Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 2

Keterkaitan Hukum
Adat dengan Hukum
Nasional

DOSEN PENGAMPU : DIANE PRIHASTUTI, S.H.,M.H.


FAKULTAS HUKUM 3-A3
DISUSUN OLEH :

 Asep Ibrahim
 Astin Pudji Lestari
 Fadhel Mohammad Ergana
 Harvieno Waemby Damoech
 Nabila Putri Agustian
 Raffi Ahmad Nursamsu
 Salwa Ummu Kultsum
 Siti Nurhasanah
 Muhammad Rezki Pratama
ISI :

HUKUM
KETERKAITAN
ADAT HUKUM NASIONAL ANTAR KEDUANYA
HUKUM ADAT
Identifikasi Hukum Adat
-Definisi Hukum Adat-

Istilah hukum adat pertama kali diperkenalkan secara ilmiah oleh Snouck
Hurgronje, dalam bukunya yang berjudul “De Atjeher” menyebutkan istilah
hukum adat sebagai”adat recht” Bahasa Belanda yaitu untuk memberi nama
pada satu sistem pengendalian sosial (social control) yang hidup dalam
Masyarakat Indonesia. Istilah ini kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh
Van Vollenhoven yang dikenal sebagai pakar Hukum Adat di Hindia Belanda
(sebelum menjadi Indonesia).

Hukum Adat adalah aturan yang tidak tertulis dan merupakan pedoman untuk
sebagian besar orang-orang Indonesia dan dipertahankan dalam pegaulan hidup
seharihari baik di kota maupun di desa.
SIFAT HUKUM ADAT

Hukum adat berbeda dengan hukum yang bersumber dari Romawi atau Eropa
Kontinental lainnya.Hukum adat bersifat pragmatism-realisme artinya mampu
memberikan kebutuhan masyarakat yang bersifat fungsional religious, sehingga
hukum adat mempunyai fungsi sosial atau kaedilan sosial.

Ada 3 sifat yang menjadi ciri dari hukum adat, yaitu sebagai berikut :

1. Communal atau komunal atau kekeluargaan : masyarakat lebih penting daripada


individu;
2. Contant atau tunai yaitu perbuatan hukum dalam hukum adat sah bila dilakukan
secara tunai, sebagai dasar mengikatnya suatu perbuatan hukum
3. Concrete atau nyata atau real, yaitu perbuatan hukum yang dinyatakan sah bila
dilakukan secara kongkret bentuk perbuatan hukumnya.
UNSUR HUKUM ADAT

Dalam hukum adat, ada dua unsur yang harus dipenuhi sehingga dapat
dikatakan sebagai hukum adat dan unsur inilah yang menimbulkan adanya
kewajiban hukum yaitu :

1. Unsur kenyataan yang menyatakan bahwa adat itu dalam keadaan yang
sama selalu di indahkan oleh rakyat
2. Unsur psikologis, yaitu bahwa dengan unsur ini maka terdapat adanya
keyakinan pada rakyat bahwa adat yang dimaksud mempunyai kekuatan
hukum.
Sumber-Sumber Hukum Adat
1. Adat-istiadat atau kebiasaan yang
merupakan tradisi rakyat
2. Kebudayaan tradisionil rakyat
3. Ugeran/ Kaidah dari kebudayaan Indonesia
asli
4. Perasaan keadilan yang hidup dalam
masyarakat
5. Pepatah adat
6. Yurisprudensi adat
7. Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu
itu, yang memuat ketentuan-
ketentuan hukum yang hidup.
CREDITS: This presentation template was created by
8. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan
Slidesgo, including icon by Flaticon, and
oelh Raja-Raja.A
infographics & images from Freepik
9. Doktrin tentang hukum adat
10. Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat
Nilai-nilai yang tumbuh dan berlaku
dalam masyarakat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Hukum Adat

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan hukum adat, disamping kemajuan zaman,
ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi alam, juga faktor- faktor yang bersifat tradisional
adalah sebagai berikut :

1.Magis dan Animisme :


Di Indonesia faktor magis dan animisme cukup besar pengaruhnya. Hal ini dapat dilihat dalam
upacara-upacara adat yang bersumber pada kekuasaan-kekuasaan serta kekuatan-kekuatan gaib.

a. Kepercayaan kepada mahkluk-mahkluk halus, roh-roh, dan hantu- hantu yang menempati
seluruh alam semesta dan juga gejala-gejala alam, semua benda yang ada di alam bernyawa.
b. Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan sakti dan adanya roh-roh yang baik dan yang jahat.
c. Adanya orang-orang tertentu yang dapat berhubungan dengan dunia gaib atau sakti.
HUKUM
NASIONAL
Identifikasi Hukum Nasional
-Definisi Hukum Nasional-

Hukum nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu Negara yang terdiri atas
prinsip-prinsip serta peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat pada suatu Negara.yang
dibangun untuk mencapai tujuan Negara yang bersumber dari falsafah dan konstitusi
negara, di dalam kedua hal itulah terkandung tujuan, dasar, dan cita hukum negara
Indonesia.

Falsafah sendiri secara umum ialah anggapan, gagasan dan sikap yang paling dasar dimiliki
oleh orang atau masyarakat atau sebagai pandangan hidup. di Indonesia sendiri Pancasila
sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai Dasar Falsafah Negara atau ideologi
negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar yang mengatur
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
Kerangka sistem hukum nasional
dibentuk dari kegiatan-kegiatan
pembangunan hukum yang mendukung
dan menghasilkan berbagai unsur dari
sistem hukum nasional.
Kegiatan-kegiatan pembangunan
tersebut, yaitu :
materi hukum, aparatur hukum, sarana
dan prasarana hukum, budaya hukum,
dan pendidikan hukum.
Penggolongan hukum
4.Hukum berdasarkan tugas dan fungsinya,
Nasional Indonesia memiliki jenis hukum yang
seperti hukum materiil dan hukum formal
cukup beragam, di mana setiap jenisnya memiliki
5.Hukum berdasarkan tempat atau ruang
substansi materi yang berbeda-beda.
lingkup berlakunya
Penggolongan hukum tersebut adalah:
6.Hukum berdasarkan waktu berlakunya
7.Hukum berdasarkan luas berlakunya, yaitu
hukum umum dan hukum khusus
1.Hukum berdasarkan bentuknya terbagi menjadi
8.Hukum berdasarkan subyek yang diaturnya,
hukum tertulis, hukum tidak tertulis, dan hukum
seperti hukum satu golongan, hukum semua
peradilan.
golongan, dan hukum antargolongan
2.Hukum berdasarkan isi atau kepentingan yang
9.Hukum berdasarkan hubungan yang
diaturnya, seperti hukum publik dan hukum
diaturnya, yaitu hukum obyektik dan hukum
privat.
subyektif
3.Hukum berdasarkan kekuatan berlaku atau
10.Hukum berdasarkan sumbernya
sifatnya
SUMBER HUKUM

Sumber hukum kemudian terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber hukum materiil, sumber atau tempat dari mana


materi hukum diambil.

2. Sumber hukum formal, sumber atau tempat asal suatu


peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Terjadi secara fungsional dalam rangka
pembangunan hukum nasional,

Pembaharuan hukum adat dan nasional


terjadi saat pembentukan UUD 1945 dimana
Keterkaitan hukum belanda yang di pakai banyak
memyerap hukum hukum kebiasaan bangsa
hukum adat indonesi (hukum adat) untuk dijadikan
Undang-Undang
dengan Indonesia adalah negara yang menganut

hukum nasional pluralitas dalam bidang hukumnya, dimana


hukum Nasional mengacu pada tiga hukum
yang keberadaannya diakui dan berlaku yaitu
hukum barat, hukum agama dan hukum adat.

Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 194,


Indonesia adalah negara hukum, Saat ini kita sering mendengar kata ini sering keluar
dari para ahli hukum, memamg benar hukum di indonesia secara garis besar di serap
dari hukum peninggalan penjajah Belanda akan tetapi saat itupun Belanda membelah
hukum menjadi beberapa yang mana hukum di terapkan tidak kesemua golongan
melainkan ada hukum hukum yang di terapka khusus untuk bangsa eropa (belanda
dan sekutu), ada hukum yang di terapkan bagi pribumi, dan ada hukum yang di
teraplan bagi etnis seperti etnis tionghoa. Sepeninggal belanda terjadi perdebatan di
kalangan pendiri bangsa dimana ada kekosongan hukum untuk di terapkan, maka
terjadila pembauran hukum antara hukum belanda dan hukum adat, hukum yang di
terapkan untuk pribumi yang mana hukum tersebut di ambil dari kebiasaan, tungkah
laku dan sanksi tak tertulis yang telah di terapkan di suku suku bangsa indonesia
yang lebih di kenal hukum adat saat ini.
Indonesia adalah negara yang menganut
Keterkaitan antara hukum adat pluralitas dalam bidang hukumnya, dimana ada
dengan hukum nasional juga tiga hukum yang keberadaannya diakui dan
terjadi dalam rangka berlaku yaitu hukum barat, hukum agama dan
hukum adat. Pada prakteknya masih banyak
pembangunan hukum nasional masyarakat yang menggunakan hukum adat
yang bersifat fungsional, artinya dalam mengatur kegiatan sehari-harinya serta
hukum adat sebagai sumber dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
ada. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai
utama dalam mengambil bahan- tata hukum adatnya masing-masing untuk
bahan yang diperlukan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat yang
rangka pembangunan hukum beraneka ragam yang sebagian besar hukum
adat tersebut tidak dalam bentuk aturan yang
nasional. tertulis
Sementara itu negara juga mempunyai aturan hukum yang dibuat oleh badan atau lembaga pembuat
undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya. Antara hukum adat dengan hukum negara
mempunyai daya pengikat yang berbeda, secara konstitusional bersifat sama tetapi terdapat perbedaan
pada bentuk dan aspeknya.

Keberadaan hukum adat ini secara resmi telah diakui oleh negara menjadi hukum Nasional dengan
penggunaan terbatas. Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 dimana menyebutkan

”Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang” yang berarti bahwa negara
mengakui keberadaan hukum adat serta konstitusional haknya dalam system hukum Indonesia.
Disamping itu juga diatur dalam Pasal 3 UUPA “Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu
dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain
yang lebih tinggi”.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


WASSALAMUALAIKUM WR.WB
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai