Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN DENGAN DEWAN KOMISARIS

DAN
KOMITE AUDIT

Dewan komisaris mulai menyadari nilai yang diberikan oleh komite audit sebagai instrumen
kontrol dan suatu cara untuk meningkatkan kualitas dari praktik-praktik pelaporan
keuangan perusahaan.
Pedoman profesional dari IIA telah menguraikan berbagai tugas dan tanggungjawab dari
direktur audit dalam hubungannya dengan komite audit.
Persyaratan dari SEC pada tahun 2000 dan UU Sarbanes-Oxley pada tahun 2002, komite
audit dari perusahaan-perusahaan juga dibebani dengan tanggungjawab khusus.
SEC memberikan syarat tambahan pengungkapan komite audit diantaranya:
- Mengharuskan auditor independen perusahaan melakukan penelaahan atas
informasi laporan keuangan sebelum disampaikan kepada SEC.
- Memperluas persyaratan untuk jenis perusahaan yang semakin luas pada akhir
tahun fiskal mengenai penyusunan rekonsiliasi dengan benar dan penjelasan atas
setiap penyesuaian yang dilakukan pada informasi kuartalan yang telah dilaporkan
sebelumnya.
- Mengharuskan perusahaan untuk memasukkan laporan dengan syrat kuasa mereka
mengenai apakah komite audit telah: (i) menelaah dan membahas laporan keuangan
yang telah diaudit dengan manajemen; (ii) melakukan pembahasan dengan auditor
independen mengenai permasalahan yang diharuskan untuk dibahas; (iii) menerima
dari auditor mereka, pengungkapan sehubungan dengan independensi dari auditor;
(iv) melakukan diskusi dengan auditor tentang independensi mereka.
Undang-undang Sarbanes-Oxley menyatakan bahwa komite audit bertanggungjawab atas
penunjukkan, pembayaran kompensasi, independensi, dan pengawasan dari auditor
independen dari luar perusahaan.
UU Sarbanes-Oxley juga mensyaratkan agar KAP yang telah memberikan jasa auditnya
kepada klien tidak dapat melaksanakan jasa-jasa non-audit berikut ini kepada kliennya:
1. Akuntansi atau jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan catatn akuntansi laporan
keuangan klien.
2. Perancangan dan implementasi sistem informasi keuangan.
3. Jasa penilaian atau valuasi, opini-opini atas kewajaran, atau laporan-laporan yang sifatnya
memberikan kontribusi.
4. Jasa-jasa aktuaria.
5. Jasa-jasa outsourcing dan audit internal.
6. Fungsi-fungsi manajemen atau aktifitas SDM.
7. Broker atau dealer, penasihat investasi, atau investasi perbankan.
8. Jasa hukum dan jasa tenaga ahli yang tidak berhubungan dengan audit.

Tujuan komite audit adalah untuk membantu dewan komisaris dalam memenuhi
tanggungjawab pengawasannya atas proses pelaporan keuangan, sistem kontrol internal,
proses audit, dan proses perusahaan dalam mengawasi kepatuhan terhadap undang-
undang dan peraturan serta kode perilaku.
Wewenang komite audit adalah untuk melakukan atau memberikan wewenang untuk
melakukan investigasi terhadap seluruh permasalahan yang terdapat dalam di dalam
lingkup tanggungjawabnya.
Komposisi komite audit terdiri paling sedikit tiga orang dan tidak boleh lebih dari enam
orang anggota dewan komisaris. Dewan atau komite yang mewakili akan menunjuk para
anggota dan ketua komite. Paling tidak satu anggota akan ditunjuk sebagai ahli keuangan
yang memahami masalah keuangan.
Rapat komite audit diadakan paling sedikit empat kali dalam setahun, dan tidak menutup
kemungkinan diadakannya rapat-rapat tambahan. Apabila diperlukan, komite audit dapat
mengundang manajemen atau pihak luar lain untuk menghadiri rapat tersebut..
Tanggungjawab komite audit adalah sebagai berikut:
I. Laporan Keuangan
Menelaah masalah-masalah akuntansi dan pelaporan yang signifikan, termasuk transaksi-
transaksi yang rumit atau tidak umum serta memahami dampak yang ditimbulkan kepada
laporan keuangan.
Bersama-sama dengan manajemen dan auditor eksternal melakukan penelaahan atas hasil-
hasil audit, termasuk kendala-kendala yang dihadapi.
Melakukan penelaahan atas laporan keuangan tahunan, dan mempertimbangkan apakah
laporan keuangan tahunan telah lengkap dan memuat seluruh informasi serta sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Melakukan penelaahan atas bagian-bagian dari laporan keuangan dan pelaporan peraturan
terkait sebelum diterbitkan.
Melakukan penelaahan bersama-sama dengan manajemen dan auditor eksternal terhadap
seluruh permasalahan yang perlu untuk dikomunikasikan kepada komite.
Mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana manejemen mengembangkan informasi
keuangan interim, serta sifat dan luas keterlibatan auditor internal dan eksternal di
dalamnya.
Melakukan penelaahan laporan keuangan interim dengan manajemen dan auditor eksternal
sebelum disampaikan kepada pihak penyelenggara.
II. Kontrol Internal
Mempertimbangkan efektifitas sistem kontrol internal perusahaan termasuk keamanan dan
kontrol teknologi informasi.
Memahami lingkup penelaahan auditor internal dan eksternal atas pelaporan keuangan dan
temuan-temuan yang diperoleh.
III. Audit Internal
Bersama-sama dengan manajemen dan direktur audit melakukan penelaahan atas akta,
rencana, aktifitas, penempatan staf, dan struktur organisasi dar fungsi audit internal.
Memastikan bahwa tidak terdapat pembatasan yang tidak berdasar.
Menelaah efektvitas fungsi audit internal, termasuk kepatuhannya terhadap standar IIA.
Secara rutin melakukan pertemuan terpisah dengan direktur audit untuk membahas hal-hal
yang perlu dibahas secara pribadi.
IV. Audit Eksternal
Melakukan penelaahan terhadap lingkup dan pendekatan audit yang ditawarkan oleh
auditor eksternal, termasuk koordinasi kegiatan audit dengan audit internal.
Melakukan penelaahan terhadap prestasi auditor eksternal.
Melakukan penelaahan dan mendapatkan pernyataan dari auditor mengenai hubungan
antara auditor dengan perusahaan.
Melakukan pertemuan terpisah dengan auditor eksternal untuk mendiskusikan hal-hal yang
oleh komite atau auditor dianggap sebagai sesuatu yang harus didiskusikan secara pribadi.
V. Kepatuhan
Melakukan penelaahan atas efektivitas dari sistem yang mengawasi kepatuhan terhadap
hukum dan undang-undang.
Melakukan penelaahan atas temuan-temuan dari setiap pemeriksaan oleh badan-badan
penyelenggara dan observasi oleh auditor lain.
Melakukan penelaahan atas proses untuk menyampaikan kode etik kepada para karyawan
dan mengawasi kepatuhan terhadap pelaksanaan kode etik tersebut.
Mendapatkan update terbaru tentang hukum dan peraturan dari manajemen atau
penasihat hukum.
VI. Tanggungjawab Pelaporan
Memberikan laporan kepada dewan komisaris mengenai aktivitas komite, isu-isu, dan
rekomendasi terkait secara rutin.
Memberikan suatu celah terbuka untuk berkomunikasi dengan audit internal, audit
eksternal, dan dewan komisaris.
Memberikan laporan tahunan kepada para pemegang saham, yang menbguraikan mengenai
komposisi dari para anggota komite, tanggungjawab dan bagaimana ia dapat diberhentikan.
Melakukan penelaahan atas laporan-laporan lain yang diterbitkan oleh perusahaan.

Direktur Audit dan Dewan Komisaris


IIA telah menerbitkan standar 2060 yang menyatakan bahwa direktur audit hendaknya
memberikan laporan secara rutin kepada dewan dan manajemen senior mengenai tujuan,
wewenang, tanggungjawab, dan kinerja dari aktivitas audit internal secara relatif terhadap
rencana yang telah dibuat. Pelaporan juga sebaiknya meliputi eksposur-eksposur dari risiko
yang signifikan dan masalah-masalah pengendalian, masalah penyelenggaraan perusahaan,
dan masalah-masalah lain sesuai dengan yang dibutuhkan atau diminta oleh dewan dan
manajemen senior.

Hubungan dengan Komite Audit


Pada Desember 2002, IIA menerbitkan Practice Advisory 2060-2, “Relationship with Audit
Committee”. Advisory tersebut menjelaskan bahwa adanya kelompok pengawasan lain
dalam organisasi dengan nama lain namun memiliki fungsi pengawasan seperti komite
audit. Direktur audit sebaiknya mempertimbangkan kelompok tersebut sebagai entitas
pengawasan dengan cara:
Memberikan bantuannya untuk memastikan bahwa akta, dan proses yang telah dilakukan
berjalan dengan benar.
Memastikan akta, peranan, dan aktivitas dari audit internal telah jelas dimengerti dan
responsif terhadap kebutuhan dari komite audit.
Memelihara komunikasi yang terbuka dan efektif dengan komite audit dan ketuanya.
Aktivitas audit internal hendaknya juga membantu komite untuk memastikan bahwa
mereka telah memahami, mendukung dan menelaah seluruh bantuan yang dibutuhkan dari
fungsi audit internal.

Struktur Komite Audit


Tanggungjawab dari komite audit sebaiknya dinyatakan secara spesifik di dalam sebuah akta
resmi yang tertulis dan disetujui oleh dewan komisaris. Agar independen dan objektif,
komite audit sebaiknya sepenuhnya terdiri dari komisaris-komisaris dari luar organisasi.
Jumlah dari anggota komite audit biasanya memiliki tiga hingga lima orang anggota.

Interface Komite Audit


Komite audit akan ber-interface dengan manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal.
Interface tersebut dapat tercapai apabila diambil langkah-langkah berikut ini:
Memberikan agenda rapat dengan lengkap kepada para anggota komite dan pihak yang
akan mereka temui jauh-jauh hari sebelum rapat dilaksanakan.
Memastikan bahwa rapat akan dilakukan secara informatif dan terus terang.
Memastikan bahwa seluruh laporan-laporan keuangan dan dokumen-dokumen SEC yang
relevan secara rutin didistribusikan kepada para anggota komite.

Hubungan pelaporan dan Pengawasan dari Komite Audit


Hubungan pelaporan sebaiknya memastikan adanya akses yang tidak terbatas dari direktur
audit kepada komite. Hubungan pengawasan sebaiknya tidak sampai kepada hanya sebuah
ketentuan bahwa auditor internal melakukan penelaahan atas catatan-catatan keuangan
dan akuntansi, laporan, dan sisstem saja. Untuk memastikan fungsi audit internal telah
seimbang, sebaiknya memeprtimbangkan:
Filosofi audit dari perusahaan
Independensi audit perusahaan
Masalah-masalah logistik, seperti jumlah dan lokasi staf.
Presentasi kepada Komite Audit
Dua klasifikasi umum:
Presentasi mengenai operasi dan status dari organisasi audit internal.
Laporan dari audit-audit yang spesifik dan mendapat perhatian dari komite audit.

Apa yang Diharapkan komite Audit dari Auditor Internal


Apa—bagian mana dari agenda audit yang perlu diubah?
Mengapa—kontrol merupakan suatu hal yang kritis; satf audit internal memberikan
informasi mengenai pengembangan dan kegunaannya.
Kapan—Urgensi itu baik: kapan adalah sekarang.
Bagaimanaa—Penggunaan metodolog audit yang imajinatif dan inovatif.
Di mana—Di mana adalah di manapun terjadi perubahan.
Siapa—Siapa adalah keseluruhan organisasi. Semuanya adalah mitra audit.

Apa yang Dikhawatirkan oleh Komite Audit


Tuntutan hukum. Kemungkinan terjadinya tuntutan hukum.
Sistem informasi. Kecukupan dari sistem informasi manajemen.
Standar. Kepatuhan perusahaan terhadap standa etika dan hukum.
Barang-barang modal. Pengeluaran untuk barang modal.
Kepatuhan. Tidak mengikuti persyaratan dari peraturan pemerintah.
Kinerja. Kinerja yang tidak memuaskan dari direktur utama.
Latar belakang organisasi. Tidak mengenal latar belakang organisasi.

Anda mungkin juga menyukai