PRODI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
PERIODE 2021/ 2022
i
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti
dan keluarga mengalami perubahan fisik maupun psikologis dan akibat paling
(Muttaqin, 2008)
Komplikasi dari cedera kepala adalah infeksi dan perdarahan. Hampir separuh
Cedera kepala merupakan keaadan yang serius. Oleh karena itu, diharapkan
dengan penanganan yang cepat dan akurat dapat menekan morbiditas dan
2
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Dasar
Pengertian
Cedera kepala adalah trauma kepala dengan GCS 15 (sadar penuh) tidak
fungsi fisik.
yaitu cedera kepala ringan, sedang, berat. Cedera kepala ringan dapat
4
saat. Penderita cedera kepala sedang juga dapat mengalami kondisi yang
hingga kematian dapat terjadi jika tidak ditangani dengan tepat. Perubahan
Selain itu, cedera kepala juga dapat dibedakan menjadi cedera kepala
Etiologi
1) Trauma primer
(akselerasi dn deselerasi)
2) Trauma sekunder
Terjadi akibat dari truma saraf (melalui akson) yang meluas, hipertensi
5) Terjatuh
5
6) Benturan langsung dari kepala
8) Kecelakaan industri.
6
Manifestasi Klinis
c. Pusing
d. Muntah
e. GCS : 13-15
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang yang
membuat kita seperti adanya) akan mudah sekali terkena cedera dan
trauma kepala.. Lesi pada kepala dapat terjadi pada jaringan luar dan
dalam rongga kepala. Lesi jaringan luar terjadi pada kulit kepala dan lesi
otak itu sendiri. Terjadinya benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis
keadaan, yaitu :
7
g. Kepala yang tidak dapat bergerak karena bersandar pada benda yang
lesi pada jaringan otak dan selaput otak pada cedera kepala diterangkan
dan coup. Contre coup dan coup pada cedera kepala dapat terjadi
bagian dalam pada sisi yang terkena sedangkan contre coup terjadi
pada sisi yang berlawanan dengan daerah benturan. Kejadian coup dan
8
Pada keadaan ini, terdapat daerah yang secara mendadak terjadi
pembuluh tersebut dapat terjadi kematian sel-sel otak. Begitu juga bila
9
WOC
TIK : - Oedem
- Hematom
Trauma Kepala Respon Biologi
Hipoxemia
Kontusio
Mk. Bersihan
Jalan Nafas
Sumber : Muttaqin.A(2011)
10
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Pengkajian
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari
kesehatan pasien.
2001)
h. Identitas pasien
alamat
11
i. Riwayat kesehatan
akumulasi sekret pada saluran napas, adanya liquor dari hidung dan
penyakit menular.
j. Pengkajian persistem
Keadaan umum
TTV
1) Sistem pernapasan
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem perkemihan
12
4) Sistem gastrointestinal
perubahan selera
5) Sistem muskuloskletal
6) Sistem persyarafan
pengecapan
2) Aktivitas / istirahat
13
3) Sirkulasi
diselingi disritmia )
4) Integritas ego
5) Eliminasi
gangguan fungsi
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d jalan nafas buatan d.d gelisah
14
INTERVENSI
Teraupetik :
Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
Berikan posisi semi flower
Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konsulvan jika perlu
Kolaborasi pemberian osmosis
15
diuretic jika perlu
Observasi :
2. Bersihan jalan Setelah dilakukan intervensi
Identifikasi kemampuan
nafas tidak efektif keperawatan selama 1x24 jam maka
batuk
b.d adanya jalan bersihan jalan nafas membaik dengan
Monitor adanya retensi
nafas buatan d.d kriteria hasil : sputum
gelisah. 1. Batuk efektif meningkat Monitor input dan output
2. Sulit bicara menurun cairan
Edukasi :
16
melalui hidung selama 4 detik
Anjurkan mengulangi tarik
nafas
dalam hingga 3 kali
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspetoran jika perlu
17
Edukasi :
Anjukan posisi duduk
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
Kolaborasi :
18
Implementasi
2012)
32
Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Rohmah&Walid,2012)
ungkapan secara subjektif oleh klien dan objektif didapatkan langsung dari
hasil pengamatan
33
34
DAFTAR PUSTAKA