Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Judul essay : Perkuliahan Daring: Solusi atauPelarian?

Oleh :

Nama : Tarisa Aprilia Putri

NIM : 20010135

Prodi : S1 Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr. Soebandi Jember

Maret 2021
A. Pendahuluan penetrasi internet di pedesaan rata-rata
51,91 persen, di perkotaan pun rata 78,08
Perkuliahan online bukanlah sebuah sistem
persen.1Hal ini menunjukkan kualitas
baru dalam dunia pendidikan, melainkan
jaringan yang rendah dan berdampak pada
suatu sistem yang telah ada dengan
proses perkuliahan yang “lola” (loading
beriringnya perkembangan dunia teknologi.
lambat). Efektivitas dan mutu perkuliahan
Dunia boleh saja berbicara bahwa semua
menjadi rendah dan sukar untuk dipahami
lini kehidupan telah diwarnai dan harus
dengan cepat.
beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi,
fakta di lapangan berbicara lain. Salah Kepemilikan media sosial yang standar
satunya adalah sistem pendidikan yang dengan penerapan daring. Kepemilikan
dianjurkan dan diharapkan dengan media media pembelajaran jarak jauh juga masih
digital atau daring masih sangat minimalis sangat kurang. Tentunya media atau sarana
di Indonesia. Perkuliahan daring tidak hanya menjadi penentu. Jika masih sangat kurang,
memvirtualkan bahan pengajaran, tetapi bahkan tidak ada akan tidak tercapainya
juga soal fasilitas dan penetrasi jaringan sistem daring.
internet. Selain itu, kemampuan para dosen
Media bisa menjadi tolok ukur sejauh mana
dalam memberikan materinya dan daya
perkuliahan online dinyatakan masih minim
tangkap mahasiswa lewat daring.
atau telah maksimal. Selain itu, kegagapan
B. Isi para dosen dan mahasiswa dalam
mengakses daring. Bisa saja jaringan dan
Perkuliahan online atau daring menjadi
fasilitas lengkap, tetapi kemampuan kedua
alternatif yang kian membias di tengah
belah-pihak sangat dan hal amat sangat ini
merebaknya virus corona. Pandemic ini
berpengaruh dalam penerapan sistem
menuntut semua lembaga, tanpa
daring. Kegagapan dari keduanya atau salah
pengecualian untuk menggunakan sarana
satu dari keduanya akan membuat
media digital dalam kegiatan belajarnya
kecanduan minimalis daring tak terobati.
semaksimal mungkin. Berbagai universitas
Kerentanan-kerentanan ini yang
berlomba-lomba menelisik cara-cara yang
menghadirkan berbagai potretan
efektif dalam mentransmisikan sistem
ketidakpuasaan dan ketidakefektivan dari
pengajarannya. Perkembangan teknologi
sistem daring darurat selama pandemic
yang kian canggih mengakomodasi dan
Covid-19. Dengan demikian, perkuliahan
memobilisasi sistem perkuliahan ini.
daring di tengah pandemi ini adalah sebuah
Akan tetapi, ada saja kerentanan dalam solusi ataukah pelarian semata?
penerapan sistem perkuliahan darurat yang
Belajar dari (di) Rumah: “Solusi atau
ada. Penetrasi jaringan internet yang belum
Pelarian?”
merata ke semua daerah. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik tahun 2019, tingkat
Institusi pendidikan dinilai sebagai salah Pada jenjang yang lebih tinggi, seperti
satu sektor yang cepat menanggapi Perguruan Tinggi (PT), kebijakan belajar dari
gelombang penyebaran virus corona. rumah ditopang kuat dengan optimalisasi
Institusi pendidikan membuat reaksi cepat penggunaan sarana teknologi komunikasi.
karena dinilai potensial meningkatkan Dari sini,
penyebaran. Sekolah-sekolah dengan basis
kemudian kita mengenal istilah “belajar
jumlah murid yang cukup banyak sangat
online.” Sistem belajar ini diperkuat lagi
berpengaruh terhadap proses penyebaran
dengan istilah “e-learning.” Mekanismenya
Covid-19. Selain sekolah- sekolah,
pun sepenuhnya diberikan kepada
universitas-universitas pun ditutup untuk
teknologi. Kuliah online dengan aplikasi
sementara. Perkuliahan dialihkan ke rumah.
“video-conference,” penilaian dan
Semuanya pun berlangsung dari rumah.
pengiriman tugas dengan sistem online,
Proses belajar-mengajar akhirnya tersendat
hingga absensi kehadiran juga dilakukan
mengingat metode distribusi pengetahuan
dengan sistem virtual-online. Dalam sistem
dirasa kurang optimal dan memadai.
belajar berbasis online ini mengandaikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pun
bahwa semua peserta didik dan pendidik
menerapkan kebijakan sistem belajar
paham tentang teknologi dan fitur-fitur
darirumah.
yang dioperasikan.3Jika tidak, masalah baru
Belajar dari rumah membuat slogan muncul karena ignorance dalam proses
merdeka belajar semakin kelihatan. Apa belajar.
maksud merdeka dalam konteks belajar dari
Selama pandemi, pendidikan terasa adanya
rumah? Dari fenomena dan kesan umum
leap terhitung sejak awal akhir Februari
yang terlihat, proses belajar justru di luar
2020. Pasca instruksi pemerintah untuk
kendali. Belajar dari rumah untuk konteks
belajar dari rumah, bekerja dari rumah,
pelajar SD-SMA adalah liburan. Kita tidak
ataupun beribadah dari rumah dan lain
bisa menyangkal bahwa efektivitas kegiatan
sebagainya membuat situasi di Indonesia
belajar dengan pantuan jarak jauh oleh para
menjadi beda. Hal ini juga berdampak
pendidik dan bimbingan langsung dari
dalam proses pendidikan. Bagaimana tidak,
orangtua hanya berlangsung di pekan awal.
hampir 100% aktivitas kerja dan sekolah
Berada di rumah selama pandemi
dilakukan dari (di) rumah. Dengan
diharapkan tetap produkif dalam
fenomena ini teknologi menjadi penguasa
belajar.2Akan tetapi, kadang-kadang orang
yang membius mata masyarakat. Serba-
justru merasa bebas-merdeka untuk
serbi kehidupan diwarnai oleh dunia online.
belajar. Dalam hal ini, ia menerapkan
Absensi, materi pembelajaran, tugas, kuis,
prinsip “semau gue.” Belajar dari rumah
ulangan harian, dan berbagai ujian
adalah sebuah tameng yang dipakai untuk
dilakukan dari (di) rumah via berragam
menahan tuduhan bahwa selama Covid-19
aplikasi yang ada dalam jasa daring. Dengan
sistem pendidikanvakum.
adanya sistem ini seolah semua orang telah daya.5Tentunya sistem ini mempunyai visi
pandai dengan sistemdaring. yang sangat membantu mahasiswa dan
pengajar dalam keadaan apa pun dan di
Akan tetapi, fenomena di lapangan
mana pun tetap bisa
mengafirmasi adanya kendala yang tak
melaksanakanperkuliahan.
terelakkan. Hal ini disebabkan oleh ‘dosa’
masa lalu proses pendidikan Indonesia, Lalu, seberapa efektif model pembelajaran
masih menjadi momok mematikan bagi online ini berpengaruh bagi proses belajar
proses pembelajaran daring. Kita perlu para peserta didik atau mahasiswa? Dari
menyadari bahwa tidak semua mahasiswa fenomena yang terlihat, intensitas
berasal dari keluarga kelas menengah ke ketertarikan peserta didik dalam mengikuti
atas.4Tidak semua mahasiswa dan pengajar kuliah online sangat kecil. Bahkan,
di Indonesia menikmati proses ‘milenial’ ini. kebanyakan menciptakan kejenuhan dalam
Tidak semua mereka memiliki gawai dan proses belajar. Beberapa mahasiswa
leptop. Ada yang punya tetapi susah untuk merasa kehilangan momen perjumpaan
mendapatkan akses internet. Bahkan di langsung dengan dosen-dosen favorit.
daerah tertentu tidak ditemukan jaringan Seperti tak ada yang dipelajari selama
internet. Ada yang tidak memiliki dua- semester ini. Ini reaksi-reaksi spontan yang
duanya. disampaikan mahasiswa terkait sistem
belajar virtual-online.
Selain itu, kapabilitas dan kreativitas para
dosen adalah salah satu tuntutan terbesar Intensitas ketertarikan pada sistem belajar
dalam sistem perkuliahan daring atau jarak online tentunya membuat seseorang tidak
jauh di satu sisi. Di lain sisi, produktif dan memilih absen. Padahal,
ketekunan,keseriusan mahasiswa menjadi kehadiran (presence) merupakan salah satu
tuntutan lain. Akan tetapi keduanya tidak tolok ukur dalam membantu proses
terlepas dari jaringan atau koneksi. Hal ini internalisasi pendidikan dalam kegiatan
tentunya menjadi salah satu faktor penentu belajar. Dari sharing banyak mahasiswa,
dalam pelaksaan perkuliahan online. Sistem kebanyakan telah memilih pulang kampung
ini sebenarnya sebuah peralihan metode dan berlibur. Tak ada kuliah. Kuliah
face to face (jarak dekat) ke metode screen memberatkan karena memerlukan data dan
to screen (jarak jauh). Dasarnya adalah harus mencari tempat baik agar terkoneksi.
ketersediaan semua informasi yang relevan Kuliah online dengan kata lain menambah
secara real time melalui jaringan dengan beban perkuliahan karena harus membeli
menghubungkan orang, benda dan sistem data agar bisa masuk dalam kelas video-
dioptimalkan, terorganisir secara mandiri conference dan mendownload-upload
dan penciptaan nilai lintas jaringan yang tugasperkuliahan.
dapat sesuai dengan berbagai kriteria,
seperti biaya, ketersediaan dan sumber
Hemat penulis, sistem perkuliahan daring di yang diperoleh peserta didik.7Namun
tengah pandemi adalah sebuah solusi dan situasi sekaramg sangat memberi beban
sekaligus pelarian. Mengapa demikian? pada mahasiswa dan membuat pengalaman
Dapat dikatakan solusi jika pihak universitas perkuliahan menjadi sesuatu yang
atau fakultas telah memberikan input dan membosankan, bahkan bisa sampai pada
praktik skill dalam penetrasi berbagai titik kejenuhan dan berdampak pada tidak
fasilitas “e- learning”. Pemantapan dalam berkualitasnya pendidikan yang diperoleh.
soal fasilitas dan skill para pengajar menjadi Mahasiswa terengah-engah mengikuti
salah satu standar penting dalam proses pembelajaran. Dalam sekejap tugas
perkuliahan daring. Sementara di lain sisi, menumpuk. Mereka dituntut
dapat dikatakan sebagai pelarian jika proses bertransformasi jadi pembelajar mandiri
perkuliahan yang terjadi dalam kebingugan, dalam waktu semalam.8Ini didasarkan
entah karena sarana maupun skill minimalis kegagapan para pengajar yang tidak
dari para dosen. Hal ini diafirmasi oleh mempunyai skill khusus dalam bidang ini
banyaknya keluhan dari mahasiswa. atau tidak adanya keseriusan dari pihak
Perkuliahan online hanyalah judul belaka. universitas atau fakultas dalam merespon
Banyak dosen kebingungan, dalam waktu dan memaksimalkan perkembangan
singkat harus mempelajari macam-macam teknologi dalam dunia pendidikan. Hal ini
sarana pembelajaran daring.6Karena nyata ketika dunia pendidikan berhadapan
tuntutan segera melanjutkan proses dengan situasi pandemi. Ada begitu banyak
pembelajaran, metode ralat dan galat (trial lembaga pendidikan yang tidak siap untuk
and error) terpaksa di terapkan. Dan yang melaksanakan sistem pembelajarannya
terjadi adalah para pengajar hanya dan secara online. Jika terjadi, maka itu bisa saja
selalu memberikan tugas online setiap kali ikut-ikutan dan terpaksa. Rasanya
jam pelajarannya, tanpa mengadakan tatap pendidikan gaya lama masih
muka dengan menggunakan berbagai sangatdominan.
aplikasi yangada.
C. Penutup
Tanggungjawab utama dari para pendidik
Perkuliahan daring di tengah pandemi
ialah bahwa mereka tidak hanya sadar akan
Covid-19 sering dikatakan sebagai
prinsip-prinsip umum pembentukan
kurikulum darurat. Kurikulum ini bisa
pengalaman saat ini dengan menciptakan
dikatakan sebagai babak baru dalam sistem
kondisi
pendidikan di Indonesia. Ketersediaan
lingkungan tertentu, tetapi mereka juga software (piranti lunak), website, akses
menerima dalam bentuk konkret hal-hal di internet, listrik, gadget, dan komputer
sekitarnya yang sangat kondusif bagi menjadi ciri khas implementasi model
perolehan pengalaman yang menuntun ini.9Karakteristik proses pendidikan abad
pada pertumbuhan dan pencapaian ilmu ke-21 selalu menemui tantangan dan juga
sekaligus mendatangkan peluang baru. kementerian terkait untuk berkonsentrasi
Gejala ini hadir sebagai konsekuensi dari penuh mengerahkan seluruh anggaran
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan pendidikan tahun ini untuk menciptakan
Teknologi. kurikulum virtual; proses belajar mengajar
via teknologi daring, sambil menyiapkan
Reformasi pendidikan yang berasal dari
sarana prasarana pendukung, ketersediaan
pengembangan model kurikulum virtual
jejaring internet, manajerial demokratis
akan berdampak pada terciptanya sistem
yang berdaya saing, sampai pada
pendidikan gaya baru. Lyn Haas
keterlibatan masyarakat secara
menegaskan bahwa pendidikan itu harus
berkelanjutan. Pemerataan kualitas dan
bersifat demokratis, yakni; pendidikan
kuantitas pendidikan di Indonesia menjadi
untuk semua.10Hal ini senada dengan spirit
kewajiban yang mesti diprioritaskan, sesuai
pasal 31 ayat (1) UUD 1945, “semua warga
amanat sila ke-5 Pancasila; keadilan sosial
negara berhak mendapatkan pendidikan”,
bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
maka semua mahasiswa dan pengajar
yang adil; sama rasa–satu rasa, proses
seharusnya memperoleh perlakuan yang
pendidikan wajib memberi kenyamanan
sama, memberikan skill dan keterampilan
bagi seluruh peserta didik dan pendidik se-
yang sesuai dengan kemajuan teknologi
Indonesia Raya.
terkini, kemampuan komunikasi global.

Semoga wabah Covid-19 ini tidak hanya


membawa kepanikan di ruang publik, tetapi
ini menjadi salah satu titik pacu bagi bangsa
Indonesia, khususnya pemerintah dan

Daftar Pustaka

Kompas, Edisi Kamis, 30 April 2020.

Tempo, Edisi 15-21 Juni 2020.

Kompas, Edisi Senin, 13 April 2020.

Indraswara, Angga., Opini Kompas, Jumat, 15 Mei 2020, 7.

G. Elena, Popkova, V. Yulia Aleksei, Ragulina Bogoviz, V (Ed).,

Industry 4.0: Industrial Revolution of the 21st Century, Poland: Polish Academy of Sciences,
2019.
Sendler, Ulrich (Ed), The Internet of Things: Industrie 4.0 Unleashed, Regensburg, Germany:
Zweigniederlassung, 2016.

Dewey, John., Experience and Education, India: AAAKAR Books, 2004. Rosyada, Dede.,
Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004.

Anda mungkin juga menyukai