Anda di halaman 1dari 2

1.

Asumsi anda adalah seorang manajer menengah di sebuah perusahaan XXX yang
memiliki 500 karyawan. Anda sedang melakukan pertemuan manajemen membahas
sebuah kontrak dengan calon pelanggan yang sangat besar yang wakilnya telah
memberikan informasi bahwa anda pasti memperoleh bisnisnya jika anda memberinya
dan keluarganya paket liburan ke sebuah pulau dengan bebas biaya. Anda mengetahui
perwakilan perusahaan tersebut tidak akan menyetujui “suapan” semacam itu, tetapi
anda memiliki kebijaksanaan untuk mengesahkan pengeluaran seperti itu. Apa yang
akan anda lakukan ?

Jawaban :

Ada 2 jawaban dalam hal ini :

a. Jika hal tersebut memang dianggap sebagai “suap”. Suap ini tidak dilakukan sebagai
bisnis karena melanggar etika bisnis dan dari susut pandang islam juga tidak
memperoleh suap. Seperti udalam dalil-dalil berikut ini :
1)
َ ‫الرّاش** َى َو ْالمُ**رْ َت ِس** َى فى ْالح ُْك ِم‬
)ُ‫(ر َواهُ اَحْ َم** د‬ ِ ُ‫ص**لَى هللاُ َعلَيْ** ِه َؤس**لَّ َم لَ َعنْ هللا‬ ِ ‫ْ**ر َة ق**ا َ َل َر ُس**و ُل‬
َ – ‫هللا‬ َ ‫َعنْ اَ ِبى ه َُري‬

Artinya: Dari Abu Hurairah RA berkata:  Rasul SAW bersabda: Allah SWT
melaknat penyuap dan yang di suap (HR. Imam Ahmad). Hadist ini dinyatakan
shohih oleh syaikh Al-banani di dalam shohih At-targhib wa At-Tarhibll/261
no.2212.
Setelah membaca hadist diatas kita akan tahu bagaiman hukum
memakan harta yang haq atau yang bathl, kata bathl menurut syara’ diartikan
sesuatu yang haram atau tidak baik kita gunakan, hadist ini menerangkan
tentang bagaimana hukum seseorang yang menyuap seseorang yang di landasi
oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan disitu di terangkan juga bahwa
orang yang menerima suap akan di laknat sebagaimana yang menyuap. Hadist
ini diperkuat oleh firman Allah SWT. Yaitu dalam surah Al - baqarah ayat 188:

)188(‫س ِب*ااْل ْث ِم َواَ ْن ُت ْم َتعْ لَم ُْ*و َن‬ ِ ‫موالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِبال َباطِ* ِل َو ُت ْ*دلُوا ِبه*ا َ ِالَى ْال ُح َّكا َ ِم لِ َت*اءْ ُكلُوا َف ِري ًق*امِنْ اَمْ* َو‬
ِ ‫ال ال َّنا‬ َ َ‫َوالَ َتاءْ ُكلُ ْوا ا‬

Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahuinya.”(QS. Al-baqarah: 188).

Tindak pidana suap diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun


1980 tentang Tindak Pidana Suap (“UU 11/1980”) yang berbunyi: “Barangsiapa
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk
membujuk supaya orang itu berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam
tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau kewajibannya yang
menyangkut kepentingan umum, dipidana karena memberi suap dengan pidana
penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun dan denda sebanyak-banyaknya
Rp.15.000.000,- (lima belas juta rupiah).”

2) Jika “suapan” tersebut dianggap sebagai promosi perusahaan. Misalkan untuk


mengajak orang bergabung kepada kita, kita harus mengeluarkan biaya untuk
effort tersebut seperti halnya iklan. Biaya tersebut bisa kita ubah asumsinya
bukan menjadi suap, akan tetapi menjadi promo. Contoh : barang siapa
mengambil/ kontrak ini akan diberikan promosi paket liburan dengan bebas
biaya. Hal ini bisa kita asumsikan sama dengan jika kita membeli produk
tertentu, kita akan medapatkan merchandise.

2. Asumsi anda bekerja untuk sebuah perusahaan dan sering kali harus bepergian untuk
bisnis perusahaan anda. Kebijaksanaan perusahaan tentang penggantian uang makan
Ketika bepergian untuk bisnis perusahaan adalah biaya pengeluaran anda akan diganti
tidak lebih dari Rp. 250.000 per hari. Anda tidak membutuhkan kwitansi untuk
pengeluaran-pengeluaran ini- perusahaan akan mempercayai Anda. Ketika bepergian
Anda cenderung makan ditempat-tempat makanan cepat saji dan jarang menghabiskan
uang melebihi Rp. 120.000 per hari. Sebagian besar kolega Anda mengajukan
penggantian uang dalam kisaran Rp. 150.000 sd Rp. 175.000 tanpa memperdulikan
pengeluaran actual mereka. Berapakah yang akan Anda ajukan untuk penggantian uang
makan Anda?

Jawaban :
Untuk pengajuan uang tersebut, saya akan ajukan uang sebesar Rp.150.000. menurut
kami angka tersebut pas. Karena meskipun cenderung pengeluaran tidak melebihi
Rp120.000, Akan tetapi, mesti ada cadangan uang makan. Hal tersebut diperlukan
sebab tidak setiap waktu kita makan makanan cepat saji dan harga makanan tiap
daerah berbeda. Jadi menurut kami harga Rp150.000 adalah angka yang pas.
Selain itu, mengapa kita mengorbankan biaya Rp 170.000? karena untuk menghemat
pengeluaran perusahaan. Oleh karena itu kita mengambil angka yag terkecil dari pilihan.

Anda mungkin juga menyukai