Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa Aldi Renadi

NPM 202220108
Mata Kuliah Agama (Keimanan Dan Kemanusiaan)
Pengampu Elin B Somantri ,S.Ag, M.Pd

Tugas 1

Soal: Coba anda berikan nasrasi tentang pembuktian adanya Alloh SWT menurut pandangan
Islam!

Islam memberi jawaban yang tuntas dan shohih, bahwa dibalik alam semesta, manusia dan
kehidupan ada Al-Khaliq (Sang Pencipta), yang mengadakan semua itu dari yang tidak ada
menjadi ada. Al-Khaliq itu bersifat Wajibul wujud (wajib/pasti adanya) karena kalau tidak
demikian maka ia tidak mampu menjadi Al-Khaliq. Ia pun bukan makhluk karena sifatnya
sebagai Pencipta memastikan bahwa diri-nya bukanlah makhluk.

Bukti bahwa segala sesuatu itu mengharuskan adanya Pencipta yang menciptakannya
yaitu bahwasanya segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal terbagi dalam tiga unsur, yaitu
manusia, alam semesta, dan kehidupan. Ketiga unsur ini bersifat terbatas dan bersifat lemah
(tidak dapat berbuat sesuatu dengan dirinya sendiri), serba kurang dan saling membutuhkan
kepada yang lain.

Misalnya manusia, ia terbatas sifatnya karena tumbuh dan berkembang tergantung terhadap
segala sesuatu yang lain, sampai suatu batas yang tidak dapat dilampauinya lagi. Oleh karena itu
jelas ia bersifat terbatas, mulai dari ‘ketiadaannya’ sampai batas waktu yang tidak bisa
dilampauinya. begitu pula dengan kehidupan (nyawa), ia bersifat terbatas pula, sebab
penampakkan/perwujudannya bersifat individual semata. Dan apa yang kita saksikan selalu
menunjukkan bahwa kehidupan itu ada lalu berhenti pada satu individu itu saja. Jadi jelas
kehidupan itu bersifat terbatas.

Demikian pula halnya dengan alam semesta. Ia pun bersifat terbatas. Sebab alam semesta
itu hanyalah merupakan himpunan benda-benda di bumi dan di angkasa dimana setiap benda
tersebut memang bersifat terbatas. Himpunan dari benda-benda terbatas dengan sendirinya
terbatas pula sifatnya. Jadi alam semesta itupun bersifat terbatas. Kini jelaslah bahwa manusia,
kehidupan dan alam semesta, ketiganya bersifat terbatas (termasuk memiliki batas awal dan
akhir keberadaannya).

Apabila kita melihat kepada segala hal yang bersifat terbatas, akan didapati bahwa segala
hal tersebut tidak azali (azali = tidak berawal dan tidak berakhir). Sebab apabila ia azali,
bagaimana mungkin ia bersifat terbatas?. Tidak boleh tidak, keberadaan semua yang terbatas ini
membutuhkan adanya pencipta yang mengadakannya, atau mewajibkan adanya ‘sesuatu yang
lain’. Dan ‘sesuatu yang lain’ inilah Al-Khaliq yang menciptakan manusia, kehidupan dan alam
semesta.

Dalam menentukan sifat Al-Khaliq/Pencipta ini ditemukan tiga kemungkinan. Pertama, ia


diciptakan oleh yang lain. Kedua ia menciptakan diri-Nya sendiri. Ketiga, ia bersifat azali dan
wajibul wujud dan mutlak keberadannya. Dengan pemikiran aqliyah yang jernih dan mendalam,
akan dipahami bahwa: kemungkinan pertama yang mengatakan bahwasanya Ia diciptakan oleh
yang lain adalah kemungkinan yang bathil (tidak dapat diterima oleh akal). Sebab dengan
demikian ia adalah mahluk yang bersifat terbatas, yaitu butuh kepada yang lain untuk
mengadakannya.

Demikian pula kemungkinan kedua yang menyatakan bahwasanya Ia menciptakan diri-


Nya sendiri adalah kemungkian yang bathil juga. Karena dengan demikian Ia akan menjadi
makhluk dan kholiq pada saat yang bersamaan. Jelas ini tidak bisa diterima oleh akal. Maka dari
itu hanya kemungkinan yang ketigalah yang shohih, yakni Al-Khaliq itu tidak boleh tidak harus
bersifat azali dan wajibul wujud serta mutlak adanya. Dialah Allah SWT. “Dialah (Allah) Yang
Awal Yang Akhir, Yang Dzahir dan yang Batin, Dan Dia Maha Mengetahui Segala Sesuatu.”
(TQS. Al-Hadiid (57) : 3)

Anda mungkin juga menyukai