Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Protokol Notaris Sebagai Arsip Negara
Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Protokol Notaris Sebagai Arsip Negara
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pentingnya menjaga dan memelihara Protokol
Notaris sebagai arsip Negara yang bisa menjadi alat bukti dari perbuatan hukum masyarakat/klien.
Dalam melakukan penulisan ini penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yang
menemukan aturan hukum, prinsip hukum, sistematik hukum, perbandingan hukum, sejarah hukum
maupun doktrin hukum guna menjawab isu hukum. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa tidak diatur secara tegas/eksplisit terkait batas waktu penyimpanan Protokol Notaris sebagai
arsip Negara namun dalam Pasal 62-63 UUJN hanya mengatur sebatas prosedur dan jangka waktu
penyerahan Protokol Notaris saja. Pertanggungjawaban Notaris setelah berakhir masa jabatannya
terhadap akta yang dibuatnya meskipun Protokol Notaris telah diserahkan dan dipindahkan kepada
pihak penyimpan Protokol Notaris sebagaimana dalam Pasal 65 UUJN. Notaris tetap dapat dimintai
pertanggungjawaban baik secara Administrasi, Perdata, dan Pidana. Dan tidak diatur secara tegas
dalam UUJN yang memberikan perlindungan hukum bagi Notaris terhadap akta yang dibuatnya.
Kata kunci : Arsip Negara, Limitasi, Pertanggungjawaban, Protokol Notaris
Abstract
This article aims to find out how important it is to maintain and maintain the Notary Protocol as a
State archive that can be evidence of public/client legal actions. In doing this writing, the writer uses
normative legal research, which finds the rule of law, legal principles, legal systematics, comparative
law, legal history and legal doctrine in order to answer legal issues. The results of this study can be
concluded that it is not regulated explicitly/explicitly regarding the time limit for storing the Notary
Protocol as a State archive, but Article 62-63 of the UUJN only regulates the procedure and time
period for submitting the Notary Protocol. The Notary's responsibility after the end of his term
of office for thedeed he made even though the Notary Protocol has been submitted and transferred
to the custodian of the Notary Protocol as stipulated in Article 65 of the UUJN. Notaries can still
be held accountable both administratively, civilly and criminally. And it is not explicitly regulated in
the UUJN which provides legal protection for the Notary against the deed he made.
Beberapa prinsip dasar kearsipan,sebagai 2. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan
berikut : secara langsung dalam kegiatan pencipta
1. Arsip diciptakan oleh masyarakat dan untuk arsip dan disimpan selama jangka waktu
masyarakat sehingga tujuan kearsipan tidak tertentu.
terlepas daritujuan masyarakat; 3. Arsip vital adalah arsip yang
2. Perlindungan dan penyelamatan arsip; keberadaannya merupakan persyaratan
3. Kearsipan dan arsip itu sendiri sebagai dasar bagi kelangsungan operasional
catatn-catatan atau naskah-naskah; pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan
4. Sebagai lembaga; tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
5. Fungsi organik; 4. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi
penggunaannya tinggi dan atau terus
6. Arsip sebagai perwujudan ide dan gagasan
menerus.
manusia;
5. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi
7. Arsip lebih sekedar informasi baik dalam penggunaannya telahmenurun.
bentuk faktamaupun detail;
6. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan
8. Arsip sebagai cerminkehidupan; oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
9. Arsip sebagai suatu kesatuan yang utuh dan guna kesejarahan, telah habis retensinya,
mandiri; dan berketerangan dipermanenkan yang
10. Arsip mewakili ingatan manusia; telah diverifikasi baik secara langsung
11. Arsip senantiasa tetapdandapat dipercaya; maupun tidak langsung oleh Arsip
12. Arsip merupakan kebudayaan dan Nasional Republik Indonesia dan atau
peradatan; lembagakearsipan.
13. Arsip sebagai bukti apa yang menjadi 7. Arsip terjaga adalah arsip negara yang
gagasan dana pa yang diputuskan; berkaitan dengan keberadaan dan
14. Arsip sebagai ekspresi pengetahuan dan kelangsunganhidup bangsa dan negara yang
pengalaman; harus dijaga keutuhan, keamanan, dan
15. Arsip sebagai suatu bahandan arsip sebagai keselamatannya.
suatu lembaga yang spesifik; 8. Arsip umum adalah arsip yang tidak
16. Arsip disajikan untuk setiap pemakai jasa termasuk dalam kategori arsip terjaga.
arsip tertentu; Pengakuan Protokol Notaris sebagai
17. Pemerintah mengatur dan mengawasi para Arsip Negara yaitu dokumen Negara
arsiparis. disebabkan Protokol Notaris merupakan
Akta Notaris selain diatur dalam UUJN dokumen atau arsip yang mengandung
dan UUJNP dalam hal dianggap sebagai arsip status hukum, hak dan kewajiban pihak-
Negara bisa berpedoman kepada Undang- pihak atau masyarakat yang tentunya wajib
Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang untuk disimpan dan dipelihara dengan
Kearsipan. baik, demi kepastian hukum ketertiban dan
perlindungan hukum kepada pihak-pihak
Protokol Notaris sebagai Arsip Negara yang membutuhkan.1
Ditinjau dari Undang- Undang Nomor 43 a. Kriteria Kearsipan Negara
Tahun 2009 tentang Kearsipan Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun
Protokol Notaris adalah arsip, menurut 1971 tentang ketentuan- ketentuan pokok
Pasal 1 Undang-UndangNomor 43 Tahun 2009 kearsipan, naskah atau dokumen yang
ada beberapa definisi arsip : termasuk arsipadalah sebagai berikut:
1. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa 1) Naskah-naskah yang telah dibuat dan
dalam berbagai bentuk dan media sesuai diterima oleh lembaga-lembaga Negara
dengan perkembangan teknologi informasi dan bahan- bahan pemerintah dalam
dan komunikasi yangdibuat dan diterima oleh bentuk corak apapun, baik dalam
lembaga negara, pemerintahan daerah, keadaan tunggal maupun berkelompok,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan
politik, organisasi kemasyarakat-an,dan pemerintah.
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
1
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara. Ghansham Anand, KarakteristikJabatan
Notaris Di Indonesia,Surabaya, h. 68.
2) Naskah-naskah yang telah dibuat dan Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 63 ayat
diterima oleh badan-badan swasta dan (5) menyebutkan bahwa : “Protokol Notaris
perorangan, dalam bentuk corak apapun, dari Notaris lain yang pada waktu
baik dalam keadaan tunggal maupun penyerahannya berumur 25 (dua puluh lima)
berkelompok, dalam rangka pelaksanaan tahun atau lebih diserahkan oleh Notaris
kehidupan kebangsaan. penerima Protokol Notaris kepada Majelis
b. Kedudukan Protokol Notaris Sebagai Arsip Pengawas Daerah”. Penyerahan Protokol
Negara Notaris kepada Notaris lain diatur dalam Pasal
Notaris dalam mengemban jabatan 62, 63, 64 dan 65 UUJN.
sebagai Pejabat Umum dibatasi oleh umur Dan pada saat jabatan Notaris yang
biologis yaitu hingga 65 tahun, hal ini diemban telah berakhir, Notarismasih memiliki
tentunya akan berdampak juga terhadap pertanggungjawaban yaitu secara perdata
Protokol Notaris yang disimpannya. berdasarkan pada Pasal 1967 Burgerlijk
Namun mengingat tanggungjawab Notaris Wetboek yang mana tuntutan hukumnya
sebagaimana yang diatur dalam Undang- terhadap Notaris akan berakhir setelah
Undang Nomor 2 Tahun 2014 perubahan atas melewati batas waktu 30 (tigapuluh) tahun dan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 setelah berumur 95 (sembilan puluh lima)
tentang Jabatan Notaris, Protokol Notaris tahun, maka Notaris tidak dapat lagi dimintai
harus tetap disimpan walaupun Notaris pertanggungjawaban. Dengan asumsi Notaris
mengambil cuti, Notaris memasuki usia 65 telah berakhir masa jabatannya pada usia 65
tahun atau bahkan Notaris sudah meninggal (enam puluh lima) tahun ditambah dengan
dunia. batas waktu daluwarsa 30 (tiga puluh) tahun.
Protokol Notaris merupakan arsip Negara Selain itu, Notaris juga bertanggung-jawab
yang pengelolaannya harus tunduk sesuai secara pidana berdasarkan pada Pasal 78 ayat
dengan Undang- Undang Nomor 43 tahun (1) angka 3 Kitab Undang-Undang Hukum
2009 yang merupakan aturan khusus (lex Pidana yang mana tuntutan hukumnya
spesialis) yang mengatur tentang Kearsipan, terhadap Notaris akan berakhir setelah 12 (dua
tetapi pengaturan kearsipan sebagaimana belas) tahun dengan ancaman pidana penjara
dalam Undang-Undang Kearsipan tidak lebih dari 3 (tiga) tahun dan setelah Notaris
mengatur Protokol Notaris sebagaimana berumur 77 (tujuh puluh tujuh) tahun, maka
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Notaris tidakdapat lagi dimintai per-
Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang- tanggungjawaban. Dengan asumsiNotaris telah
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang berakhir masa jabatannya pada usia 65 (enam
Jabatan Notaris meskipun Protokol Notaris puluhlima) tahun ditambah dengan bataswaktu
sebagai arsip Negara. Namun demikian daluwarsa 12 (dua belas) tahun. Dan jika
Protokol Notaris sebagai arsip Negara tidak pelanggaran pidana yang hubungannya dengan
pula diatur secara detail dalam Undang- memalsukan surat atau surat palsu maka
Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Notaris dapat dituntut berdasarkan ketentuan
perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Pasal 263 dan 264 Kitab Undang-Undang
Tahun 2004 tentang jabatan Notaris. Hal ini Hukum Pidana dengan ancaman hukumannya
menimbulkan ketidakpastian hukum bagi sekurang-kurangnya 6(enam) tahun.
Notaris dalam menyimpan dan memelihara
Protokol Notaris. Protokol Notaris menurut Kode Etik
Profesi Notaris
Batas Waktu Penyimpanan Protokol Notaris Kode etik Notaris dilandasi bahwa
Notaris sebagai pengemban profesi adalah
sebagai Arsip Negara
orang yang memiliki keahlian dan keilmuan
Baik dalam Undang-Undang Jabatan
dalam bidang Kenotariatan, sehingga mampu
Notaris dan Undang-Undang Kearsipan tidak
diatur secara tegas/eksplisit terkait dengan batas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang
memerlukan pelayanan dalam bidang
waktu penyimpanan Protokol Notaris sebagai
Kenotariatan. Secara pribadi Notaris
arsip Negara.
bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa Dewan Kehormatan Wilayah, 3) Tingkat
yang diberikannya. Dalam kode etik Notaris Nasional oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris
mengatur mengenai hal-hal yang harus ditaati Indonesia danDewan Kehormatan Pusat.
oleh seorang Notaris dalam menjalankan Notaris dalam menjalankan jabatannya
jabatannya dan juga diluar menjalankan tidak hanya mengacu kepada Undang-Undang
jabatannya. Kode etik Notaris merupakan JabatanNotaris, melainkan juga harusbersikap
tuntunan, bimbingan atau pedoman moral atau sesuai dengan etika profesinya. Etika profesi
kesusilaan Notaris baik selaku pribadi maupun adalahsikap etis yang dituntut untukdipenuhi
pejabat umum yang diangkat pemerintah dalam oleh profesional dalam mengemban
rangka pemberian pelayanan umum khususnya profesinya dan mempunyai beberapa fungsi
dalam bidang pembuatan akta. yaitu sebagai berikut : 1) Sebagai pedoman
Kode etik profesi Notaris hanya berlaku bagi seluruh anggota profesi dalam
bagi kalangan anggota organisasi Notaris yang menjalankan pekerjaan-nya, harus selalu
bersangkutan. Kode etik mengatur tentang sesuai dengan atura dalam kode etik; 2)
kewajiban, larangan dan pengecualian yang Sebagai social control enginering bagi
harus ditaati oleh semua anggota perkumpulan. masyarakat umum terhadap suatu profesi
Kewajiban, larangan dan pengecualian diatur tertentu; 3) Sebagai sarana agar
dalam pasal 3, 4,dan 5 kode etik. menghindarkan campur tangan pihak lain
Dalam Kode Etik, Notaris menjalankan diluar organisasi profesi, terkait hubungan
tugas jabatannya dengan menyadari kewajiban- etika dalam suatu profesi.
nya bekerja sendiri, jujur dan tidak berpihak,
penuh rasa tanggung jawab, tidak mengadakan Protokol Notaris menurut Undang-Undang
kantor cabang, maupun tidak menggunakan JabatanNotaris
perantara-perantara serta menggunakan media Pasal 1 butir 13 UUJN dan UUJNP
massa yang bersifat promosi. Memberikan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pelayanan kepada masyarakat yang Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen
membutuhkan jasanya dengan sebaik-baiknya yang merupakan arsip Negara yang harus
memberikanpenyuluhan hukum serta mem- disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai
berikan jasanya kepada masyarakat yang kurang dengan ketentuan peraturan perundang-
mampu dengan cuma-cuma. undangan. Penyimpanan dan pemeliharaan
Namun dengan sesama Notaris hendaklah Protokol Notaris tersebut terus berlangsung
saling menghormati menjauhkan dari persaingan walaupun Notaris yang bersangkutan telah
yang tidak sehat dan Notaris harus menjaga pensiun atau bahkan sudah meninggal dunia.
korps Notaris. Tanggung jawab Notaris Protokol Notaris tersebut diserahkan kepada
berkaitan dengannorma moral yang merupakan Notaris lain sebagai Pemegang Protokol
ukuran bagi Notaris untuk menentukan benar Notaris. Pentingnya akta Notaris sebagai akta
salahnya atau baik buruknya tindakan yang otentik dan Protokol Notaris digambarkan
dilakukan dalam menjalankan profesinya. dalam bagian Penjelasan Umum UUJN dan
Dalam halini tanggung jawab meliputi 3 (tiga) UUJNP sebagai berikut : “Notaris adalah
hal, yaitu : Pertama, bilamanatindakan tersebut pejabat umum yang berwenang untuk
dilakukan dalam keadaan kemampuan akal membuat aktaautentik sejauh pembuatan akta
budinya berfungsi secara normal. Kedua, dalam autentik tertentu tidak dikhususkan bagi
hal Notaris melakukan pelanggaran dengan pejabat umum lainnya”. Pembuatan akta
kemauan bebas. Ketiga, adanya kesengajaan otentik ada yang diharuskan oleh peraturan
denganmaksud jahat yang dilakukan Notarisdan perundang-undangan dalam rangka
akibatnya menimbulkan kerugian.Dalam kode menciptakan kepastian, ketertiban, dan
etik profesi Notaris pengawasan atas perlindungan hukum. Selain aktaotentik yang
pelaksanaannya diatur dalam Pasal 7 perubahan dibuat oleh atau di hadapan Notaris, bukan
kode etik Notaris tahun 2015 yang dilakukan karena diharuskan oleh peraturan perundang-
oleh : 1) TingkatKabupaten/Kota oleh Pengurus undangan, tetapi juga karena dikehendaki oleh
Daerah Ikatan Notaris Indonesia dan Dewan pihak yang berkepentingan untuk memastikan
Kehomatan Daerah, 2) Tingkat Provinsi oleh hak dan kewajiban para pihak demi kepastian,
PengurusWilayah Ikatan Notaris Indonesia dan ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak
yang berkepentingan sekaligus, bagi masyarakat a. Nomor urut dari akta yang dibuat oleh
secara keseluruhan. Notaris sejak diangkat hingga pensiun.
Dalam akta Notaris dan Protokol Notaris b. Nomor bulanan, menunjukkan berapa
bukan hanya menjagakepastian, ketertiban, dan banyak akta yang dibuat dalam 1 (satu)
perlindungan hukum bagi pihak yang bulan.
berpentingan semata-mata, melainkan sekaligus c. Tanggal akta.
juga bagi “masyarakat secara keseluruhan”. d. Sifat akta yang menunjukkan akta apa
Pentingnya kedudukan ProtokolNotaris sebagai yang dibuat oleh Notaris.
arsip Negara dapat juga dilihat dari salah satu e. Nama dan identitas para pihak.
kewajiban Notaris, yaitu kewajiban untuk 3. Buku daftar akta di bawah tangan yang
“mempunyai cap/stempel yangmemuat lambang terdiri dari :
Negara Republik Indonesia dan pada ruang yang a. Akta/surat di bawah tangan yang
melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan ditanda-tangani oleh para pihak yang
tempat kedudukan yang bersangkutan (Pasal 16 bersangkutan di hadapan Notaris
ayat (1) hurufk UUJN dan UUJNP). disebut dengan legalisasi. Akta/surat di
Pasal 62 UUJN mengatur mengenai bawah tangan yang disahkan itu adalah
alasan-alasan apa yang mendasari dilakukannya akta/surat yang dibuat oleh para pihak
penyerahan Protokol Notaris. Selengkapnya sendiri, akan tetapi pembubuhan tanda
Pasal 62 UUJN menyebutkan bahwa penyerahan tangan para pihak dilakukan di hadapan
Protokol Notarisdilakukan dalam hal Notaris : Notaris. Maksudnya adalah agar dapat
1. Meninggal dunia. dipastikan bahwa orang yang menanda-
2. Telah berakhir masa jabatannya. tangani akta/surat tersebut benar-benar
3. Minta sendiri. orang yang yang bersangkutan, karena
4. Tidak mampu secara rohanidan/atau jasmani mereka menandatanganinya di hadapan
untuk melaksanakan tugas jabatan sebagai Notaris. Oleh karena itu isi dari
Notaris secara terus menerus lebih dari 3 akta/surat di bawah tangan itu lebih
(tiga) tahun. kuat mengikat para pihak karena Notaris
5. Diangkat menjadi pejabat Negara. menjamin bahwa para pihak benar
6. Pindah wilayah jabatan. menandatanganinya dihadapan Notaris.
7. Diberhentikan sementara. b. Akta/surat di bawah tangan yang
8. Diberhentikan dengan tidak hormat. didaftarkan atau dicatatkan disebut
Sedangkan dalam Penjelasan Pasal 62 dengan waarmerking. Akta/surat di
UUJN, disebutkan bahwa Protokol Notaris bawah tangan yang sudah ditanda-
terdiri atas : tangani oleh para pihak kemudian
1. Minuta Akta dibawa ke Notaris untuk dicatat
Minuta akta merupakan asli akta Notaris, dalam buku daftar surat di bawah
yang di dalam minuta akta tersebut terdiri tangan dan kegunaannya hanya
dari (dilekatkan) data- data diri para untuk mencatat surat tersebut,
penghadap dan dokumen lain yang
sehingga jika surat di bawah tangan
diperlukan untuk pembuatan akta. Setiap
bulannya minuta akta harus dijilid menjadi yang didaftar tersebut hilang maka
satu buku yang memuat tidak lebih dari 50 copian atau salinan surat tersebut
(lima puluh) akta. Pada sampul setiap buku dapat dilihat di kantor Notaris.
tersebut dicatatjumlah minuta akta, bulan dan Dalam pengajuan pencatatan
tahun pembuatannya. akta/surat tersebut tidak harus
2. Buku Daftar Akta/Repertorium dilakukan oleh semua pihak, akan
Dalam Repertorium ini, setiap hari Notaris tetapi dapat dilakukan oleh1 (satu)
mencatat semua akta yang dibuat oleh atau pihak saja.
dihadapannya baik dalam bentuk 4. Buku daftar nama penghadap atau klapper
minuta akta maupunOriginali. Repertorium Notaris wajib membuat daftarklapper yang
berguna untuk menunjukkan eksistensi akta disusun menurut abjad dan dikerjakan
yang dibuat oleh Notaris. Repertorium
meliputi :
setiap bulan, dimana dicantum-kan nama 7. File Arsip Copy Collatione (yaitu copy
semua orang/pihak yang menghadap, sifat dari surat di bawah tangan berupa salinan
dan nomor akta. Buku klapper ini berfungsi yang memuat uraian sebagaimana ditulis
sebagai buku kendali dalam mencari minuta. dan digambarkan dalam surat yang
5. Buku daftar protes bersangkutan);
Cara penomoran daftar protesdimulai dengn 8. File Arsip Laporan Bulanan Notaris
nomor urut 01 dan terus berlanjut selama kepada Majelis PengawasDaerah (MPD)
masa bakti jabatannya sebagai Notaris dan yang dilampiri dengan tanda terima dari
nomor urut ini merupakan nomor Majelis Pengawas Daerah (MPD);
urut daftar protes, sedangkan nomor aktanya 9. ile Arsip yang berisikan Laporan Wasiat
mengikuti nomor urut bulanan yang kepada Direktur Perdata cq Balai Harta
tercantum dalam daftar akta. Setiap bulan Peninggalan Sub Direktorat Wasiat;
Notaris menyampaikan Daftar Akta Protes 10. File Arsip yang berisikan tanda terima
dan apabila tidak ada, maka tetap wajib salinan Akta;
dibuat dengan tulisan “NIHIL” 11. Buku Surat Masuk dan Surat Keluar
6. Buku daftar wasiat Notaris;
Notaris wajib mencatat akta-akta wasiat yang
12. File Arsip Surat Masuk Notaris;
dibuatnya dalam buku daftar wasiat. Selain
13. File Arsip copy Surat Keluar Notaris;
itu, paling lambat pada tanggal 5 (lima) setiap
bulannya, Notaris wajib membuat dan 14. Buku Daftar tentang Badan Hukum Sosial
melaporkan daftar wasiat atas wasiat-wasiat dan Badan Usaha yang bukan badan
yang dibuat pada bulan sebelumnya dan hukum yangdibuat di kantornya.
melaporkan keDaftar Pusat Wasiat. Apabila
tidak ada wasiat yang dibuat, maka Buku Pertanggungjawaban Notaris Terhadap
Daftar Wasiat tetap harus dibuat dan Protokol Notaris Sebagai Arsip Negara
dilaporkan dengan tulisan “NIHIL”. Tanggungjawab Notaris dalam men-
7. Buku daftar lain yang harus disimpan oleh jalankan tugasnya terhadap pelanggaran
Notaris berdasarkan ketentuan peraturan jabatan Notaris beserta macam-macam sanksi
perundang-undangan, contohnya buku daftar seperti pertanggungjawaban administrasi,
koperasi dimana buku daftar koperasi perdata, dan pidana. Sanksi merupakan
mencatat kapan Pendirian Koperasinya dan tindakan hukuman untuk memaksa individu
dengan akta nomor dan tanggal berapa, menepati perjanjian atau mentaati ketentuan
perubahan Anggaran Dasar atau perubahan Undang-Undang.2
susunan pengurus. Tanggung jawab Notaris dibagimenjadi tiga
Di samping Buku Daftar yang termasuk ranah besar yakni :
dalam Protokol Notaris yang telah disebutkan di 1. PertanggungjawabanSecara Administrasi
atas, seorang Notaris juga meng- Notaris adalah pejabat umum yang
administrasikan dan membuat tata kearsipan berwenang untuk membuat akta autentik.
terhadap hal-hal sebagai berikut : Sebagai pejabat umum Notaris diberi
1. Buku Daftar Akta Harian; kewenangan oleh Undang-Undang untuk
2. Map khusus yang berisikan minuta-minuta membuat akta otentik mengenai semua
akta sebelum dijilid menjadi Buku setiap perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
bulannya; diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan/atau yang dikehendaki oleh
3. File Arsip Warkah Akta;
yang berkepentingan untuk dinyatakan
4. File Arsip yang berisikan copy Surat Di dalam akta otentik, menjamin kepastian
Bawah Tangan Yang Disahkan;
tanggal pembuatan akta, menyimpan akta.
5. File Arsip yang berisikan copy Surat Di Memberikan grosse akta, salinan dan
Bawah Tangan Yang Dibukukan; kutipan akta, semuanya itu sepanjang
6. File Arsip yang berisikan copyDaftar Protes;
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2008, hlm. 1224.
pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugas- akta yang dibuatnya. Tuntutanpenggantian
kan atau dikecualikan kepada pejabat lain biaya, ganti rugi dan bunga terhadap
atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang- Notaris, tidak didasarkan pada kedudukan
Undang.3 alat bukti yang berubah karena telah
Tanggungjawab Notaris secara melanggar ketentuantersebut dalam UUJN,
administrasi dapat diatur secara rinci dalam namundidasarkan kepada hubungan hukum
UUJN. Notaris ditugaskan dan bertanggung- yang terjadi antara Notaris dan para pihak
jawab untuk melakukan pendaftaran dan yang menghadap Notaris tersebut.
mengesahkan (waarmerking dan legalisasi) Meskipun Notaris tersebuttelah purna bakti,
surat-surat/akta yang dibuat di bawah tangan. Notaris tersebut tetap harus bertanggung
Apabila ketentuan tersebut tidak diindahkan, jawab secara perdata terhadap akta yang
maka dapat menimbulkan akibat hukum, akta pernah dibuatnya
yang dibuat oleh Notaris dapat menjadi akta 3. Pertanggungjawaban Secara Pidana
di bawah tangan dan akta tersebut dapat Dalam prakteknya seringkali ditemu-
dibatalkan ataubatal demi hukum. kan, apabila ada akta Notaris yang
2. Pertanggungjawaban Secara Perdata dipermasalahkan oleh para pihak atau pihak
Notaris sehubungan dengan kewenangan- yang lain seringkali Notaris ditarik pula
nya, dapat dibebani tanggung-jawab atas sebagai pihak yang turut serta melakukan
perbuatannya yaitu pembuatan akta otentik atau membantu melakukan suatu tindak
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang pidana, yaitu memberikan keterangan palsu
berlaku atau dilakukan secara melawan ke dalam akta Notaris. Dengan adanya hal
hukum. Berkaitan dengan wewenang tersebut maka menimbulkan kerancuan,
tersebut, jika Notaris melakukan tindakan di apakah mungkin Notaris tersebut secara
luar wewenang yang telah ditentukan, maka sengaja culpa atau khilaf bersama- sama
akta Notaris tersebut tidak mengikat secara para pihak membuat akta yang diniatkan
hukum atau tidak dapat dilaksanakan. Pihak untuk melakukan suatu tindak pidana.
yang merasa dirugikan oleh tindakan Notaris Apabila Notaris terbukti melanggar hal
tersebut, dapat menggugat Notaris secara tersebut, maka wajib baginya untuk
perdata ke Pengadilan Negeri atau diberikan sanksi.
Pengadilan Agama. Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
Akta Notaris memiliki kekuatan untuk meminta keterangan Notaris atas
pembuktian sempurna, namun apabila laporan pihak tertentu menurut Pasal 66
dilanggar ketentuan tertentu, maka akan UUJN jika Notaris dipanggil oleh
terdegradasi nilai pembuktiannya menjadi Kepolisian, Kejaksaan, atau Hakim maka
akta dibawah tangan. Pasal 1869KUHPerdata instansi yang ingin memanggil wajib
menentukan batasan akta Notaris yang meminta persetujuan Majelis Kehormatan
mempunyaikekuatan sebagai akta di bawah Notaris.4
tangan dapat terjadi jika tidak memenuhi Pertanggungjawaban pidana terhadap
ketentuan: 1) Tidak berwenangnya pejabat Notaris dapat diminta, apabila syarat
yang bersangkutan 2) Tidak mempunyai tersebut di atas terpenuhi secara kolektif,
pejabat umum yang bersangkutan 3) Cacat artinya di satu sisi Notaris memenuhi unsur
dalam bentuknya. telah melakukan suatu pelanggaran
Apabila ada pihak yang merasadirugikan terhadap KUHP dan di sisi lainNotaris juga
dari akta yang dibuat oleh Notaris, maka yang melakukan pelanggaran terhadap UUJN.
bersangkutan dapat secara langsung
mengajukan tuntutan secara perdata terhadap Limitasi PertanggungjawabanNotaris
Notaris tersebut sehingga Notaris tersebut Notaris memiliki batas kewenangan
dapat bertanggung jawabsecara perdata atas untuk menjalankan tugas jabatannya sesuai
dengan ketentuan Pasal 15 UUJN dan juga
3
Habib Adjie (I), Hukum Notaris
Indonesia, Tafsir Tematik Terhadap Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan 4
Habib Adjie (II), Op. Cit., hlm. 24
Notaris, Refika Aditama, Surabaya, 2007, h. 13.