Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EKONOMI

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

DALAM KEGIATAN EKONOMI

OLEH :

Nama : ETTY AFRIANI, S.Pd

NIP : 19780411 200801 2 006

Unit Kerja : SMA NEGERI 4 PAGAR ALAM

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN

TAHUN 2021
Tanda Terima Makalah

Nama : ETTY AFRIANI, S.Pd

NIP : 19780411 200801 2 006

Guru BidangStudi : Ekonomi

JudulMakalah : Perilaku Konsumen dan Produsen dalam

Kegiatan Ekonomi

Makalah ini telah dipublikasikan dilingkungan SMA Negeri 4 Pagaralam sebagai


panduan dalam mempelajari materi yang berkaitan dengan Judul Makalah diatas, serta
makalah ini telah di simpan dan disahkan oleh Kepala Perpustakaan SMA Negeri 4
Pagaralam.

Yang Mengesahkan Pagaralam, Februari 2020

Budi Santoso, S.Pd Etty Afriani, S.Pd


NIP. 19721205 200903 1 002 NIP. 19780411 200801 2 006

Mengetahui

Kepala SMA N 4 Pagar Alam

NAHARUDIN, S.Pd, M.Pd


NIP. 19689322 199103 1 004
HALAMAN PENGESAHAN

JudulMakalah : Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi

DisusunOleh

Nama : Etty Afrian, S.Pd

NIP : 19780411 200801 2 006

Guru BidangStudi : Ekonomi

Mengetahui, Pagaralam, Februari 2020

Kepala SMA N 4 Pagaralam Penulis

NAHARUDIN, S.Pd, M.Pd Etty Afriani, S.Pd


NIP. 19689322 199103 1 004 NIP. 19780411 200801 2 006
HALAMAN REKOMENDASI

JudulMakalah : Perilaku Konsumen dan Produsen dalam

Kegiatan Ekonomi

DisusunOleh

Nama : Etty Afriani, S.Pd

NIP : 19780411 200801 2 006

Guru BidangStudi : Ekonomi

Mengetahui, Pagaralam, Februari 2020

Kepala SMA N 4 Pagaralam Penulis

Drs. Abdul Mursyid, M.Pd.I Etty Afriani, S.Pd


NIP. 19680802 199802 1 001 NIP. 19780411 200801 2 006
SURAT KETERANGAN

Nomor : 420 / /Perpus/SMAN4/2020

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan dengan sebenarnya bahwa makalah :

Nama penulis : Etty Afriani, S.Pd

NIP : 19780411 200801 2 006

Tempat Tugas : SMA Negeri 4 Pagar Alam

Telah membuat makalah dengan judul “Perilaku Konsumen dan Produsen dalam

Kegiatan Ekonomi”

.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat Agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pagar Alam Februari 2020


Kepala Perpustakaan
SMA Negeri 4 Pagar Alam

BUDI SANTOSO, S.Pd, M.Pd


Nip. 19721205 200903 1 002
IDENTITAS GURU

1. NamaSekolah : SMA Negeri 04 PagarAlam


2. Nama Guru : Etty Afriani, S.Pd
3. NIP : 19780411 200801 2 006
4. Pangkat / Gol : PenataTk 1 / III.d
5. AlamatSekolah
 Jalan : Jl. Jambat Balo
 Kel : Ulu Rurah
 Kec : Pagar Alam Selatan
 Kota : Pagar Alam
 Provinsi : Sumatera Selatan
6. Mata Pelajaran yang diampuh : Ekonomi
7. AlamatRumah :
 Jalan : Jl. Kemala No.85 Lahat
 Kecamatan : LAHAT
 Telp : 0812 7341 1655
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis


ucakan kepada Allah STW, karena bisa menyelesaikan sebuah makalah ekonomi
berjudul “KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN DAN PRODUSEN“
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu
sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. kami
mengucapkan terimakasih kepada ibuk guru yang telah membimbing kami dalam
menghadapi berbagai kesulitan dalam penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….....     i
DAFTARISI …………………………………………………………….................   ii

BAB   I     
PENDAHULIAN …………………………………………………......................     1
A.   Latar Belakang   ……………………………………………........................     1
B.   Rumusan Masalah …………………………………………........................     2
C.   Tujuan Prilaku Konsumen …………………………………........................   2

BAB II       
PRILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN
EKONOMI .................................………………..……………........................     3
A.   Prilaku Konsumen ……………………………………………......................   3
B.   Prilaku Produsen …………………………………………….......................  10

BABIII 
PENUTUP …………………………………………………………....................  20
A.   Kesimpulan …………………………………………..……….....................   20

DAFTAR PUSTAKA..…………………………………………….....................  22

 
BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai
perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan
sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan, model perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk
menggambarkan suatu aktivitas - aktivitas konsumen. Model perilaku konsumen dapat pula
diartikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang diyakinkan konsumen
dalam mengambil keputusan membeli.Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku
konsumen Kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok
anutan (small referebce grups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologi terdiri dari
pengalaman belajar,kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi model
perilaku konsumen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang
telah diketahui mengenai perilaku konsumen.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan masalah yang ada dikemukan perumusan
masalah sebagai berikut :
1.  Apakah perilaku konsumen itu dalam ilmu ekonomi mikro?
2.  Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kosumen?
3.  Metode apa saja yang digunakan dalam penelitian perilakukonsumen?
4.  Apa teori dari perilaku konsumen ?

C.   TUJUAN PERILAKU KONSUMEN


yang ingin dicapai sebagai berikut :
a.    Untuk mengetahui apakah perilaku konsumen itu dalam ekonomi mikro
b.    Untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
konsumen
c.    Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam penelitian
perilaku konsumen
d.    Untuk mengetahui teori dari perilaku konsumen
BAB II
PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI

A.   Prilaku Konsumen
Sebelum kita dapat mengetahui pola perilaku konsumen, kita harus mengetahui
terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan konsumsi?. Kata konsumsi sudah
tidak asing lagi bagi Anda. Bukankah saat  acara peringatan hari besar disekolah
maupun dilingkungan masyarakat selalu dibentuk panitia konsumsi?. Jadi menurut
anda, apakah benar jika konsumsi diartikan sebagai proses makan dan minum?
a.      Pengertian Konsumsi
          Kata  konsumsi berasal dari kata consumptio yang berarti menggerogoti
hingga habis atau menghabiskan. Dengan begitu makan dan minum dapat
dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Namun kegiatan konsumsi bukanlah
hanya mencakup makan dan minum saja, tetapi juga berkenaan dengan kebutuhan
pakaian, tempat tinggal, transportasi dan masih banyak lagi karena kebutuhan
manusia cenderung bertambah dan beragam.
Jadi, setiap tindakan manusia dalam memanfaatkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya termasuk dalam kegiatan konsumsi. Namun demikian, kita
harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu kegiatan dalam menggunakan
suatu benda tersebut termasuk kedalam lingkup konsumsi atau tidak.
Untuk melihat apakah pemakaian suatu benda termasuk kedalam lingkup
konsumsi atau produksi, kita dapat melihatnya dari beberapa hal yang menjadi ciri-
ciri benda konsumsi berikut.
          Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan. Seperti kegiatan menghirup udara,
berjemur pada sinar matahari pagi dan mandi di sungai bukan kegiatan konsumsi
karena benda itu didapat secara gratis.
Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti
penggunaan ge rgaji, cangkul, mesin-mesin, dan barang-barang modal lainnya yang
bertujuan menambah faedah benda tidak dikategorikan ke dalam kegiatan
konsumsi.
1.         Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus
atau berangsur-angsur.
a.    Barang yang nilai gunanya dihabiskan secara berangsur-angsur.
Contohnya Pakaian, sepatu dan televisi
b.    Barang yang nilai gunanya dihabiskan sekaligus.     
Contohnya Makanan, minuman dan obat-obatan.
2.         Tujuan Kegiatan Konsumsi
Coba jelaskan, apa tujuan kamu makan, minum, berpakaian, menonton TV,
atau piknik ke pantai? Jawabannya tentu adalah untuk memenuhi kebutuhan.
Makan, minum, dan berpakaian adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik secara
langsung.
Sedangkan menonton TV dan piknik adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani.
Kedua jenis kebutuhan tersebut dipenuhi secara langsung oleh benda konsumsi.
Artinya, benda konsumsi tersebut secara langsung kamu gunakan untuk memenuhi
kebutuhanmu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia
pada umumnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh
kepuasan. Selain untuk tujuan konsumsi (menghabiskan kegunaanya), suatu benda
juga  dipergunakan sebagai benda produksi. Sebagai contoh, Pak Amir memiliki
mobil. Pada hari Senin sampai Jumat, mobil tersebut dipergunakan untuk oleh Pak
Amir untuk mengangkut penumpang. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, mobil
tersebut khusus digunakan untuk keperluan keluarga, seperti berbelanja ke pasar,
piknik,  atau jalan-jalan ke mal. Pada hari Sabtu dan Minggu mobil tersebut
digunakan untuk kegiatan konsumsi. Namun penggunaan mobil tersebut dari hari
Senin sampai dangan Jumat bukanlah untuk tujuan konsumsi, melainkan untuk
tujuan menghasilkan uang dan berperan sebagai benda produksi.

3.         Pola Perilaku Konsumen


Masing-masing konsumen merupakan pribadi yang unik. Konsumen yang satu
dengan lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda
dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dalam perbedaan-perbedaan yang unik itu
ada suatu persamaan, yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan
kepuasaannya dalam mengkonsumsi suatu barang.
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung
dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan– tindakan
tersebut.
Perilaku konsumen menitik beratkan pada aktivitas yang berhubungan dengan
konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan
tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan
barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
pribadi (Hanna&Wozniak, 2001).
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang
konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan
meksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.
Untuk membahas perilaku dalam ilmu ekonomi kita mengenal teori perilaku
konsumen, yang terakomodasi dalam pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.

4.         Pendekatannilaiguna (Utility) Kardinal


Pendekatan kardinal juga disebut sebagai pendekatan marginal
utility.  Pendekatan Kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi
bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang
dapat diukur/dikuantifikasi dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah atau buah.
Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi, semakin besar pula tingkat
kepuasan konsumen.Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimukan
kepuasaannya dengan pendapatan yang dimilikinya.
Beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai
guna. Seperti dari hasil penelitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna
total (Total Utility) dan nilai guna marjinal (Marjinal Utility) yang terkandung dalam
Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.
  Hukum Gossen I
Menurut penelitian Herman Heinrich Gossen, Pemenuhan kebutuhan Akan
suatu barang dilakukan secara terus menerus, kenikmatan dari mengkonsumsi
barang tersebut mula-mula semakin  tinggi, namun setiap tambahan satu unit
barang akan membuat tambahan  kenikmatan  menurun sampai akhirnya akan
mencapai titik jenuh (mencapai titik nol).
  Hukum Gossen II
Mengingat sumber daya yang terbatas, pemenuhan kebutuhan primer akan lebih
tinggi tingkat kepuasaannya daripada pemenuhan kebutuhan sekunder. Demikian
pula pemenuhan kebutuhan sekunder lebih tinggi tingkat kepuasaan/kegunaannya
daripada kebutuhan mewah atau kebutuhan tersier.
  Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu
meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi
berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara
absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva
indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titiktitik
kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan
konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi,
yakni :
  Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang
dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi.
  Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu.
  Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum.
  Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.

5.         Karakteristik Kurva Indiferensi


Kurva indiferensi memiliki karakteristik atau ciri-ciri umum sebagai berikut:
  Memiliki kemiringan yang negatif Bila jumlah suatu barang dikurangi maka jumlah
barang yang lain harus ditambah agar dapat memperoleh tingkat kepuasan yang
sama.
  Tidak dapat berpotongan Perpotongan antara dua kurva indiferensi tidak mungkin
terjadi.
  Cembung terhadap titik nol

B.   Perilaku Produsen
Dahulu pada zaman purba , barang - barang yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dapat diambil begitu saja dari alam tanpa mengeluarkan
pengorbanan yang berarti. Hal ini dapat berlangsung karena barang yang tersedia
jauh melebihi yang diperlukan penduduk pada zaman itu. Belum lagi kenyataan
bahwa pada saat itu kebutuhan manusia masih sangat sederhana.
Namun, setelah mengalami perubahan – perubahan zaman yang memicu
banyak terjadinya perubahan dalam berbagai bidang, manusia dihadapkan pada
kenyataan bahwa barang yang mereka butuhkan jauh melampaui sumber daya alam
yang ada. Bahkan seringkali barang yang mereka butuhkan dari alam tidak dapat
langsung mereka gunakan melainkan harus melalui proses produksi. Jadi, apakah 
yang dimaksud dengan produksi?

1.    Pengertian Produksi
Produksidapatkitalihat dimana saja. Produksi yang paling sederhana adalah
seseorang membuka salon kecantikan di rumahnya. Ia sudah dapat mendapat
penghasilan dari salonnya tersebut. Inilah yang dimaksud dengan produksi, seseatu
yang berkaitan dengan penambahan nilai guna suatu objek. Nilai guna yang
ditambahkan dalam contoh diatas adalah bagaimana sebuah rumah tidak hanya
digunakan sebagai tempat tinggal namun dapat berfungsi juga untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemiliknya.
2.    Tujuan Produksi
Dari pengertian tersebut, jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan
yang meliputi:
  Meningkatkannilaigunabarangatau jasa.
  Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
  Memperoleh  keuntungan sebesar - besarnya.
  Memperluas lapangan usaha.
  Menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
  Memenuhi kebutuhan rumah tangga produksi maupun rumah konsumsi
Memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta
penduduk yang semakin meningkat.
   Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang
pengangguran.
Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
 Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.
       

3.    Faktor – faktor Produksi


Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur -  unsur yang dapat digunakan
dalam proses produksi. Unsur – unsur ini meliputi Sumber Daya Alam, tenaga
manusia, modal, dan kewirausahaan. Semua unsur – unsur tersebut dinamakan
faktor produksi. Jadi,  Faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha
penciptaan nilai atau usaha memperbesar barang dan jasa.

4.    Faktor Produksi Sumber Daya Alam ( Natural resources)


Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang di sediakan oleh alam dan
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber Data Alam
disini meliputi segala sesuatu yang ada dalam Bumi, seperti:
  Tanah             
  Tumbuhan
  Hewan
  Air

5.    Faktor Produksi Tenaga Kerja ( Labour )


Tenaga kerja yang dimaksudkan disini adalah semua tenaga manusia
termasuk kemampuan fisik, mental, keterampilan dan keahlian yang dapat
disumbangkan untuk memngkinkan dilakukannnya proses produksi barang atau
jasa. Tenaga kerja menurut kemampuannya di bedakan menjadi:
  Tenaga kerja terdidik (Skilled Labour)
Adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non
formal. Contohnya akuntan, guru, dokter, peneliti,dan pengacara.
  Tenaga kerja terlatih (Trained labour)
Adalah tenag kerja yang memperoleh keahliandari pengalaman dan keahlian.
Contohnya sopir, teknisi, montir,dan tukang kayu.
  Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and untrained labour)

Adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekutan jasmani  daripada pendidikan


dan pelatihan terlebih dahulu. Contohnya tukang sapu, pemulung, buruh tani, buruh
kasar dan pesuruh.

6.    Faktor Produksi Modal (Capital)


Dalam hal ini modal bukan hanya berupa uang, namun modal yang dimaksudkan
disini adalah barang – barang modal maupun uang yang digunakan untuk
memproduksi barang lebih lanjut.
Sebagai contoh, nelayan tidak dapat mengambil ikan dengan uang namun uang
dapat digunakan untuk membeli jala yang dapat digunakan untuk mngambil ikan.
Jadi, terbukti bahwa selain modal dalam bentuk uang, kita juga membutuhkan apa
yang dinamakan barang – barang modal.

7.    Faktor Produksi Kewirausahaan (Enterpreneurship)


Faktor ini mengambil peranan penting dalam proses produksi. Hal ini
disebabkan karena walaupun factor tanah sudah tersedia, modal sudah dimiliki,
tenaga kerja lengkap dan siap melaksanakan tugas masing – masing, tetapi jika
tidak dipimpin dan di organisasi oleh seorang yang ahli dan berpengalaman maka
apa yang direncanakan tidak akan tercapai. Maka dari itu, seorang pengusaha harus
memiliki keahlian untuk menunjang bakat dan kemampuannya.
Pengusaha sebagai pemicu proses produksi harus memliki kemampuan untuk
mengatur dan mengkombinasikan faktor  - faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Sebagai contoh, ada dua Negara yang memiliki tiga factor produksi yang sama
(SDA, tenaga kerja, dan modal), tetapi hanya salah satu diantaranya berproduksi
lebih baik karena ia memiliki kapasitas entrepreneurship yang lebih baik daripada
Negara yang lain.
8. Pola Perilaku Produsen
a. Produksi jangka pendek
Produksi jangka pendek berarti terdapat satu faktor produksi yang bersifat tetap
sedangkan faktor produksi lainnya bersifat variabel (berubah - ubah). Dalam hal ini
jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang
digunakan dalam proses produksi suatu barang, tetapi lebih kepada sifat factor
produksi yang digunakan.
1.    Fungsi Produksi
Adalah hubungan teknis antara factor produksi dengan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi. Produk sebagai output  dari proses produksi
sangat tergantung pada faktor produksi sebagai input dalam proses produksi
tersebut. Hubungan antara faktor produksi dengan produk dapat digambarkan
sebagai berikut :
  Input:
a.    SDA
b.    SDM
c.    Modal
d.    Pengusaha

  Output :
a.    Barang dan Jasa
Apabila salah satu factor produksi sebagai input mengalami perubahan, maka
output akan berubah sesuai dengan besar kecilnya pengaruh factor produksi yang
bersangkutan terhadap outputnya.

2.    Hukum Tambahan Hasil yang Menurun (The Law of Diminishing Return)


Hukum ini menggambarkan apabila factor produksi yang dapat diubah
jumlahnya misalnya tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah
mencapai tingkat tertentu, produksi tambahan akan makin berkurang dan akhirnya
mencapai nilai negatif. Ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat
dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.
Dalam produksi jangka pendek, salah satu factor produksi bersifat tetap,
sedangkan fakor produksi lainnya variable. Dalam hal ini akan  dijumpai kenaikan
produksi total yang akan berkurang seiring dengan pertambahan faktor produksi
variable ditambah secara terus menerus.
Faktor Produksi Faktor Produksi Tambahan Hasil
Tetap  (Tanah ) Produksi Variabel Total Padi ( Produksi
(TenagaKerja) Marginal )
1 0 0 -
1 1 8 8
1 2 18 10
1 3 30 12
1 4 45 15
1 5 55 10
1 6 63 8
1 7 70 7
1 8 70 0
1 9 60 - 10
1 10 50 - 10

Tabel 1.  Tambahan hasil produksi


padi

BerdasarkanTabel 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa pertambahan produksi


total ini semakin sedikit seiring terus terjadinya pertambahan tenaga kerja. Namun,
jumlah pertambahan produksi total (produksi marginal) ini semakin sedikit. Pada
saat ada satu tenaga kerja, produksi total yang dihasilkan adalah delapan. Jika
tenaga kerja ditambah menjadi dua orang, produksi total meningkat menjadi 18,
berarti produksi marginal sebanyak 10.
Tambahan produksi ini biasa disebut produksi marginal tenagakerja, yaitu
tambhan produksi akibat bertambahnya satu satuan tenaga kerja.  Dari tabel
tersebut juga diketahui bahwa sifat dari produksi marginal adalah pada awalnya
meningkat sejalan dengan meningkatnya produksi total dan mencapai puncaknya
saat produksi total mencapai titik maksimum. Setelah mencapai puncaknya,
produksi marginal akan terus menurun bahkan bisa mencapai angka negatif

b.  Produksi Jangka Panjang


Produksi dalam jangka panjang bukan berarti proses produksi yang dilakukan
membutuhkan waktu yang panjang. Jangka panjang yang dimaksudkan dalam artian
ini adalah semua variable yang digunakan dalam produksi berubah – ubah.
1.    Perilaku Produsen yang Mengutamakan Kepentingan Masyarakat
Kemajuan dan kesuksesan suatu bisnis tergantung pada etos kerja dan etika
para pelaku bisnis. Selain emngejar keuntungan, pelaku bisnis juag perlu
menanamkan kepercayaan kepada pelanggan. Perhatikan contoh kasus berikut :
Sebuah butik membuat baju yang dipesan pelanggannya. Agar tidak
mengecewakan pelanggannya, ia membeli vahan berkualitas di pasar tradicional
Tanah Abang. Untuk mengerjakannya, diserahkan pada dua orang pegawainya
yang sudah profesional. Setelah jadi baju itu dijualnya dengan harga yang pantas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan
dari kebutuhan.  seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai
paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri,
pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan,
kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba
untuk memuaskan kebutuhan. Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang
dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi
terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu
dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama.
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari
dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat
membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan
tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut:
1.    Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya
terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi
dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase
dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas
promosi lainnya.
2.    Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi
pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi
oleh discount harga, atau display produk
3.    Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen
sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja.
Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan
memicu pembelian
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro, Penerbit
BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
  Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W., 1994. Perilaku Konsumen, Alih
bahasa Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta,.diakses tanggal 02 Januari 2020
N. Gregory Mankiw, 2006. Principles of Enconomics, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi 3,
Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai