Garuda 1439352
Garuda 1439352
Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian sengketa tanah
oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesesaian sengketa tanah. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik
pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan reduksi data, triangulasi, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian terhadap pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian
sengketa tanah menunjukan tiga hal yang pertama yaitu proses pemanfaatan arsip tanah untuk
penyelesaian sengketa tanah dilakukan dengan mencocokan arsip yang tersimpan di Kantor
Pertanahan Kota Semarang dengan arsip pihak yang bersengketa, kemudian arsip juga
dicocokan dengan kondisi tanah di lapangan. Kedua, dalam kegiatan pemanfaatan arsip tanah
untuk penyelesaian sengketa tanah, tidak semua jenis arsip tanah digunakan untuk penyelesaian
sengketa tanah. Ketiga, kendala yang dihadapi saat memanfaatkan arsip tanah untuk
penyelesaian sengketa tanah adalah lamanya proses temu kembali arsip, dikarenakan temu
kembali yang sebagian masih dilakukan secara manual.
[Title: Utilization of Land’s Archives in Land Dispute Settlement by The Office of Lands
Affairs at Semarang] The research explained about the utilization of land’s archives in land
dispute settlement by the office of land affairs at Semarang. The objective of this research was
to know how the utilization of land’s archives in land dispute settlement. This research used the
qualitative descriptive research design with case study research type. The technique of
informant election in this research was purposive sampling. The method that uses in this
research were observation, interview and document study. The data analyses used in this
research were reduction data, triangulation and making conclusion. The result of research
toward the utilization of land’s archives in land dispute settlement showed three things, first
was the process of the utilization of land’s archives in disputing settlement was done by
matching saved archives in the office of Semarang land affairs with the dispute person, and
then the archives was also matched with the land condition at field. Second, in the utilization of
land’s archive in land dispute settlement, there were not all of land’s archives types were used
to settle/ solve land dispute. Third, the obstacle was faced when utilized the land’s archives in
land dispute settlement was long process of their archive retrieval, it was because a half of
finding out manually.
Keywords: the archives utilization, the land’s archives, the land dispute settlement
*) Penulis Korespondensi.
E-mail : raniratu997@yahoo.com
1. Pendahuluan pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang. Arsip vital juga
Arsip merupakan sumber acuan organisasi, baik itu memiliki nilai guna hukum, yang berarti arsip vital
sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan. mengandung informasi-informasi yang dapat
Informasi yang terekam dalam arsip merupakan digunakan sebagai bahan pembuktian di bidang
informasi yang berharga, yang tidak hanya digunakan hukum. Arsip bernilai hukum seperti akta pendirian
untuk merencanakan suatu kegiatan, tetapi juga perusahaan, akta tanah, akta kelahiran,
sebagai bukti yang terekam dari suatu kegiatan. akta perkawinan, surat perjanjian, surat kuasa dan
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 keputusan pengadilan (Sukoco, 2007: 86). Arsip
tentang kearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau tentang pertanahan termasuk kedalam arsip bernilai
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai hukum. Pada Pasal 33 PP No. 24 Tahun 1997
dengan perkembangan teknologi informasi dan tentang pendaftaran tanah menyatakan bahwa jenis
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga arsip tanah meliputi; peta pendaftaran, daftar
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama, dan
perusahaan, organisasi politik, organisasi warkah.
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam Arsip tanah dapat digunakan sebagai tanda
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bukti kepemilikan suatu tanah yang berfungsi sebagai
dan bernegara (ANRI, 2009). penanda sahnya legalitas objek tersebut di mata
Menurut fungsinya arsip terbagi menjadi hukum. Seringkali terjadi kasus yang disebabkan oleh
dua yakni arsip dinamis dan arsip statis. Arsip masalah hukum yang berhubungan dengan tanah,
dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung atau yang biasa disebut dengan sengketa, konflik,
dalam kegiatan penciptaan arsip dan disimpan dalam atau perkara pertanahan. Dalam penyelesaian kasus
jangka waktu tertentu. Arsip dinamis terbagi lagi pertanahan diperlukan beberapa bukti yang dapat
menjadi dua yaitu arsip aktif dan arsip inaktif. Arsip memperkuat keterangan masing-masing pihak yang
aktif adalah arsip yang frekuensi penggunannya bersangkutan. Bukti yang digunakan dapat berupa
tinggi dan/atau terus menerus. Arsip inaktif adalah data-data atau arsip yang tersimpan di Kantor
arsip yang frekuensi penggunannya telah mmenurun. Pertanahan.
Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh Kantor Pertanahan Kota memiliki beberapa
pencipta arsip karena memiliki nilai guna fungsi, yang salah satunya adalah melaksanakan
kesejarahan, telah habis masa retensinya, pendaftaran tanah dalam rangka menjamin
berketerangan dipermanenkan, yang telah diverifikasi kepastian hukum. Hal ini sesuai dengan Pasal 19
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria yang diatur
Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 24
kearsipan (ANRI, 2009: 8) Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah bahwa
Arsip merupakan bagian terpenting dalam untuk menjamin kepastian hukum oleh
setiap kegiatan administrasi kelembagaan. pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh
Sebagaimana disebutkan oleh Norris (2002:1) bahwa wilayah Republik Indonesia. Kantor Pertanahan
arsip memberikan informasi untuk perncanaan dan Kota bertugas mengelola dan mengembangkan
pengambilan keputusan, membentuk dasar administrasi pertanahan baik berdasarkan Undang-
akuntabilitas pemerintah, dan sering tunduk pada Undang Pokok Agraria maupun peraturan
pesyaratan hukum tertentu. perundangan. Begitupun dengan fungsi dari Kantor
Berkaitan dengan pengelolaan arsip di Pertanahan Kota Semarang. Kantor Pertanahan Kota
lembaga atau organisasi, terdapat satu jenis arsip Semarang mengurusi pendaftaran tanah, pengelolaan
dinamis yang kedudukannya sangat penting yakni arsip pertanahan yang tersimpan di Kantor
arsip vital. Pengertian arisp vital menurut Surat Pertanahan Kota Semarang, dan juga mengurusi
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara permasalahan sengketa tanah. Kantor Pertanahan
Republik Indonesia nomor 6 tahun 2005 Tentang Kota Semarang memiliki arsip tanah terbanyak se-
Program Perlindungan, Pengamanan, dan Indonesia, dengan banyaknya arsip tanah yang
Penyelamatan Dokumen/ Arsip Vital Negara tersimpan di Kantor Pertanahan Kota Semarang, akan
Terhadap Musibah/Bencana, adalah dokumen/arsip tinggi pula tingkat pemanfaatan arsip tanahnya. Arsip
yang diperlukan untuk kelangsungan operasional tanah di Kantor Pertanahan dimanfaatkan oleh
organisasi pemerintah dalam kegiatan berbangsa dan konseptor berkas apabila ada perubahan informasi di
bernegara, seperti sertifikat tanah, bukti-bukti dalam arsip tanah dan dimanfaatkan oleh Subseksi
kepemilikan, bukti-bukti sah di pengadilan dan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan untuk
naskah-naskah berharga lainnya. membantu penyelesaian sengketa tanah.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan
2009 tentang Kearsipan mengatakan bahwa Arsip tersebut, peneliti mengajukan penelitian dengan judul
vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan “Pemanfataan Arsip Tanah dalam Penyelesaian
persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional Kasus Sengketa Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Semarang”. Pada penelitian ini, peneliti ingin 4) Peraturan-peraturan dan ketentuan
mengetahui bagaimana pemanfaatan arsip tanah mengenai susunan tugas dan
dalam penyelesaian kasus sengketa tanah oleh Kantor sebagainya yang bersifat kenegaraan;
Pertanahan Kota Semarang. Berbeda dengan 5) Segala undang-unang, peraturan dan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Suharti dan sebagainya yang harus ditaati oleh
Tyas yang mencoba meneliti bagaimana semua warga Negara.
pemanfaatan arsip dalam proses pemberian remisi Bentuk-bentuk Peraturan Perundangan
narapidana dan untuk pengambilan keputusan. Republik Indonesia menurut Undang-
Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:
peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian membahas 1) Undang-undang Dasar RI 1945
mengenai pemanfaatan arsip dengan metode dan 2) Ketepatan MPR
pendekatan yang sama yaitu, metode kualitatif 3) Undang-undang, Peraturan
dengan pendekatan studi kasus. Namun pemanfaatan Pemerintah Pengganti Undang-
arsip dilakukan untuk kepentingan yang berbeda undang
beda. 4) Peraturan Pemerintah
Tujuan dan permasalahan yang ingin diteliti 5) Keputusan Presiden
dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana 6) Peraturan-peraturan Pelaksanaan
pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian kasus lainnya seperti: Peraturan Menteri,
sengketa tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Instruksi Menteri dan lain-lain.
Semarang, arsip apa saja yang dimanfaatkan, dan b. Arsip yang dapat dipergunakan sebagai
kendala yang dihadapi saat memanfaatkan arsip tanah bahan atau alat pembuktian dalam suatu
untuk penyelesaian kasus sengketa tanah oleh Kantor peristiwa atau kejadian hukum,
Pertanahan Kota semarang. misalnya:
1) Akte kelahiran
2. Landasan Teori 2) Akte pendirian suatu yayasan,
organisassi atau perusahaan
Menurut Santen dalam The Liang Gie (2007: 30) 3) Surat wasiat
nilai guna arsip disingkat dengan akronim ALFRED 4) Surat-surat kontrak/perjanjian
yaitu: 5) Surat kuasa
1. A: Administrative value (nilai administrasi) 6) Kuitansi
Arsip yang mempunyai nilai kegunaan 7) Berita acara, dan lain-lain.
administrasi, ialah arsip yang dapat digunakan c. Termasuk arsi yang mempunyai nilai
dalam proses penyelenggaraan kerja dalam usaha kegunaan hukum adalah segala
mencapai tujuan organisasi, misalnya: keputusan yang ditentukan oleh hakim
a. Berbagai macam ketentuan atau dalam pengedilan.
kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh 3. F: Fiscal value (nilai keuangan)
pimpinan organisasi Adalah arsip yang berhubungan atau yang berisi
b. Prosedur atau metode kerja tentang masalah keuangan, misalnya:
c. Program kerja a. Kuitansi pembayaran
d. Rencana induk pengembangan b. Bon penjualan
organisasi c. Surat pertanggungjawaban
e. Petunjuk pelaksanaan tugas d. Surat perintah membayar
f. Uraian tugas pegawai e. Surat perintah menerima uang
2. L: Legal value (nilai hukum) f. Laporan keuangan
a. Arsip yang megandung peraturan- g. Anggaran pendapatan dan belanja
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang perusahaan
berlaku oleh dan untuk orang banyak, h. Berita acara penerimaan barang, dan
misalnya: lain-lain.
1) Peraturan-peraturan yang berkenaan 4. R: Research value (nilai penelitian)
dengan penuntutan perkara; Adalah arsip yang dapat dipergunakan untuk
2) Peraturan-peraturan dan sebagainya pengembangan ilmu pengetahuna dan penelitian,
yang mengatur perihal perniagaan, misalnya:
jual beli dan sebagainya; a. Hasil karya ilmiah dari para ahli/sarjana
3) Peraturan-peraturan dan ketentuan b. Laporan-laporan tentang hasil suatu
yang berkenaan dengan hak, penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
kewajiabn dan sebaginya sekalian para ahli
warga Negara; 5. E: Educational value (nilai pendidikan)
a. Arsip yang dapat dipergunakan untuk 4. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar
pengembangan dalam dunia pendidikan, yang memuat data yuridis dan data fisik suatu
misalnya: obyek pendaftaran yang sudah ada haknya.
1) Karya ilmiah dari para ahli/sarjana 5. Daftar nama adalah dokumen dalam bentuk
2) Hasil penelitian ilmiah yang daftar yang memuat keterangan mengenai
dilakukan oleh para ahli dan telah penguasaan tanah dengan sesuatu hak atas tanah,
dibukukan, sehingga dapat dipelajari atau hak pengelolaan dan mengenai pemilikan
oleh orang lain. hak milik atas satuan rumah susun oleh orang
b. Arsip yang berisi tentang pendidikan, perseorangan atau badan hukum tertentu.
misalnya: Menurut Peraturan Menteri Agraria Nomor 11
1) Satuan pelajaran Tahun 2016 pasal 1 ayat 2, Sengketa Tanah yang
2) Garis-garis besar program pengajaran selanjutnya disebut sengketa adalah perselisihan
3) Program pengajaran, dan lain-lain. pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum,
6. D: Documentary value (nilai dokumentasi) atau lembaga yang tidak berdampak luas.
Adalah arsip vital yang mempunyai kegunaan Proses penyelesaian sengketa sebagaimana
sebagai alat pengingat untuk selama-lamanya. yang yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Arsip yang disimpan di Arsip Nasional pada Agraria Nomor 11 pasal 10 ayat 2 Tahun 2016 adalah
umumnya mempunyai ilia dokumentasi. sebagai berikut:
Suatu arsip dapat mempunyai satu macam nilai 1. Pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada
kegunaan saja atau lebih. Pada dasarnya setiap arsip kepala kantor pertanahan secara tertulis melalui
mempunyai nilai informasi, hanya nilai informasinya loket pengaduan, kotak surat atau website
yang berbeda-beda. kementerian.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2. Setelah pengaduan diterima, petugas yang
2009 mengenai kearsipan, bertanggung jawab dalam menangani pengaduan
“Arsip adalah rekaman kegiatan atau melakukan pemeriksaan berkas pengaduan.
peristiwa dalam berbagai bentuk dan 3. Petugas menyampaikan berkas pengaduan
media sesuai dengan perkembangan kepada pejabat yang bertanggung jawab dalam
teknologi informasi dan komunikasi menangani sengketa, konflik dan perkara
yang dibuat dan diterima oleh lembaga pertanahan pa akantor pertanahan.
Negara, pemerintah daerah, lembaga 4. Jika pengaduan diterima surat tanda penerimaan
pendidikan, perusahaan, pengaduan diberikan kepada pihak pengadu
organisasipolitik, organisasi 5. Pejabat yang bertanggung jawab melakukan
kemasyarakatan, dan perseorangan pengumpulan data
dalam pelaksanaan kehidupan 6. Validitas terhadap data
bermasyarakat, berbangsa, dan 7. Permintaan keterangan saksi yag dituang di
bernegara.” berita acara perkara
Pasal 33 PP No. 24 Tahun 1997 tentang 8. Menganalisis data
pendaftaran tanah menyatakan bahwa jenis arsip 9. Pengkajian dan pemeriksaan lapangan
tanah melip uti: 10. Melakukan paparan, apabila diperlukan
1. Peta Pendaftaran merupakan peta tematik, adalah 11. Menyusun serta menyampaikan laporan
peta yang menginformasikan mengenai bentuk, penyelesaian sengketa.
batas, letak, nomor bidang dari setiap bidang
tanah dan digunakan untuk keperluan 3. Metode Penelitian
pembukuan bidang.
Pada penelitian ini digunakan desain penelitian
2. Daftar tanah adalah dokumen dalam
kulatitatif, yaitu Penelitian kualitatif bertujuan untuk
bentuk daftar yang memuat identitas bidang
memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi, atau
tanah dengan suatu sistem penomoran.
3. Surat Ukur merupakan salah satu cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial
kegiatan pengukuran dan pemetaan, dimana penelitian, serta wawancara mendalam dan
pengamatan berbentuk cerita mendetail termasuk
setiap bidang tanah yang telah dipetakan dalam
ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian yakni
peta pendaftaran dibuat surat ukur guna
individu atau kelompok yang diteliti (Hamidi, 2008:
keperluan pendaftaran haknya. Sedangkan untuk
wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara 3). Sementara metode pendekatan yang digunakan
sporadik yang belum tersedia peta pendaftaran, adalah studi kasus, yaitu studi yang bersifat
komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih
surat ukur dibuat dari hasil pengukuran yang
diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah
dipetakan pada peta dasar pendaftaran, atau jika
atau fenomena yang bersifat kontemporer (Bungin,
peta dasar pendaftaran juga tidak tersedia, maka
2003: 20).
surat ukur dibuat dari peta bidang tanah.
Pemilihan informan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang
dilakukan peneliti secara subjektif. Dengan dipahami, sehingga mudah pula dalam penarikan
menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai kesimpulan.
dengan topik penelitian dan tujuan penelitian. Metode analisis data yang terakhir adalah
(Ferdinand 2006:195). Kriteria informan yang penarikan simpulan. Simpulan dalam penelitian
digunakan adalah sebagai berikut : kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya
a. Kepala Subseksi Penanganan Sengketa, Konflik belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
dan Perkara Pertanahan di Kantor Pertanahan atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
Kota Semarang berjumlah 1 orang. samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas
b. Arsiparis atau pegawai yang bertugas di bidang (Prastowo, 2011: 250). Penarikan simpulan pada
pengolahan arsip tanah di Kantor Pertanahan penelitian ini adalah dengan mengambil poin penting
Kota Semarang berjumlah 2 orang. dari data-data yang diperoleh saat observasi dan
c. Pihak yang bersengketa berjumlah 2 orang. wawancara untuk menjawab permasalahan yang ada
Jumlah informan yang digunakan adalah lima orang. dalam penelitian.
Karena penelitian ini adalah penelitian
dengan desain penelitian kualitatif deskriptif, maka 4. Hasil dan Pembahasan
metode analisis data yan digunakan, yaitu, reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. A. Pemanfaatan Arsip Tanah dalam Penyelesaian
Reduksi data yaitu data yang ditulis dalam Kasus Sengketa Tanah
bentuk laporan yang disusun berdasarkan data yang
diperoleh, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, Arsip tanah merupakan arsip vital bagi Kantor
difokuskan pada hal-hal yang penting didasarkan Pertanahan Kota Semarang yang memiliki nilai guna
pada satuan konsep, tema, dan kategori tertentu untuk administratif dan hukum. Sebagai arsip vital, arsip
memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil tanah berperan penting sebagai alat bukti untuk
pengamatan (Satori, 2011: 219). Dalam penelitian ini, memberikan kepastian hukum dan perlindungan
yang dilakukan pertama kali adalah pengumpulan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
data mengenai bagaiamana pemanfaatan arsip dalam tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
penyelesaian kasus sengketa tanah, arsip apa saja terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan
yang digunakan, dan kendala yang dihadapi saat pemiliknya sebagai pemegang hak atas tanah yang
memanfaatkan arsip tanah dalam penyelesaian kasus dimiliki.
sengketa tanah. Metode pengumpulan data yang Pentingnya arsip tanah di Kantor Pertanahan
digunakan pada penelitian ini, yaitu wawancara dan Kota Semarang sebagai bukti hukum kepemilikan
observasi. Teknik wawancara yang digunakan adalah tanah diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
teknik wawancara tidak terstruktur. Sedangkan untuk
teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini “Menurut saya ya mbak arsip tanah itu sangat
adalah teknik observasi non-partisipan. Jawaban dari penting, karena arsip-arsip tanah yang
informan yang telah diperoleh kemudian disimpan di Kantor Pertanahan adalah pusat
dikelompokan dan dianalisa oleh peneliti untuk data administrasi dan informasi mengenai
selanjutnya dilakukan pemilihan dan pencatatan kepemilikan tanah sekota Semarang, kan kalau
informasi yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu pemilik tanah punya sertifikat tanah sebagai
berbagai data yang dapat mengungkapkan adanya bukti kepemilkan, nah kalau Kantor
gambaran pemanfaatan arsip tanah dalam Pertanahan punya bukti administrasi ketika
penyelesaian kasus sengketa tanah. proses pembuatan sertifikat tanah itu.”
Setelah adanya reduksi, kegiatan selanjutnya (Achmad Yani, 08-03-2017).
adalah penyajian data. Penyajian data adalah
sekumpulan informasi tersusun yang memberi Achmad Yani mengungkapkan bahwa arsip
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan tanah merupakan pusat data administrasi dan
pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian- informasi mengenai kepemilikan tanah. Semua arsip
penyajian, kita akan dapat memahami apa yang yang dihasilkan dari proses administrasi kepemilikan
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan tanah akan disimpan di Kantor Pertanahan sehingga
berdasarkan atas pemahaman yang kita dapat dari bukti kepemilikan tanah tidak hanya dimiliki oleh
penyajian-penyajian tersebut. Tujuannya adalah pemilik tanah, melainkan Kantor Pertanahn juga
untuk memudahkan membaca dan menarik memilikinya. Informan kedua yaitu Sumardi
kesimpulan. Penyajian data juga merupakan bagian mengungkapkan bahwa:
dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data
(Basrowi, 2008: 209). Pada penelitian ini penyajian “Menurut saya arsip tanah itu ya sangat
data merupakan bagian yang cukup penting sebagai penting mbak, karena kan arsip tanah itu
dasar analisis data hasil penelitian. Data yang adalah alat bukti kepemilikan tanah, di Kantor
dikumpulkan oleh peneliti disajikan dalam bentuk pertanahan sendiri arsip tanah itu bisa
narasi, bagan-bagan dan gambar yang mudah untuk digunakan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalah yang ada mengapa bisa terjadi sengketa, dan
tanah seperti sengketa gitu.” (Sumardi, 08-03- dipikirkan bagaimana penyelesaiannya.”
2017). (Eni Setyosusilowati, 17-07-2017).
6. Daftar Pustaka