Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Pembelajaran Daring Materi Flora Fauna Dan Sumber Daya Alam di

SMAN 5 Malang

Dya Wahyu Kusumaningtyas1, Fernanda Dimas Bachtiar2

dya.wahyu.1707216@students.um.ac.id1,

fernandadimasb.1707216@students.um.ac.id2

S1 Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Abstract:

Dunia pendidikan mengalami perubahan dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.

Pemanfaatan mobile learning dalam dunia pendidikan merupakan salah satu solusi

yang baik untuk diterapkan saat ini. Pada masa pandemic Covid-19 pembelajaran

dilakukan secara daring dengan menggunakan Google Classroom, Whatsapp Group

dan Google Meet. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan media pembelajaran

melalui mobile learning dengan menggunakan metode Synchronous dan

Asynchronous. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis project (PjBL)

pada materi flora fauna siswa dapat mengkaitan pelajaran geografi dengan lingkungan

sekitar. Model pembelajaran berbasis permasalahan (PBL) pada materi sumber daya

alam siswa dapat mengkaji tentang permasalahan sumber daya di Indonesia.

Kata kunci: mobile learning, PjBL dan PBL


Pendahuluan

Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan

fenomena alam. Fenomena alam meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, antroposfer dan

biosfer. Pembelajaran geografi bertujuan untuk membentuk pemahaman spasial

peserta didik, memberikan ketrampilan peserta didik dalam mencari data dan

informasi, peduli terhadap lingkungan dan dapat memanfaatkan sumber daya alam

secara arif, dan dan menanam perilaku cinta tanah air (Permendikbud, 2013). Dari

semua tujuan pembelajaran geografi, yang paling bermanfaat adalah pemahaman

spasial. Pembelajaran secara spasial ini sangat menekankan keruangan yang

menandakan ciri utama geografi (Rahmawati & Mukminan, 2018).

Pada saat ini teknologi berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi

sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran di dalam kelas maupun luar kelas.

Teknologi multimedia saat ini banyak dikembangkan yaitu mobile learning. Mobile

learning merupakan model pembelajaran yang dilakukan antar tempat atau lingkungan

dengan menggunakan teknologi portabel yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu

(Martono Kurniawan & Nurhayati Oky, 2014). Mobile learning menjadi salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses

pembelajaran terhadap siswa SMA.

Dari hasil observasi yang dilakukan sebelum penelitian, SMAN 5 Malang

menerapkan pembelajaran secara daring. Menteri Pendidikan Nadiem Nakarim

menyatakan agar melaksanakan pembelajaran secara daring dengan melihat situasi

persebaran Covid-19 semakin meningkat di Indonesia terutama di Kota Malang. Oleh

karena itu, segala bentuk kegiatan baik akademik maupun non-akademik dilaksanakan
secara daring. Pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa SMAN 5 Malang

menggunakan teknik penyampaian pembelajan melalui Mobile learning dengan

menggunakan metode Synchronous dan Asynchronous. Dengan metode tersebut guru

dapat memantau pembelajaran yang berlangsung dimanapun. Kegiatan belajar

mengajar dilakukan secara daring dengan menggunakan Google Classroom,

Whatsapp Group dan Google/Zoom.

Metode

Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dalam melakukan

penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan hasil penelitian. Metodologi yang

digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September tahun 2020 di SMAN 5 Malang.

Subyek yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS J3. Teknik

pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, uji pengetahuan, diskusi dan

ketrampilan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berupa

observasi, project dan soal posttest setelah pembelajaran berlangsung. Pelaksanaaan

penelitian ini dilakukan secara daring dengan menggunakan mobile learning melalui 3

cara yaitu WhatsApp Group, Zoom, dan Google Classroom.

Model penelitian yang digunakan ialah model pembelajaran berbasis project (PjBL)

dan model pembelajaran berbasis permasalahan (PBL). Adapun langkah-langkah

yang digunakan untuk menerapkan model pembelajaran menurut The George Lucas

Education Foundation (2003) (Wajdi, 2017) sebagai berikut.

A. Penentuan Pertanyaan Mendasar


Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dengan

menggunakan mobile learning melalui WhatsApp Group. Pertanyaan yang

disampaikan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan dunia nyata dan dimulkai

dengan investigasi mendalam. Pertanyaan tersebut bersifat terbuka dan

membutuhkan ketrampilan berpikir tingkt tinggi. Dalam pelajaran geografi, fenomena

alam akan berkaitan dengan kehidupan manusia. Sehingga pada saat pembelajaran

berlangsung siswa dapat mengkaitan pelajaran geografi dengan melihat sekitar

lingkungan.

B. Menyusun Perencanaan

Penyusuan perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.

Perencanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dari tahap awal sampai tahap akhir

diantaranya: (1) menentukan tema project, (2) menentukan aturan-aturan tugas, (3)

pemilihan aktivitas kegiatan, (4) menentukan pelaksaan project tugas dan (5)

menentukan alat dan bahan yang diperlukan dalam mebuat project tugas geografi.

C. Menyusun Jadwal

Dalam menyusun jadwal ini dilakukan berdasarkan aktifitas yang akan dilakukan.

Jadwal yang telah didepakati harus disetujui bersama supaya guru mudah memantau

kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dengan jadwal yang teratur akan membuat siswa

mudah memunculkan kreatifitasnya. Pada pemebelajarn geografi saat membuat peta

konsep persebaran flora fauna tidak semata-mata hanya terdapat gambar peta dan

hewan saja, melainkan ada komponen-komponen yang lainnya.

D. Memantau Project
Dalam melaksanakan project siswa mendapat pengawasan dari guru. Pengawasan ini

tidak hanya mengontrol pekerjaan siswa saja, namun guru dapat menjadi pembimbing

dalam melaksanakan project tersebut. Sehingga guru memiliki tanggung jawab yang

penuh untuk memfasilitasi siswa pada setiap proses yang dilakukan.

E. Penilaian

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja siswa dalam projectnya. Penilaian ini

dilakukan sebagai tolak ukur ketercapaian kompetensi yang dimiliki oleh siswa,

memberikan evaluasi kemajuan siswa, dan memberi umpan balik tentang pemahaman

yang didapatkan oleh siswa.

F. Evaluasi Project

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan kegiatan evaluasi project. Guru dan siswa

melakukan refleksi pelaksanaan proyek. Siswa diminta untuk menjelaskan apa saja

yang telah dipahami dan dilakukan selama proyek tersebut berlangsung. Setelah

melaksanakan project pembuatan peta persebaran flora dan fauna siswa

mengungkapkan perasaannya dan pengalamannya yang mereka peroleh.

Pembahasan

Kegiatan Pembelajaran Mobile Learning meliputi tugas project dan pemberian

permasalahan ketika daring sinkron dan asinkron pada seluruh siswa kelas XI IPS J3.

Tujuan dari penyusunan tugas project ini adalah untuk mengasah kreativitasnya dalam

mengumpulkan informasi mengenai materi flora fauna dan materi sumber daya yang

kemudian dikirim ke aplikasi pembelajaran Google Classroom untuk didiskusikan


bersama siswa lainnya satu sama lain tiap hasil kerja siswa. Cara ini dilakukan untuk

mengapresiasi hasil kerja masing-masing baik dari siswa maupun dari praktikan serta

mengevaluasi berdasarkan kelengkapan materi project yang dikerjakan. Sehingga

siswa paham akan persebaran flora fauna dunia dan Indonesia. Pada materi

persebaran sumber daya, siswa diberikan tugas project berupa pembuata peta konsep

materi sumber daya di Indonesia untuk memperjelas pemahaman siswa pada materi

tersebut.

Penugasan ini diberikan dalam bentuk individu. Siswa diberikan 2 (dua) opsi dalam

penugasan agar dapat mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin. Opsi pertama,

siswa diharuskan mengerjakan peta persebaran flora fauna dunia. Opsi kedua, siswa

diharuskan mengerjakan peta persebaran sumber daya. Sedangkan untuk materi

sumber daya diberikan tugas merangkum seluruh materi sumber daya dalam bentuk

peta konsep yang dikerjakan dengan kreatif.

Pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan mobile learning ini dimulai sejak

tanggal pemberian tugas sampai batas waktu yang ditetapkan. Tugas diberikan mulai

tanggal 10 Agustus 2020 – 21 September 2020. Kegiatan penelitian ini dilakukan

sekaligus kegiatan praktek lapangan yang diadakan dalam rangka pemenuhan

kewajiban dalam mengampu prodi pendidikan. Dalam kurung waktu 40 hari, dilakukan

dua model pembelajaran PBL dan PjBL. Pada pembelajaran PBL, praktikan

melakukan diskusi pada grup Whatsapp dengan memberikan acuan materi yang

kemudian dilanjutkan dengan pemberian pernyataan dan pertanyaan berupa

fenomena yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Sedangkan model
pembelajaran PjBL diberikan diluar jam kelas agar lebih santai dalam mengerjakan

untuk memunculkan kreativitas siswa.

Kegiatan project ini dinilai berdasarkan: Kreativitas, Proses Pembuatan, dan Produk

serta kelengkapan materi Jadi penilaian kreativitas didapatkan dari kemampuan

peserta didik dalam mendesain peta persebaran agar tampak menarik dan

mengundang pembaca untuk menelaah petanya. Proses pembuatan didapatkan dari

bagaimana peserta didik menciptakan peta persebaran tersebut dengan

menggunakan bantuan berbagai macam platform yang tersedia secara digital maupun

gambaran manual. Terakhir yaitu produk jadi yang dilihat berdasarkan kelengkapan

materi yang dijelaskan.

Kegiatan berbasis permasalahan ini dinilai berdasarkan kesesuaian jawaban

siswa, teori pendukung dan keaktifan dalam diskusi yang dilaksanakan menggunakan

Whatsapp Group dan Google Classroom. Kegiatan ini diatur memperlancar jalannya

diskusi menggunakan metode sesi yang masing-masing sub bab diberikan 3 sesi

menanggapi dan diskusi. Masing-masing sesi diberikan waktu 20 menit. Pada akhir

sesi praktikan melakukan penarikan kesimpulan yang berfungsi untuk menyelaraskan

pemikiran dan pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas.

Pada pelaksanaannya, PBL maupun PjBL memiliki hambatan ketika dilakukan

menggunakan teknologi daring. Adapun hambatannya berupa, (1). Kemampuan siswa

dalam menguasai teknologi masih kurang, (2). Kendala sinyal maupun Smartphone

yang digunakan kurang memadai untuk dilaksanakannya pembelajaran daring, (3)

Pasifnya siswa ketika sesi diskusi, (4). Banyak siswa telat mengumpulkan hasil

kerjanya melalui Google Classroom. Adapun praktikan juga telah menemukan solusi
dari hambatan yang ditemui ketika pelaksanaan pembelajaran daring, yakni: (1).

Diberikan waktu lebih dan layanan konsultasi melalui pesan pribadi Whatsapp

mengenai instruksi pengerjaan menggunakan platform digital sehingga siswa tidak

hanya mengerjakan tugas tetapi memiliki kemampuan tambahan berupa penguasaan

teknologi digital; (2). Kendala sinyal dan alat komunikasi dapat disiasati dengan

penggunaan pembelajaran secara asinkronus yang mudah dilakukan meskipun

dengan keterbatasan sinyal seperti Whatsapp Group dan Google Classroom; (3)

Memancing keaktifkan siswa menggunakan nilai keaktifan yang akan dicatat dan

dihitung menjadi satu utnuk memenuhi penilaian sikap siswa; (4) Pemberian waktu

lebih dalam pengerjaan tugas dan melakukan pendekatan secara personal kepada

siswa melalui pesan pribadi untuk mengingatkan mengumpulkan hasil kerjanya serta

menanyakan alasan dibalik keterlambatan pengumpulan tersebut.

Kesimpulan

Kemajuan teknologi yang serba digital memiliki dampak baik dan buruk bagi

manusia. Teknologi ini dapat digunakan pada segala bidang yang berhubungan

langsung dengan kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Dunia

pendidikan mengalami perubahan dalam hal proses kegiatan belajar mengajar yang

semakin fleksibel dan dapat dilakukan diluar kelas. Selain itu, dalam keadaan saat ini

sedang terjadi pandemi yang membuat tidak memungkinkannya dilakukan

pembelajaran secara tatap muka langsung. Hal tersebut membuat pembelajaran

daring ini menjadi wajib untuk dilaksanakan dalam dunia pendidikan berbantuan

kemajuan teknologi saat ini.


Dengan adanya kemajuan teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas

kompetensi siswa dalam penguasaan teknologi sehingga dapat bersaing.

Pembelajaran yang dilakukan berbantuan teknologi Smartphone dinamakan

pembelajaran daring yang terdapat dua jenis, sinkronus dan asinkronus. Sebagai hal

yang baru dalam dunia pendidikan, tentu pembelajaran ini memiliki kendala dalam

pelaksanaannya seperti tidak tersedianya infrastruktur yang mendukung daring dan

rendahnya kemampuan siswa dalam penguasaan teknologi daring serta mencari

strategi pembelajaran daring yang tepat untuk digunakan selama pembelajaran daring.

Mengatasi kendala yang dihadapi dapat menggunakan pembelajaran daring

asinkronus yang lebih mudah diakses menggunakan sinyal terbatas daripada

sinkronus dan menggunakan model pembelajaran PBL dan PjBL untuk menstimulasi

siswa menjadi lebih aktif ketika pembelajaran daring

Daftar Pustaka

Martono Kurniawan, T., & Nurhayati Oky, D. (2014). Implementation of Android-Based

Mobile Learning Application as a Flexible Learning Media. International Journal of

Computer Science Issues.

Permendikbud. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar dan Menengah. Journal of Chemical Information and Modeling.

Rahmawati, E. M., & Mukminan, M. (2018). Pengembangang m-learning untuk

mendukung kemandirian dan hasil belajar mata pelajaran Geografi. Jurnal Inovasi

Teknologi Pendidikan. https://doi.org/10.21831/jitp.v4i2.12726


Wajdi, F. (2017). Implementasi Project Based Learning (Pbl) Dan Penilaian Autentik

Dalam Pembelajaran Drama Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(1),

86. https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6960

Anda mungkin juga menyukai