Anda di halaman 1dari 13

Rangkaian Seri – Paralel dan Metode Thevenin

MAKALAH TUGAS PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


Diajukan Guna Memenuhi Penilaian dari Bapak Tri Bambang A.K, M.Pd Dosen Program Studi
Teknik Listrik

Disusun Oleh :
Riyan Saputra - 1505519223

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


JURUSAN TEKNIK MESIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Rangkaian Seri – Paralel dan Metode
Thevenin “.
Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun saya berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata
kuliah “Teknik Listrik”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bagaimana prinsip kerja dari “Rangkaian Seri – Paralel dan Metode Thevenin” bagi
para pembaca dan juga saya sendiri selaku penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapal Tri Bambang A.K, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Teknik listrik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai
bidang studi yang saya tekuni

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapay menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 9 Juli 2020

Riyan Saputra

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................................................. 1

Bab II Pembahasan ....................................................................................................................... 2

A. Rangkaian Seri ..................................................................................................................... 2

1. Sifat-sifat Rangkaian Seri ................................................................................................ 2

2. Fungsi Rangkaian Seri .................................................................................................... 2

3. Prinsip dalam Rangkaian Seri .......................................................................................... 2

B. Rangkaian Paralel ................................................................................................................ 2

1. Rangkaian Listrik Paralel ................................................................................................. 3

2. Rangkaian Paralel Resistor............................................................................................... 4

3. Sifat-Sifat Rangkaian Paralel ........................................................................................... 5

4. Fungsi Rangkaian Paralel ................................................................................................. 5

5. Prinsip dalam Rangkaian Paralel...................................................................................... 5

C. TEOREMA THEVENIN ..................................................................................................... 6

1. Teori Thevenin ................................................................................................................. 6

2. Rumus Teorema Thevanin ............................................................................................... 7

3. Langkah-Langkah Penyelesaian Dengan Teorema Thevenin .......................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka rangkaian
listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.
Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa cabang.
Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus listrik
yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan baterai
2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus.
Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan pada
baterai, Pengerjaan yang singkat dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada penyambungan
jalur sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya) Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah
satu komponen dicabut atau rusak maka komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana
mestinya. Misalnya saja tiga buah lampu disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu
dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan ikut padam, Nyala lampu yang satu dengan yang
lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh dari sumber listrik maka nyala lampu semakin redup.
Hambatan aliran muatan listrik disebut juga resistor. Dalam rangkaian listrik, resistor dapat
disambung dengan dua cara, yaitu seri dan paralel. Tapi bisa juga disambung dengan cara
campuran yaitu paralel dan seri secara bersama-sama.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri
2. Untuk mengetahui Rangkaian tahanan yang dihubungkan secara paralel
3. Untuk mengetahui Teorema Thevanin

1
Bab II Pembahasan
A. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang memiliki komponen dan beban (lampu, resistor atau
lain - lain) saling terhubung satu sama lain dengan sejajar, maka dari itu rangkaian ini akan
mengurutkan satu komponen ke komponen lain. Karena pemasangan dari rangkaian seri ini
berjajar, maka pembagian tegangan dari sumber tegangan akan merata ke seluruh komponen..
1. Sifat-sifat Rangkaian Seri :
a) Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
b) Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama.
Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri
adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
c) Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang
mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
d) Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran
arus terhenti.
2. Fungsi Rangkaian Seri :
a) Rangkaian seri berfungsi untuk memperbesar hambatan total.
b) Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
c) Pada rangkaian seri memiliki arus yang sama pada masing-masing hambatan.
3. Prinsip dalam Rangkaian Seri
a) Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.
b) Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan
sama dengan kuat arus totalnya,
c) Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil penjumlahan
tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan totalnya.
B. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara (paralel). Lampu
yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Suatu rangkaian listrik,

2
1. Rangkaian Listrik Paralel
di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu
sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik
menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain
kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri.
Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang
lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya Berikut contoh gambar rangkaian paralel : Contoh
pengaplikasian rangkaian paralel pada 3 buah lampu : Pada umumnya hambatan(R) yang
dirangkaia paralel akan menghasilkan hambatan tota(RT) yang semakin kecil.
Untuk mengetahui hambatan total dari hambatan(RT) yang dipasang paralel dapat
menggunakan perhitungan di bawah: Hubungan Antara Tegangan (V), Arus (I) Dan Hambatan
(R) Dan Hukum Ohm Hukum Ohm adalah hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik
mengalir ke dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang
mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan untuk melihat
besarnya arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R). Rumus: V = I . R bunyi Hukum Ohm “Besarnya
kuat arus 6 (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus dengan beda potensial
atau tegangan (V) di dua titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi
(R) di antara mereka”. Arus adalah elektron yang mengalir dari satu atom ke atom lainnya melalui
penghantar dan diukur dalam ampere. Satu ampere adalah aliran arus listrik dari 6,28 x 10 pangkat
28 elektron / detik pada sebuah penghantar. Jadi, arus adalah jangkauan aliran listrik yang diukur
dalam ampere atau elektron / detik. Arus dapat digolongkan atas dua macam, yaitu arus searah
(DC) dan arus bolak-balik (AC).
a) Arus Searah (DC)
Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja dengan harga konstanta. Salah
satu sumber arus searah adalah batere. Di samping itu arus searah dapat diperoleh dengan
menggunakan komponen elektronik yang disebut Dioda pada pembangkit listrik arus bolak-balik
(AC).
b) Arus Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah bolak-balik. Arus ini bisa
juga disebut arus tukar sebab polaritasnya selalu bertukar-tukar. Juga dapat disebut dengan arus
AC sebagai istilah singkatan asing (Inggris) yaitu Alternating Current. Sumber arus listrik bolak-

3
balik adalah pembangkit tegangan tinggi seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator.
Tegangan adalah suatu tekanan yang menyebabkan terjadinya aliran arus listrik pada sebuah
penghantar. Biasanya tegangan tergantung pada ujungujung kawat penghantar. Apabila ujung-
ujung penghantar tersebut dihubungkan dengan batere atau generator, maka akan terjadi tegangan.
Jadi, tegangan adalah daya potensial yang tetap ada walaupun tidak ada 7 arus. Walaupun tidak
ada hubungan terhadap peralatan lain tegangan tetap ada. Tegangan tetap ada walaupun tanpa arus,
tetapi arus tidak akan ada tanpa ada tekanan dari tegangan-tegangan.

2. Rangkaian Paralel Resistor


Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih.
Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri. Rumus dari Rangkaian
Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :

4
V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
I total = I1 + I2 +.. In
1/R total = 1/R1 + 1/R2 + …
1/R n

3. Sifat-Sifat Rangkaian Paralel


a) Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
b) Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus
masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
c) Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.).
d) Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada
rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu
oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
4. Fungsi Rangkaian Paralel
a) Rangkaian paralel berfungsi untuk memperkecil hambatan total.
b) Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi arus.
c) Pada rangkaian seri memiliki tegangan yang sama pada masing-masing hambatan
5. Prinsip dalam Rangkaian Paralel
Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
paralelnya.
a) Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap
percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiaptiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
b) Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap
percabangan sama dengan tegangan totalnya.

5
C. TEOREMA THEVENIN
1. Teori Thevenin
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang
diamati. Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri dengan
suatu resistansi ekivalennya.

Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkuit B dapat
diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkuit B pada dua terminal
yang kita amati yaitu terminal a-b. Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka dengan
menggunakan teorema superposisi didapatkan bahwa :
1. Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A tidak aktif
(semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga didapatkan nilai
resistansi ekivalennya.

2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.

6
Dengan menggabungkan kedua keadaan tadi (teorema superposisi) maka didapatkan :

Pada saat terminal a -b di open circuit (OC), maka i yang mengalir sama dengan nol (i=0) sehingga:

2. Rumus Teorema Thevanin


Dari persamaan (1) dan (2) , didapatkan :

Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan atau menonaktifkan
semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan dalamnya = 0 atau
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞ atau rangkaian open circuit).

7
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya, maka
untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus hubung singkat (isc),
sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai tegangan pada kedua terminal
tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada kedua terminal tersebut yang di- short
circuit.
3. Langkah-Langkah Penyelesaian Dengan Teorema Thevenin
Langkah-langkah penyelesaian dengan Teorema Thevenin yaitu :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b kemudian
hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik
a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber
arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti Theveninnya
didapatkan dengan cara

5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan dicari arus yang
mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan kembali
komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.

8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Rangkaian seri adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang
disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai
Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rangkaian peralel adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor
yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan Rangkaian Seri,
Rangkaian Paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Perhitungan Rangkaian Paralel sedikit lebih rumit dari Rangkaian Seri.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://tianphysics.wordpress.com/2013/11/05/rangkaian-seri-dan-rangkaianparalel/

http://teknikelektronika.com/rangkaian-seri-dan-paralel-resistor-serta-caramenghitung-nilai-

resistor/ https://id.wikipedia.org/wiki/Rangkaian_seri_dan_paralel

https://www.scribd.com/doc/226925230/Rangkaian-Listrik-Seri

http://www.rangkaianelektronika.org/rangkaian-thevenin.htm

https://www.academia.edu/28544029/LAPORAN_PERCOBAAN_TEOREMA_T HEVENIN

http://elektronika-dasar.web.id/teorema-thevenin/

10

Anda mungkin juga menyukai