Voltmeter Dan Ampermeter Fisika Dasar II-1
Voltmeter Dan Ampermeter Fisika Dasar II-1
Disusun Oleh:
PENDIDIKAN FISIKA
2020/2021
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
DAFTAR TABEL..........................................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................5
Pendahuluan.................................................................................................................5
A. Capaian Dalam Pembelajaran Mata Kuliah:..............................................................5
B. Dasar Teori..............................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................12
Percobaan...................................................................................................................12
A. Alat dan Bahan........................................................................................................12
B. Langkah Percobaan.................................................................................................12
a. Rangkaian Seri Resistor........................................................................................12
b. Rangkaian Pararel Resistor...................................................................................12
c. Rangkaian Kombinasi Resistor.............................................................................13
BAB III...........................................................................................................................14
Data dan Analisis Data..................................................................................................14
A. Data Percobaan........................................................................................................14
B. Analisis Data...........................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................23
Pembahasan....................................................................................................................23
BAB V.............................................................................................................................26
Penutup...........................................................................................................................26
A. Kesimpulan.............................................................................................................26
B. Saran.....................................................................................................................27
Daftar Pustaka...............................................................................................................28
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
Pendahuluan
A. Capaian Dalam Pembelajaran Mata Kuliah:
1. Dapat mempelajari konsep dari rangkaian seri dan rangkaian pararel
3. Dapat mengukur nilai kuat arus dan tegangan listrik didalam rangkaian seri dan
pararel pada sebuah rangkaian
B. Dasar Teori
Arsus listrik dibedakan berdasarkan dua jenis, yaitu arus listrik bolak-balik
atau AC (Alternating Curent) dan arus searah atau DC (Direct Curent). Arus yang
arahnya konstan disebut arus DC sedangkan arus yang arahnya periodik disebut
arus AC. Secara umum kita mengunakan baterai sebagai sumbertegangan DC
dimana ketika sebuah baterai dihubungkan dengan sebuah resistor pada rangkaian
tertutup, maka akan menghasilkan beda potensial pada resestor sebesar ΔV = IR.
Gambar 1
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arus yang
mengalir pada kedua resistor adalah sama, karena jumlah muatan yang melewati
R1 juga melewati R2. Sehingga beda potensial pada baterai juga berlaku pada
resistor ekuivalen, ΔV = IR_ekuivalen. Hambatan ekuivalen dari resistor yang
dipasang secara seri adalah penjumlahan dari masing-masing resistor dan selalu
lebih besar dari pada masing-masing resistor.
Gambar 2
Ketika resistor dihubungkan secara paralel, beda potensial pada resistor
akan sama dan hambatan ekuivalen untuk dua atau lebuh resistor yang disusn
secara paralel adalah penjumlahan kebalikan dari masing maisng resistor (Serway,
2014 : 399).
Gambar 3
1. Rangkaian Seri
Berdasarkan uraian di atas, maka ciri-ciri khusus rangkaian seri antara lain
sebagai berikut:
3. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian besarnya sama
Dari sisi penerapan, rangkaian seri memiliki kelebihan atau keutungan, yaitu:
1. Kuat arus listrik yang mengalir pada tiap bagian besarnya sama.
4. Rangkaian seri membutuhkan kabel yang lebih sedikit sehingga lebih murah.
Oleh karena itu, rangkaian seri pada lampu tepat digunakan pada ruangan atau
area yang yang berukuran besar seperti misalnya gedung perkantoran, gedung
sekolah atau kampus, hotel dan juga bangunan besar lainnya karena penerapannya
yang sangat murah dan praktis.
2. Rangkaian Pararel
Rangkaian paralel adalah salah satu model rangkaian yang dikenal dalam
kelistrikan. Secara sederhana, rangkaian paralel diartikan sebagai rangkaian listrik
yang semua bagian-bagiannya dihubungkan secara bersusun. Akibatnya, pada
rangkaian paralel terbentuk cabang di antara sumber arus listrik. Olehnya itu,
rangkaian ini disebut juga dengan rangkaian bercabang. Dalam rangkaian ini,
semua percabangan yang ada dapat dilalui oleh arus listrik. Di setiap cabang itulah
komponen listrik terpasang, sehingga masing-masing komponen itu memiliki
cabang dan arus tersendiri. Arus tersebut mengaliri semua komponen listrik yang
terpasang secara bersamaan. Rangkaian paralel diperlukan jika kita akan
melakukan pengaturan arus listrik, dengan membagi arus listrik dengan cara
merubah beban yang lewat di tiap percabangan.
Berikut ini adalah gambar dari beberapa alat listrik yang dirangkai secara
paralel:
Gambar 1
Rangkaian Paralel Baterai
Gambar 1
3. Perbedaan Rangkaian Seri dan Pararel
4. Ampermeter
Amperemeter adalah salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk
mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian.
Jika anda menggunakan alat ini, anda akan menjumpai tulisan A dan mA. A
adalah Amperemeter, mA adalah miliamperemeter atau mikroamperemeter. Alat
ukur ini digunakan oleh para teknisi dalam eksekusi alat multitester atau avometer
yang mana merupakan gabungan dari kegunaan amperemeter, ohmmeter, dan juga
voltmeter.
5. Voltmeter
Sama halnya dengan hambatan memiliki bentuk sama yakni multiplier, seri,
dan galvanometer. Faktanya, kinerja yang dihasilkan dari alat tersebut lebih baik,
serta senantiasa meningkat ketika sudah ditambahkan multiplier.
Dalam posisi seri dan pararel cara membaca hasil pengukurannya adalah:
BAB II
Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Catu daya = 1 buah
2. Resistor = 3 buah
3. Ampermeter = 1 buah
4. Voltmeter = 1 buah
B. Langkah Percobaan
a. Rangkaian Seri Resistor
1. Mencatat hasil pengukuran nilai resistor yang digunakan.
4. Menulis hasil pengukuran kuat arus yang terbaca pada ampermeter (arus
total).
4. Menulis hasil pengukuran kuat arus yang terbaca pada ampermeter (arus
total).
A. Data Percobaan
Rangkaian Seri
Tabel 1
Rangkaian Pararel
Tabel 2
Rangkaian Kombinasi
Tabel 3
B. Analisis Data
1. Rangkaian Seri
R1=47 Ω
R2=56 Ω
R3=100 Ω
a. V= 3 Volt
b. V= 6 Volt
Skala yang ditunjuk 35
I= × skala maksimum= × 0 , 1=0,035 Ampere
Batas ukur 100
c. V= 9 Volt
d. V= 12 Volt
2. Rangkaian Pararel
R1=47 Ω
R2=56 Ω
R3=100 Ω
a. V= 3 Volt
b. V= 6 Volt
c. V= 9 Volt
d. V= 12 Volt
3. Rangkaian Kombinasi
R1=47 Ω
R2=56 Ω
R3=100 Ω
a. V= 3 Volt
b. V= 6 Volt
c. V= 9 Volt
d. V= 12 Volt
6
V1 pada
Rangkaian Seri
5 (R = 47 Ohm)
4 V2 pada
Rangkaian Seri
3 (R = 56 Ohm)
2 V3 pada
Rangkaian Seri
(R = 100 Ohm)
1
0
3 6 9 12
Grafik 1
Grafik 2
Grafik 3
BAB IV
Pembahasan
Pada percobaan kami yang berjudul “Ampermeter dan Voltmeter
Rangkaian DC” dengan capaian pembelajaran mata kuliah untuk mempelajari
konsep dari rangkaian seri dan pararel, mempelajari menggunakan ampermeter
dan voltmeter dalam rangkaian seri dan pararel serta mengukur nilai kuat arus dan
tegangan listrik dalam rangkaian seri dan pararel pada rangkaian. Dengan masing-
masing tegangan mempunyai kuat arus mulai dari 3V, 6V, 9V, 12V.
Pada percobaan pertama, mengukur arus dan tegangan pada rangkaian seri.
Hasil yang diperoleh arus sumber pada rangkaian seri lebih kecil daripada
rangkaian pararel yaitu 1,8 A pada catu daya 3 V, 0,035 A pada catu daya 6 V,
0,05 A pada catu daya 9 V, 0,067 A pada catu daya 12 V. Hal ini disebabkan pada
rangkaian seri semua resistor dijumlahkan sehingga hambatan total pada
rangkaian sangat besar dan menyebabkan arus yang mengalir pada rangkaian
sangat kecil, berdasarkan teori arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai tegangan pada masing-masing
resisistor R1 (47Ω), R2 (56Ω), R3 (100Ω) berturut-turut. Yaitu V 1=0,2 V, V2= 0,9
V, V3=1,8 V, dan V total 3 V pada percobaan dengan catu daya menunjukkan
tegangan 3 V.
Pada percobaan rangkaian kedua, yaitu mengukur arus dan tegangan pada
rangkaian pararel. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh V AB sebesar 3 V,
I1=0,062 A, I2=0,05 A, I3=0,03 A, dan I total 0,142 A. Pada percobaan dengan
catu daya 6 V diperoleh VAB sebesar 6 V, I1=0,13 A, I2=0,1 A, I3=0,05 A, dan I total
0,28 A. Pada percobaan catu daya 9 V diperoleh V AB=9 V, I1=0,2 A, I2=0,16 A,
I3=0,12 A, dan I total 0,45 A. Pada percobaan catu daya 12 V diperoleh V AB
sebesar 12V, I1=0,26 A, I2=0,2 A, I3=0,12 A, dan I total 0,58 A. Arus total pada
rangkaian pararel lebih besar dari pada rangkaian seri, hal ini disebabkan
rangkaian pararel semua resisiror dijumlahkan kebalikan dari masing-masing
resistor sehingga hambatan total pada rangkaian kecil dan menyebabkan arus yang
mengalir lebih besar dibandingkan rangkaian seri, berdasarkan teori arus
berbanding terbalik dengan hambatan.
Dari semua percobaan yang kami lakukan telah sesuai dengan teori,
kemungkinan kesalahan percobaan dan observasi data yang didapat tidak bisa
sepenuh nya benar dan sesuai dengan teori. Kesalahan dalam membaca data, serta
ketelitian alat yang juga berpengaruh membuat data menjadi tidak akurat
sepenuhny . Dalam percobaan ini kami melakukan percobaan tunggal karena
waktu yang tidak mencukupi utuk melakukan pengukuran berulang . maka
kemugkinan kesalahan data kemungkinan dapat terjadi.
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-peenjelasan yang ada pada makalah ini maka simpulan yang
dapat diambil adalah sebagi berikut:
1. Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik merupakan
banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Besar kuat arus adalah
I=Q
Dimana I adalah kuat arus, Q adalah muatan listrik, dan T adalah waktu.
R = hambatan (ohm)
R=V
B. Saran
Avometer merupakan alat ukur listrik yang sangat sering digunakan maka
dari itu saya menyarankan agar alat itu dirawat sebaik-baiknya, jangan
menggunakan alat itu dengan sembarangan, gunakanlah dengan benar dansesuai
dengan fungsinya.
Kepada semua pihak yang terutama pada guru pembimbing mata pelajaran
alat ukur ibu fida nur irawati yang telah memberikan kritik dan saran keritik
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini terutama kami ucapkan Terima
Kasih.
Daftar Pustaka
Serway, R.A. and Jewett, J.W. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta :
Salemba.