sehingga permasalahan
tidak pernah dimusyawarahkan bersama.

Ayat 4. Mak bulanggah mak bumusigit, artinya didalam negeri akan tercela
apabila tidak memiliki masjid atau langgar tempat beribadah,
menunjukan masyarakat tidak pernah sholat berjamaah sebagai
kerukunan beragama dalam beribadah.

Ayat 5. Mak ngagantung kalekep, artinya didalam suatu negeri akan tercela
apabila tidak menggantungkan kentongan sebagai pertanda keamanan
lingkungan tidak diperdulikan dengan tidak adanya ronda malam.

Ayat 6. Mak bugeduk, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak
mempunyai beduk, maksudnya suatu negeri tidak ada alat untuk
mengingatkan waktu untuk beribadah sebagai hamba Allah swt.

Ayat 7. Hun kughuk tiyuh mak ngenah dandan batin , artinya didalam negeri
akan tercela apabila orang lain yang masuk kewilayah itu tidak
melihat tanda atau perbedaan rumah seorang pemimpin dengan
masyarakat biasa, jadi menunjukan bahwa masyarakat tidak patuh
dan menghormati pemimpin.

Ayat 8. Mak bukahandak, artinya didalam negeri akan tercela apabila


masyarakatnya tidak berkemauan atau tidak memiliki prakarsa,
sehingga dari waktu ke waktu daerah itu tidak ada perubahan situasi.

Ayat 9. Kughang kanan, artinya didalam negeri akan tercela apabila terjadi
kekurangan persediaan makanan, sehingga terjadi kelaparan.

Ayat 10.Punyimbang lom tiyuh mak sai tungkul , artinya didalam negeri akan
tercela apabila para pemimpin dalam wilayah negeri itu sudah tidak
seiya sekata, maksudnya hanya salung menonjolkan diri sendiri tidak
perlu dengan pemimpin lainya bahkan saling bermusuhan.

         Bab I pasal 2 “Senangi Negeri

Ayat 1. Cawa sai sepuluh    sudi cukup, artinya satu kata sudah cukup dari
pada sepuluh tapi bertele-tele, maksudnya suatu negeri akan
berbahagia jika pendududknya dlam menyelesaikan suatu masalh
tidak bertele-tele atau terlalu banyak kiasan, tidak terlalu banyak
pembicaraan yang tidak bermanfaat.

Ayat 2. Muli meghanai lamen ghanta sapuk , artinya bujang gadis yang rajin
bekerja, maksudnya suatu negeri akan berbahagia jika bujang
gadisnya sebagai generasi penerus kader yang kreatif, tidak malas,
maka masa depan bangsa akan cerah.

Ayat 3. Ghajani sabar, artinya rajanya sabar. Maksudnya seorang pemimpin


haruslah yang arif dan bijaksana dalam menghadapi masyarakat yang
beraneka ragam sifat dan harus selalu sabar dalam memimpin.
Ayat 4. Anak buah makai kakigha, artinya masyarakat sebagai warga akan
selalu tertanam rasa berperasaan serta tenggang rasa terhaap
sesama, serta tahu diri.

Ayat 5. Tanom tumbuh silamat, artinya tanaman tumbuh subur. Maksudnya


negeri akan berbahagia jika masyarakatnya selalu berusaha bertani,
berupaya dalam segala hal agar tanaman menghasilkan hasil yang
melimpah sesuai dengan kesuburan daerahnya.

Ayat 6. Penguluni ghajin bulanggagh, artinya pemimpin rajin kemasjid atau


langgar. Memberikan contoh kepada masyarakat sebagai umat muslim
yang selalu berserah diri dengan cara menunaikan rukun islam secara
bersama-sama dimasjid.

Anda mungkin juga menyukai