Jelaskan Konsep, Pengertian, dan Tujuan Penyusutan Arsip serta jelaskan Pengertian dan Jenis Organisasi!
Jelaskan Fungsi Arsip dan Tujuan Kearsipan dan jelaskan Ketentuan Hukum yang Berkaitan dengan Penyusutan Arsip!
Tuliskan Pengantar Penilaian dan Retensi Rekod serta jelaskan Teori Penilaian!
Jawaban
2. Fungsi Arsip :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan (decision making)
Dalam setiap organisasi, jika pimpinan akan menentukan pengambilan keputusan memerlukan informasi. Informasi yang
dijadikan sebagai kebijakan dari proses kegiatan yang telah dilakukan, yaitu dasarnya dari arsip.
2. Menunjang proses perencanaan.
Untuk menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, unit pengolah maupun organisasi akan berdasarkan
kegiatan-kegiatan sebelumnya, yaitu dengan melihat yang terdapat dari arsip, sebagai pendukung untuk membuat
perencanaan yang akan datang.
3. Mendukung pengawasan
Dalam pelaksanaan pengawasan baik yang dilakukan pimpinan maupun auditor dari internal maupun eksternal akan
dibutuhkan informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, yang semuanya itu akan dibuktikan arsip sebagai
bukti pelaksanaan suatu kegiatan.
1. Menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh lembaga Negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perorangan, serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan
nasional;
2. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah;
3. Menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Menjamin perlindungan kepentingan Negara dan hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip
yang autentik dan terpercaya;
5. Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu system yang komprehensif dan terpadu;
6. Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara;
7. Menjamin keselamatan asset nasional dalam bidang ekonomi, social, politik, budaya, pertahanan, serta kemanan sebagai
identitas dan jati diri bangsa; dan
8. Meningkatkan kualitas pelayanan public dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.
2. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 43 Tahun 2012 tetang Kearsipan;
3. Peraturan Kepala ANRI No 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Penilaian Kriteria dan Jenis Arsip yang Memiliki Nilai Guna
Sekunder;
4. Peraturan Kepala ANRI No. 37 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusutan Arsip.
Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh setiap lembaga Negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan berdasarkan Pasal 49 UU No. 43 Tahun 2009 meliputi 3 kegiatan, yaitu
pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan yang tidak
memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dan penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip
kepada lembaga kearsipan. Penyusutan arsip yang dilakukan oleh pencipta arsip dilaksanakan berdasarkan JRA dengan
memperhatikan kepentingan pencipta arsip serta kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara. Dengan demikian, pelaksanaan
penyusutan arsip yang dilakukan oleh pencipta arsip yang berdasarkan JRA, mengandung konsekuensi bahwa setiap lembaga
Negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri, BUMN dan BUMD wajib memiliki JRA (Pasal 53 ayat (1) PP No. 28 Tahun
2012).
3. Hubungan antara akuisisi dan penilaian adalah sangat dekat. Penilaian memberikan informasi proses akuisisi secara aktual.
Seleksi merupakan Langkah awal dari penilaian secara sederhhana, yaitu memilah rekod-rekod yang menjadi prioritas utama
dalam unit pencipta dan pusat arsip.
Menurut Penn dkk. (1989:167) bahwa penilaian adalah dasar dalam menentukan jadwal retensi arsip dan menyebut
penilaian arsip dengan records appraisal dan Boles (1983) menyebut archival appraisal. Dalam bahasa Belanda, penilaian
arsip lebih dikenal dengan istilah seleksi dan di inggris sendiri lebih dikenal review. Ricks (1992) mengemukakan bahwa
penilaian arsip (records appraisal) adalah suatu pengujian terhadap sekelompok arsip melalui daftar arsip dalam
menentukan nilai guna setiap series arsip (jenis arsip) bagi organisasi.
Teori Penilaian
1. Pendekatan Tradisional
Prinsip pendekatan Amerika oleh T.R. Schelenberg yaitu terdapat dua nilai pada rekod, yaitu nilai primer dan
sekunder. Nilai guna primer, yaitu nilai guna arsip yang mempunyai kepentingan bagi pencipta arsip, sedangkan nilai guna
sekunder adalah nilai guna arsip yang berguna selain bagi penciptanya juga bagi masyarakat. Seperti arsip yang
mempunyai nilai guna penelitian.
Penilaian arsip makro merupakan proses evaluasi kegiatan bisnis unit untuk menentukan penciptaan rekod yang dibutuhkan
dan berapa lama rekod disimpan untuk kebutuhan bisnis dan sebagai alat akuntabilitas organisasi. Termasuk juga
menentukan rekod yang disimpan untuk kebutuhan masyarakat sebagai memori kolektif dan kebudayaan heritage.
Penilaian arsip makro merupakan pendekatan baru yang dapat
merekomendasikan periode retensi rekod, dengan:
a. Menentukan apa yang sudah dilakukan unit dan apa yang dilakukan staf
b. Menganalisa dan mengklasifikasi fungsi dan aktifitas unit
c. Mengidentifikasi hubungan antara fungsi dan aktifitas serta transaksi yang dibuat fungsi
d. Mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dan pengguna rekod
e. Menentukan faktor resiko arsip yang disimpan dan dimusnahkan
f. Mengidentifikasi perundang-undangan, hukum, standar dan akuntabilitas (State Records of South Australia, 2003:8)
Dalam penilaian arsip dapat menggunakan Jadwal Retensi Arsip sebagai instrumennya. Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah Daftar
yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi
tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman
penyusutan dan penyelamatan arsip.