b. Jelaskan pandangan saudara tentang sikap mengorbankan laba jangka pendek untuk
kepentingan laba jangka panjang
4. Jelaskan pandangan saudara tentang peran dan kedudukan Indonesia dalam Masyarakat
Economic Asean!
5. Gambarkan pendapat saudara dalam membentuk dan memulai sebuah bisnis yang baru dalam
perspektif Islam
JAWABAN
1. PERSPEKTIF
Ada sebuah perkataan yang pernah saya baca bahwa dinamika kewirausahaan akan selalu
berbanding luru dengan pertumbuhan ekonomi. Menurut saya perkataan tersebut ada benar dan
tidaknya. Pada nyatanya, perkembangan ekonomi di berbagai negara jarang berjalan stabil untuk
jangka waktu agak lama. Ada masa kegiatan ekonomi berkembang cepat (produksi bertambah,
pendapat masyarakat meningkat, mudah mencari pekerjaan), adapula masa dimana semuanya
terasa macet (merosotnya produksi, berkurangnya pendapat masyarakat, pengangguran
bertambah). Misalnya saja di Indonesia, dari beberapa kasus salah satu permasalahan ekonomi
adalah peganngguran, sehingga dalam ilmu ekonomi kewirausahaan memiliki posisi sebagai jalan
keluar dari permasalahan tersebut. Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi ini dapat dijelaskan
dari peluang usaha (suatu situasi dimana orang memungkinkan menciptakan kerangka fikir baru
dalam rangka mengkreasi dan mengkombinasikan sumberdaya, ketika pengusaha merasa yakin
terhadap keuntungan yang diperoleh (Shane, 2003). Titik fokus pertama dalam kegiatan
berwirausaha adalah apakah seseorang melihat peluang usaha di sekitarnya. Tapi nyatanya,
masyarakat Indonesia kurang kesadarannya mengenai arti dai peluang usaha yang sesungguhnya.
Beberapa kota – kota di Indonesia dapat diatakan telah sesuai dengan teori peluang usaha serta
fakta – fakta yang telah dipaparkan, tetapi jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan
potensi Indonesia saat ini. Fakta lainnya masyarakat Indonesia masih terfokus dengan apa yang
dikatakan pegawai ataupun anekdot bahwa sekolah tinggi merupakan untuk mencapai pekerjaan
yang baik. Padahal secara rasional dapat dikatakan apabila angkatan kerja sudah lebih banyak dari
jumlah total pegawai/ pekerja yang ada pada usaha – usaha yang sudah ada maka kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan sangat kecil.
Dari pengalaman ini ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya ada dua penyakit yang dapat
menyerang perkembangan ekonomi nasional yang sehat dan stabil (T. Gilarso, 2004: 195), yaitu :
b. Inflasi, yaitu ketika perekonomian nasional “mau lari terlalu cepat”, sehingga kapasitas produksi
tidak dapat melayani permintaan masyarakat dan harga-harga menjadi naik.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan (perkembangan
ekonomi) akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan karena kemampuan pemerintah
sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena
sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasannya (Buchari Alma,
2003: 1).
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam
mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan
Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan
wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Sebagai kaitannya dengan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi makro terkait pertumbuhan ekonomi
suatu negara (pembangunan), kewirausahaan telah menempati posisi yang penting dan dibutuhkan.
Hal ini tidak terlepas dari darmabakti kewirausahaan terhadap pembangunan bangsa (Buchari Alma,
2003: 2), yaitu :
1. Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan
konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi
ketergantungan pada bangsa asing.
Salah satu permasalahan ekonomi khususnya di Indonesia adalah pengangguran, sehingga dalam
ilmu ekonomi kewirausahaan memiliki posisi sebagai jalan keluar dari permasalahan
tersebut. Kewirausahaan dalam perspektif ekonomi ini dapat dijelaskan dari peluang usaha. Titik
fokus pertama dalam kegiatan berwirausaha adalah apakah seseorang melihat peluang usaha di
sekitarnya. Ada beberapa hal yang akan dibahas dalam peluang usaha ini, yaitu:
1. Dua perspektif besar peluang usaha yaitu Schumpeterian (1934) dan Kiznerian (1973)
Peluang usaha merupakan suatu situasi dimana orang memungkinkan menciptakan kerangka fikir
baru dalam rangka mengkreasi dan mengkombinasikan sumberdaya, ketika pengusaha merasa yakin
terhadap keuntungan yang diperoleh (Shane, 2003).
Perbedaan utama antara peluang kewirausahaan dengan situasi yang lain adalah dalam peluang
usaha adalah orang mencari keuntungan yang membutuhkan suatu kerangka fikir yang baru dari
pada sekedar mengoptimalkan kerangka fikir yang telah ada.
Schumpeter (19340 percaya bahwa informasi baru merupakan suatu yang penting dalam
menjelaskan eksistensi peluang usaha. Perubahan teknologi, tekanan politik, faktor-faktor lingkungan
makro dan kecenderungan sosial dalam menciptakan informasi baru yang dapat digunakan
pengusaha untuk mendapatkan dan mengkombinasikan kembali sumber daya dalam bentuk yang
lebih bernilai.
Kizner (1973) berpendapat bahwa peluang kewiarusahaan hanya membutuhkan cara baru untuk
membuat inovasi berdasarkan informasi yang telah tersedia yaitu belief mengenai cara
menggunakan sumber daya yang seefisien mungkin.
Schumpeterian Kiznerian
Disequilibrating Equilibrating
Rare Common
Berdasarkan perbedaan tersebut terlihat bahwa Kiznerian lebih mengutamakan peluang dari sesuatu
yang telah mapan (cateris paribus). Informasi yang diperlukan bukan informasi yang bersifat radikal
sehingga inovasi yang muncul biasa terjadi. Sangat berlainan dengan Schumpeterian, peluang terjadi
dalam situasi ketidakseimbangan. Dalam situasi ini, informasi yang didapatkan banyak dan sering kali
bersifat radikal. Sifat radikal ini menyebabkan inovasi jarang terjadi karena situasi yang radikal juga
jarang terjadi.
a. Perubahan Teknologi
Blau (1978) meneliti wirausahawan mandiri di AS selama dua decade dan menemukan bahwa
perubahan teknologi meningkatkan jumlah wirausahawan mandiri. Demikian juga dengan hasil
penelitian Shane (1996) memperlihatkan bahwa jumlah organisasi dari tahun ke 1899 sampai dengan
1988 meningkat seiring dengan meningkatnya perubahan teknologi.
Beberapa kejadian empiris mendukung argument bahwa perubahan politik adalah peluang usaha.
Delacoxroix dan Carool (1993) meneliti Koran Argentina dari tahun 1800 - 1900 dan Koran Irlandia
1800 – 1925 yang me nemukan bahwa ada hubungan positif antara perubahan politis dengan
meningkatnya pertumbuhan perusahaan baru. Bahkan perang pun dapat menjadi peluang usaha
dengan menyediakan peralatan perang. Di Indonesia dengan perubahan dalam Pemilihan Kepala
Daerah secara langsung, baik ditingkat nasional, propinsi, dan kaputen/ kota memberikan ruang
berwirausaha sablon, percetakan, dll.
Kebijakan juga dapat menumbuhkan minat berwirausaha. Regulasi ini penting karena menyangkut
legalitas sebuah perusahaan. Studi yang dilakukan oleh Kelly & Kelly dan Amburgey (1991)
menemukan bahwa pertumbuhan airline di Amerika meningkat setelah adanya paket deregulasi
airline. Demikian juga di Indonesia, jika jaman orde baru hanya didominasi dengan 2 atau 3 airline,
dalam era reformasi ini lebih dari 10 airline. Sebelum terkena banjir lumpur, Sidoarjo adalah
kabupaten yang menerapkan layanan satu atap. Hasilnya memang mampu mendorong iklim usaha
karena kemudahan wirausaha mendapatkan ijin usaha. Pengalaman sukses ini telah diadopsi oleh
kabupaten yang lain seperti halnya Kota Yogyakarta dan kabupaten Sragen.
c. Perubahan demografi
Struktur demografi juga mempengaruhi peluang usaha. Salah satu contohnya yaitu kota
Yogyakarta. Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, juga dikenal sebagai daerah
tujuan bagi pensiunan. Hal ini membawa dampak bagi jenis usaha yang dikembangkan di kota
Yogyakarta. Yogyakarta didominasi oleh usia pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan sarana dan
prasarana untuk kost. Warung makanan, toko eceran, minimarket, layanan jasa pencucian pakaian
(laundry), salon, dan bahkan yang sedang trend adalah distro dan usaha café merupakan usaha bisnis
yang tidak pernah sepi di kota Yogyakarta.
d. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan adalah sumber peluang usaha karena sebagai pusat penelitian. Hasil-hasil
penelitian tersebut menjadi dasar peluang usaha. Zucker dkk (1998) meneliti tentang berdirinya
perusahaan bioteknologi. Mereka menemukan bahwa jumlah ilmuwan dan universitas ternama
dalam suatu daerah tersebut meningkatkan stok dan peningkatan jumlah perusahaan bioteknologi.
Universitas bergengsi menhhasilkan hak paten yang lebih banyak. UGM dengan Research University
merupakan salah satu langkah menghasilkan penelitian-penelitian yang dapat menghasilkan paten
dan dapat diterima di pasar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. PENGERTIAN INOVASI
Pengertian Inovasi – Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah ada
atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi terobosan-terobosan baru mengenai
sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator (orang yang membuat inovasi). Inovasi biasanya sengaja
dibuat oleh sang inovator melalui berbagai macam aksi atau pun penelitian yang terencana.
Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli
1. Kuniyoshi Urabe
Menurut Kuniyoshi Urabe, inovasi merupakan setiap kegiatan yang tidak bisa dihasilkan dengan satu
kali pukul, melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif, meliputi banyak proses pengambilan
keputusan, mulai dari penemuan gagasan hingga ke implementasian nya di pasar.
2. Van de Ven, Andrew H.
Menurut Van de Ven, Andrew H., pengertian inovasi adalah pengembangan dan implementasi
gagasan-gagasan baru oleh orang dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan dengan berbagai
aktivitas transaksi di dalam tatanan organisasi tertentu.
3. Everett M. Rogers
Menurut Everett M. Rogers, inovasi merupakan sebuah ide, gagasan, ojek, dan praktik yang dilandasi
dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau pun kelompok tertentu untuk
diaplikasikan atau pun diadopsi.
4. UU No. 19 Tahun 2002
Menurut UU No. 19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan
atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis
nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.
3. JENIS-JENIS INOVASI
Jika dilihat dari kecepatan perubahan dalam proses inovasi ada dua macam
inovasi yaitu :
1. Inovasi radikal
Inovasi radikaldilakukan dengan skala besar yang dilakukan oleh para ahli
dibidangnya dan biasanya dikelola oleh departemen penelitian dan
pengembangan. Inovasi radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan
lembaga jasa keuangan.
2. Inovasi inkremental
inovasi inkrementalmerupakan proses penyesuaian dan mengimplementasikan
perbaikan yang berskala kecil.
Jenis inovasi berdasarkan fungsi,ada dua yaitu:
1. Inovasi teknologi
Dapat berupa produk, pelayanan atau proses produksi dan inovasi administrasi
dapat bersifat organisasional dan struktural.
2. Inovasi sosial (Brazeal & Herbert, 1997).
Beberapa manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya manajemen risiko dalam suatu perusahaan:
a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para
manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam
berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-pengaruh yang mungkin
timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan
menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial.
e. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk management concept) yang dirancang secara detail
maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan
(suistainable).
Manajemen risiko yang dilaksanakan secara efektif dan wajar dapat memberikan
benefit bagi perusahaan, yaitu:
Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan, seperti:
meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau meningkatkan penggunaan sumber
daya yang lebih baik (masyarakat, informasi, dana, dan peralatan)
Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari pertimbangan yang
terstruktur terhadap elemen kunci risiko
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
5. (3 A)
Ukuran yang dipakai untuk melihat berhasil tidaknya manajemen perusahaan adalah laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor :
a. volume produk yang dijual yang langsung mempengaruhi volume produksi, volume produksi mempengaruhi
laba
c. Biaya yang menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunana anggaran
perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen selalu menghadapi pertanyaan “what if’ yaitu
pertanyaan apa yang akan terjadi jika sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek dapat
dilaksanakan dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi projeksian, yang disusun berdasarkan
metode variable costing.
Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, Hubungan antara biaya, volume & laba
memegang peranan penting karena merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume
penjualan & biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam proses penyusunan anggaran. Manajemen
mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan harga jual, volume penjualan,
biaya variabel dan atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap laba bersih. Dampak terhadap laba
bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan berbagai usulan
kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam proses penyusunan
anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1. Impas
Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengan nol. Paramater ini
memberikan informasi kepada manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan,
berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar usaha perusahaan tidak mengalami
kerugian.
2. Margin of safety
Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu
maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi.
3. Shut – down point
Memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara ekonomis sebaiknya ditutup
karena pendapatan penjualannya hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja.
4. Degree of operating leverage
Memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan pendapatan penjualan
mengakibatkan perubahan laba bersih.
5. Laba kontribusi perunit (Contribution margin)
Memberikan informasi kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan sumber daya yang langka untuk
memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. (Kelebihan pendapatan
penjualan di atas biaya variabel)
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen dalam
mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial
untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya terhadap laba perusahaan.
Analisis impas & analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan
laba jangka pendek.
6. MEA
1. Saran
Berdasarkan pembahasan, saran penulis adalah
sebagai berikut:
Dalam Islam, melakukan usaha atau berbisnis adalah hal yang tentu dihalalkan. Kita dapat melihat
ada sangat banyak sekali sahabat-sahabat Nabi di zaman dulu merupakan para pengusaha sukses
dan memiliki sumber modal yang sangat besar.
ads
Manusia diciptakan oleh Allah sejatinya adalah untuk menjadi seorang khalifah fil Ard di muka bumi.
Dalam menjalankan hal tersebut tentu saja membutuhkan usaha yang keras dari manusia. Usaha
tersebut tentu dalam hal mengelola apa yang telah Allah titipkan. Usaha di zaman saat ini biasa
disebut dengan berbisnis atau berwirausaha.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”(QS Al Jumuah : 10)
Dalam ayat di atas juga ditunjukkan bahwa setelah manusia melaksanakan shalat hendaknya mencari
karunia Allah. Tentu saja mencari karunia tersebut berarti manusia harus berusaha. Karunia dan
rezeki dari Allah tidaklah datang dan turun begitu saja.
Kehidupan manusia di dunia pada hakikatnya adalah untuk melaksanakan usaha agar sukses
di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara
Sukses Menurut Islam.
Allah telah memberikan nikmat berupa panca indera, fisik, akal, dan lain sebagianya untuk dapat
dioptimalkan oleh manusia sebaik-baiknya. Dengan melakukan usaha dengan sebaik-baiknya maka
Allah pun akan memberikan rezeki dan karunia tersebut. Hal ini tidak akan datang kepada manusia
yang berdiam diri saja tanpa melakukan apapun.
Usaha yang dilakukan Ustman menghasilkan modal dan banyak rezeki membuat semakin terpacunya
ia untuk mengeluarkan hartanya lebih besar dan diinfak-kan di jalan Allah. Tentu saja ada sangat
banyak kontribusi Ustman Bin Affan seorang pengusaha ini.
Salah satunya adalah Sumur Raumah yang diwakafkannya kepada umat. Tidak hitung-hitungan
Ustman menggratiskan pemakaian sumur tersebut kepada umat islam. Padahal 100% uang yang
digunakan adalah uang ia sendiri dan dari hasil usahanya sendiri.
Tentu saja hal ini sangat sesuai dengan usaha menurut islam. Usaha menurut islam yang ideal adalah
sebagaimana yang dilakukan oleh para Sahabat-Sahabat terdahulu. Usaha mereka tidak membaut
mereka jauh dari islam, sosial, dan misi keakhiratan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika umat islam akan memulai usaha.
1. Meluruskan Niat
Niat adalah awal dari segala hal. Niat yang baik akan membuatkan hasil yang baik. Niat yang buruk
maka hasilnya pun pasti akan buruk. Untuk itu, dalam islam niat adalah awal dari segala aktivitas.
Termasuk dalam ibadah pun niat adalah yang mengawalinya.
Untuk itu, ketika akan memulai usaha maka luruskanlah dulu niat yang kita miliki juga sesuai
dengan Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dan Tujuan Ekonomi Islam.. Niat usaha sebaiknya karena
memang ingin mendapatkan rezeki yang halal dan jauh dari dana yang haram atau proses yang
haram. Niat karena Allah, mencari rezeki yang halal, dan memberikan manfaat yang banyak adalah
hal yang harus dimiliki oleh umat muslim ketika akan memulai sebuah usaha.
2. Membulatkan Tekad
Kebulatan tekad adalah benar-benar menguatkan diri atas niat yang dimiliki. Niat saja tidak cukup,
maka butuh tekad untuk bisa memulai dan bergerak. Dengan adanya tekad yang kuat maka segala
tantangan dan hambatan apapun akan diterjang.
Tekad dalam sebuah usaha tentu berusaha untuk dapat menghasilkan keuntungan yang halal namun
tidak meninggalkan prinsip-prinsip islam di dalamnya. Untuk itulah, kebulatan tekad sangat dibutuhkan
dalam memulai usaha. Selain itu, tekad juga harus sesuai dengan Transaksi Ekonomi dalam
Islam, Ekonomi Dalam Islam, dan Hukum Ekonomi Syariah Menurut Islam.
Untuk memulai sebuah usaha menurut islam juga dibutuhkan pengetahuan tentang halal haramnya
suatu usaha dan produk atau layanan yang akan dijual. Usaha yang halal tentu berasal dari jasa atau
produk yang hendak di jual apakah sesuai dengan islam atau tidak.
Produk yang halal tentu saja jauh dari makanan yang diharamkan islam seperti babi, atau hewan
haram lainnnya, minuman yang berakohol, narkoba dan juga jasa yang mendekatkan judi atau usaha
yang sangat spekulasi, dan riba.
Macam-macam Riba, Hak dan Kewajiban dalam Islam, Fiqih Muamalah Jual Beli, dan Jual Beli Kredit
Dalam Islam juga perlu diketahui oleh umat islam agar sesuai dengan prinsip kehalalan dan syariah
islam.
Dalam memulai usaha hendaknya juga memiliki partner yang dapat sesuai dengan visi atau tujuan
yang kita capai. Usaha terkadang bisa gagal karena partner yang kurang sesuai dengan kebutuhan
usaha. Untuk itu, partner yang memiliki tujuan yang sama adalah hal yang harus dipersiapkan dan
dicari sejak akan memulai sebuah usaha. Diskusi dan membangun kesepakatan adalah hal penting
yang harus dilakukan.
Visi ini tentu saja tidak boleh bertentangan dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan
Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut
Islam sesuai dengan fungsi agama .
Ketika memulai usaha, tentukan pula strategi yang tepat. Dalam islam tentu saja strategi ini harus
dibuat dengan cara yang fair dan tidak merusak kepentingan orang lain. Kompetisi yang sehat juga
harus dilakukan oleh seorang muslim, bukan justru menjatuhkan dan mencari jalan jalan yang licik
dalam kompetisi suatu usaha.
ads