Anda di halaman 1dari 11

Pemanfaatan arsip Tanah dalam Penyelesaian Kasus Sengketa Tanah oleh

Kantor Pertanahan Kota Semarang

Ratu Nur Chairani*), Titiek Suliyati

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian sengketa tanah
oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesesaian sengketa tanah. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Teknik
pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode pengumulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan reduksi data, triangulasi, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian terhadap pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian
sengketa tanah menunjukan tiga hal yang pertama yaitu proses pemanfaatan arsip tanah untuk
penyelesaian sengketa tanah dilakukan dengan mencocokan arsip yang tersimpan di Kantor
Pertanahan Kota Semarang dengan arsip pihak yang bersengketa, kemudian arsip juga
dicocokan dengan kondisi tanah di lapangan. Kedua, dalam kegiatan pemanfaatan arsip tanah
untuk penyelesaian sengketa tanah, tidak semua jenis arsip tanah digunakan untuk penyelesaian
sengketa tanah. Ketiga, kendala yang dihadapi saat memanfaatkan arsip tanah untuk
penyelesaian sengketa tanah adalah lamanya proses temu kembali arsip, dikarenakan temu
kembali yang sebagian masih dilakukan secara manual.

Kata Kunci: pemanfaatan arsip, arsip tanah, penyelesaian sengketa tanah.


Abstract

[Title: Utilization of Land’s Archives in Land Dispute Settlement by The Office of Lands
Affairs at Semarang] The research explained about the utilization of land’s archives in land
dispute settlement by the office of land affairs at Semarang. The objective of this research was
to know how the utilization of land’s archives in land dispute settlement. This research used the
qualitative descriptive research design with case study research type. The technique of
informant election in this research was purposive sampling. The method that uses in this
research were observation, interview and document study. The data analyses used in this
research were reduction data, triangulation and making conclusion. The result of research
toward the utilization of land’s archives in land dispute settlement showed three things, first
was the process of the utilization of land’s archives in disputing settlement was done by
matching saved archives in the office of Semarang land affairs with the dispute person, and
then the archives was also matched with the land condition at field. Second, in the utilization of
land’s archive in land dispute settlement, there were not all of land’s archives types were used
to settle/ solve land dispute. Third, the obstacle was faced when utilized the land’s archives in
land dispute settlement was long process of their archive retrieval, it was because a half of
finding out manually.
Keywords: the archives utilization, the land’s archives, the land dispute settlement

*) Penulis Korespondensi.
E-mail : raniratu997@yahoo.com
1. Pendahuluan pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak
tergantikan apabila rusak atau hilang. Arsip vital juga
Arsip merupakan sumber acuan organisasi, baik itu memiliki nilai guna hukum, yang berarti arsip vital
sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan. mengandung informasi-informasi yang dapat
Informasi yang terekam dalam arsip merupakan digunakan sebagai bahan pembuktian di bidang
informasi yang berharga, yang tidak hanya digunakan hukum. Arsip bernilai hukum seperti akta pendirian
untuk merencanakan suatu kegiatan, tetapi juga perusahaan, akta tanah, akta kelahiran,
sebagai bukti yang terekam dari suatu kegiatan. akta perkawinan, surat perjanjian, surat kuasa dan
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 keputusan pengadilan (Sukoco, 2007: 86). Arsip
tentang kearsipan, arsip adalah rekaman kegiatan atau tentang pertanahan termasuk kedalam arsip bernilai
peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai hukum. Pada Pasal 33 PP No. 24 Tahun 1997
dengan perkembangan teknologi informasi dan tentang pendaftaran tanah menyatakan bahwa jenis
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga arsip tanah meliputi; peta pendaftaran, daftar
negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama, dan
perusahaan, organisasi politik, organisasi warkah.
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam Arsip tanah dapat digunakan sebagai tanda
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bukti kepemilikan suatu tanah yang berfungsi sebagai
dan bernegara (ANRI, 2009). penanda sahnya legalitas objek tersebut di mata
Menurut fungsinya arsip terbagi menjadi hukum. Seringkali terjadi kasus yang disebabkan oleh
dua yakni arsip dinamis dan arsip statis. Arsip masalah hukum yang berhubungan dengan tanah,
dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung atau yang biasa disebut dengan sengketa, konflik,
dalam kegiatan penciptaan arsip dan disimpan dalam atau perkara pertanahan. Dalam penyelesaian kasus
jangka waktu tertentu. Arsip dinamis terbagi lagi pertanahan diperlukan beberapa bukti yang dapat
menjadi dua yaitu arsip aktif dan arsip inaktif. Arsip memperkuat keterangan masing-masing pihak yang
aktif adalah arsip yang frekuensi penggunannya bersangkutan. Bukti yang digunakan dapat berupa
tinggi dan/atau terus menerus. Arsip inaktif adalah data-data atau arsip yang tersimpan di Kantor
arsip yang frekuensi penggunannya telah mmenurun. Pertanahan.
Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh Kantor Pertanahan Kota memiliki beberapa
pencipta arsip karena memiliki nilai guna fungsi, yang salah satunya adalah melaksanakan
kesejarahan, telah habis masa retensinya, pendaftaran tanah dalam rangka menjamin
berketerangan dipermanenkan, yang telah diverifikasi kepastian hukum. Hal ini sesuai dengan Pasal 19
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria yang diatur
Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 24
kearsipan (ANRI, 2009: 8) Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah bahwa
Arsip merupakan bagian terpenting dalam untuk menjamin kepastian hukum oleh
setiap kegiatan administrasi kelembagaan. pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh
Sebagaimana disebutkan oleh Norris (2002:1) bahwa wilayah Republik Indonesia. Kantor Pertanahan
arsip memberikan informasi untuk perncanaan dan Kota bertugas mengelola dan mengembangkan
pengambilan keputusan, membentuk dasar administrasi pertanahan baik berdasarkan Undang-
akuntabilitas pemerintah, dan sering tunduk pada Undang Pokok Agraria maupun peraturan
pesyaratan hukum tertentu. perundangan. Begitupun dengan fungsi dari Kantor
Berkaitan dengan pengelolaan arsip di Pertanahan Kota Semarang. Kantor Pertanahan Kota
lembaga atau organisasi, terdapat satu jenis arsip Semarang mengurusi pendaftaran tanah, pengelolaan
dinamis yang kedudukannya sangat penting yakni arsip pertanahan yang tersimpan di Kantor
arsip vital. Pengertian arisp vital menurut Surat Pertanahan Kota Semarang, dan juga mengurusi
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara permasalahan sengketa tanah. Kantor Pertanahan
Republik Indonesia nomor 6 tahun 2005 Tentang Kota Semarang memiliki arsip tanah terbanyak se-
Program Perlindungan, Pengamanan, dan Indonesia, dengan banyaknya arsip tanah yang
Penyelamatan Dokumen/ Arsip Vital Negara tersimpan di Kantor Pertanahan Kota Semarang, akan
Terhadap Musibah/Bencana, adalah dokumen/arsip tinggi pula tingkat pemanfaatan arsip tanahnya. Arsip
yang diperlukan untuk kelangsungan operasional tanah di Kantor Pertanahan dimanfaatkan oleh
organisasi pemerintah dalam kegiatan berbangsa dan konseptor berkas apabila ada perubahan informasi di
bernegara, seperti sertifikat tanah, bukti-bukti dalam arsip tanah dan dimanfaatkan oleh Subseksi
kepemilikan, bukti-bukti sah di pengadilan dan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan untuk
naskah-naskah berharga lainnya. membantu penyelesaian sengketa tanah.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan
2009 tentang Kearsipan mengatakan bahwa Arsip tersebut, peneliti mengajukan penelitian dengan judul
vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan “Pemanfataan Arsip Tanah dalam Penyelesaian
persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional Kasus Sengketa Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota
Semarang”. Pada penelitian ini, peneliti ingin 4) Peraturan-peraturan dan ketentuan
mengetahui bagaimana pemanfaatan arsip tanah mengenai susunan tugas dan
dalam penyelesaian kasus sengketa tanah oleh Kantor sebagainya yang bersifat kenegaraan;
Pertanahan Kota Semarang. Berbeda dengan 5) Segala undang-unang, peraturan dan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Suharti dan sebagainya yang harus ditaati oleh
Tyas yang mencoba meneliti bagaimana semua warga Negara.
pemanfaatan arsip dalam proses pemberian remisi Bentuk-bentuk Peraturan Perundangan
narapidana dan untuk pengambilan keputusan. Republik Indonesia menurut Undang-
Penelitian ini belum pernah dilakukan oleh undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:
peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian membahas 1) Undang-undang Dasar RI 1945
mengenai pemanfaatan arsip dengan metode dan 2) Ketepatan MPR
pendekatan yang sama yaitu, metode kualitatif 3) Undang-undang, Peraturan
dengan pendekatan studi kasus. Namun pemanfaatan Pemerintah Pengganti Undang-
arsip dilakukan untuk kepentingan yang berbeda undang
beda. 4) Peraturan Pemerintah
Tujuan dan permasalahan yang ingin diteliti 5) Keputusan Presiden
dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana 6) Peraturan-peraturan Pelaksanaan
pemanfaatan arsip tanah dalam penyelesaian kasus lainnya seperti: Peraturan Menteri,
sengketa tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Instruksi Menteri dan lain-lain.
Semarang, arsip apa saja yang dimanfaatkan, dan b. Arsip yang dapat dipergunakan sebagai
kendala yang dihadapi saat memanfaatkan arsip tanah bahan atau alat pembuktian dalam suatu
untuk penyelesaian kasus sengketa tanah oleh Kantor peristiwa atau kejadian hukum,
Pertanahan Kota semarang. misalnya:
1) Akte kelahiran
2. Landasan Teori 2) Akte pendirian suatu yayasan,
organisassi atau perusahaan
Menurut Santen dalam The Liang Gie (2007: 30) 3) Surat wasiat
nilai guna arsip disingkat dengan akronim ALFRED 4) Surat-surat kontrak/perjanjian
yaitu: 5) Surat kuasa
1. A: Administrative value (nilai administrasi) 6) Kuitansi
Arsip yang mempunyai nilai kegunaan 7) Berita acara, dan lain-lain.
administrasi, ialah arsip yang dapat digunakan c. Termasuk arsi yang mempunyai nilai
dalam proses penyelenggaraan kerja dalam usaha kegunaan hukum adalah segala
mencapai tujuan organisasi, misalnya: keputusan yang ditentukan oleh hakim
a. Berbagai macam ketentuan atau dalam pengedilan.
kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh 3. F: Fiscal value (nilai keuangan)
pimpinan organisasi Adalah arsip yang berhubungan atau yang berisi
b. Prosedur atau metode kerja tentang masalah keuangan, misalnya:
c. Program kerja a. Kuitansi pembayaran
d. Rencana induk pengembangan b. Bon penjualan
organisasi c. Surat pertanggungjawaban
e. Petunjuk pelaksanaan tugas d. Surat perintah membayar
f. Uraian tugas pegawai e. Surat perintah menerima uang
2. L: Legal value (nilai hukum) f. Laporan keuangan
a. Arsip yang megandung peraturan- g. Anggaran pendapatan dan belanja
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang perusahaan
berlaku oleh dan untuk orang banyak, h. Berita acara penerimaan barang, dan
misalnya: lain-lain.
1) Peraturan-peraturan yang berkenaan 4. R: Research value (nilai penelitian)
dengan penuntutan perkara; Adalah arsip yang dapat dipergunakan untuk
2) Peraturan-peraturan dan sebagainya pengembangan ilmu pengetahuna dan penelitian,
yang mengatur perihal perniagaan, misalnya:
jual beli dan sebagainya; a. Hasil karya ilmiah dari para ahli/sarjana
3) Peraturan-peraturan dan ketentuan b. Laporan-laporan tentang hasil suatu
yang berkenaan dengan hak, penelitian ilmiah yang dilakukan oleh
kewajiabn dan sebaginya sekalian para ahli
warga Negara; 5. E: Educational value (nilai pendidikan)
a. Arsip yang dapat dipergunakan untuk 4. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar
pengembangan dalam dunia pendidikan, yang memuat data yuridis dan data fisik suatu
misalnya: obyek pendaftaran yang sudah ada haknya.
1) Karya ilmiah dari para ahli/sarjana 5. Daftar nama adalah dokumen dalam bentuk
2) Hasil penelitian ilmiah yang daftar yang memuat keterangan mengenai
dilakukan oleh para ahli dan telah penguasaan tanah dengan sesuatu hak atas tanah,
dibukukan, sehingga dapat dipelajari atau hak pengelolaan dan mengenai pemilikan
oleh orang lain. hak milik atas satuan rumah susun oleh orang
b. Arsip yang berisi tentang pendidikan, perseorangan atau badan hukum tertentu.
misalnya: Menurut Peraturan Menteri Agraria Nomor 11
1) Satuan pelajaran Tahun 2016 pasal 1 ayat 2, Sengketa Tanah yang
2) Garis-garis besar program pengajaran selanjutnya disebut sengketa adalah perselisihan
3) Program pengajaran, dan lain-lain. pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum,
6. D: Documentary value (nilai dokumentasi) atau lembaga yang tidak berdampak luas.
Adalah arsip vital yang mempunyai kegunaan Proses penyelesaian sengketa sebagaimana
sebagai alat pengingat untuk selama-lamanya. yang yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Arsip yang disimpan di Arsip Nasional pada Agraria Nomor 11 pasal 10 ayat 2 Tahun 2016 adalah
umumnya mempunyai ilia dokumentasi. sebagai berikut:
Suatu arsip dapat mempunyai satu macam nilai 1. Pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada
kegunaan saja atau lebih. Pada dasarnya setiap arsip kepala kantor pertanahan secara tertulis melalui
mempunyai nilai informasi, hanya nilai informasinya loket pengaduan, kotak surat atau website
yang berbeda-beda. kementerian.
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2. Setelah pengaduan diterima, petugas yang
2009 mengenai kearsipan, bertanggung jawab dalam menangani pengaduan
“Arsip adalah rekaman kegiatan atau melakukan pemeriksaan berkas pengaduan.
peristiwa dalam berbagai bentuk dan 3. Petugas menyampaikan berkas pengaduan
media sesuai dengan perkembangan kepada pejabat yang bertanggung jawab dalam
teknologi informasi dan komunikasi menangani sengketa, konflik dan perkara
yang dibuat dan diterima oleh lembaga pertanahan pa akantor pertanahan.
Negara, pemerintah daerah, lembaga 4. Jika pengaduan diterima surat tanda penerimaan
pendidikan, perusahaan, pengaduan diberikan kepada pihak pengadu
organisasipolitik, organisasi 5. Pejabat yang bertanggung jawab melakukan
kemasyarakatan, dan perseorangan pengumpulan data
dalam pelaksanaan kehidupan 6. Validitas terhadap data
bermasyarakat, berbangsa, dan 7. Permintaan keterangan saksi yag dituang di
bernegara.” berita acara perkara
Pasal 33 PP No. 24 Tahun 1997 tentang 8. Menganalisis data
pendaftaran tanah menyatakan bahwa jenis arsip 9. Pengkajian dan pemeriksaan lapangan
tanah melip uti: 10. Melakukan paparan, apabila diperlukan
1. Peta Pendaftaran merupakan peta tematik, adalah 11. Menyusun serta menyampaikan laporan
peta yang menginformasikan mengenai bentuk, penyelesaian sengketa.
batas, letak, nomor bidang dari setiap bidang
tanah dan digunakan untuk keperluan 3. Metode Penelitian
pembukuan bidang.
Pada penelitian ini digunakan desain penelitian
2. Daftar tanah adalah dokumen dalam
kulatitatif, yaitu Penelitian kualitatif bertujuan untuk
bentuk daftar yang memuat identitas bidang
memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi, atau
tanah dengan suatu sistem penomoran.
3. Surat Ukur merupakan salah satu cerita yang rinci tentang subjek dan latar sosial
kegiatan pengukuran dan pemetaan, dimana penelitian, serta wawancara mendalam dan
pengamatan berbentuk cerita mendetail termasuk
setiap bidang tanah yang telah dipetakan dalam
ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian yakni
peta pendaftaran dibuat surat ukur guna
individu atau kelompok yang diteliti (Hamidi, 2008:
keperluan pendaftaran haknya. Sedangkan untuk
wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara 3). Sementara metode pendekatan yang digunakan
sporadik yang belum tersedia peta pendaftaran, adalah studi kasus, yaitu studi yang bersifat
komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih
surat ukur dibuat dari hasil pengukuran yang
diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah
dipetakan pada peta dasar pendaftaran, atau jika
atau fenomena yang bersifat kontemporer (Bungin,
peta dasar pendaftaran juga tidak tersedia, maka
2003: 20).
surat ukur dibuat dari peta bidang tanah.
Pemilihan informan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang
dilakukan peneliti secara subjektif. Dengan dipahami, sehingga mudah pula dalam penarikan
menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai kesimpulan.
dengan topik penelitian dan tujuan penelitian. Metode analisis data yang terakhir adalah
(Ferdinand 2006:195). Kriteria informan yang penarikan simpulan. Simpulan dalam penelitian
digunakan adalah sebagai berikut : kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya
a. Kepala Subseksi Penanganan Sengketa, Konflik belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
dan Perkara Pertanahan di Kantor Pertanahan atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
Kota Semarang berjumlah 1 orang. samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas
b. Arsiparis atau pegawai yang bertugas di bidang (Prastowo, 2011: 250). Penarikan simpulan pada
pengolahan arsip tanah di Kantor Pertanahan penelitian ini adalah dengan mengambil poin penting
Kota Semarang berjumlah 2 orang. dari data-data yang diperoleh saat observasi dan
c. Pihak yang bersengketa berjumlah 2 orang. wawancara untuk menjawab permasalahan yang ada
Jumlah informan yang digunakan adalah lima orang. dalam penelitian.
Karena penelitian ini adalah penelitian
dengan desain penelitian kualitatif deskriptif, maka 4. Hasil dan Pembahasan
metode analisis data yan digunakan, yaitu, reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. A. Pemanfaatan Arsip Tanah dalam Penyelesaian
Reduksi data yaitu data yang ditulis dalam Kasus Sengketa Tanah
bentuk laporan yang disusun berdasarkan data yang
diperoleh, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, Arsip tanah merupakan arsip vital bagi Kantor
difokuskan pada hal-hal yang penting didasarkan Pertanahan Kota Semarang yang memiliki nilai guna
pada satuan konsep, tema, dan kategori tertentu untuk administratif dan hukum. Sebagai arsip vital, arsip
memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil tanah berperan penting sebagai alat bukti untuk
pengamatan (Satori, 2011: 219). Dalam penelitian ini, memberikan kepastian hukum dan perlindungan
yang dilakukan pertama kali adalah pengumpulan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
data mengenai bagaiamana pemanfaatan arsip dalam tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
penyelesaian kasus sengketa tanah, arsip apa saja terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan
yang digunakan, dan kendala yang dihadapi saat pemiliknya sebagai pemegang hak atas tanah yang
memanfaatkan arsip tanah dalam penyelesaian kasus dimiliki.
sengketa tanah. Metode pengumpulan data yang Pentingnya arsip tanah di Kantor Pertanahan
digunakan pada penelitian ini, yaitu wawancara dan Kota Semarang sebagai bukti hukum kepemilikan
observasi. Teknik wawancara yang digunakan adalah tanah diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
teknik wawancara tidak terstruktur. Sedangkan untuk
teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini “Menurut saya ya mbak arsip tanah itu sangat
adalah teknik observasi non-partisipan. Jawaban dari penting, karena arsip-arsip tanah yang
informan yang telah diperoleh kemudian disimpan di Kantor Pertanahan adalah pusat
dikelompokan dan dianalisa oleh peneliti untuk data administrasi dan informasi mengenai
selanjutnya dilakukan pemilihan dan pencatatan kepemilikan tanah sekota Semarang, kan kalau
informasi yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu pemilik tanah punya sertifikat tanah sebagai
berbagai data yang dapat mengungkapkan adanya bukti kepemilkan, nah kalau Kantor
gambaran pemanfaatan arsip tanah dalam Pertanahan punya bukti administrasi ketika
penyelesaian kasus sengketa tanah. proses pembuatan sertifikat tanah itu.”
Setelah adanya reduksi, kegiatan selanjutnya (Achmad Yani, 08-03-2017).
adalah penyajian data. Penyajian data adalah
sekumpulan informasi tersusun yang memberi Achmad Yani mengungkapkan bahwa arsip
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan tanah merupakan pusat data administrasi dan
pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian- informasi mengenai kepemilikan tanah. Semua arsip
penyajian, kita akan dapat memahami apa yang yang dihasilkan dari proses administrasi kepemilikan
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan tanah akan disimpan di Kantor Pertanahan sehingga
berdasarkan atas pemahaman yang kita dapat dari bukti kepemilikan tanah tidak hanya dimiliki oleh
penyajian-penyajian tersebut. Tujuannya adalah pemilik tanah, melainkan Kantor Pertanahn juga
untuk memudahkan membaca dan menarik memilikinya. Informan kedua yaitu Sumardi
kesimpulan. Penyajian data juga merupakan bagian mengungkapkan bahwa:
dari analisis, bahkan mencakup pula reduksi data
(Basrowi, 2008: 209). Pada penelitian ini penyajian “Menurut saya arsip tanah itu ya sangat
data merupakan bagian yang cukup penting sebagai penting mbak, karena kan arsip tanah itu
dasar analisis data hasil penelitian. Data yang adalah alat bukti kepemilikan tanah, di Kantor
dikumpulkan oleh peneliti disajikan dalam bentuk pertanahan sendiri arsip tanah itu bisa
narasi, bagan-bagan dan gambar yang mudah untuk digunakan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalah yang ada mengapa bisa terjadi sengketa, dan
tanah seperti sengketa gitu.” (Sumardi, 08-03- dipikirkan bagaimana penyelesaiannya.”
2017). (Eni Setyosusilowati, 17-07-2017).

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut Berdasarkan kutipan wawancara tersebut,


dapat diketahui bahwa, arsip tanah memiliki peran Eni selaku Kepala Subseksi Penanganan Sengketa,
sangat penting yakni sebagai alat bukti kepemilikan Konflik dan Perkara Pertanahan menjelaskan, proses
tanah. Arsip tanah juga dapat membantu Kantor yang dilakukannya ketika menangani sengketa tanah
Pertanahan dalam menyelesaikan permasalahan- yang pertama adalah menerima perintah dari atasan,
permasalahan tanah seperti sengketa. kedua melakukan penelitian administrasi, ketiga
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari melakukan penelitian lapangan, dan terakhir
Santen (1955: 23) yang menyatakan bahwa arsip melakukan pengkajian untuk menelusuri kesalahan
memiliki nilai guna sebagai nilai administrasi, nilai yang ada. Adapun hasil wawancara dengan informan
hukum, nilai dibidang keuangan, nilai penelitian, kedua selaku orang yang pernah bersengketa dan
nilai pendidikan, dan nilai dokumentasi. pernah menyelesaikannya di Kantor Pertanahan Kota
Proses penyelesaian sengketa tanah Semarang menjelaskan proses penyelesaian sengketa
senantiasa menggunakan arsip tanah sebagai alat sebagai berikut:
bantu untuk penyelesaianya. Proses penyelesaian
sengketa tanah harus melalui beberapa prosedur yang “Waktu itu saya pernah mengalami tumpang
dilakukan oleh pihak yang bersengketa maupun tindih di perbatasan tanah milik saya. Karena
Kantor Pertanahan Kota Semarang dengan tidak bisa diselesaikan sendiri dengan alasan
memanfaatkan arsip tanah. Tidak semua arsip tanah ukuran tanah dari masing-masing kami yang
digunakan sebagai alat bantu dalam penyelesaian tertera di sertifikat sudah benar, maka saya
sengketa tanah, melainkan dilihat dari kasus melakukan pengaduan ke Kantor Pertanahan
sengketanya yang membutuhkan jenis arsip tanah Kota Semarang. Hal pertama yang saya
yang bisa dimanfaatkan. lakukan adalah melaporkan ke loket
Penyelesaian sengketa tanah harus pengaduan berupa lisan dan tertulis dengan
dilakukan dengan cermat, karena hal ini berkaitan melampirkan sertifikat tanah yang saya
dengan masalah hukum yang penyelesaiannya dapat punya, begitupun dengan lawan saya dia juga
membuat satu pihak kehilangan hak atas tanahnya. melakukan hal yang sama. Setelah laporan
Dengan demikian proses penyelesaian sengketa tanah diproses pihak pertanahan menghubungi kami
didasarkan pada data dan informasi yang akurat. Data untuk melakukan survey lapangan, dan yang
dan informasi yang akurat tersebut dapat diperoleh saya lihat pihak pertanahan melakukan
dari arsip tanah yang tersimpan di Kantor Pertanahan pengukuran kembali dan dicocokan dengan
Kota Semarang. sertifikat kami dan dengan dokumen-dokumen
Guna mengetahui proses penyelesaian yang dipegang oleh pertanahan. Setelah
sengketa tanah di Kantor Pertanahan Kota Semarang, ditelusuri kesalahannya ternyata terdapat
maka peneliti melakukan wawancara terhadap kesalahan saat pengukuran. Ukuran di
informan berkaitan dengan proses penyelesaian dokumen proses pembelian tanah tidak sama
sengketa tanah. Adapun jawaban dari informan dengan yang tertera di sertifikat lawan saya.
adalah sebagai berikut: Akhirnya sertifikat tanah lawan saya direvisi
oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang.”
“Jadi proses penyelesaian sengketa tanah itu (Pramono, 25-07-2017).
yang pertama saya menerima surat perintah
dari atasan, surat ini turun karena ada Berdasarkan kutipan wawancara tersebut,
pengaduan dari seseorang yang mengalami Pramono selaku informan yang pernah mengalami
sengketa dan melaporkan kepada Kantor sengketa tanah menjelaskan proses yang
Pertanahan Kota Semarang untuk dibantu dilakukannya ketika meyelesaikan sengketa tanah.
dalam penyelesaianya. Setelah itu saya Pertama Pramono melakukan pengaduan secara
melakukan penelitian administrasi tertulis maupun lisan ke loket pengaduan di Kantor
menggunakan arsip yang tersimpan disini. Pertanahan Kota Semarang, setelah itu semua proses
Arsip ini dicocokan dengan arsip yang penyelesaian seperti survey lapangan, pengukuran
dipegang oleh pemilik tanah, kemudian saya tanah, pencocokan data di sertifikat dengan ukuran
melakukan penelitian lapangan jika tanah sebenarnya dilakukan oleh pihak Kantor
dibutuhkan untuk mencocokan arsip yang ada Pertanahan Kota Semarang. Setelah semua proses
dengan kenyataan dilapangan. Lalu terakhir penyelesaian yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan
masuk ke proses penanganan atau kajian. Kota Semarang ditemukan kesalahan yang terjadi
Dalam proses ini mulai ditelusuri kesalahan yaitu terdapat kesalahan ketika melakukan
pengukuran pertama kali, sehingga salah satu “Ada beberapa kasus yang tidak bisa
sertifikat tanah pemilik tanah harus di revisi. ditangani oleh pertanahan, banyak faktor
Berdasarkan pemaparan kedua informan penyebabnya, yang paling sering itu karena
tersebut dapat diketahui bahwa proses penyelesaian salah satu pihak yang bersengketa tidak dapat
sengketa oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang menerima hasil keputusan dari pertanahan.
dilakukan dalam beberapa langkah yakni pengaduan, Kalau sudah tidak bisa kami tangani ya kami
penelitian administrasi, penelitian lapangan, kirim ke pengadilan kasusnya. Di pengadilan
kemudian proses penanganan atau kajian. juga kami tidak lepas tangan, kami biasanya
Hal tersebut diperkuat dengan Peraturan jadi saksi, bahkan pernah juga menjadi
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan tergugat, pertanahan dilaporkan karena tidak
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 puas dengan hasil keputusan dari pertanahan.
Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan Nanti di pengadilan pertanahan tetap
yang menjelaskan proses penyelesaian sengketa menggunakan arsip-arsip tanah yang
sebagai berikut: disimpan disini sebagai bukti” (Eni
1. Pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada Setyosusilowati, 17-07-2017).
kepala kantor pertanahan secara tertulis melalui
loket pengaduan, kotak surat atau website Lebih lanjut peneliti akan mengkaji
kementerian. begaimana proses pemanfaatan arsip tanah dalam
2. Setelah pengaduan diterima, petugas yang proses penyelesaian sengketa tanah di Kantor
bertanggung jawab dalam menangani pengaduan Pertanahan Kota Semarang. Peneliti melakukan
melakukan pemeriksaan berkas pengaduan. wawancara terhadap Kepala Subseksi Penanganan
3. Petugas menyampaikan berkas pengaduan Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan mengenai
kepada pejabat yang bertanggung jawab dalam proses pemanfaatan arsip tanah. Jawaban dari
menangani sengketa, konflik dan perkara informan adalah sebagai berikut:
pertanahan pa akantor pertanahan.
4. Jika pengaduan diterima surat tanda penerimaan “Kalau proses pemanfaatan arsipnya yang
pengaduan diberikan kepada pihak pengadu pertama ya saya kaji dulu mbak ini kasusnya
5. Pejabat yang bertanggung jawab melakukan tentang apa, misal kasusnya tumpang tindih
pengumpulan data tanah, biasanya ini terjadi karena kesalahan
6. Validitas terhadap data ukur saat pembuatan sertifikat tanah, nah
7. Permintaan keterangan saksi yag dituang di berarti arsip tanah yang saya butuhkan
berita acara perkara adalah arsip surat ukur saja, kemudian saya
8. Menganalisis data ke bagian arsip untuk melakukan peminjaman.
9. Pengkajian dan pemeriksaan lapangan Cara minjamnya juga tidak ribet saya tinggal
10. Melakukan paparan, apabila diperlukan menulis di buku bon pinjam punya bagian
11. Menyusun serta menyampaikan laporan arsip. Di buku itu ditulis arsip apa yang
penyelesaian sengketa. dipinjam dan untuk keperluan apa, tapi bukan
Dari uraian proses penyelesaian sengketa cuma bagian arsip yang punya buku bon
yang tercantum dalam Peraturan Menteri Agraria dan pinjam, saya juga punya yang berfungsi ketika
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional saya mengembalikan arsip yang sudah saya
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang pinjam bagian arsip juga menandatangani
Penyelesaian Kasus Pertanahan serta penjelasan dari buku bon pinjam saya sebagai bukti telah
informan penelitian dapat diketahui, bahwa dalam dikembalikan. Kemudian setelah itu saya
proses penyelesaian sengketa tanah senantiasa memanfaatkan arsip dengan cara mencocokan
memanfaatkan arsip sebagai sumber informasi dan arsip yang disimpan disini dengan arsip
alat bantu dalam penyelesaian sengketa tanah. pemilik tanah. Kalau arsip di sini tidak sama
Penyelesaian sengketa tanah bisa berlanjut dengan pemilik tanah berarti kesalahan sudah
ke pengadilan apabila Kantor Pertanahan tidak dapat terlihat, tapi kalau arsipnya sama namun masi
menyelesaikan sengketa tanah yang ditanganinya. terjadi sengketa maka perlu adanya
Jika kasus sudah berlarut-larut dan tidak ditemukan peninjauan lapangan, misal ternyata
penyelesaiannya, maka pertanahan dapat mengirim ditemukan kesalahan saat pengukuran, ya
kasus sengketa tersebut ke pengadilan. Dalam proses sudah tinggal diukur kembali dan diperbarui
penyelesaian di pengadilan Kantor Pertanahan masih sertifikat tanah pemilik dan surat ukur di sini.
akan ikut andil sebagai saksi, dan arsip-arsip di Setelah sengketanya selesai maka tercipta lagi
Kantor Pertanahan akan tetap digunakan di arsip baru yang kalau ada sengketa lagi sama
pengadilan. Sebagiamana yang diungkapkan tanah itu arsip baru bisa digunakan untuk
informan mengenai sengketa yang tidak dapat penyelesaian” (Eni Setyosusilowati, 17-07-
ditangani oleh Kantor Pertanahan sebagai berikut: 2017).
Eni Setyosusilowati menjelaskan bahwa belah pihak yang bersengketa bersifat asli,
pemanfaatan arsip untuk penyelesaian sengketa tanah karena seharusnya informasi yang terdapat di
dilakukan dengan mencocokan arsip yang tersimpan dalam arsip tanah yang tersimpan di Kantor
di Kantor Pertanahan Kota Semarang dengan arsip Pertanahan Kota Semarang dengan dokumen
yang dimiliki oleh pemilik tanah, karena bukti kepemilikan tanah pihak yang bersengketa tidak
kepemilikan tanah tidak hanya dimiliki oleh pemilik ada perbedaan. Apabila terdapat perbedaan,
tanah tapi juga dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kota maka penyebab terjadinya sengketa tanah sudah
setempat. Selain Kantor Pertanahan yang terlihat. Informasi yang dijadikan acuan adalah
memanfaatkan arsip untuk menyelesaikan sengketa, arsip yang tersimpan di Kantor Pertanahan Kota
pihak yang bersengketa juga memanfaatkan arsip Semarang. Ketika terjadi perbedaan informasi,
untuk menyelesaikan sengketa tanah yang maka dokumen kepemilikan tanah pihak yang
dialaminya. Berikut penjelasan pemanfaatan arsip bersengketa akan dilakukan perubahan sesuai
tanah oleh informan yang pernah mengalami dengan arsip tanah yang tersimpan di Kantor
sengketa tanah: Pertanahan Kota Semarang. Apabila tidak
terdapat perbedaan informasi tetapi masih terjadi
“Iya sebelumnya saya pernah mengalami sengketa tanah, maka akan dilakukan tahap
sengketa tanah mbak, jadi tanah saya diakui pemanfaatan arsip tanah untuk penyelesaian
oleh orang lain dan dia juga punya sertifikat sengketa tanah selanjutnya, yaitu peninjauan
tanahnya. saya langsung melaporkan ke lapangan.
Kantor Pertanahan Kota Semarang. Saat itu 4. Peninjauan lapangan dilakukan untuk
saya memanfaatkan arsip yang berhubungan menyamakan informasi yang terdapat di arsip
sama tanah saya itu seperti sertifikat tanah tanah yang tersimpan di Kantor Pertanahan Kota
dan bukti pembelian tanah. Setelah itu petugas Semarang dan dokumen kepemilikan tanah
pertanahan yang memediasi saya dengan kedua belah pihak yang bersengketa dengan
lawan saya. Petugas melakukan pengecekan keadaan tanah di lapangan. Peninjauan lapangan
berkas dan mereka memaparkan kalau dilakukan dengan mengukur kembali luas tanah.
menurut dokumen yang ada di pertanahan, Hasil pengukuran ulang luas tanah disamakan
tanah itu memang milik saya dan saya tidak dengan luas tanah yang tertera di arsip tanah
pernah menjualnya. Saat itu saya baru tau yang tersimpan di Kantor Pertanahan Kota
kalau pertanahan juga menyimpan dokumen- Semarang dan dokumen kepemilikan tanah
dokumen yang menjadi bukti kepemilikan kedua belah pihak yang bersengketa. Apabila
tanah. Berarti selain saya memanfaatkan arsip terdapat perbedaan hasil pengukuran ulang luas
yang saya punya untuk membantu saya tanah dengan luas tanah yang tertera di arsip
menyelesaikan sengketa, saya juga tanah dan dokumen kepemilikan tanah salah satu
memanfaatkan arsip yang ada di pertanahan pihak yang bersengketa, maka hasil pengukuran
walaupun secara tidak langsung, karena saya ulang luas tanah yang dijadikan acuan sebagai
juga tidak diperlihatkan secara langsung luas tanah yang benar.
arsip-arsip yang digunakan untuk membantu 5. Setelah ditemukan kesalahan yang menyebabkan
sengketa saya” (Trisno, 26-07-2017). terjadinya sengketa, maka akan dilakukan
perubahan dokumen kepemilikan tanah salah
Dari penjelasan kedua informan tersebut satu pihak yang bersengketa. Kemudian akan
dapat diketahui bahwa proses pemanfaatan arsip tercipta lagi arsip tanah baru yang akan disimpan
tanah untuk menyelesaikan sengketa tanah adalah: di Kantor Pertanahan Kota Semarang.
1. Analisis kasus untuk menentukan arsip tanah Proses pemanfaatan arsip tanah untuk
yang dibutuhkan untuk membantu penyelesaian penyelesaian sengketa tanah yang dilakukan oleh
sengketa tanah Kantor Pertanahan Kota Semarang sesuai dengan
2. Peminjaman arsip tanah yang dibutuhkan ke Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
bagian penyimpanan arsip tanah. Peminjaman Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dilakukan dengan menulis arsip yang disimpan Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Penyelesaian Kasus
dan alasan pemakaiannya di bon pinjam yang Pertanahan sebagai berikut:
dimiliki oleh bagian arsip. 1. Validasi data dengan pencocokan pada
3. Analisis arsip tanah yang telah dipinjam dari dokumen asli
bagian arsip dengan dokumen pengaduan yang 2. Permintaan keterangan saksi dan dituangkan
dimiliki oleh kedua belah pihak yang dalam berita acara
bersengketa. Analisis dilakukan dengan 3. Pemeriksaan lapangan
menyamakan informasi yang terdapat di dalam a. Penelitian atas kesesuaian data dengan
arsip tanah dengan dokumen pengaduan. Hal ini kondisi lapangan
dilakukan untuk memastikan apakah dokumen
kepemilikan tanah yang dimiliki oleh kedua
b. Penelitian batas bidang tanah, gambar ukur, pernah pinjam untuk keperluan sengketa”
peta bidang tanah, surat ukur, peta rencana (Sumardi, 17-07-2017).
tata ruang
c. Kegiatan lainnya yang diperukan Dari pernyataan ketiga informan tersebut
4. Penyelesaian dapat diketahui bahwa tidak semua arsip tanah
a. Keputusan pembatalan ha katas tanah dimanfaatkan untuk menyelesaikan sengketa tanah,
b. Keputusan pembatalan sertifikat melainkan hanya empat arsip tanah yang biasa
c. Keputusan perubahan data pada sertfikat, dimanfaatkan, yaitu arsip peta pendaftaran, arsip
surat ukur, buku tanah, dan daftar umum buku tanah, arsip surat ukur, dan arsip warkah, yang
lainnya. kemudian di sesuaikan dengan kebutuhan dari kasus
sengketa tanah yang sedang ditangani.
Dalam memanfaatkan arsip tanah untuk Arsip-arsip yang tersimpan di Kantor
penyelesaian sengketa tanah, tidak semua arsip Pertanahan berasal dari proses pendaftaran tanah.
dimanfaatkan untuk menyelesaikan sengketa tanah, Adapun proses pendaftaran tanah menurut Peraturan
melainkan hanya arsip-arsip yang berhubungan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
dengan sengketa yang sedang ditangani saja yang 1997 Tentang Pendaftaran Tanah adalah sebagai
digunakan. Diungkapkan oleh informan mengenai berikut:
arsip apa saja yang sering dimanfaatkan untuk 1. Melakukan pendaftaran tanah di loket
menyelesaikan sengketa tanah sebagai berikut: pendaftaran.
2. Pengumpulan dan pengolahan data fisik
“Arsip tanah disini kalau tidak salah ada dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan
enam jenisnya, tapi selama saya menangani oleh petugas.
kasus sengketa tanah hanya empat jenis yang 3. Penetapan batas bidang-bidang tanah oleh
biasa digunakan, yaitu arsip peta pendaftaran, petugas dan pemilik tanah, disini tanah akan
arsip surat ukur, arsip buku tanah, arsip diberi tanda-tanda batas.
warkah. Nah dua arsip yang tidak digunakan 4. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah
itu arsip daftar tanah sama arsip datar nama. dan pembuatan peta pendaftaran oleh petugas. Di
Kedua arsip ini biasa di gunakan sama orang sini terciptalah arsip peta pendaftaran
luar yang mau tahu informasi tentang siapa 5. Pembuatan surat ukur, setalah itu surat ukur
pemilik tanah” (Eni Setyosusilowati 17-07- dapat digunakan untuk keperluan pendaftaran
2017). haknya.
6. Pembuatan buku tanah.
Eni menyatakan bahwa arsip tanah yang 7. Proses terakhir adalah penerbitan sertifikat tanah.
biasa digunakan untuk menyelesaikan sengketa tanah Sertifikat diterbitkan untuk kepentingan
adalah arsip peta pendataran, arsip surat ukur, arsip pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan
buku tanah, dan arsip warkah. Adapun pendapat dari data fisik dan data yuridis yang telah didaftar
informan kedua menyatakan bahwa: dalam buku tanah.
8. Data fisik dan data yuridis berupa peta
“Kalau bagian sengketa itu minjam arsip pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah,
disini yang paling sering dipinjam arsip buku dan daftar nama disimpan di Kantor Pertanahan.
tanah, arsip warkah, arsip surat ukur, sama Informasi yang tercantum di dalamnya hanya
arsip peta pendaftaran, kalau arsip daftar terbuka nagi instansi pemerintah tertentu untuk
tanah sama daftar nama biasanya yang pinjem keperluan pelaksanaan tugasnya. Pemilik tanah
orang luar, itu juga harus mengirim surat ijin hanya memegang sertifikat tanah sebagai bukti
ke kantor wilayah, dan belum tentu setelah kepemilikan tanah.
ngasi surat terus dikasih ijin, ya tergantung Pemanfaatan arsip tanah untuk penyelesaian
kebutuhannya apa” (Achmad Yani, 17-07- sengketa tanah pada prakteknya ada kendala yang
2017). sering dihadapi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan mengenai kendala yang dihadapi saat ingin
Pendapat kedua informan tersebut diperkuat memanfaatkan arsip untuk membantu penyelesaian
oleh pendapat informan ketiga yang menyatakan sengketa tanah sebagai berikut:
bahwa:
“Kendala yang saya hadapi kalau saya
“Arsip tanah yang sering dipinjam arsip membutuhkan arsip tanah ya cuma satu mbak,
warkah, arsip buku tanah, arsip surat ukur, arsipnya lama ditemukan. Hal ini disebabkan
sama arsip peta pendaftaran. Sebenarnya karena pencariannya masih manual, ada
masi ada 2 arsip lagi, arsip daftar tanah dan daftar arsip yang sudah dikomputerisasi
daftar nama. Tapi bagian sengketa tidak namun sebagian masih manual, jadi
pencariannya lihat di daftar yang ada di yang dilakukan, misal harusnya arsip ada
buku” (Eni Setyosusilowati, 17-07-2017). dijilidan ke lima puluh tapi masuk ke jilid lima
puluh lima, sehingga membuat temu
Eni menyatakan tidak semua arsip yang kembalinya menjadi sulit. Untuk proses temu
dibutuhkan untuk penyelesaian sengketa tanah dapat kembalinya ada yang sudah terkomputerisasi,
dengan cepat diperoleh karena temu kembali masih tapi masih ada yang manual. Kalau komputer
dilakukan secara manual menggunakan daftar arsip tinggal dicari nomor arsipnya, nanti keluar
berbentuk buku. Adapun pendapat dari informan nomor raknya. Kalau manual dicari di daftar
kedua menyatakan bahwa: yang ada di buku” (Achmad Yani, 17-07-
2017).
“Kendalanya mbak arsip tanah ini kan
tersimpan selamanya, jadi jumlahnya setiap Achmad Yani menjelaskan sistem
tahun semakin banyak. Proses pencariannya penyimpanan arsip tanah, yaitu dengan penyimpanan
juga masih manual, daftar arsip di sini lagi secara numerik, kecuali arsip buku tanah disimpan
dalam proses komputerisasi tapi karena secara regional. Penyimpanan dilakukan di rak-rak
arsipnya setiap hari bertambah, jadi arsip dan di cardek dengan arsip yang sudah dijilid.
prosesnya belum selesai selesai. Makanya Adapun temu kembali sebagian sudah
sering kalau bagian sengketa pinjam arsip ada terkomputerisasi dan sebagian masih manual
beberapa yang ketemunya dalam waktu yang menggunakan buku daftar arsip. Penjelasan tersebut
lama,” (Achmad Yani, 17-07-2017). diperkuat oleh Sumardi yang menyatakan bahwa:

Pendapat kedua informan tersebut diperkuat “Arsipnya disimpan di rak-rak sama di


oleh pendapat informan ketiga yang menyatakan cardek, disimpannya berdasarkan nomor
bahwa: arsipnya, kalau buku tanah disimpan sesuai
daerah tanah. Untuk proses pencariannya ada
“Kendalanya ada beberapa arsip yang yang menggunakan komputer, tapi ada yang
terselip, sehingga kalau dibutuhkan perlu masih manual. Proses pemindahan daftar ke
waktu untuk mencarinya. Arsipnya tidak komputer masi dalam proses, soalnya arsip di
hilang, Cuma butuh waktu lebih lama saja sini banyak sekali jadi tidak selesai-selesai
untuk mencarinya, pencariannya juga masih pemindahannya, saat sudah mau selesai
manual jadi lama ditemuinnya” (Sumardi, 17- datang lagi arsip baru. Arsip yang
07-2017). terkomputerisasi baru sampai tahun 2003,
untuk tahun 2004 keatas masih dalam proses”
Dari pernyataan kedua informan tersebut (Sumardi, 17-07-2017).
dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi saat
memanfaatkan arsip tanah untuk penyelesaian Dari pernyataan kedua informan tersebut
sengketa tanah adalah lamanya proses temu kembali dapat diketahui bahwa penyimpanan arsip tanah
arsip yang dibutuhkan, hal ini disebabkan karena dilakukan melalui dua cara yaitu numerik dan
jumlah arsip yang banyak dan proses temu kembali regional. Sedangkan temu kembali arsip sebagian
yang masih manual. sudah menggunakan komputer dan sebagian masih
Berhubungan dengan kendala yang dihadapi manual. Arsip yang sudah terkomputerisasi adalah
saat memanfaatkan arsip tanah untuk penyelesaian arsip tahun 2003 ke bawah.
sengketa tanah, yaitu lamanya proses temu kembali Dalam proses pemanfaatan arsip tanah di
arsip yang dibutuhkan. Maka peneliti menanyakan Kantor Pertanahan Kota Semarang hanya boleh
bagaimana penyimpanan dan temu kembali arsip diakses oleh petugas saja. Apabila ada orang luar
tanah di Kantor Pertanahan Kota Semarang. yang membutuhkan harus melaui perizinan ke Kantor
Diungkapkan oleh informan mengenai sistem Wilayah Badan Pertanahan Nasional. Begitu pula
penyimpanan dan temu kembali arsip tanah sebagai dalam proses penyelesaian sengketa tanah, dalam
berikut: prosesnya pemanfaatan arsip hanya dilakukan oleh
Subseksi Penanganan Sengketa, Konflik, dan Perkara
“Penyimpanannya itu di rak-rak, ada juga Tanah dan Bagian Pengelolaan Arsip Tanah sebagai
yang sudah disimpan di cardek. Tapi petugas penanganan permasalah tanah dan pengelola
sebelumnya arsip sudah dijilid, satu jilidan serta penyimpaan arsip tanah. Kepala Kantor
kalau warkah isinya lima puluh warkah, tapi Pertanahan Kota Semarang selaku pimpinan yang
kalau buku tanah satu jilid bisa lebih dari lima memiliki wewenang tinggi dalam pengambilan
puluh. Nanti dijilidnya itu ditulis arsip dari keputusan di Kantor Pertanahan Kota Semarang tidak
nomor berapa sampe berapa. Nomor ini berperan langsung dalam proses pemanfaatan arsip.
berfungsi untuk temu kembali arsipnya. Dalam Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang menerima
proses penjilidan ini kadang ada kesalahan laporan serta berkas yang telah lengkap untuk
disetujui dalam penyelesaian sengketa tanah. Begitu
juga dengan pihak yang bersengketa, mereka tidak Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
memanfaatkan arsip di Kantor Pertanahan Kota Pendaftaran Tanah.
Semarang secara langsung, karena proses
pemanfaatannya melalui petugas yang berwenang Santen, Vernon B. “managing New York State’s
menyelesaikan sengketa tanah. Records”, Public Administration
Review, XV/1, Winter 1955, p 23.
5. Simpulan
Satori, Djama’an dan Komariah Aan. 2011. Metode
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan Penelitian Kualitatif. Alfabeta:
arsip tanah dalam penyelesaian kasus sengketa tanah Bandung.
di Kantor Pertanahan Kota Semarang, maka simpulan
yang dapat diambil adalah: Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
1. Pemanfaatan arsip tanah dilakukan dengan Wedatama Widya Sastra bekerjasama
menjadikan arsip tanah yang tersimpan di Kantor dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Pertanahan Kota Semarang sebagai alat bukti Universitas Indonesia.
untuk memperkuat keterangan pihak yang
bersengketa. Pemanfaatan arsip tanah sebagai Sukoco, Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi
alat bukti dalam penyelesaian sengketa tanah Perkantoran Modern.
dilakukan dengan cara mencocokan arsip yang Surabaya: Erlangga.
tersimpan di Kantor Pertanahan Kota Semarang
dengan arsip yang dimiliki oleh pihak yang Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
bersengketa, serta mencocokan arsip-arsip kearsipan.
dengan kondisi tanah yang ada dilapangan.
2. Arsip tanah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan sengketa tanah adalah arsip buku
tanah, arsip warkah, arsip surat ukur, dan arsip
peta pendaftaran. Arsip daftar tanah dan daftar
nama tidak dimanfaatkan untuk menyelesaikan
sengketa tanah.
3. Selama proses penyelesaian sengketa tanah
terdapat kendala yang dihadapi saat ingin
memanfaatkan arsip tanah. Kendala yang sering
dihadapi adalah lamanya proses temu kembali
arsip yang dibutuhkan, dikarenakan sebagian
proses temu kembali masih manual
menggunakan buku daftar arsip.

6. Daftar Pustaka

Arsip Nasional Republik Indonesia. 2009. Undang


Undang Nomor 43 Tahnu 2009 Tentang
Kearsipan. Sumber
http://www.kpk.go.id/images/pdf/uu%20pip/
UU_No_2009_Kearsipan.pdf. Diunduh
[12 September]

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian


Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian


Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang:


Universitas Muhammadiyah
Malang Press

Peraturan Menteri No.11 Tahun 2016 tentang


Penyelesaian Kasus Pertanahan.

Anda mungkin juga menyukai