D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat-nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, saya mencoba membahas tentang “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CIDERA KEPALA”. Apa yang saya tulis
ini, masih jauh dari yang di harapkan dan isi-nya masih terdapat banyak kesalahan baik
dalam penulisan kata maupun dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena, itu
kritikan dan saran yang sifat-nya membangun, saya sangat harapkan sehingga makalah ini
menjadi sempurna .
Geresya Talakua
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Teori medik tentang cedera kepala
B. Asuhan keperawatan cedera kepala
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian
Morton (2012). Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak
yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa
diikuti terputusnya kontinuitas otak (Arif Muttaqin, 2008, hal 270-271).
Wahyu Widagdo, dkk (2007). Cedera kepala adalah trauma yang mengenai otak
disebabkan oleh kekuatan eksternal yang menimbulkan peubahan tingkat kesadaran
dan perubahan kemampuan kognitif, fungsi fisik, fungsi tingkah laku dan emosional.
2. Etiologi
Menurut Taqiyyah Bararah, M Jauhar (2013). Penyebab utama terjadinya cedera
kepala adalah sebagai berikut:
a. Kecelakaan lalu lintas
a. Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun untuk beberapa saat kemudian
sembuh
b. Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan
c. Mual atau muntah
d. Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun
4. Patway
Gambar 2.1 WOC
Cedera Kepala
Faktor respiratori
1. Adanya edema paru pada cedera kepala dan vasokonstriksi paru atau hipetensi
paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi
2. Konsentrasi oksigen dan karbon doiksida mempengaruhi aliran darah. Bila PO2
rendah, aliran darah bertambah karena terjadi vasodilatasi. Penurunan PCO2,
akan tejadi alkalosis yang menyebabkan vasokonstriksi (arteri kecil) dan
penurunan CBF (Cerebral Blood Fluid) sehingga oksigen tidak sampai ke otak
denan baik.
3. Edema otak ini menyebabkan kematian otak (iskemik) dan tingginya tekanan
intra cranial (TIK) yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan batang otak
atau medulla oblongata.
Faktor metabolisme
1. Pada cedera kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh lainnya
yaitu kecenderungan retensi natrium dan air, dan hilangnya sejumlah nitrogen
6. Manifestasi klinis
Menurut Andra Saferi Wijaya, Yessie Mariza Putri (2013).
Cedera kepala ringan-sedang
1. Disorientai ringan
2. Amnesia post trauma
3. Hilang memori sesaat
4. Sakit kepala
5. Mual dan muntah
6. Vertigo dalam perubahan posisi
7. Gangguan pendengaran
Cerdera kepala sedang-berat
1. Oedema pulmonal
2. Kejang
3. Infeksi
4. Tanda herniasi otak
5. Hemiparise
6. Gangguan akibat saraf cranial
7. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan pasien dengan cedera kepala meliputi sebagai berikut (Wahyu Widagdo,
dkk, 2007).
1. Non pembedahan
1. Glukokortikoid (dexamethazone) untuk mengurangi edema
2. Diuretic osmotic (manitol) diberikan melalui jarum dengan filter untuk
mengeluarkan kristal-kristal mikroskopis
3. Diuretic loop (misalnya furosemide) untuk mengatasi peningkatan tekanan
intracranial
4. Obat paralitik (pancuronium) digunakan jika klien dengan ventilasi mekanik untuk
megontrol kegelisahan atau agitasi yang dapat meningkatkan resiko peningkatan
tekanan intracranial
5. Pembedahan
Kraniotomi di indikasikan untuk:
1. Mengatasi subdural atau epidural hematoma
2. Mengatasi peningkatan tekanan cranial yang tidak terkontrol
3. Mengobati hidrosefalus
B. Asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
b. Keadaan Umum : Keadaan umum pasien lemah, tingkat kesadaran samnolen,
GCS9, E2 V3 M4.
c. Tanda-tanda vital : tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 120 x/ menit, suhu 37,2 0C,
respirasi 26 x/ menit.
d. Head to toe
1. Kepala :Tampak ada lesi, dan jahitan pada kepala, rambut kasar dan tidak
mudah rontok
2. Wajah :Wajah pasien tampaksembab dan tampak ada memar pada wajah.
3. Mata : Simetris kiri dan kanan, penglihatan terganggu, tampak edema.
4. Hidung :Hidung bersih, tidak ada lesi, pembengkakan, ada bekas darah,
Pernapasan 26 x/i
5. Telinga : Telinga tampak simetris, ada bekas darah yang sudah mengeras.
6. Bibir, mulut dan gigi : Mukosa mulut kering, bibir pucat, kulit kering.
7. Leher : Leher tidak ada pembesaran kelenjar thirot dan tidak ada massa.
8. ThorakParu :
I : Pergerakan dinding dada simetris antara yang kiri dengan
yang kanan
P : fremitus antara yang kiri dengan kanan sama
P : Bunyinya Sonor
A : Ronkhi
9. Jantung
2. Data Penunjang
Tanggal 01 Juni 2017 jam 06.45 WIB di dapatkan hasil labor, yaitu :
Hb 15,0 ( 14-18 g/dl), Leukosit 19.640 (5.000-10.000 /mm3), Trombosit 278.000
(150.000-400.000 /mm3), Hematokrit 44 (40-48 %), PT 10,6 (9,2-12,4 detik), APTT
33,0 (28,2-38,1 detik).
Tanggal 01 Juni 2017 jam 20.15 WIB di dapatkan hasil labor, yaitu Hb 14,1 ( 14-18
g/dl), Leukosit 14.840 (5.000-10.000 /mm3), Trombosit 232.000 (150.000-
400.00 /mm3), Hematokrit41(40-48%).
4. Analisa data
Data Masalah Penyebab
No Diagnosa Keperawatan
Pemberian analgesik
j. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
k. Cek perintah
pengobatan meliputi
obat, dosis, dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan
l. Cek adanya riwayat
alergi obat
m. Tentukan pilihan obat
analgesik berdasarkan
tipe dan keparahan
nyeri
n. Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah
memberikan analgesik
o. Berikan kebutuhan
kenyamanan dan
aktifitas lain yang
dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri
p. Berikan analgesik
sesuai waktunya,
terutama pada nyeri
yang berat
q. Dokumentasikan
respon terhadap
analgesik dan adanya
efek samping
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
RSUP Dr. M. Djamil. Indeks Penyakit Instalasi Rawat Inap tahun 2013.
Tobing, HG. (2011). Synopsis ilmu bedah saraf. Jakarta: Sagung Seto.
Wijaya, Andra Saferi dan Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan
Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa Teori Dan Askep).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Widagdo, Wahyu, dkk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Tim Penerbit Bu