Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mikael Muliana

Nim : B1033201011

Prodi : Akuntansi Malam

Tema : Perkuliahan Daring: Solusi atau Pelarian?

Perkuliahan online bukanlah sebuah sistem baru dalam dunia pendidikan,


melainkan suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya perkembangan dunia
teknologi. Dunia boleh saja berbicara bahwa semua lini kehidupan telah diwarnai dan
harus beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi, fakta di lapangan berbicara lain.
Perkuliahan daring tidak hanya memvirtualkan bahan pengajaran, tetapi juga soal
fasilitas dan penetrasi jaringan internet. Perkuliahan online atau daring menjadi
alternatif yang kian membias di tengah merebaknya virus corona.

Belajar dari (di) Rumah: “Solusi atau Pelarian?”

Sekolah-sekolah dengan basis jumlah murid yang cukup banyak sangat berpengaruh
terhadap proses penyebaran Covid-19. Selain sekolah-sekolah, universitas-universitas
pun ditutup untuk sementara. Perkuliahan dialihkan ke rumah. Berada di rumah selama
pandemi diharapkan tetap produkif dalam belajar. Akan tetapi, kadang-kadang orang
justru merasa bebas-merdeka untuk belajar. Dalam hal ini, ia menerapkan prinsip
“semau gue.” Belajar dari rumah adalah sebuah tameng yang dipakai untuk menahan
tuduhan bahwa selama Covid-19 sistem pendidikan vakum.

Akan tetapi, fenomena di lapangan mengafirmasi adanya kendala yang tak


terelakkan. Hal ini disebabkan oleh ‘dosa’ masa lalu proses pendidikan Indonesia, masih
menjadi momok mematikan bagi proses pembelajaran daring. Kita perlu menyadari
bahwa tidak semua mahasiswa berasal dari keluarga kelas menengah ke atas. Tidak
semua mahasiswa dan pengajar di Indonesia menikmati proses ‘milenial’ ini. Tidak
semua mereka memiliki gawai dan leptop. Ada yang punya tetapi susah untuk
mendapatkan akses internet. Bahkan di daerah tertentu tidak ditemukan jaringan
internet. Ada yang tidak memiliki dua-duanya.
Selain itu, kapabilitas dan kreativitas para dosen adalah salah satu tuntutan terbesar
dalam sistem perkuliahan daring atau jarak jauh di satu sisi. Di lain sisi,
ketekunan,keseriusan mahasiswa menjadi tuntutan lain. Akan tetapi keduanya tidak
terlepas dari jaringan atau koneksi. Tanggungjawab utama dari para pendidik ialah
bahwa mereka tidak hanya sadar akan prinsip-prinsip umum pembentukan pengalaman
saat ini dengan menciptakan kondisi ingkungan tertentu, tetapi mereka juga menerima
dalam bentuk konkret hal-hal di sekitarnya yang sangat kondusif bagi perolehan
pengalaman yang menuntun pada pertumbuhan dan pencapaian ilmu yang diperoleh
peserta didik.

Akhir Kata

Perkuliahan daring di tengah pandemi Covid-19 sering dikatakan sebagai kurikulum


darurat. Kurikulum ini bisa dikatakan sebagai babak baru dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Ketersediaan software (piranti lunak), website, akses internet, listrik, gadget,
dan komputer menjadi ciri khas implementasi model ini.9 Karakteristik proses
pendidikan abad ke-21 selalu menemui tantangan dan juga sekaligus mendatangkan
peluang baru. Gejala ini hadir sebagai konsekuensi dari perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai