Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang tentunya
dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan. Intinya, wujud rupa adalah
penghantar utamanya bagi cabang seni ini, bukan suara seperti pada seni musik, atau gerakan tubuh pada
seni tari. Contoh konkretnya adalah lukisan, patung, kerajinan tangan, dll.

Namun pada kenyataannya, seni rupa tidak hanya berhenti pada produk visual saja. Terdapat banyak sekali
jenis media seni yang pada akhirnya menggabungkan media lain seperti suara dan gerakan dalam seni
performans. Kemudian muncul pula produk visual yang tidak dapat diraba materialnya seperti karya lukisan
digital yang ditampilkan pada layar gawai. Apa yang dimaksud seni rupa juga “berubah” ketika ditinjau
melalui fungsi, wujud dan terus berkembang mengikuti zaman.

Hal tersebut memicu diskusi dan debat akademik mengenai apa sebetulnya pengertian dari seni rupa.
Beberapa ahli terlibat dan menghasilkan beberapa pengertian seni rupa yang cenderung sedikit berbeda satu
sama lain.

Unsur-Unsur Seni Rupa

Jika melihat wujud, seni rupa sangatlah bergantung pada unsur yang tampak atau dilihat pada karya. Unsur-
unsur pembentuk rupa tersebut tampak jelas pada contoh karya seni seperti gambar, lukisan, atau patung.
Misalnya bagaimana unsur garis melingkar membentuk matahari pada lukisan. Kemudian
unsur warna mengisi garis melingkar tersebut dengan warna oranye. Unsur-unsur
seperti garis dan warna itu adalah unsur-unsur terkecil yang membentuk seni rupa dan disebut sebagai
unsur-unsur seni rupa. Lalu ada apa lagi selain warna dan garis yang menjadi pembentuk seni rupa? Berikut
adalah penjabarannya.

Titik

Unsur terkecil dari suatu karya, titik digunakan untuk menciptakan unsur lain dengan cara menderetkannya
menjadi suatu garis. Namun titik juga dapat digunakan apa adanya tanpa garis seperti bagaimana karya
pointilis yang hanya menggunakan titik yang diatur kerapatannya untuk membuat suatu gambar.

Garis

Garis adalah hubungan antar titik yang menghasilkan guratan serba guna untuk membentuk unsur lain
seperti bidang atau bentuk. Seperti titik, garis juga dapat digunakan apa adanya tanpa menjadi bidang atau
bentuk, misalnya gambar sketsa hanya menggunakan garis untuk membentuk suatu karya. Garis juga dapat
menjadi pengisi gelap terang dengan cara mengarsirkannya.

Bidang

Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu dan membuat area tertutup. Contohnya adalah:
lingkaran, segi tiga, persegi, dsb.
Volume/Gempal/Bentuk

Merupakan bidang yang memiliki volume (3d). Namun volume tersebut hanya semu atau tidak nyata pada
karya dua dimensi seperti lukisan, gambar, desain grafis, dsb. memiliki volume

Ruang

Ruang adalah area yang terbentuk ketika kita memutuskan untuk menggunakan suatu media dalam berkarya.
Ruang dalam karya dua dimensi lagi-lagi hanya bersifat semu. Ruang di luar berbagai bidang atau volume
disebut dengan ruang negatif, sementara ruang yang berada dalam bidang atau volume disebut ruang positif.
Ruang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kesan tertentu terhadap karya. Misalnya berikan ruang yang
lebih besar di atas karya pemandangan untuk memberikan efek ketenangan dan kemegahan langit.

Gelap Terang

Jika kita Ingin membuat gambar potret yang realistik, bukan warna yang harus dibuat benar-benar akurat,
tapi justru adalah gelap terangnya potret tersebut. Ketika bayangan dan cahaya ditangkap dengan akurat,
maka mata kita akan tertipu karena apa yang kita lihat sebetulnya adalah ada atau tidaknya cahaya. Gelap
terang juga sangat penting untuk diperhatikan agar karya yang kita buat seimbang, tidak terlalu terang dan
menghilangkan detail atau terlalu gelap hingga pemirsa tidak dapat melihat detail.

Tekstur

Tekstur adalah bagaimana suatu permukaan terasa saat diraba, namun tentunya pada karya 2 dimensi tekstur
adalah semu. Tekstur pada karya 2d harus tetap mampu menggetarkan persepsi raba yang melihat agar ia
yakin bahwa tekstur tersebut memang ada.

Warna

Warna merupakan unsur yang paling mencolok, sehingga terkadang hanya unsur ini yang diperhatikan oleh
seseorang dalam menentukan suatu karya estetis. Hanya dengan memilih warna yang matching terkadang
cukup untuk beberapa orang. Padahal ada lebih dari itu, warna merupakan unsur yang paling membutakan
bagi semua orang, baik itu perupa maupun pemirsa, untuk menghindarinya apa yang paling penting
diperhatikan oleh warna adalah persepsi melihat warna dan bagaimana cara membuat warna yang harmonis,
karena harmoni warna bukan hanya matching saja.

Penjelasan lebih lengkap dilengkapi dengan gambar contoh dan pendapat para ahli mengenai unsur-unsur
seni rupa dapat disimak pada artikel berikut ini:

Prinsip-Prinsip Seni Rupa

Jika kita memperhatikan keberadaan unsur seni rupa pada karya, katakanlah unsur bentuk dan warna pada
lukisan, unsur tersebut dipresentasikan dengan berbagai cara untuk mendapatkan efek tertentu. Misalnya,
gunung pada lukisan disusun berderet dengan bentuk dan warna yang mirip dan selaras agar tampak
lebih blend atau seimbang. Perlakuan tersebut mengikuti prinsip seni rupa, yaitu prinsip kesatuan.
Gunung-gunung yang lebih dekat akan digambar dengan bentuk lebih detail dan warna yang lebih hijau,
sementara gunung-gunung yang jauh akan digambar dengan warna yang lebih biru dan detail yang lebih
buram. Sehingga jelas bahwa keduanya adalah jenis gunung yang berbeda, yang satu
adalah kesatuan gunung-gunung yang dekat, sementara yang kedua adalah kesatuan gunung-gunung yang
lebih jauh.

Prinsip seni rupa adalah mode perilaku kita terhadap cara penyusunan karya untuk mendapatkan efek
tertentu yang diinginkan. Mudahnya, prinsip seni rupa adalah berbagai cara untuk menyusun unsur karya
seni agar menjadi padu, seimbang atau efek tertentu yang akhirnya akan menghasilkan karya yang lebih
natural, jelas, indah, menyenangkan atau memberikan dampak yang lebih kuat ketika pandang. Cara-cara
tersebut meliputi beberapa prinsip-prinsip yang akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini.

Keseimbangan

Karya yang tidak seimbang akan memberikan perasaan tidak nyaman saat dilihat. Oleh karena itu
keseimbangan menjadi prinsip yang harus diperhatikan. Keseimbangan dapat dilakukan dengan cara
menjaga kesimetrisan berbagai gambar yang ada. Bisa juga dengan membuat keseimbangan yang tidak
tampak simetris namun memberikan keseimbangan psikologis seperti bagaimana sedikit warna merah
mampu menyeimbangkan warna hijau yang terlalu banyak.

Kesatuan/Keselarasan

Kesatuan adalah kepaduan hubungan antar semua unsur yang menyusun suatu karya seni rupa. Kesatuan
dapat dicapai menggunakan beberapa pendekatan seperti: kesamaan unsur, kemiripan unsur, keselarasan
unsur, keterikatan hingga keterkaitan unsur.

Penekanan

Penekanan atau emphasis adalah point of Interest dari suatu karya. Menggunakan suatu objek yang lebih
dominan dari yang lainnya dapat membantu menarik perhatian yang melihat karya hanya dalam sekejap.

Kontras

Kontras adalah perbedaan yang sangat mencolok dari setidaknya dua unsur yang berbeda. Misalnya, titik
putih di atas objek hitam, atau tekstur logam di atas tekstur kain yang lembut. Kontras biasa digunakan
untuk membuat penekanan atau gaya komunikasi ironi.

Kejelasan/Clarity

Kejelasan atau Clarity adalah taraf kemudahan suatu karya untuk dimengerti dan dipahami. Clarity lebih
banyak digunakan pada seni terapan seperti desain website, desain produk, desain interior, dsb.

Penjelasan yang lebih mendalam dilengkapi kutipan pendapat ahli dan contoh gambar dapat ditemukan pada
artikel di bawah ini:
Dari penjelasan di atas, jika kita perhatikan beberapa prinsip dan unsur sangat bergantung pada jenis karya
seni rupa yang diacunya. Ya, bukan hanya pengertian atau definisi saja yang dapat berubah ketika kita
berbicara seni dalam konteks ragam fungsi dan wujudnya. Lalu apa saja jenis dan ragam seni rupa yang ada?
Berikut penjelasannya.

Seni Rupa Berdasarkan Ragam Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu, seni rupa murni dan seni rupa
terapan.

Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni rupa yang fokus terhadap nilai estetika atau nilai lainnya tanpa
mempertimbangkan fungsi terapan dari benda yang diciptakan. Seni ini dapat menjadi sangat eksperimental
dan tidak mudah dipahami oleh kalangan masyarakat umum. Sebaliknya dapat pula menjadi suatu gerakan
sosial yang justru dapat dengan mudah masuk ke kalangan umum dan menyerukan pesan positifnya.
Penjelasan lebih detail dapat dibaca di bawah ini:

Seni Rupa Terapan

Sebaliknya, seni rupa terapan justru mengutamakan fungsi terapan yang dapat diaplikasikan dan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, desain produk yang harus memaksimalkan fungsionalitas dari
produknya sendiri dibandingkan dengan nilai keindahannya. Penjelasan lebih lanjut dilengkapi dengan
referensi tepercaya mengenai seni rupa terapan dapat dibaca pada artikel di bawah ini:

Seni Rupa Berdasarkan Ragam Wujudnya

Seni rupa dapat terbagi pula berdasarkan ragam wujudnya. Wujud tersebut adalah seni rupa dua dimensi
(2d) dan seni rupa tiga dimensi (3d). Berikut adalah penjelasan kedua ragam wujud tersebut.

Seni Rupa 2 Dimensi

Ketika berbicara seni dalam wujud 2d, maka terdapat berbagai parameter unik yang muncul dan berbeda
dari ragam wujudnya yang lain. Hal tersebut meliputi medium, bahan karya, teknik, hingga keunikan lain
yang membuatnya beda dari seni rupa 3d. Pelajari berbagai perbedaan tersebut melalui artikel di bawah ini:

Seni Rupa 3 Dimensi

Seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran sisi, artinya medianya memiliki
kedalaman atau ruang ketiga (z). Seni rupa 3d memiliki proses berkarya yang berbeda. Wujud ini juga
memiliki prioritas prinsip yang berbeda dari seni 2d. Detail lebih jelas mengenai pengertian dan keunikan
seni rupa 3 dimensi dapat dilihat pada artikel di bawah ini:
Seni Rupa Berdasarkan Masa

Seni rupa terus berkembang atau berubah dari masa ke masa mengikuti berbagai kebaruan yang
menyelubungi zaman yang dilewatinya. Pada masa lalu, lukisan merupakan salah satu bentuk dokumentasi
utama. Namun setelah ada kamera, lukisan bergeser dan tergantikan oleh kamera. Begitu seterusnya. Secara
umum seni rupa dapat menjadi tiga masa, berikut ini adalah penjelasannya.

Seni Rupa Tradisional

Seni rupa tradisional adalah seni yang secara turun-temurun dijaga keaslian norma, teknik, adat kebiasaan
tertentu. Tradisi menjadi kata kunci utama bagi karya seni rupa tradisional. Penjelasan lengkap mengenai
pengertian, ciri, sejarah & contoh dapat dilihat pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa Modern

Seni rupa modern adalah seni yang tidak terbatas pada tradisi atau adat istiadat suatu daerah tertentu
layaknya seni rupa tradisional. Seni modern mulai mengembangkan seni rupa berdasarkan filsafat, ilmu dan
prinsip-prinsip seni yang lebih mapan. Penjelasan mendetail dilengkapi pendapat para ahli dapat dibaca pada
artikel di bawah ini:

Seni Rupa Kontemporer

Seni kontemporer adalah seni yang terikat pada masa dan konteks keadaan sekitar ketika karya tersebut
diciptakan. Namun, mudahnya boleh dibilang juga bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang tengah
berjalan saat ini, detik ini, sekitar tahun dan abad ini (sedang berlangsung). Mengapa demikian? Simak
pembahasan lengkapnya di sini:

Fungsi Seni Rupa

Fungsi seni rupa tentunya sangat bergantung pada jenis ragamnya. Misalnya seni rupa terapan jelas memiliki
fungsi masing-masing sesuai dengan produk yang diciptakannya. Seni murni lebih memiliki fungsi riset dan
akademis dan memberikan fungsi ekstrinsik seperti nilai sosial. Namun meskipun seni murni jelas-jelas
tidak memperhatikan fungsi sendiri, sejatinya tetap dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial. Tidak jarang
perupa murni yang menyematkan atau menyuarakan pesan sosial dalam karyanya. Namun, secara umum
sebelum menjadi berbagai ragam jenis yang berbeda, terdapat setidaknya dua fungsi umum yang
menyelubungi seni. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

Fungsi Individu

Merupakan fungsi yang bermanfaat pada individu pencipta seni rupa sendiri. Fungsi ini terdengar hanya
dapat didapatkan oleh perupa murni saja untuk menyalurkan ekspresi dan gagasannya. Namun, sebetulnya
para pelaku desain atau seni terapan lain juga dapat memilikinya. Misalnya bagaimana prototyping suatu
rancangan desain produk dapat bermanfaat bagi desainernya, sebagai acuan dasar untuk memudahkan proses
perancangan selanjutnya yang akan dilemparkan ke pasar atau konsorsium tertentu seperti firma desain.
Intinya fungsi individu memberikan kelebihan khusus terhadap individu penciptanya sendiri.
Fungsi Sosial

Sementara meskipun fungsi sosial identik dengan para perupa murni yang sering menyerukan pesan sosial
dan nilai-nilai positif lain, seni terapan juga dapat memiliki fungsi ini. Sejatinya, perupa seni terapan adalah
teknokrat yang menyelesaikan banyak masalah sehari-hari yang dialami oleh masyarakat. Sehingga secara
otomatis produk tersebut akan memiliki fungsi sosial. Selain itu berbagai kegiatan social
entrepreneurship juga memberikan banyak manfaat terhadap kaum tertentu, karena dengan sengaja mencari
pendapatan dengan cara melibatkan pengidap difabel (differently able), dsb.

PAMERAN SENI RUPA

1. Pengertian Pameran Seni Rupa


· Pameran seni rupa adalah suatu kegiatan penyajian atau penyampaian idea tau gagasan karya seni rupa
melalui media karya seni kepada masyarakat umum untuk dapat di apresiasi.
· Dapat dijadikan komunikasi antara pembuat karya seni rupa dengan masyarakat yang dapat mengapresiasi
hasil karya seni rupa.
· Menurut Galeri Nasional, pameran merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk
dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasikan oleh masyarakat luas.

2. Tujuan Pameran Seni Rupa


Ada beberapa tujuan pameran seni rupa seprti tujuan social, tujuan kemanusiaan, tujuan komersial,
dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan.
1) Tujuan Social berarti bahwa kegiatan pameran seni rupa baik skala besar maupun skala terbatas di sekolah.
Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan social.
2) Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan terutama
bagi seniman dan penyelenggara pameran. Berkaitan dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran
diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik
karya atau penyelenggara.
3) Tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan
pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Jika hasil penjualan karya akan
digunakan untuk kegiatan sosila kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu
atau korban bencana alam
4) Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa disekolah, tujuan utama pameran sekolah adalah
untuk mendapatkan apresiasi dan meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya serta peningkatan wawasan
kesenirupaan.

3. Manfaat Pameran Seni Rupa


Penyelenggaraan pameran disekolah memiliki manfaat, di antaranya sebagai berikut:
1) Menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain.
2) Menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif.
3) Melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain).
4) Mempertebal pengalaman social.
5) Melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri.
6) Melatih siswa untuk membuat suatu perencenaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan,
(membangkitkan motivasi dalam berkarya seni).
7) Sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan bekajar dikelas, dan sebagainya.

4. Fungsi Pameran Seni Rupa


Mnurut Cahyono (2002: 9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi
apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi.
1) Fungsi apresiasi, diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai kerya seni. Melalui kegiatan
pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni.
2) Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni disekolah akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap
masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, niali budaya, dan sebagainya. Selain
itu karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah.
3) Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan
spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senangg, tenang dan
memberikan oencerahan.
4) Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran disekolah dapat diketahui siswa yang
berbakat dalam bidang seni. Hal ini bisa disaksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan oleh para
siswa. Apresiator bisa member penilaian apakah siswa yang menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.

5. Jenis – jenis Pameran Seni Rupa


Adapun jenis – jenis pameran seni rupa sebagai berikut:
1) Pameran Tetap
Pameran yang menyajikan koleksi galeri nasional Indonesia scara periodik yang ditata berdasarkan konsep
kuratorial dan diselenggarakan oleh galeri. Waktu penyelenggaraan pameran tetap berlangsung 1 kali dalam
satu tahun.
2) Pameran Temporer
Pameran yang menyajikan karya – karya sni rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh
Galeri Nasional Indonesia atau kerja sama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan pameran termporer
minimal selama 10 hari, maksimal 30 hari. Pola pameran temporer, yaitu sebagai berikut:
a) Pameran tunggal/pameran bersama
Materi yang dipamerkan bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung
oleh seniman yang bersangkutan. Penyelenggaran pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3
minggu.
b) Pameran kerja sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara Galeri Nasioal Indonesia, dengan pihak lain.
Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri dan pusat-
pusat kebudayaan Negara sahabat. Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran kerjasama ini dapat
dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1
bulan.
c) Pameran khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraan sepenuhnya ditanggung oleh Galeri Nasional
Indonesia.
3) Pameran keliling
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun karya diluar koleksi Galeri
Nasional Indonesia dan atau diluar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerja
sama dengan pihak lain.

6. Perencanaan Pameran Seni Rupa


Tahap awal dari penyelenggaraan suatu pameran seni rupa adalah tahap perencanaan. Pada tahap ini
disusun suatu rencana kegiatan pameran secara sistematis dan logis. Rencana kegiatan pameran meliputi
berbagai aspek yang perlu diperhatikan seperti tujuan, tema, materi, kepanitiaan, tempat, waktu, dan agenda
kegiatan pameran
1) Menentukan Tujuan Pameran
· Meski dilakukan dalam skala sekolah yang lebih fokus pada kegiatan edukatif, tujuan penyelenggaraan
pameran seni rupa juga perlu difikirkan secara matang.
· Ini perlu dilakukan sebab tujuan akan mempengaruhi keseluruhan konsep atau agenda kegiatan yang akan
diselenggarakan.
· Pameran seni rupa bisa saja dilakukan dengan tujuan edukasi, social, kemanusiaan, kebudayaan, atau tujuan
komersial dalam bentuk penggalangan dana.
2) Menentukan Tema Pameran
· Setelah tujuan penyelenggaraan pameran disepakati, maka selanjutnya adalah tahap penentuan tema
pameran.
· Tema pameran dapat disesuaikan dengan isu-isu kebudayaan ataunisu pendidikan yang sedang hangat
diperbincangkan namun yang jelas tema harus memperjelas tujuan yang sudah disepakati.
3) Menentukan Materi Pameran
· Materi pameran adalan materi atau isi yang akan diusung dalam pameran seni rupa. Materi pameran seni
rupa tentu dalam bentuk karya-karya seni rupa.
· Beberapa karya seni rupa yang dapat dijadikan materi pameran antara lain lukisan, patung, kerajinan tangan,
dan sebagainya. Materi pameran disusun dan dikembangkan berdasarkan tema.
4) Menyusun Kepanitiaan
· Setelah tema dan materi pameran ditetapkan, maka selanjutnya disusun kepanitiaan. Kepanitiaan pameran
umumnya terdiri dari panitia inti dan seksi pendukung. Masing- masing seksi dipimpin oleh ketua seksi dan
ketua seksi bertanggung jawab kepada ketua panitia sebagai pimpinan.
Berikut pembagian tugas kepanitiaan dalam suatu pameran seni rupa:
a) Ketua: Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran.
b) Wakil ketua: Membantu ketua panitia mengurus kegiatan seksi-seksi
c) Sekretaris: Mencatat kegiatan, surat-menyurat, dan arsip surat.
d) Bendahara: Mengolah keuangan untuk pameran.
e) Seksi kesekretariatan: Membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen.
f) Seksi usaha: Membantu ketua mencari dana.
g) Seksi publikasi: Mengatur publikasi dan laporan dokumentasi.
h) Seksi dokumentasi: Mendokumentasikan kegiatan pameran.
i) Seksi dekorasi: Mendekorasi ruangan dan menata ruang pameran.
j) Seksi stand: Menjaga pameran dan memandu pengunjung
k) Seksi pengumpulan karya: Mengumpulkan dan menyeleksi karya.
l) Seksi perlengkapan: Mengurus perlengkapan untuk pameran.
m) Seksi keamanan: Menjaga keamanan dan ketertiban.
n) Seksi konsumsi: Menyediakan dan mengatur konsumsi.
o) Seksi sound system: Mengatur sound system dan music.
5) Menentukan Tempat dan Waktu Pameran
· Agar pameranseni rupa dapat terselenggara secara efektif , maka panitia harus mencari waktu yang paling
sesuai untuk melaksanakn pameran.
· Pameran seni rupa biasanya dilaksanakan pada saat tidak ada kegiatan pembelajaran dikelas misalnya pada
minggu tenang di akhir semester.
· Selain waktu, panitia juga harus merencanakan tempat atau ruangan yang akan digunakan untuk
menyelenggarakan pameran.
· Pameran dapat dilakukan di aula, gedung serba guna, atau memanfaatkan halaman sekolah.
6) Menyusun Agenda Kegiatan Pameran
· Agar waktu pelaksanaan pameran sampai secara jelas kepada semua pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pameran tersebut, maka perlu disusun agenda kegiatan pameran.
· Agenda kegiatanpameran biasanya disusun dalam bentuk tabel atau diagram dengan mencantumkan
komponen jenis kegiatan dan waktu secara jelas.
7) Menyusun Proposal Pameran
· Proposal kegiatan adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja secara sistematis seblum
melaksanakan kegiatan.
· Proposal mencakup berbagai aspek terkait kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari latar belakang, tema,
tujuan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal, dan sebagainya.
· Proposal kegiatan pameran ditujukan untuk memperoleh perizinan, dukungan, atau bantuan dana dari
berbagai pihak atau sponsor.

7. Persiapan Pameran Seni Rupa di Sekolah


Setelah dilakukan perencanaan secara matang dan proposal kegiatan sudah mendapat tanggapan, maka
tahap selanjutnya adalah tahap persiapan.
Pada tahap ini, panitia mulai bekerja untuk menyiapkan berbagai kebutuhan dan perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pameran.
1) Pengumpulan dan Pemilihan Karya Seni Rupa
· Seksi pengumpul dan seleksi karya bertugas untuk mengumpulkan berbagai karya seni rupa dan menyeleksi
karya-karya yang memenuhi syarat untuk dipamerkan.
· Dalam proses seleksi karya, panitia dapat melibatkan guru kesenian untuk memilih beberapa karya dari
sejumlah karya yang berhasil terkumpul.
· Beberapa bentuk karya seni rupa yang dapat dipamerkan dalam pameran seni rupa antara lain karya gambar
atau lukisan, karya hasil ukiran atau anyaman, karya hasil pahatan dalam bentuk patung, karya kerajinan
tangan berupa benda hias atau benda pakai, hasil karya jahit atau rajut, rangkaian bunga dan sebagainya.

2) Menyiapkan Ruang Pameran


· Seksi dekorasi dan penataan ruang bertanggung jawab untuk menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran
harus didekorasi sedemikian rupa agar terlihat menarik dan disesuaikan dengan tema yang digunakan.
· Dekorasi ditujukan agar lingkungan pameran baik diluar maupun didalam ruangan pameran terlihat indah,
nyaman, dan menarik sehingga pengunjung merasa puas dan tidak jemu.
3) Penyesuaian Waktu Pameran
· Meskipun jadwal pelaksanaan pameran telah ditetapkan di dalam proposal dan agenda kegiatan, akan tetapi
terkadang jadwal pameran masih harus disesuaikan kembali.
· Jadwal harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Oleh karena itu, panitia harus berkoordinasi
dengan pihak terkait untuk memastikan waktunya.
4) Menyiapkan Perlengkapan untuk Pameran
· Seksi perlengkapan bertanggung jawab menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pameran.
· Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pameran seni rupa antara lain meja,
sketsel atau papan panel (untuk menempelkan karya lukisan atau fotografi), pedestal (untuk kejainan tangan
atau patung), panil, katalog, buku tamu, buku kesan dan pesan, poster, brosur, folder, denah lokasi, petunjuk
arah, dan sebagainya.
5) Penempatan Karya Seni Rupa
· Seksi dekorasi dan penataan ruang juga bertaggung jawab untuk penempatan karya seni rupa. Ruang
pameran harus ditata sedemikian rupa dengan pembagian tata ruang yang baik agar kegiatan pameran dapat
berlangsung dengan baik tanpa kendala dari segi ruangan.
· Untuk karya tiga dimensi seperti patung atau guci, sebaiknya diletakkan ditempat yang dapat dilihat dari
berbagai sudut sehingga pengunjung dapat melihat bentuknya dari berbagai arah.
· Selain itu, karya harus disusun sedemikian rupa sehingga terlihat komposisi yang seimbang baik dari segi
ukuran atau warna.
· Untuk karya dua dimensi seperti lukisan, jika dipasang pada tempat yang lebih tinggi dari rata-rata tubuh
pengunjung, maka harus dibuat condong ke bawah agar mudah dinikmati.
· Selain itu, jangan letakkan karya dengan komposisi warna yang kurang pada ruang yang minim cahaya
karena akan semakin memperlemah warnanya.
6) Menyiapkan Tata Cahaya
· Seksi perlengkapan juga bertugas menyiapkan peralatan untuk penerangan dan mengatur tata cahaya unutk
pameran. Lampu penerang dipasang disetiap papan pamer (panel) atau di plafon.
· Pemilihan jenis lampu dan penataannya harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pandangan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalan tata cahaya antara lain:
a) Jangan menyilaukan mata pengunjung
b) Usahakan lampu cukup terang agar karya terlihat dengan jelas
c) Sumber cahaya tidak hanya dari salah satu sudut saja
d) Usahakan agar lampu tidak mempengaruhi warna karya terutama lukisan.
7) Menyiapkan Sound System
· Meski tidak seperti pergelaran yang identik dengan musik dan suara, pameran seni rupa juga
membuutuhkan sound system.
· Sound system digunakan dalam acara pembukaan dan untuk memperdengarkan musik instrumental
berirama lembut selama pameran berlangsung.
· Music berirama lembut berfunfsi mendukung suasana pameran shongga pengunjung lebih terhibur dan
tidak merasa jenuh.
8) Menyiapkan Media Publikasi
· Seksi publikasi bertanggung jawab menyiapkan berbagai media publikasi untuk pengadaan penyiaran atau
pemberitahuan kepada murid-murid mengenai pameran yang akan dilaksanakan.
· Media publikasi dapat dalam bentuk brosur, iklan, siaran radio, selebaran, spanduk, dan sebgainya.

8. Pelaksanaan Pameran Seni Rupa di Sekolah


Setelah persiapan untuk menyelenggarakan pameran seni rupa selesai diekrjakan, maka pameran pun
sudah siap untuk dilaksanakan. Hari pelaksanaan merupakan hari yang mendebarkan bagi panitia sebab pada
hari itulah kerja keras mereka selama persiapan dipertaruhkan.
Keberhasilan suatu pameran juga bergantung pada kerja sama panitia saat pelaksanaan berlangsung.
1) Pembukaan Pameran Seni Rupa
Pelaksanaan pameran dimulai dengan cara pembukaan yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia
pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau pihak
yang mewakilinya.
2) Menyambut Tamu atau Pengunjung
· Pada saat pembukaan berlangsung, panitia yang bertugas sebagai seksi stand atau penyambut bertugas
untuk menyambut pengunjung yang datang dan meminta pengunjung untuk mengisi buku tamu.
· Panitia kemudian membagikan katalog pameran dan mempersilahkan pengunjung untuk menikmati jamuan
yang disediakan oleh panitia.
3) Memandu Pengunjung
· Selain menyambut pengunjung yang datang, seksi stand juga bertanggung jawab untuk memandu
pengunjung agar dapat menikmati pameran dengan nyaman.
· Seksi stand harus memberikan arahan dan penjelasan kepada pengunjung terkait karya seni rupa yang dijaga
atau menjawab berbagai pertanyaan yang datang dari pengunjung mengenai karya tersebut.
4) Mengamati Situasi dan Kondisi Pameran
· Selama kegiatan berlangsung , sesekali panitia atau penyelenggara harus mengamati situasi dan kondisi
pameran untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan untuk melihat apa da masalah tertentu
terkait saran dan perlengkapan pameran
· Panitia juga perlu mengamati kondisi pencahayaan, posisi karya seni rupa yang dipamerkan, serta keutuhan
dan karya-karya tersebut.
· Jika terjadi suatu masalah terkait hal itu, panitia harus segera mengambil langkah inisiatif untuk
mengatasinya tanpa harus mempengaruhi kegiatan pameran.
· Dalam masalah pegamatan ini, panitia yang berada di seksi keamanan juga memegang peran penting dalam
menjaga ketertiban dan keaman.
· Panitia harus memprioritaskan kenyamanan dan keamanan pengunjung agar mereka merasa senang
menghadiri pameran tersebut.
5) Mendokumentasikan Kegiatan Pameran
Seksi dokumentasi bertugas mendokumentasikan kegiatan pameran yang berlangsung. Panitia yang
berada di seksi dokumentasi harus mengerti bagian-bagian mana saja yang perlu didokumentasikan sehingga
hasil dari dokumentasi tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan terutama untuk menyusun laporan.
6) Menyusun Laporan Kegiatan Pameran
· Selain bertugas dalam hal surat menyurat dan publican kegiatan, seksi publikasi juga bertugas untuk
membuat laporan dokumentasi pamera.
· Panitia yang bertugas sebagai seksi publikasi memiliki tanggung jawab untuk mengumpulkan hasil
pemotretan tentang kegiatan pameran dari awal hingga penutupan.
· Melalui data-data yang dikumpulkan tersebut, dibuatlah sebuah laporan tertulis yang dibuat oleh panitia
sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran seni rupa.
· Laporan kegiatan diserahkan kepada kepala sekolah selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap segala
kegiatan sekolah.
· Laporan kegiatan tidak hanya sebagai pertanggungjawaban saja tetapi jyga digunakan sebagai bahan
evaluasi untuk melihat kekuranagn atau kelemahan yang ada selama kegiatan berlangsung sehingga dapat
diperbaiki untuk pameran dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai