Anda di halaman 1dari 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA


YANG SUKU ORANG TUANYA SAMA DAN BERBEDA
( Studi Komparatif pada Siswa Kelas VIII dari 16 SMP
di Beberapa Kota di Indonesia Tahun Ajaran 2018/2019 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Stephanie Anggita Panggabean
NIM: 161114078

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Motto

“Don’t be tottally worried about everything that’s going around you. It’s My job” – signed
Jesus Christ

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” – Matius 6:34

“Differtent is good” – Me

“The secret of life, though, is to fall seven times & to get up eight times” – Paulo Coelho

“I remember two things that i am a great sinner and Christ a great Savior” – John Newton

“From our deepest sadness springs our greatest joy” – Siri

“Don’t think of the things you didn’t get after prayer. Think of the countless blessings God
gave you without asking” –unkown

“No matter how old you get, you always want your mother when you don’t feel good” –
Anak Kos

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus selalu menyertai dan membantu saya di
dalam kesulitan maupun kemudahan yang saya alami, sehingga saya bisa mengerjakan skripsi
ini dengan lancar.

Untuk Papa, Mami, Abang Daniel, Kakak Lydia ku yang pasti selalu memberkati ku dengan
doa, perkataan, perbuatan, pemikiran, pengorbanan dan semangat, sehingga saya selalu
mempunyai motivasi untuk segera menyelesaikan studi saya. Dan juga menerima segala
kelebihan bahkan kekurangan saya tanpa alasan. Saya sangat sayang kalian.

Kepada teman-teman yang bisa memberikan kebahagiaan pada saya, ketika saya merasa tidak
semangat. Bersedia menerima saya apa adanya, keluh kesah saya bahkan selalu ada di saat
terendah saya.

Orang-orang yang selalu bersedia membantu dan memberikan semangat pada saya di setiap
kesulitan saya.

Kepada Teman seprjuangan tim payung dan para dosen di Prodi BK Universitas Sanata
Dharma dan semua pihak yang telah terlibat dalam proses menjalankan studi saya di prodi
BK ini.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA


YANG SUKU ORANG TUANYA SAMA DAN BERBEDA
( Studi Komparatif pada Siswa Kelas VIII dari 16 SMP
di Beberapa Kota di Indonesia Tahun Ajaran 2018/2019 )

STEPHANIE ANGGITA PANGGABEAN


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

Penelitian ini bertujuan: 1) Memperoleh gambaran mengenai seberapa baik


gambaran hasil pendidikan karakter siwa berdasarkan suku orang tua nya yang sama dan
berbeda 2) Mengidentifikasi nilai karakter mana yang capaian skornya kurang
memuaskan. 3) Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa
yang suku orang tuanya sama dan berbeda pada 16 SMP di beberapa kota Indonesia.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII dan VIII pada 16 SMP di Indonesia yang berjumlah 1.005 siswa
yang terdiri dari 867 siswa yang suku orang tuanya sama dan 138 siswa yang suku orang
tuanya berbeda. Instrument penelitian ini berupa tes hasil pendidikan karakter berbasis
film karakter berbentuk pilihan ganda dengan disertakan respon berjumlah 80 item dan
lembar biodata siswa. Capaian hasil pendidikan karakter siswa dianalisis dengan teknik
deskriptif kategori, sedangkan hasil pendidikan karakter siswa yang suku orang tuanya
sama dan berbeda menggunakan teknik Uji T.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) capaian hasil pendidikan karakter siswa 16


SMP pada beberapa kota di Indonesia terdapat 2 (0,23%) siswa yang suku orang tuanya
sama pada kategori sangat baik; terdapat 541 (62,4%) siswa yang suku orang tuanya sama
dan 58 (42,03%) siswa yang suku orang tuanya berbeda yang capaian skornya pada
kategori baik; 2) capaian skor item tes hasil pendidikan karakter ditemukan 38 (47,5%)
item tes dengan capaian skor kategori baik. Masih terdapat 40,19% dari jumlah sampel
(1.005 siswa) mencapai hasil pendidikan karakter pada kategori cukup baik (belum
optimal). Ada 1 (1,25%) item tes dengan skor yang berada dalam kategori tidak baik; 3)
terdapat perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku orang tuanya sama
dan berbeda dengan nilai p-value 0,000 < 0,05

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Hasil Pendidikan Karakter, Suku Orang Tua Sama
dan Berbeda

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DIFFERENCES IN CHARACTER EDUCATION RESULTS OF


STUDENTS WITH THE SAME PARENT TRIBE DAN THE DIFFERENT
PARENT TRIBE
(A Comparative Study of Class VII and VIII Students od Sixteens Junior High
Schools in Several Cities in Indonesia during 2018/2019 Academic Year)

STEPHANIE ANGGITA PANGGABEAN


SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2020

The aim of this study was to: 1) Obtain information abaout the character
education results of students whose parents have the same tribe and have different
tribe in sixteens junior high schools in Indonesia. 2) Identify which character
values were identified as unsatisfactory. 3) Knowing whether there were
differences in the character education results of students whose parents have the
same tribe and have the different tribe in sixteens junior high schools in
Indonesia.
The type of this research was a comparative descriptive study. The
subjects of this study were students in grades VII and VIII in sixteens junior high
schools in Indonesia, with total 1.005 students consist of 867 students shose
parents have the same tribe and 138 students whose parents have the different
tribe. The instrument for this research was a multiple choice character movie
based character education test resulr in 80 items of responses and student
bioadara sheest. The achievements of the students character education results
were analyzed using category descriptivee techiques, while the differences in the
character education results of the students whose parents have the same tribe and
have the different tribe was analyze using the T-Test thecnique.
The results showed that 1) the character education achievements in the
sixteens junior high school in several cities in Indonesia were stated as follows:
there were 2 (0,23%) students with the same parents tribe considered in the
excellent category; there were 541 (62,4%) students with the same parents tribe
and 58 (42,03%) students with the different parents tribe considered in the good
category; 2) from the score achievement of the character education results test
found that 38 (47,5%) test items considered as good category. There was still
40,19% of the total sample (1.005 students) that their character education results
only in the quite good category (not optimal). There was 1 (1,25 %) test items
considered has scores in the bad category; 3) there were differences in character
education results of students whose parents have the same tribe and have the
different tribe with a p-vlaue 0,000 < 0,05.

Keyword: Character Education, Character Education Results, The Same Parent


Tribe and The Different Parent Tribe

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii

ABSTRAK............................................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR............................................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 9

G. Batasan Istilah ............................................................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 13

A. Hakikat Pendidikan Karakter .................................................................................. 13

1. Pengertian Karakter ......................................................................................... 13

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................................. 14

3. Tujuan, Fungsi dan Prinsip- Prinsip Pendidikan Karakter .................. 15

a. Tujuan Pendidikan Karakter ..................................................... 15

b. Fungsi Pendidikan Karakter ..................................................... 16

c. Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Karakter .............................. 17

4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan dalam Pendidikan .................. 18

5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP ...................... 23

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukkan Karakter Siswa.. 25

B. Hakikat Suku ................................................................................................................ 26

1. Pengertian Suku Bangsa......................................... .......................... 26

2. Keberagaman Suku ........................................................................................ 27

C. Hakikat Orang Tua Berbeda Suku............................................................... 29

1. Pengertian Orang Tua Beda Suku .................................................... 29

2. Contoh Orang Tua Beda Suku ......................................................... 30

3. Tantangan Orang Tua Berbeda Suku ............................................... 31

D. Pengaruh Suku Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter ........................ 33

E. Kajian Penelitian Relevan ........................................................................... 34

F. Kerangka Berpikir........................................................................................ 36

F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 39

A. Jenis Penelitian ............................................................................................................ 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 40

C. Subjek Penelitian ........................................................................................................ 41

D. Objek Penelitian ........................................................................................ 42

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................................. 43

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

2. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 45

F. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 46

1.Validitas ............................................................................................... 46

2.Reliabilitas ........................................................................................... 48

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 50

1. Menentukan Kategorisasi ................................................................. 51

2. Uji Normalitas .................................................................................. 54

3. Uji Homogenitas ............................................................................... 55

4. Uji Beda ............................................................................................ 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 58

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 58

1. Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku Orang Tuanya

Sama dan Beda ................................................................................ 58

2. Identifikasi Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter Siswa


pada 16 SMP di

Indonesia .......................................................................................... 61

3. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku Orang

Tuanya Sama dan Beda pada 16 SMP di Beberapa Kota

Indonesia ............................................................................................ 63

B. Pembahasan............................................................................................... 65

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 73

A. Kesimpulan ............................................................................................... 73

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 74

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..… ... 78

LAMPIRAN………………………………………………………………………………… .. 81

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 41

Tabel 3.2 Subjek Penelitian ................................................................................................... 42

Tabel 3.3 Konstruk Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter ........................... 45

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Faktor Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter .............. 48

Tabel 3.5 Kategori Kualifikasi Koefisien Reliabilitas…............................................... 50

Tabel 3.6 Norma Kategorisasi .............................................................................................. 51

Tabel 3.7 Kategorisasi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa pada 16 SMP di

Indonesia ............................................................................................... 52

Tabel 3.8 Kategorisasi Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter pada 16

SMP di Indonesia ................................................................................ 53

Tabel 3.9 Uji Normalitas ....................................................................................... 54

Tabel 3.10 Uji Homogenitas ................................................................................. 55

Tabel 4.1 Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Yang Suku Orang Tuanya

Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Indonesia..................................... 58

Tabel 4.2 Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter Siswa pada 16 SMP

di Indonesia …………………………………………… ................. 61

Tabel 4.3 Group Statistics………………………………………………………… 63

Tabel 4.4 Independent Sample Test………………………………………….…… 64

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Absensi Siswa .................................................................................... 82

Lampiran 2 Surat Keterangan ............................................................................. 84

Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian ................................................... 85

Lampiran 4 Salah Satu Surat Izin Penelitian ....................................................... 86

Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra................................................... 87

Lampiran 6 Contoh Soal Tes ................................................................................. 88

Lampiran 7 Tabel Hasil Data Angket Penelitian ................................................ 91

Lampiran 8 Dokumentasi .................................................................................... 92

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir…........................................................................... 37

Gambar 4.1 Grafik Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Berdasarkan Suku

Orang Tua Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Indonesia…....... 59

Gambar 4.2 Grafik Identifikasi Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter

Siswa pada 16 SMP di Indonesia.................................................. 62

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pendidikan karakter telah lama diberlakukan di sekolah dan

menjadi poin penting yang dilihat oleh pemerintah. Alasannya, Indonesia

membutuhkan individu yang berkarakter kuat dan bermartabat untuk menjadi

generasi penerus bangsa. Pelaksanaan pendidikan karakter harus diikuti dengan

penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan program yang dilaksanakan.

Oleh sebab itu, evaluasi atau penilaian sangat diperlukan. Sehubungan dengan

itu, Barus (2016) mengatakan “perlu dilakukan evaluasi komperhensif tentang

keterlaksanan, hambatan-hambatan, dan efektivitas pendidikan karakter yang

telah berlangsung.” Sebetulnya, apakah sudah ada penilaian hasil pendidikan

karakter di sekolah? Jika sudah, apakah evaluasi yang dilakukan sudah cukup

efektif dan memenuhi standar yang baik untuk mengukur karakter peserta

didik?

Pendidikan merupakan sebuah proses yang dapat mengubah sikap dan

tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam rangka mendewasakan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia melalui pengajaran dan pembelajaran. Hasil pendidikan yang

diharapkan tidak hanya sebatas capaian intelektual, melainkan juga harus

dibarengi dengan pembentukan karakter yang dapat membentuk pribadi.

Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu usaha untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Tujuan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional yang menyatakan,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Kemendiknas, 2010).

Berdasarkan tujuan dan fungsi pendidikan nasional tersebut, maka jelas

pendidikan nasional harus diselenggarakan secara sistematis agar mencapai

fungsi dan tujuan yang diharapkan yaitu mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter bangsa dan mengembangakan potensi peserta didik.

Dalam kaitan itu maka pendidikan karakter sangatlah penting bagi peserta didik

di Indonesia, sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan

secara utuh.

Dalam perjalanannya mencapai tujuan dan fungsi yang tercatat dalam UU

No. 20 tahun 2003 itu, tidaklah mudah. Seringkali ada hambatan atau kesulitan

yang dijumpai dalam pencapaiannya menuju pembentukan karakter, khususnya

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

di sekolah. Hambatan tersebut diantaranya tenaga pendidik mengajarkan moral

dan budi pekerti yang cenderung sebatas teori dan teks saja, serta terlalu

mengabaikan pentingnya praktik dalam menghadapi kehidupan yang

kontradiktif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Barus, dkk

(2017) yang menemukan bahwa sebagian besar (hampir 75%) dari 51 guru

mengaku bahwa dalam pendidikan karakter di sekolah mereka ada perencanaan

yang baik dan operasional, dan hampir 65% guru mengaku turut dilibatkan

dalam perencanaan itu, namun hanya 10% saja dari 51 orang guru yang

mengatakan telah membaca dan memahami isi pedoman pendidikan karakter

sebagai rambu utama perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah. Fakta ini ingin menjelaskan bahwa para guru merencanakan

pendidikan karakter di sekolah, tanpa memahami konsepnya secara benar dan

mendalam.

Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang menjadi contoh

maupun penggerak pendidikan karakter, terutama di sekolah. Tak hanya

menjadi contoh dan penggerak pendidikan karakter, guru harus mampu menilai

secara objektif karakter peserta didik. Dengan adanya sistem penilaian

pendidikan karakter yang tepat, guru akan lebih terbantu untuk melihat dan

menilai karakter peserta didik.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada kenyataannya pendidikan karakter tidak hanya didapat dari sekolah,

namun yang paling pertama dan utama berasal dari keluarga. Menurut Vinni

(2014), keluarga merupakan pendidikan pertama yang diterima oleh peserta

didik, sehingga keluargalah yang banyak memiliki peran emas dalam

perkembangan karakter peserta didik. Selain itu, dalam keluarga peseta didik

memiliki banyak waktu serta ikatan batin dengan orang tua yang akan

menimbulkan rasa nyaman dan tenteram. Oleh karena itu, peserta didik dengan

mudah mengeksplor tingkah laku mereka sesuai dengan karakter yang

ditanamkan dari orang tua. Dari berbagai karakteristik keluarga, faktor suku

orang tua merupakan sesuatu yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan

peserta didik. Suku orang tua berkorelasi positif dengan cara mereka mengasuh

peserta didik, sementara pengasuhan peserta didik berhubungan langsung

dengan pembentukan karakter peserta didik.

Di Indonesia banyak ragam kultur (kebudayaan) yang bersifat kearifan

lokal. Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat

majemuk. Banyaknya suku bangsa merupakan salah satu unsur kemajemukan

Indonesia, di mana suku-suku bangsa tersebut tersebar dan mendiami seluruh

kepulauan Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 380 suku bangsa dan kurang

lebih 200 bahasa daerah. Masing-masing suku bangsa terwujud sebagai satuan

masyarakat dan kebudayaan yang masing-masing berdiri sendiri dan disatukan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh kekuatan nasional suatu bangsa. Dengan begitu, sangat mungkin terjadinya

pernikahan yang berbeda suku.

Pernikahan pasangan yang beda suku bangsa sudah banyak terjadi di

Indonesia. Dalam pernikahan pasangan antar suku, tak dapat dihindarkan

adanya perbedaan-perbedaan adat, budaya maupun kebiasaan yang harus diatasi

bersama. Hasil penelitian Harahap (2016) pada observasi awal terdapat empat

suami-istri beda suku yang cukup sering bertengkar dikarenakan kesalah

pahaman dalam berkomunikasi dan karakter dari pasangan masing-masing.

Seringkali adaptasi dalam perkawinan antar suku atau budaya sulit diatasi

sehingga berdampak pada anak. Jika terjadi ketidakcocokan pada perkawinan

pasangan antar suku maka dapat mengakibatkan konflik, konflik tersebut dapat

berdampak negatif pada anak. Terutama dalam pembentukan karakter anak itu

sendiri.

Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-

masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan

tanggung jawab orang tua. Jika orang tua mulai tidak cocok dan tidak ada

kerukunan akibat suku yang berbeda maka dapat terjadi perang dingin dalam

keluarga. Perang dingin akan menciptakan suasana kurangnya dialog selain itu

perang dingin antar orang tua juga disisipi dengan adanya kebencian dan rasa

perselisihan dari masing-masing pihak. Hasil penelitian Novitasari, dkk (2017)

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyatakan bahwa dampak konflik orangtua bagi anak adalah kurang

komunikasi, kurang kasih sayang, sering melamun dan berkonstrasi saat belajar

di kelas, adanya keinginan bunuh diri, dan prestasi belajar menurun.

Selain itu pernikahan berbeda suku dapat pula mempengaruhi peran orang

tua di mata anak. Pada teori belajar tradisional, anak memperoleh peran gender

dari pengamatan terhadap model. Anak biasanya memilih model yang dianggap

kuat atau telaten yaitu orang tuanya (Papilia, 2009). Perempuan berasal dari

suku batak, di mana suku batak memiliki karakter yang keras, berbicara dengan

nada tinggi. Menikah dengan pria berasal dari suku Jawa, di mana suku Jawa

memiliki karakter yang lebih lembut, berbicara dengan nada yang pelan. Ibu

menjadi dominasi dalam keluarga, maka anak lelaki bisa menjadi salah suai

dalam melihat peran gender yang tertukar, begitu sebaliknya anak

perempuannya. Hal ini dapat membuat karakter anak sesuai gender masing-

masing menjadi tertukar dan menghasilkan pandangan gender yang

berseberangan dengan dirinya. Sehingga peran orang tua dalam menanamkan

pendidikan karakter sangat dibutuhkan di sini agar anak bisa sesuai dalam

menjalankan peran gender nya masing-masing.

Maka dari itu, penulis tertarik mengkaji “Perbedaan Hasil Pendidikan

Karakter Siswa yang Orang Tuanya Berbeda Suku dan Suku Sama pada

16 SMP di Beberapa Kota Indonesia”.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang, diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP pada banyak tempat di

Indonesia selama ini baru mengarah pada tingkat pengenalan norma atau

nilai-nilai dan belum pada tingkatan internalisasi dalam kehidupan nyata

sehari-hari.

2. Ada banyak keterbatasan yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan

pendidikan karakter.

3. Banyaknya hambatan baik dari luar maupun dalam yang dihadapi oleh guru

dalam melaksanakan pendidikan karakter.

4. Beberapa anak yang orang tuanya berbeda suku menampakkan perilaku

buruk sebagai akibat ketidak cocokan yang didemonstrasikan orang tuanya.

5. Pengaruh negatif pada anak akibat terjadinya perang dingin di antara orang

tua karena perbedaan suku.

6. Beberapa orang tua menunjukkan komunikasi yang tidak baik karena

berbeda latar belakang suku.

7. Kerap terjadi, karena perbedaan suku, ibu yang dominan (dibanding ayah)

membuat anak lelaki menjadi salah suai dalam peran gendernya, begitu

sebaliknya anak perempuan dalam melihat ayahnya.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Belum diketahui secara empiris apakah terdapat perbedaan hasil pendidikan

karakter pada siswa yang suku orang tuanya sama dan berbeda.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini diadakan untuk meneliti masalah-masalah yang teridentifikasi di

atas khususnya terkait dengan butir-butir masalah 4,5,6, dan 8 dengan berfokus

pada kajian Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku Orang

tuanya Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Beberapa Kota Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:

1. Seberapa baik hasil pendidikan karakter siswa yang suku orang tuanya

berbeda pada 16 SMP di Indonesia?

2. Seberapa baik hasil pendidikan karakter siswa yang suku orang tuanya sama

pada 16 SMP di Indonesia?

3. Butir mana dalam pengukuran hasil pendidikan karakter yang capaian

skornya teridentifikasi belum optimal?

4. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan hasil pendidikan karakter

siswa yang suku orang tuanya sama dan berbeda pada 16 SMP di

Indonesia?

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran hasil pendidikan karakter siswa yang suku orang

tuanya berbeda

2. Memperoleh gambaran hasil pendidikan karakter siswa yang suku orang

tuanya sama

3. Mengidentifikasi item tes hasil pendidikan karakter yang capaian skornya

belum optimal

4. Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pendidikan karakter siswa

ditinjau dari suku orang tuanya yang sama dan berbeda.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa

pengetahuan, khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling dalam

penerapannya untuk mengetahui hasil pendidikan karakter siswa ditinjau

dari orang tua yang sukunya sama dan berbeda sehingga dapat dijadikan

sebagai pedoman penelitian selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada

ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru BK

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk dijadikan

pedoman bagi guru BK dalam memetakan dan meningkatkan hasil

pendidikan karakter siswa.

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini untuk membantu peneliti mendapatkan

pengalaman dan gambaran mengenai hasil pendidikan karakter pada

siswa yang suku orang tuanya sama dan berbeda.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain untuk menambah

wawasan tentang pendidikan karakter pada siswa yang suku orang

tuanya sama dan berbeda sehingga dapat memberikan inspirasi untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang relevan.

G. Batasan Istilah

Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian perlu ada penjelasan

istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang

perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Karakter

Karakter adalah gambaran kualitas kepribadian yang membedakan dan

menjadikan seseorang unik dibandingkan orang lain yang diyakini dan

digunakan sebagai panduan cara pandang, berpikir, bersikap, dan

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bertindak baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan

negara.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian

seseorang agar mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang

diinginkan melalui pendidikan budi pekerti yang sesuai dengan nilai-nilai

luhur menjadi jati dirinya agar dapat mengambil keputusan dengan bijak

dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hasil Pendidikan Karakter

Hasil pendidikan karakter adalah capaian nilai-nilai karakter yang

diperoleh dari usaha pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah melalui

guru yang melibatkan pengetahuan (moral knowing) perasaan (moral

feeling) dan tindakan (moral action).

4. Suku

Suku adalah sekelompok orang dalam sistem sosial yang memiliki

kesamaan dalam hal adat istiadat, kepercayaan dan bahasa pemersatu

dalam kelompok tersebut.

5. Siswa yang Suku Orang Tuanya Sama dan Beda

Siswa yang orang tuanya sama yang dimaksud penulis di sini adalah siswa

yang memiliki ayah dan ibu yang berasal dari suku yang sama. Siswa yang

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang tuanya beda yang dimaksud penulis di sini adalah siswa yang

memiliki ayah yang berasal dari suku yang berbeda dari ibu.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka ini dipaparkan teori mengenai hakikat pendidikan

karakter di sekolah:pengertian karakter, pengertian pendidikan karakter, tujuan,

fungsi dan prinsip-prinsip pendidikan karakter, indikator keberhasilan pendidikan di

smp; hakikat suku: pengertian suku, keberagaman suku bangsa; hakikat orang tua

beda suku: pengertian orang tua berbeda suku, tantangan orang tua berbeda suku,

contoh orang tua beda suku; pengaruh suku orang tua terhadap pendidikan karakter,

kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. Hakikat Pendidikan Karakter di Sekolah

1. Pengertian Karakter

Menurut Samani dan Hariyanto (2013: 41) karakter dimaknai

sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup

dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa,

dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat

membuat keputusan dan siap bertanggung jawab setiap akibat dari

keputusannya.

Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari

baik dalam sikap maupun dalam bertindak. Sementara itu, Douglas

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Samani, 2013: 41) menegaskan “character isn’t inheritted. One builds

its daily by the way one think and acts, thought by thought, action by

action.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima dalam situs

offline, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian, dapat

dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi

aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan,

dirinya, sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud

dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter

merupakan cerminan kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas,

sikap, cara berpikir, dan perilaku berdasarkan norma-norma agama,

budaya, adat istiadat sehingga seseorang berusaha melakukan hal yang

baik dalam bentuk nyata di kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Koesoema (2012; 200) menjelaskan pendidikan karakter pada

hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

individu dan komunitas untuk menghayati peran dan kebebasannya

bersama dengan orang lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi

pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia. Proses pembelajaran

itu terjadi ketika individuterbuka pada pengalaman diri dan orang lain.

Keterbukaan diri dalam relasi dengan orang lain, tercermin dari cara

mengambil keputusan dan bertindak mampu menentukan apakah dirinya

telah menjadi manusia berkarakter atau bukan. Penilaian pendidikan

karakter dalam lembaga pendidikan bertujuan untuk melihat sejauh mana

individu bertumbuh dalam keutamaan moral, yang akan menentukan

identitasnya sebagai manusia.

3. Tujuan, Fungsi dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

a. Tujuan pendidikan karakter

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang

Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada pasal 17 ayat (3)

“Pendidikan dasar, termasuk sekolah menengah pertama (SMP)

bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur; (c) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

inovatif; (d) sehat, mandiri dan percaya diri; (e) toleran, peka sosial,

demokratis, dan bertanggung jawab.”

Melalui penjelasan pada pasal tersebut jelas bahwa tujuan dari

pendidikan sangat berkaitan dengan pendidikan karakter. Melalui

pendidikan di sekolah nilai-nilai karakter diterapkan agar membawa

perubahan bagi peserta didik dalam hal: beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, dan

berkepribadian luhur; memiliki ilmu, cakap, kritis, kreatif, dan

inovatif; selain itu juga mampu membantu peserta didik menjadi

pribadi yang sehat, mandiri dan percaya diri, serta memiliki rasa

toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.

b. Fungsi pendidikan karakter

Menurut Fathurrohman, dkk (2013: 97) fungsi pendidikan

karakter adalah:

1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk

menjadi prilaku yang baik bagi peserta didik yang telah

memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter

individu dan karakter bangsa.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik

yang lebih bermartabat.

3) Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri

dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

karakter dan karakter bangsa.

c. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Karakter

Menurut Direktorat Pembinaan SMP (Fathurrohman,

2013:145-146) Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya

mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif

untuk membangun karakter.

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan

perilaku yang baik.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang, yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para peserta didik.

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral

yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan

setia pada nilai dasar yang sama.

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas

dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter.

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai

guru-guru karakter, dan manifestasi karakter.

4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan dalam Pendidikan di SMP

Pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari

butir-butir SKL SMP (Permen Diknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/SD

(Permen Diknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 nilai

utama yang dimaksudkan dengan penjelasan secara ringkas.

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu

didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri :

1) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.

2) Bertanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), negara dan Tuhan YME.

3) Bergaya Hidup Sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam

menciptakan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup

yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat

mengganggu kesehatan.

4) Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Kerja Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas

(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

6) Percaya Diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap

pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.

7) Berjiwa Wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat

mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,

menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

8) Berpikir Logis, Kritis, dan Inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika

untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari

apa yang telah dimiliki.

9) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10) Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

11) Cinta Ilmu

Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap

pengetahuan.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama.

1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang

menjadi milik//hak diri sendiri dan orang lain serta

tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan

dengan masyarakat dan kepentingan umum.

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan seseuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Santun

Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa

maupun tata perilakunya ke semua orang.

5) Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama

hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

d. Nilai karakter dalam hubungannya dalam lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan

selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

e. Nilai kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

1) Nasionalis

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan

politik bangsanya.

2) Menghargai keberagaman

Sikap memberikan hormat terhadap berbagai macam hal

baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan

agama.

5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP

Suyanto (2010: 9) mengatakan bahwa keberhasilan program

pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-

butir Standar Kompetensi Lulusan peserta didik yang meliputi sebagai

berikut :

a. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja

b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri.

c. Menunjukkan sikap percaya diri.

d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

yang lebih luas.

e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan

sosila ekonomi dalam lingkup nasional.

f. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

g. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

h. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya

persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

i. Menghargai karya seni dalam budaya nasional.

j. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk

berkarya.

k. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan

waktu uang dengan baik.

l. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.

m. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan

di masyarakat, menghargai adanya perbedaan pendapat.

n. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek

sederhana.

o. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sederhana.

p. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan menengah.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembentukan Karakter Siswa

Menurut Zubaedi (2012), faktor-faktor yang memengaruhi

pembentukan karakter siswa, yaitu :

a. Insting (naluri)

Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak

lahir. Insting memiliki corak refleksi sikap, tindakan, dan

perbuatan manusia dimotivasi oleh potensi kehendak yang

dimotori oleh naluri seseorang.

b. Adat atau kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah perbuatan yang dikerjakan secara

berulang sehingga menjadi mudah melakukannya. Tindakan yang

dilakukan secara berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan,

seperti berpakaian, makan, mandi, tidur, berolahraga.

c. Keturunan

Secara langsung atau tidak langsung faktor keturunan yang

diwariskan oleh kedua orang tua sangat memengaruhi

pembentukan karakter seseorang. Misalnya, pantulan sifat-sifat

dari orang tua yang menurun kepada anak.

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Lingkungan

Lingkungan sebagai lingkup yang membentuk corak sikap dan

tingkah laku seseorang.

Dengan begitu suku budaya dari orang tua merupakan faktor yang

mempengaruhi anak dalam pembentukkan karakternya. Karena budaya

dan keturunan orang tua, orang tua berperan dalam pembentukan karakter

melalui proses belajarnya sehari-hari. Suku merupakan faktor yang

terlihat jelas dari orang tua terhadap pembentukan karakter anak.

B. Hakikat Suku Bangsa

1. Pengertian Suku Bangsa

Istilah suku biasanya lebih dikenal dengan kata etknik atau “suku

bangsa”. Menurut Koentjaraningrat (2011: 166) suku bangsa adalah suatu

golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan jati diri mereka akan

kesatuan dari kebudayaan mereka, shingga kesatuan kebudayaan tidak

ditentukan oleh orang luar melainkan oleh warga kebudayaan yang

bersangkutan itu sendiri. Sedangkan menrut Shadily (dalam Widiyanto,

2011:23) suku atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap

mempunyai hubungan biologis. Dijelaskan oleh Widiyanto (2011:71)

etnis/suku adalah mereka yang memiliki kesamaan dan perbedaan dalam

konteks kebudayaan anggota-anggota suatu kelompok. Suku memiliki

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesamaan dalam hal sejarah, sistem nilai, bahasa, serta adat istiadat dan

tradisi. Lebih lanjut mengenai pengertian suku menurut Ensiklopedia

Indonesia adalah kelompok sosial di dalam sistem sosial atau kebudayaan

yang memiliki arti atau kedudukan tertentu yang didapat karena adanya

garis keturunan bahasa yang sering digunakan ataupun tidak, sistem nilai,

adat istiadat dan juga tradisi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa suku adalah sekelompok orang dalam sistem sosial

yang memiliki kesamaan dalam hal adat istiadat, kepercayaan dan bahasa

pemersatu dalam kelompok tersebut.

2. Keberagaman Suku

Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah

suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar

di mana-mana. Terdapat sekitar 1.128 suku bangsa yang ada di

Indonesia.Wilayah Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan

memengaruhi keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, dalam

aspek sosial ataupun budaya. Selain itu suku bangsa juga memiliki ciri

fisik, bahasa, adat istiadat dan kesenian yang beragam. Contoh dari ciri

fisik antara lain adalah warna kulit, bentuk wajah, bentuk rambut, ciri-ciri

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini yang membedakan suku satu dengan suku lainnya. Berikut adalah

persebaran suku bangsa yang ada di Indonesia:

No. Provinsi Nama Suku


Nangroe Aceh Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Tamiang, Singkil, Anak Jame,
1.
Darussalam Simeleuw, Pulau
Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Fakfak Batak
2. Sumatera Utara Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing,
Maya-Maya
Minangkabau, Melayu, Mentawai, Tanjung Kato, Panyali,
3. Sumatera Barat
Caniago, Sikumbang, Gusci
Melayu, Akit, Talang Mamak, Orang Utan Bonai, Sakai,
4. Riau
Laut, Bunoi
5. Riau Kepulauan Melayu, Siak, Sakai
Batin, Kerinci, Penghulu, Pedah, Melayu, Jambi, Kubu,
6. Jambi
Bajau
Muko-Muko, Pekal, Serawai, Pasemah, Enggano, Kaur,
7. Bengkulu
Rejang, Lembak
Melayu, Kikim, Semenda, Komering, Pasemah, Lintang,
8. Sumatera Selatan Pegagah, Rawas, Sesak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan,
Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Pubian, Sungkai, Semenda
Pesisir, Pubian, Sungkai, Semenda, Seputih, Tulang Bawang,
9. Lampung
Krui Abung, Paseman
10. Bangka Belitung Bangka, Melayu, Tionghoa
11. Banten Baduy, Sunda, Banten
12. DKI Jakarta Betawi
13. Jawa Barat Sunda
14. Jawa Tengah Jawa, Karimun, Samin
15. D.I. Yogyakarta Jawa
16 Jawa Timur Jawa, Madura, Tengger, Osing
17. Bali Bali Aga, Bali Majapahit
Nusa Tenggara Bali, Sasak, Samawa, Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu,
18.
Barat Tarlawi, Sumba
Sabu, Sumba, Rote, Kedang, Helong, Dawan, Tatum, Melus,
Nusa Tenggara
19. Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka, Manggarai,
Timur
Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, Flores
Kayau, Ulu Aer, Mbaluh, Manyuke, Skadau, Melayu-
20. Kalimantan Barat
Pontianak, Punau, Ngaju
Kapuas, Ot Danum, Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan,
21. Kalimantan Tengah
Katingan
22. Kalimantan Selatan Ngaju, Laut, Maamyan, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan,
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Aba, Melayu, Banjar, Dayak


Ngaju, Otdanum, Apokayan, Punan, Murut, Dayak, Kutai,
23. Kalimantan Timur
Kayan, Punan, Dan Bugis
24 Sulawesi Selatan Mandar, Bugis, Toraja, Sa’dan, Makassar
Mapute, Mekongga, Landawe, Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina,
25. Sulawesi Tenggara
Butung, Muna, Bungku, Buton, Wolio, Bugis
26. Sulawesi Barat Mandar, Mamuju, Bugis, Mamasa
Buol, Toli-Toli, Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona,
27. Sulawesi Tengah
Suluan, Mori, Bangku, Balantak, Banggarai, Balatar
28. Gorontalo Gorontalo
Minahasa, Bolaang, Mangondow, Sangiher Talaud,
29. Sulawesi Utara Gorontalo, Sangit, Ternate, Togite, Morotai, Loda,
Halmahera, Tidore, Obi
30. Maluku Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon
31. Maluku Utara Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan
32. Papua Barat Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani, Sentani
33. Papua Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, Tobati

C. Hakikat Orang Tua Berbeda Suku

1. Pengertian Orang Tua Berbeda Suku

Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan

ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang

dapat membentuk keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Menurut Tseng (dalam McDermott & Maretzki, 1977) perkawinan

antar etnis atau suku (intercultural marriage) adalah perkawinan yang

terjadi antara pasangan yang berasal dari latar belakang budaya yang

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbeda. Budaya menjadi aspek yang penting dalam perkawinan, di mana

pasangan tersebut tentu memiliki nilai-nilai budaya yang dianut, menurut

keyakinan dan kebiasaan, serta adat istiadat dan gaya hidup budaya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang tua

berbeda suku adalah komponen keluarga dalam ikatan perkawinan yang

terdapat sosok ayah yang memiliki suku yang berbeda dengan sosok ibu.

2. Contoh Orang Tua Beda Suku

Untuk memahami lebih dalam orang tua beda suku tentunya akan

memiliki perbedaan prinsip dalam mempersiapkan anak menuju

kehidupan bermasyarakat maka disajikan 2 contoh suku yang memiliki

prinsip berbeda. Suku juga menjadi penentu pola asuh orang tua terhadap

anak.

Pola pengasuhan suku Jawa bertujuan membentuk “seorang Jawa”

yang ideal biasanya disebut dengan istilah “dadi wong” yang memegang

teguh dua prinsip yakni tatakrama hormat dan kerukunan (Geertz, 1983).

Pola asuh dalam keluarga jawa memegang teguh dua prinsip penting yakni

tata krama hormat dan kerukunan. Sikap hormat tersebut terbagi lagi

dalam konsep khas Jawa yakni wedi, isin, dan sungkan.

Sedangkan, bagi suku Batak Toba, anak adalah kekayaan, sehingga

menyekolahkan anak setinggi-tingginya adalah tujuan utama suku bangsa

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini. Suku ini juga sangat menjunjung prinsip 3H, yaitu Hagabeon (banyak

keturunan dan panjang umur), Hamoraon (kaya raya), dan Hasangapon

(kehormatan dan kemuliaan) dipandang sebagai misi budaya (Irmawati,

2007). Prinsip inilah yang melahirkan suku bangsa Batak Toba sebagai

pejuang yang keras dalam meraih cita-citanya dan membentuk karakter

keras, ulet/gigih, dan pantang menyerah.

Dari kedua contoh suku, dari sekian banyak suku yang ada di

Indonesia, bila seseorang menikah maka ada perbedaan yang sangat jelas

dari segi prinsip masing-masing suku. Pernikahan campuran merupakan

sebuah tantangan bagi orang tua pelaku pernikahan campuran dalam hal

mendidik anak karena latarbelakang budaya yang berbeda akan sangat

menentukan dalam pola mendidik anak. Hal ini kerap kali menjadi pemicu

konflik ketika kedua pihak pelaku pernikahan terkesan saling

mendominasi salam menerapkan pola mendidik anak.

3. Tantangan Orang Tua Berbeda Suku

Hal yang utama dalam pernikahan dengan kondisi berbeda suku ialah

komunikasi. Konflik dalam pernikahan dapat timbul karena adanya

kesalahan dalam berkomunikasi (Kurniawati, 2013). Konflik tersebut dapat

berupa cara dalam berinteraksi dengan pasangan maupun dengan

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lingkungan tempat tinggal, dalam cara mendidik anak, dan dalam

menyelesaikan sebuah permasalahan.

Pernikahan pasangan dengan dua budaya yang berbeda membutuhkan

upaya mempersatukan dua budaya yang berbeda, latar belakang yang

berbeda, suku yang berbeda (Koentjaraningrat, 1981). Latar belakang yang

berbeda ini dapat menimbulkan ketidakcocokan. Ketidak cocokan tersebut

dapat mengakibatkan konflik, baik tentang kebiasaan, sikap perilaku

dominan, maupun campur tangan keluarga (Purnomo, dalam Natalia &

Iriani, 2002)

Pernikahan dua budaya yang berbeda akan menimbulkan bias budaya

dan distorsi pesan (Liliweri, 2005). Perbedaan keyakinan, perbedaan

budaya, benturan-benturan budaya, pola pikir dan perbedaan kebiasaan

dapat menjadi tantangan bagi pasangan berbeda suku. Semua itu pada

akhirnya akan memengaruhi pembentukan karakter pada anak.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tantangan orang tua berbeda suku

terdapat perbedaan keyakinan, perbedaan budaya, perilaku dominan,

komunikasi yang salah. Tantangan ini dapat mengganggu pola mendidik

anak bagi orang tua dalam mempersiapkan dan membangun karakter anak

dalam kehidupan bermasyarakat.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pengaruh Suku Orang Tua Terhadap Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan untuk

mengembangkan peserta didik dalam memiliki etika, tanggung jawab dan

kepedulian dengan menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter yang baik.

Keluarga, dalam hal ini orang tua salah satu dasar yang berperan penting dalam

memberikan pendidikan karakter anak. Karena peran keluarga sebagai agen

sosialisasi pertama bagi perkembangan kepribadian anaklah yang membuatnya

semakin penting. Keluarga akan memberikan kesempatan terjadinya proses

pendidikan dan pengembangan pribadi yang berkualitas. Kenyataannya bahwa

keluarga sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dalam pembentukkan karakter

anak. Pendidikan dalam keluarga sangat penting mendapatkan perhatian dari

anggota keluarga yang lebih dewasa yaitu orang tua dari anak.

Edward (2008) mengatakan, orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat

diterima di masyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan

masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam

memberikan pola asuh terhadap anaknya. Menurut Goode (1983), salah satu

faktor yang membuat anak mampu bertahan dalam masyarakat adalah tradisi

kebudayaan yang diteruskan melalui keluarga. Danandjaja (1988)

mengungkapkan bahwa anak yang mendapat pengasuhan yang identik sesuai

budaya, maka akan menghasilkan struktur kepribadian yang dimiliki oleh

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagian besar anggota suatu masyarakat, sebagai akibat pengalaman mereka

pada masa kanak-kanak. Maka suku orang tua menjadi pengaruh bagi

pembentukan karakter anak.

Markum (1985), menyatakan bahwa latar belakang budaya menciptakan

perbedaan dalam pola pengasuhan anak. Jika orang tua memiliki suku yang

sama maka dengan mudah menghasilkan pola pengasuhan anak yang sama

juga. Namun jika orang tua memiliki suku berbeda maka pola pengasuhan anak

pun dari ayah dan ibu bisa jadi berbeda. Dengan begitu dapat menimbulkan

kesulitan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan karakter.

Dengan kata lain, bahwa anak yang memiliki orang tua suku sama

cenderung memiliki visi yang sama sehingga lebih mudah dalam pendidikan

karakter anak daripada anak yang memiliki orangtua beda suku.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang membantu peneliti untuk menghubungkan

pendidikan karakter anak dengan suku orang tua yang sama dan berbeda adalah

penelitian oleh Khodijah (2018) dengan judul “Pendidikan Karakter Dalam

Kultur Islam Melayu (Studi Terhadap Pola Asuh Orang Tua, Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya, dan Pengaruhnya terhadap Religiusitas Remaja Pada

Suku Melayu Palembang)”

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor latar belakang budaya

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap religiusitas remaja pada

suku melayu Palembang. Tidak ada perbedaan yang signifikan religiusitas

antara remaja yang berlatar belakang suku asli Palembang dengan yang bukan

suku asli Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku orang tua

yang sama yaitu Melayu Islam tidak ada hubungannya dengan pola mendidik

anak maupun religiustias anak.

Hasil penelitian Hutajulu (2015) dengan judul “Strategi Komunikasi

Efektif Suami-Istri Beda Budaya Dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Pasangan

Suami-Istri Suku Jawa-Batak Toba Dalam Mendidik Anak di Kota Medan)”

menunjukkan bahwa dari keempat keluarga campuran Jawa-Batak Toba

terdapat 1 pasangan yang komunikasinya tidak efektif sehingga anak jauh

secara psikologis dengan salah satu orang tuanya yaitu ayah.

Hasil penelitian Harahap (2016) dengan judul “Problematika Perkawinan

Beda Kultur (Studi Kasus pada Pasangan Suami Istri Beda Suku di Kelurahan

Kober) menunjukkan bahwa dari kelima pasangan berbeda suku yang diteliti

terdapat pertengkaran dalam rumah tangganya diakibatkan perbedaan pola

pikir, prinsip hidup, karakter, adat istiadat, dan kebiasaan yang sudah tertanam

di dalam diri mereka masing-masing. Ada juga diakibatkan problem psikologis,

sosial, dan juga ekonomi. Bahkan empat dari kelima pasangan yang diteliti

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengalami problem psikologis. Kelima pasangan yang diteliti juga mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga pasangannya, dan lingkungan

di sekitarnya untuk pasangan yang menjadi pendatang atau mengikuti

pasangannya yang tinggal di Kelurahan Kober.

F. Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan pendidikan karakter yaitu agar peserta didik atau siswa

semakin mampu menilai, peduli dan bertindak sesuai dengan kebenaran yang

diyakini dalam masyarakat. Pendidikan karakter menjadi bekal bagi siswa

dalam menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan sesuai

dengan prinsip nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Pendidikan karakter

diperoleh dari banyak sumber. Dari sekolah, teman sebaya, masyarakat, dan

terutama dari keluarga.

Keluarga menjadi lingkungan dasar anak berkembang maka peran orang

yang lebih dewasa menjadi penentu perkembangan anak. Orang tua mempunyai

peran yang besar dalam memberikan pendidikan karakter pada anak. Dilihat

dari perannya orang tua yang memiliki latar belakang suku berbeda cenderung

memiliki konflik akibat perlu adanya penyesuaian, dibandingkan dengan orang

tua yang memiliki latar belakang suku yang sama. Dimana keduanya telah

mengerti latar belakang suku yang sama.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Konflik yang ditimbulkan akibat perbedaan suku diakibatkan pasangan

harus menyesuaikan satu sama lain. Dalam mendidik karakter anak akan ada

perbedaan dari orang tua yang memiliki suku yang berbeda. Perbedaan yang

terjadi dapat menimbulkan konflik yang baru yang berdampak bagi anak dalam

pembentukan karakter.

Pendidikan Karakter

pendidikan karakter bertujuan agar siswamampu menilai, peduli dan


bertindak sesuai dengan kebenaran yang diyakini dalam masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi hasil pembentukan karakter

Insting Adat atau Keturunan Masyarakat


kebiasaan

Orang Tua Suku Sama Orang Tua Suku Berbeda

Orang Tua Suku Sama (visi mendidik yang sama): Orang Tua Suku Berbeda (potensial berkonflik):
 Prinsip dari budaya yang berbeda
 Prinsip dari budaya yang sama  Lebih sulit menyesuaikan satu sama lain sehingga
 Lebiih mudah menyesuaikan satu sama lain mudah terjadi konflik
 Komuikasi mudah  Komunikasi antar suku yang berbeda menyulitkan
 Budaya yang sama karena suku yang sama pasangan
 Budaya yang berbeda karena suku yang berbeda

Hasil pendidikan karakter lebih lancar


Hasil pendidikan karakter kurang lancar/kurang
dan baik
baik

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penilitian ini adalah :

Ho : Tidak ada perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku

orang tuanya sama dan berbeda.

Hi : Ada perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku orang

tuanya sama dan berbeda.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian

antara lain jenis penelitian dan desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek

penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan

teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparasi. Menurut

Sugiyono (2015) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi, untuk memperoleh hasilnya menggunakan

instrumen penelitian yang diuji melalui pengumpulan data di lapangan dan

nantinya hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif.

Sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan terbukti atau tidak,

dan biasanya hasil penelitian bersifat generalisaasi.

Menurut Nazir (2005:58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu. Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang

digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu

variabel tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan persamaan

dan perbedaan antara dua atau lebih variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu hasil pendidikan

karakter, sementara variabel kontrol dalam penelitian ini adalah orang tua yang

sukunya sama dan berbeda.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 16 SMP yang terdiri dari 11 SMP Negeri dan 5

SMP Swasta yang telah menjadi mitra Tim Penelitian Terapan Kompetitif

Nasional prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma (Barus,

Widanarto, & Sinaga, 2018). Sekolah-sekolah ini tersebar di beberapa wilayah di

pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa. Pengumpulan data penelitian ini

dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2019. Sebelum melakukan penelitian,

tim peneliti yang di koordinir oleh dosen pembimbing telah mengantongi MoU

(Memorandum of Understanding), sebagai bukti kesepakatan dan kesediaan

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah mitra menjadi tempat dilakukannya penelitian. Rincian tempat dan waktu

pengumpulan data penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1
Tempat Penelitian dan Waktu Pengumpulan Data
No. Nama Sekolah Tanggal Penelitian
1. SMP Negeri 5 Yogyakarta 19-20 Juni 2019
2. SMP Negeri 1 Klaten 14-15 Juni 2019
3. SMP Negeri 1 Kuta 31 Mei 2019
4. SMP St. Theresia 1 Pangkal Pinang 31 Mei 2019
5. SMPK Bhara Widya Lumajang 10 Juni 2019
6. SMP Negeri 9 Ngabang 27-28 Mei 2019
7. SMP Fransiskus Tanjungkarang Bandar Lampung 11 Juni 2019
8. SMP Negeri 3 Wates 17-18 Juni 2019
9. SMP Negeri 2 Makassar 24-25 Juni 2019
10. SMP Negeri 2 Playen 19 Juni 2019
11. SMP St. Aloysius Turi 27-28 Mei 2019
12. SMP N 1 Andong 15 dan 20 Juni 2019
13. SMP N 1 Yogyakarta 18 Juni 2019
14. SMPK St. Thomas Aquino 10 dan 12 Juni 2019
15. SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu 28 Mei 2019
16. SMP N 1 Kalasan 19-20 Juni 2019

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas VII dan kelas VIII tahun

ajaran 2018/2019 di 16 SMP yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Berikut adalah rincian jumlah subjek di masing-masing sekolah :

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2
Subjek Penelitian

No. Nama Sekolah Kelas VII Kelas VIII Jumlah


1. SMP Negeri 5 Yogyakarta 58 siswa - 58 siswa
2. SMP Negeri 1 Klaten 32 siswa 30 siswa 62 siswa
3. SMP Negeri 1 Kuta 31 siswa 31 siswa 62 siswa
4. SMP St. Theresia 1 Pangkalpinang 32 siswa 34 siswa 66 siswa
5. SMPK Bhara Widya Lumajang 25 siswa 33 siswa 62 siswa
6. SMP Negeri 9 Ngabang 32 siswa 30 siswa 62 siswa
SMP Fransiskus Tanjungkarang Bandar
7. 34 siswa 31 siswa 65 siswa
Lampung
8. SMP Negeri 3 Wates 35 siswa 37 siswa 72 siswa
9. SMP Negeri 2 Makassar 30 siswa 30 siswa 60 siswa
10. SMP Negeri 2 Playen 33 siswa 32 siswa 65 siswa
11. SMP St. Aloysius Turi 30 siswa 31 siswa 61 siswa
12. SMP N 1 Andong 32 siswa 32 siswa 64 siswa
13. SMP N 1 Yogyakarta 30 siswa 34 siswa 64 siswa
14. SMPK St. Thomas Aquino 19 siswa 27 siswa 46 siswa
SMP Pangudi Luhur St. Vincentius
15. 32 siswa 33 siswa 65 siswa
Sedayu
16. SMP N 1 Kalasan 30 siswa 31 siswa 61 siswa
Jumlah 1.005

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa

kelas 7 dan 8 SMP ditinjau dari suku orangtua yang sama dan berbeda. Hasil

pendidikan karakter diukur berdasarkan hasil tes yang telah diisi oleh siswa,

sedangkan siswa yang suku orang tuanya sama dan berbeda diamati

berdasarkan pengisian suku masing-masing orang tua pada lembar daftar isian

biodata siswa.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2015) mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes hasil

pendidikan karakter. Sudjana (2010:35) menjelaskan alat penilaian hasil

belajar dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu tes uraian dan tes objektif.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes objektif. Tes objektif

berupa pilihan berganda (multiple choice) dengan menggunakan skala

jenjang.

Tes yang diberikan dalam bentuk cuplikan video yang

menggambarkan perilaku karakter, dikemas dengan tampilan pertanyaan

dan pilihan jawaban sehingga siswa tidak lagi membaca dalam bentuk

lembaran. Tes yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat tertutup karena

testee diberikan pernyataan dan pilihan jawaban yang sesuai dengan

keadaan saat ini dan memiliki kebenaran alternatif jawaban berupa pilihan

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ganda yang bergradasi nilainya mulai dari 1 hingga 4 dan tidak ada nilai

nol.

Tes hasil pendidikan karakter ini diberikan kepada siswa kelas VII

dan VIII SMP, lalu diisi berdasarkan jawaban yang sesuai dengan hati

nurani siswa setelah menonton potongan-potongan film yang ditampilkan.

Siswa yang suku orang tuanya sama dan berbeda diketahui melalui lembar

isian biodata yang diisi oleh siswa sebelum mulai mengerjakan tes.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data hasil penelitian (Zuriah, 2007: 168). Instumen yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes asesmen hasil pendidikan

karakter berbasis film yang berupa pilihan berganda (multiple choice).

a. Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film

Tes hasil pendidikan karakter berbasis media film karakter ini

dilakukan dengan cara menayangkan rekaman video karakter terpilih

diikuti dengan pernyataan tes yang disertai pilihan berganda (A,B,C,

dan D) yang berjumlah 80 butir. Tes hasil pendidikan karakter ini

disusun oleh Tim Peneliti PSHP (Barus, Widanarto, & Sinaga, 2018).

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tes dijawab setelah siswa menonton tayangan potongan-potongan film

yang mengandung dilema moral, pertentangan nilai, atau konflik nilai.

Soal dan film yang ditayangkan berjumlah 80 butir,

dikembangkan dari 20 nilai karakter yang diintegrasikan dalam

pembelajaran.

Tabel 3.3
Konstruk Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film

Golongan Faktor Variabel Indikator Variabel Karakter Item Soal


Faktor 1: Nilai karakter dalam Religius Faktor 1 Faktor 2
hubungannya dengan Tuhan
65, 68 66, 67
Faktor 2: Karakter dalam hubungannya Jujur 17, 18, 19, 20
dengan diri sendiri Tanggung jawab 21, 22, 23, 24
Kreatif 25, 26, 27, 28
Inovatif 29, 30, 31, 32
Daya juang 37, 38, 40
Kerja keras 33, 35, 36
Disiplin 41, 42,43, 44
Mandiri 45, 46, 47, 48
Rasa ingin tahu 1, 2, 3, 4
Faktor 3: Nilai karakter dalam Menghargai prestasi 5, 6, 7, 8
hubungannya dengan sesama. Demokratis 57, 58, 59, 60
Rendah hati 49, 50, 51, 52
Kepemimpinan 61, 62, 63, 64
Memaafkan 53, 54, 55, 56
Peduli sosial 9, 10, 12
Bersahabat 81, 82
Cinta damai 85, 86, 87, 88
Faktor 4: Nilai karakter dalam Peduli lingkungan Faktor 1 Faktor 2
hubungannya dengan lingkungan.
13, 14 15, 16

Faktor 5: Nilai kebangsaan Nasionalisme 77, 78, 80


Toleransi 69, 70, 71, 72

Cinta tanah air 73, 74, 76

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Lembar Isian Biodata Siswa

Dalam penelitian ini lembar isian biodata siswa berupa

pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup. Pada lembar biodata

siswa ini tidak hanya mengenai diri siswa tetapi juga ada minat

siswa, keaktifan siswa dalam suatu hal, status minat siswa, data orang

tua, suku ayah dan ibu, dan lain-lain. Format lembar biodata

dilampirkan di lampiran.

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat tersebut atau sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya (Sugiyono, 2015). Validitas alat ukur dalam penelitian

ini termasuk validitas konstruk yaitu suatu validitas yang

menunjukkan sampai di mana isi suatu tes sesuai dengan suatu konsep

yang seharusnya menjadi isi tes sesuai dengan suatu konsep yang

seharusnya menjadi isi tes atau konsturksi teoritis yang mendasari

disusunnya tes atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes

atau alat engukur tersebut (Masidjo, 1995)

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Azwar (2009:45) menyebutkan bahwa, validitas isi tidak dapat

dinyatakan dalam angka, namun pengesahannya perlu berbagai tahap

pengujian terhadap alat ukur tersebut dengan kesepakatan penilaian

dari penilai yang berkompeten (expert judgement). Validitas isi butir

soal tes hasil pendidikan karakter berbasis media film karakter di SMP

dilakukan melalui expert judgment, yang berperan sebagai expet

judgment adalah ahli Bimbingan dan Konseling yaitu Dr. Gendon

Barus, M.Si., dan tim dosen Penelitian PSHP 2017, 2018.

Berdasarkan hasil pengujian tim penelitian tahun 2018, antara

lain dalam skripsi yang berjudul “Validasi Efektivitas Penggunaan

Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karkater Berbasis Film Karakter

pada Siswa yang Orang Tuanya Guru dan Non Guru pada Sepuluh

SMP di Indonesia”. (Rinika, 2019) hasil pengujian validitas faktor soal

tes hasil pendidikan karakter berbasis film karakter sebagai berikut:

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Berbasis
Film Karakter

Faktor 1 Faktor 2 dan Faktor 4 Faktor o 5


Faktor 3
Nilai KMO-MSA Nilai KMO-MSA Nilai KMO- Nilai KMO-
0,502 > 0,50 dan yaitu 0,954 > 0,50 MSA 0,502 > MSA yaitu
signifikansi Barlett dan signifikansi 0,50 dan 0,758 > 0,50
0,000 < 0,05 Barlett 0,000 < signifikansi dan
sehingga instrumen 0,05 sehingga Barlett 0,000 < signifikansi
penelitian ini layak instrument 0,05 sehingga Barlett 0,000 <
digunakan. penelitian ini instrumen sehingga
layak digunakan. penelitian ini instrument
layak penelitian ini
digunakan. layak
digunakan.

Jika perolehan nilai KMO-MSA >0,5 dan signifikasi Barlett’s

0,000 atau <0,0,5 menunjukkan bahwa instrumen penelitian layak

digunakan. Dari tabel di atas semua faktor memiliki KMO-MSA >0,05

dan signifikasi Barlett’s 0,000 atau <0,05 sehingga kelima faktor dari

instrumen memenuhi validitas confirmatory factor analysis.

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur adalah taraf sampai di mana suatu

tes mampu menunujukkan konsistensi hasil pengukurannya yang

diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo,

1995). Menurut Azwar (2011:4) reliabilitas diterjemahkan dari kata

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliability, yang artinya sejauh mana hasil pengukuran dapat

dipercaya, untuk mencari reliabilitas setiap item maka umumya

peneliti menggunakan rumus Alpha Chronbach karena instrumen

penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas dengan

rentang angka 0 (nol) sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang

mendekati angka 1,00 berarti alat ukur yang digunakan memiliki

reliabilitas yang tinggi, dan sebaliknya angka yang mendekati 0 (nol)

berarti memiliki reliabilitas alat ukur yang rendah.

Berikut ini merupakan rumus Alpha Chronbach.

Rumus 3.1
Alpha Chronbach

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk menentukan kualifikasi nilai koefisien alpha digunakan

Kriteria Guilford. Adapun kategori koefisien reliabilitas (Guilford,

1956: 145) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kategori Kualifikasi Koefisien Reliabilitas

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi


1. 0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi
2. 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
3. 0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
4. 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah
5. -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal tes hasil pendidikan

karakter berbasis film karakter (2019) ditemukan hasil nilai Alpha

Cronbach sebesar 0,933. Artinya nilai reliabilitas berada di atas 0,8

yang artinya sangat tinggi. Dengan demikian, secara keseluruhan item

tes ini layak digunakan.

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2015) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data dalam

penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis data, antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan Kategorisasi

Perhitungan capaian skor hasil pendidikan karakter dan capaian skor

butir soal tes dilakukan dengan mencari nilai maksimum teoritik, nilai

minimum teoritik, standar deviasi dan rata-rata. Hasil perhitungan

tersebut kemudian dimasukkan ke dalam norma kategorisasi yang terdiri

dari lima golongan yaitu sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan

sangat tidak baik.

Tabel 3.6
Norma Kategorisasi
Kategori Norma
Sangat Baik μ+1,8(σ) < x
Baik μ+0,8(σ)<x≤ μ+1,8(σ)
Cukup Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ+0,8(σ)
Tidak Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ-0,8(σ)
Sangat Tidak Baik μ-1,8(σ)≥x

Keterangan :

x : skor total

μ : mean teoritik

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

σ : standar deviasi

Perhitungan capaian hasil pendidikan karakter siswa pada 16

SMP di Indonesia

Skor Maksimum : 80 x 4 = 320

Skor Minimum : 80 x 1 = 80

Luas Jarak : 320 – 80 = 240

Standar Deviasi : = 40

Rata-rata Teoritik : = 200

Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma

ketegorisasi hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku orang

tuanya sama dan berbeda pada 16 SMP di Indonesia dalam tabel

berikut :

Tabel 3.7
Kategorisasi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa
pada 16 SMP di Indonesia
Kategori Norma Interval
Sangat Baik μ+1,8(σ) < x 272 < x
Baik μ+0,8(σ)<x≤ μ+1,8(σ) 232 < x ≤ 272
Cukup Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ+0,8(σ) 168 < x ≤ 232
Tidak Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ-0,8(σ) 128 < x ≤ 168
Sangat Tidak Baik μ-1,8(σ)≥x x ≤ 128

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penghitungan kategorisasi untuk menggambarkan capaian skor

butir tes hasil pendidikan karakter berbasis media film pada 16 SMP di

Indonesia ditentukan sebagai berikut:

Skor Maksimum : 1.005 x 4 = 4.020

Skor Minimum : 1.005 x 1 = 1.005

Luas Jarak : 4.020 – 1.005 = 3.015

Standar Deviasi : = 502,5

Rata-rata Teoritik : = 2512,5

Hasil perhitungan data capaian skor item disajikan dalam

norma kategorisasi dalam tabel berikut :

Tabel 3.8
Kategorisasi Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter
Berbasis Film Karakter pada 16 SMP di Indonesia
Kategori Norma Interval
Sangat Baik μ+1,8(σ) < x 3,417 < x
Baik μ+0,8(σ)<x≤ μ+1,8(σ) 2914,5< x ≤ 3,417
Cukup Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ+0,8(σ) 2110,5 < x ≤
2914,5
Tidak Baik μ-1,8(σ)<x≤ μ-0,8(σ) 1,608 < x ≤ 2110,5
Sangat Tidak Baik μ-1,8(σ)≥x x ≤ 1,608

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh itu berdistribusi normal atau tidak. Jika ρ > 0,05 maka

data skor dinyatakan normal sebaliknya jika ρ< 0,05 maka data skor

dinyatakan tidak normal. Uji normalitas dilakukan dengan

onesample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS.

Rumus uji normalitas sebagai berikut :


=

Keterangan :
= Nilai kolmogorov smirnov yang dicari
N1 = Sampel yang diharapkan
N2 = Sampel yang diperoleh /diobservasi
Tabel 3.9
Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HPK
N 1005
a,b
Normal Parameters Mean 236,05
Std. Deviation
15,873
Most Extreme Absolute ,045
Differences Positive ,030
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z 1,440
Asymp. Sig. (2-tailed) ,052
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas diketahui

bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,052. Dapat disimpulkan

bahwa data tes hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku

orang tuanya sama dan berbeda berdistribusi normal dikarenakan

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

kelompok data yang dikomparasikan itu homogen atau tidak.

Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka kedua data sampel memiliki

varian yang sama, sebaliknya apabila nilai probabilitas < 0,05

maka kedua data sampel memiliki varian yang berbeda.

Tabel 3.10
Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

HPK

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.468 1 1003 .494

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari tabel di atas diperoleh bahwa ρ 0,494 dengan demikian

dapat disimpulkan ρ> 0,05 sehingga kedua kelompok data subjek

tersebut berasal dari varian yang sama

4. Uji Beda

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis ada

tidaknya perbedaan hasil pendidikan karakter pada siswa yang

suku orang tuanya sama dan beda menggunakan teknik analisis uji

beda dengan menggunakan teknik uji t. Uji t digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan secara signifikan dari

data dua kelompok subjek yang dilakukan menggunakan SPSS for

window versi 16.

Rumus 3.2
Uji T

Keterangan:
: mean sampel pertama
: mean sampel kedua
: varian sampel pertama
: varian sampel kedua
: jumlah sampel pertama

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

: jumlah sampel kedua


Nilai uji t digunakan sebagai patokan dalam menolak atau

menerima hipotesis. Nilai uji t pada prinsipnya ingin menguji

apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN Dan PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun oleh

peneliti.

A. Hasil Penelitian

1. Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa pada 16 SMP di

Indonesia yang Suku Orang Tuanya Sama dan Berbeda

Berdasarkan hasil perolehan data penelitian yang di

kumpulkan\dianalisis dengan menggunakan deskriptif kategoris dan

presentase capaian hasil pendidikan karakter siswa disajikan dalam tabel

4.1 dan grafik 4.1 berikut:

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.1
Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku Orang Tuanya
Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Indonesia

600

500

400

300

200

100

0
SB B CB TB STB

Suku Sama Suku Beda

Gambar 4.1
Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku Orang
Tuanya Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Indonesia
Siswa yang Suku Orang Siswa yang Suku Orang
Kategori Interval Tuanya Sama Tuanya Berbeda
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Sangat Baik 272 <x 2 0,23% 0 0%
Baik 232 < x ≤ 272 541 62,4% 58 42,03%
Cukup Baik 168 < x ≤ 232 324 37,37% 80 57,97%
Tidak Baik 128 < x ≤ 168 0 0% 0 0%
Sangat Tidak x ≤ 128 0 0% 0 0%
Baik
Total 867 100% 138 100%
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengamatan pada tabel maupun grafik di atas menerangkan bahwa

(penjelasan perpoin)

a. Hanya terdapat 2 (0,23%) siswa yang berhasil mencapai skor tes hasil

pendidikan karakter pada kategori sangat baik dari 1.005 siswa.

Keduanya berada di kelompok siswa yang suku orang tuanya sama.

b. Terdapat 541 (62,4%) dari 867 siswa yang suku orang tuanya sama

dan 58 (42,03%) dari 138 siswa yang suku orang tuanya berbeda

berhasil mencapai skor tes hasil pendidikan karakter pada kategori

baik. Sementara sisanya 324 (37,37%) siswa dari 867 siswa yang suku

orang tuanya sama dan 80 (57,97%) dari 138 siswa yang suku orang

tuanya berbeda memiliki hasil pendidikan karakter yang capaian

skornya hanya pada kategori cukup baik. Fakta ini menunjukkan

sebagian besar siswa (62,4%) yang suku orang tuanya sama berhasil

dalam mencapai hasil pendidikan karakter pada kategori baik,

sedangkan siswa yang suku orang tuanya berbeda sebagian besar

(57,97%) siswa hanya mencapai skor pada kategori cukup.

c. Tidak terdapat siswa yang memiliki hasil pendidikan karakter pada

kategori tidak baik dan sangat tidak baik. Meskipun demikian masih

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdapat 404 (40,19%) dari 1.005 siswa yang mencapai hasil

pendidikan karakter hanya pada kategori cukup baik, artinya hasil

pendidikan karakter siswa SMP di tanah air belum optimal.

2. Identifikasi Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter

Siswa pada 16 SMP di Indonesia

Dapat diperoleh identifikasi capaian skot item tes hasil pendidikan

karakter pada 16 SMP di Indonesia sebagai berikut pada tabel 4.2 dan

grafik 4.2 :

Tabel 4.2
Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter Siswa pada
16 SMP di Indonesia

Kategori Interval Frekuensi Persentase


Sangat Baik 3417 < X 7 8,75%
Baik 2914,5 < X≤ 3417 38 47,5%
Cukup Baik 2110,5 < X ≤ 2914,5 34 42,5%
Tidak Baik 1604 < X ≤ 2110,5 1 1,25%
Sangat Tidak Baik X ≤ 1608 0 0%
Jumlah 80 100%

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Capaian Skor Item Tes Hasil Pendidikan Karakter Siswa


pada 16 SMP di Indonesia
40
35
30
25
20
15
10
5
0
SB B CB TB STB

frekuensi

Gambar 4.2 Grafik Identifikasi Capaian Skor Item Tes Hasil


Pendidikan Karakter Siswa pada 16 SMP di Indonesia
Pengamatan pada grafik maupun tabel di atas menerangkan bahwa :

a. Item tes hasil pendidikan karakter dengan capaian skor yang berada

dalam kategori sangat baik hanya sebanyak 7 item dengan presentase

8,75%

b. Item tes hasil pendidikan karakter dengan capaian skor yang berada

dalam kategori baik sebanyak 38 item dengan presentase 47,5%

c. Item tes hasil pendidikan karakter dengan capaian skor yang berada

dalam kategori cukup baik sebanyak 34 item dengan presentase 42,5%

d. Item tes hasil pendidikan karakter dengan capaian skor yang berada

dalam kategori tidak baik sebanyak 1 item dengan presentase 1,25%

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Item tes hasil pendidikan karakter dengan skor yang berada dalam

kategori sangat tidak baik sebanyak 0 item dengan presentase 0%

3. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter Pada Siswa yang Suku Orang

Tuanya Sama dan Berbeda

Tabel 4.3
Group Statistics

Suku N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HPK Sama 867 236.91 15.765 .535

Beda 138 230.65 15.533 1.322

Hasil perhitungan tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan mean capaian hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku

orang tuanya sama berjumlah 867 siswa dan siswa yang suku orang

tuanya berbeda berjumlah 138 siswa dengan perolehan nilai rata-rata

236,91> 230.65 yang mana sesuai hasil tersebut perolehan nilai rata-rata

hasil pendidikan karakter pada siswa yang suku orang tuanya sama lebih

tinggi dibandingkan hasil perolehan rata-rata hasil pendidikan karakter

pada siswa yang suku orang tuanya berbeda. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh suku orang tua yang sama dan berbeda yang mana suku

orang tua sama telah memiliki prinsip yang sama maka konflik yang

timbul dalam mendidik anak tidak sebanyak orang tua yang suku nya
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbeda. Di mana mudah terjadi konflik dari prinsip, komunikasi dan cara

mendidik anak.

Tabel 4.4
Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95%
Confidence
Interval of

Sig. Std. the

(2- Mean Error Difference

tailed Differ Differ Lowe Uppe


F Sig. t df ) ence ence r r

HPK Equal
variances .468 .494 4.339 1003 .000 6.257 1.442 3.427 9.086
assumed

Equal
184.8
variances 4.386 .000 6.257 1.427 3.442 9.071
21
not assumed

Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikan Levene’s Test for

Equality of Variances adalah sebesar 0,494 > 0,05 itu artinya bahwa

varian data antara siswa yang suku orang tuanya sama dengan siswa yang

suku orang tuanya berbeda adalah homogen atau sama, sehingga

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penafsiran tabel output independent sample test di atas berpedoman pada

nilai yang terdapat dalam tabel Equal Variances Assumed.

Berdasarkan tabel output independent sampel test pada bagian Equal

Variances Assumed diketahui sig (2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05 maka

sebagaimana dasar pengambilan keputusan uji independen sampel t test

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil

pendidikan karakter pada siswa yang suku orang tuanya sama dan siswa

yang suku orang tuanya berbeda.

B. Pembahasan

1. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Suku

Orang Tuanya Sama dan Berbeda pada 16 SMP Di Beberapa

Kota Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan hasil

pendidikan karakter dilihat dari suku orang tua sama dan berbeda

pada siswa. Dari hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini

diperolah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada perbedaan hasil

pendidikan karakter pada siswa yang suku orang tuanya sama dan

berbeda pada 16 SMP di beberapa kota di Indonesia.

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tingginya mean skor menunjukkan kelompok siswa yang suku

orang tuanya sama rata-rata skornya lebih tinggi dibanding siswa

yang suku orang tuanya berbeda. Temuan ini memberikan arti bahwa

keluarga menjadi lingkungan pertama anak dalam bertumbuh dan

berkembang. Maka keluarga memegang peranan penting dalam

pembentukkan karakter anak. Dalam pembentukkan karakter anak

orang tua lah yang menjadi tumpuan anak dalam pembentukkan

karakter. Bagaimana orang tua mendidik anaknya begitu juga anak

akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan norma yang ada di

dalam masyarakat.

Cara orang tua mendidik anak menjadi cara dasar anak

membangun karakternya. Cara mendidik orang tua ini bisa dilihat

dari suku orang tua, karena latar belakang budaya dan prinsip orang

tua akan berpengaruh bagaimana cara orang tua berkomunikasi

dengan anak dan dengan anggota keluarga lain. Jika orang tua berasal

dari latar belakang suku yang sama maka tidak menjadi kesulitan

dalam mendidik anak karena orang tua sudah memiliki prinsip yang

sama sehingga berkomunikasi dengan pasangan pun lebih mudah.

Sedangkan bagi orang tua yang berasal dari suku yang berbeda maka

ini menjadi tantangan karena prinsip yang berbeda dari suku yang

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbeda juga ada nya komunikasi yang sulit antar pasangan maka

akan terjadi konflik. Sehingga orang tua yang seharusnya menjadi

panutan dan memberikan rasa aman bagi anak tetapi menghidupkan

suasana yang tidak menyenangkan bagi anak. Ini yang dapat

menghambat pembentukkan karakter anak yang diharapkan

masyarakat.

Selain orang tua sekolah juga memiliki peran yang penting

dalam pembentukkan karakter siswa karena sekolah merupakan

tempat untuk anak belajar yang tidak didapatkan di lingkungan

keluarga atau di rumah. Sekolah juga diharapkan dapat menciptakan

kolaborasi yang baik dengan keluarga terutama orang tua dalam hal

pendidikan karakter. Maka pemberian pendidikan karakter pada anak

maksimal, anak mendapatkannya di rumah maupun di sekolah.

Untuk mendapatkan peran orang tua sebagai upaya penguatan

pendidikan karakter bagi siswa dibutuhkan strategi yang dapat

memaksimalkan peran orang tua dalam upaya penguatan pendidikan

karakter bagi siswa (Wulandari dan Setiawan, 2017:294). Dari teori

dan penjelasan yang telah dipaparkan maka peran orang tua sangat

berpengaruh dalam pembentukkan karakter siswa.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Gambaran Poin/Nilai Karakter yang Capaian Skornya

Teridentifikasi Belum Memuaskan

Terdapat poin/nilai karakter yang capaian skornya kurang

memuaskan yaitu pada item nomor 80, item tersebut masuk pada

golongan faktor Verbal di bagian factor 5 mengenai nilai kebangsaan

dengan Indikator Variabel Karakternya yaitu menanamkan rasa

nasionalisme pada diri siswa. Pada saat ini, masih banyak siswa yang

belum mamu untuk menanamkan rasa nasionalisme pada diri mereka

sendiri contohnya saja ketika upacara bendera masih banyak siswa

yang mengabaikan dengan lebih memilih nongkrong di kantin

bersama teman-temannya atau ribut dibarisan lalu tidak menyanyikan

lagu nasional. Penanaman nasionalisme akan mengembangkan

kreativitas peserta didik untuk melakukan kajian-kajian berbagai

peristiwa untuk kemudian dipahami dan diintegritasikan kepada

masing-masing individu sehingga melahirkan contoh untuk bersikap

dan bertindak yang berpijak pada pendidikan karakter yang ada di

sekolah.

Penanaman nilai nasionalisme pada peserta didik dapat melalui

mata pelajaran PKN dan kegiatan sekolah yang menunjang sikap

nasionalisme, Muhibbin (2013:58) ada dua jenis pembelajaran

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melalui pengamatan atau observasional learning. Pertama

pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang

diamati orang lain atau vicarious conditioning. Ini terjadi apabila

seorang siswa melihat siswa lain dipuji atau ditegur hal itu

memodifikasikan perilakunya seolah-olah ia sendiri yang menerima

pujian atau teguran itu. Sebagai misal seorang guru memuji dua

siswa yang membuat ilustrasi yang menarik pada tugas makalahnya,

sejumlah siswa lain yang memperhatikan pujian itu dapat meniru

perbuatan anak itu sehingga tugas makalahnya akan lebih baik pada

waktu yang akan datang. Kedua, jenis pembelajaran yang melalui

pengamat meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak

mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu

sedang memperhatikan. Model tidak harus diperankan secara

langsung tetapi dapat menggunakan seorang pemeran atau visualisasi

tiruan sebagai model.

Item tes hasil pendidikan karakter yang capaian skornya hanya

cukup baik (belum optimal) terdapat sebanyak 42,5% dari 80 item

dengn nomor item 9, 10, 11, 13, 15, 19, 20, 21, 25, 28, 30, 32, 34, 35,

38, 39, 40, 41, 42, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 61, 62, 65, 73, 74,

77, dan 80. Skor pada iem tersebut belum optimal atau belum

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memuaskan, dalam item-item yang kurang memuaskan tersebut

memuat indikator varibel karakter mengenai cinta tanah air (2), kerja

keras, peduli lingkungan, rendah hati (4), disiplin (2), inovatif (2),

kepemimpinan, jujur, tanggung jawab, dan peduli sosial. Untuk

meningkatkan nilai-nilai karakter tersebut peran guru BK adalah

dengan memberikan materi bimbingan mengenai poin-poin di atas

yang tercakup dalam capaian skor cukup baik dalam kategori tidak

baik. Apabila item tes yang capaian skornya pada kategori cukup

baik dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan nilai mean, maka terdapat

17 item kategori di atas rata-rata dan 17 item kategori di bawah nilai

rata-rata (kurang baik). 17 item yang tergolong kurang baik sudah

diuraikan di atas, diharapkan guru BK mampu memberikan

bimbingan mengenai item tersebut sehingga membantu dalma

peningkatan hasil pendidikan karakter pada siswa di sekolah.

Item yang capaian skornya baik memperoleh hasil presntase

47,5% dengan nomor item 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 17, 18, 22, 23, 24,

26, 27, 29, 33, 36, 37, 43, 45, 46, 47, 48, 54, 57, 59, 60, 64, 66, 67,

68, 70, 71, 72, 76, 78. Item yang capaian skornya sangat baik

memperoleh hasil presentase 8,75% dengan nomor item 1, 14, 16, 31,

44, 63, 79.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Perbedaan Hasil Pendidikan Karakter pada Siswa yang Suku

Orang Tuanya Sama dan Berbeda pada 16 SMP di Beberapa

Kota Indonesia

Siswa yang suku orang tuanya sama diasumsikan memiliki

hasil pendidikan karakter yang baik karena dianggap orang tua

memiliki prinsip yang sama dalam mendidik anak sehingga sedikit

terjadinya konflik dalam keluarga dan tercipta rasa aman dan nyaman

bagi anak. Sedangkan siswa yang suku orang tuanya beda

diasumsikan memiliki hasil pendidikan karakter yang kurang karena

dianggap orang tua memiliki prinsip yang berbeda berasal dari

masing-masing suku sehingga konflik mudah terjadi. Suasana dalam

keluarga pun tidak aman anak kurang mendapat pendidikan karakter

yang maksimal dari orang tua. Dari hasil penelitian yang telah

dilaukan oleh peneliti hasilnya mengungkapkan bahwa hasil

pendidikan karakter pada anak yang suku orang tuanya sama lebih

tinggi dibandingkan pada anak yang suku orang tuanya berbeda.

Pernikahan dua budaya yang berbeda akan menimbulkan bias budaya

dan distorsi pesan (Liliweri,2005). Perbedaan keyakinan, perbedaan

budaya, benturan-benturan budaya, pola pikir dan perbedaan

kebiasaan dam menjadi tantangan bagi pasangan berbeda suku. Dan

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

semua itu dapat mempengaruhi pembentukan karakter pada anak.

Maka suku orang tua yang berbeda menjadi salah satu tantangan bagi

orang tua yang berbeda suku dalam mendidik anak terutama dalam

karakter.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

Pada bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk berbagai

pihak. Bagian kesimpulan memuat hasil penelitian, bagian keterbatasan memuat

kelemahan dari penelitian ini dan bagian saran memuat ulasan yang diberikan sesuai

dengan hasil penelitian yang ditujukan pada berbagai pihak terkait.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan capaian hasil pendidikan karakter siswa

16 SMP pada beberapa kota di Indonesia didapatkan hasil bahwa 42,03%

yang suku orang tuanya berbeda dan 62,4% siswa yang suku orang tuanya

sama pada kategori baik. Hanya 2 siswa dari 1.005 yang mencapai hasil

pendidikan karakter pada kategori sangat baik.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan capaian skor item tes hasil pendidikan

karakter siswa 16 SMP pada beberapa kota di Indonesia didapatkan hasil

bahwa secara umum 38 (47,4%) item tes capaian skornya dalam kategori

baik. Masih 34 (42,5%) item capaian skornya hanya cukup (belum

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

optimal), bahkan ada 1 (1,25%) item dengan skor dalam kategori tidak

baik, yaitu nilai nasionalisme.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil pendidikan karakter pada siswa

yang suku orang tuanya sama dan suku orang tuanya berbeda (p-value

0,000) dengan kecenderungan nilai mean yang lebih tinggi pada kelompok

siswa yang orangtuanya bersuku sama.

B. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian implementasi hasil pendidikan karakter berbasis

film karakter berbasis film karakter pada 16 SMP di Indonesia, sudah

dirancang secara konseptual, sistematik dan telah mengikuti aturan

prosedural. Tim PSHP 2017-2019 telah mengupayakan produk ini agar

mendapatkan hasil yang optimal, sehingga menjadi sebuah produk soal tes

hasil pendidikan karakter yang mumpuni. Akan tetapi penelitian ini masih

menemukan kekurangan dan perlu perbaikan oleh tim selanjutnya. Berikut

beberapa cacatan dari keterbatasan panelitian ini :

1. Durasi penayangan tes hasil pendidikan karakter secara keseluruhan (80

item) yang cukup lama dan beberapa soal beserta jawaban yang

ditampilkan terlalu panjang sehingga membuat beberapa siswa mudah

bosan dan lelah.

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengambilan data dilakukan bertepatan dengan saat remedial sehingga

kondisi siswa saat mengerjakan tes kurang kondusif bahkan sempat

meninggalkan kelas.

3. Beberapa anak ada yang tidak masuk sekolah atau absen.

4. Jumlah data dari dua kelompok sampel yang dibandingkan terlalu jauh

bedanya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penilitan, pembahasan, dan kesimpulan maka ada

beberapa saran yang diajukan yaitu :

1. Bagi Pemerintah

Peneliti menghimbau dan menyarankan kepada pemerintah untuk

melanjutkan pengembangan produk soal tes hasil pendidikan karakter

berbasis film karakter agar menjadi lebih efektif dan relevan dari

sebelumnya, pemerintah juga dapat mempertimbangkan produk ini

sebagai salah satu alternative alat ukur untuk mengasses hasil pendidikan

karakter siswa SMP pada berbagai kota di Indonesia untuk melengkapi

cara-cara observasi, skala sikap, sistem poin yang sarat dengan

kelemahan, subjektif, diskriminatif, terbatas pada siswa tertentu, dan

usang

2. Bagi Guru BK

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Produk ini dapat digunakan sebagai alat ukur yang objektif, valid, dan

efektif untuk mengukur hasil pendidikan karakter pada diri semua siswa

secara simultan yang berada di jenjang SMP. Guru BK juga dapat

membandingkan efektivitas penggunaan tes ini dan menyandingkan

dengan metode-metode penilaian konvensional seperti observasi, skala

sikap, sistem poin sehingga mendapat hasil penilaian yang optimal.

3. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan terhadap siswa

yang hasil pendidikan karakternya kurang baik agar sekolah dapat

meluluskan lulusan dengan pendidikan karakter yang baik

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti mengharapkan agar peneliti lain selanjutnya dapat

mengembangkan produk soal tes secara lebih baik, karena dalam

pengerjaan soal tes masih ditemui beberapa soal yang terlalu panjang dan

menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Penelitian ini semoga bisa menjadi

inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengemas produk secara lebih

kreatif dan inovatif sehingga lebih mudah untuk menarik perhatian siswa.

Peneliti juga mengharapkan semoga penelitian ini bisa menjadi

inspirasi bagi peneliti lain untuk meneliti lebih dalam mengenai hasil

pendidikan karakter siswa yang masih berada dalam kategori cukup baik

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahkan buruk agar memperbaiki cara penanaman pendidikan karakter

berdasarkan latar belakang siswa dan faktor lainnya.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Vinni Agustin. (2014).”Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua


Terhadap Karakter Siswa Kelas V SD Negeri Ketangguhan 2 Kecamatan
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”(Skripsi S-1
Progdi PGSD). Surakarta. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka belajar.

Barus, G., Widanarto, S., & Sinaga, J. D. (2018). Laporan Tahunan (I) PSHP:
Pengembangan Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media
Film Karakter. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Danandjaja, Paulus. (1988). Antropologi Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo


Persada.
Depdiknas. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di SMP. Balitbang Depdiknas.
Jakarta.
Edward, Sallis. (2008). Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad
Ali Riyadi).Jogjakarta : IRCiSoD.
Fathurrohman, Pupuh., AA Suryana., Fenny Fitriani. (2013). Pengembangan
Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Geertz, Hildred (1983). Keluarga Jawa, Jakarta: Grafiti Press.

Goode, William J. (1983). Sosiologi Keluarga. Jakarta:Bina Aksara

Harahap, Rahmi Elfitri. (2016). Problematika Perkawinan Beda Kultur (Studi Kasus
pada Pasangan Suami Istri Beda Suku di Kelurahan Kober). Program Studi
Bimbingan Konseling Fakultas Dakwah Komunikasi Intitut Agama Islam
Negeri Purwokerto.
Horton, Paul B. And Chester L. Hunt. (1991). Sosiologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama
Irmawati. (2007). Keberhasilan Suku Batak Toba Tinjauan Psikologi Ulayat. Temu
Ilmiah Nasional & Kongres IX Himpunan Psikologi Indonesia Surabaya,

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15-17 Januari 2004. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatra Utara: Medan
Koentjaraningrat. (1981). Sejarah Antropologi. Jakarta: UI Press

Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Koesoema Doni. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh.


Yogyakarta:Kanisius.

Kurniawati, Ida. (2013). Konsep Pendidikan Karakter dalam Pendidikan


Islam/Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga
Kustandi dan Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran; Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
LIliweri, Alo. (2005). Prasangka & Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural. Yogyakarta: PT LKiS.
Markum, M. Enoch. (1985). Anak, Keluarga, dan Masyarakat. Jakarta: Sinar
Harapan.
Marzali, A., Achadiat, A., Mahar, A. I., Widiyanto, B., Pramaribo, C. M., Anwar, J.,
et al. (2002). Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Obor Indonesia.
McDermott, J.F., & Maretzki, T.W. (1977). Adjustment Intercultural Marriage.
Honolulu : The University of Hawaii.
Natalia, D., & Iriani, F. (2002). Penyesuaian Perempuan Non-Batak Terhadap
Pasangan Hidupnya Yang Berbudaya Batak. Jurnal Ilmiah
Psikologi.No.VII.27-36.
Novitasari, Kiki Dian & Marpaung, Junierissa (2017). Studi Deskriptif Orang Tua
Yang Berkonflik Bagi Anak. Jurnal Cahaya Pendidikan. ISSN: 1460-4747,
1.
Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D (2009). Human Development:
Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik Marital : Pemahaman Konseptual dan Alternatif
Solusinya. Bandung : Refika Aditama.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Samani, Muchlas & Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Samani dan Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

Septiana, V.S., Krinatuti, D., & Simanjuntak, M. (2014). Faktor Suku Dalam Pola
Komunikasi, Penyesuaian Suami Istri, Dan Keharmonisan Keluarga. Jurnal
Ilmu Keluarga & Konsumen, 7(1), 1-9.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama


Mandiri.
Sudjana, Nana (2010). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.


Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.

Widiyanto, Bambang (2011). Manusia Dalam Kebudayaan Dan Masyarakat. Jakarta


: Salemba Humaika.
Zuriah, Nurul. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan Mengagas platform Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual
dan Futuristik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter


1.

(https://www.youtube.com/watch?v=As76MHuh1sU)
Sebagai siswa yang memiliki karakter kerja keras, jika kamu adalah anak laki-laki
itu, apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan sepatu itu dan bisa mengikuti
perlombaan lari?
a. Menyisihkan uang jajan
b. Mengumpulkan barang bekas dan menjualnya
c. Bekerja keras sepulang sekolah untuk memperoleh uang tambahan
d. Membuat layangan dan menjual ke teman-teman
Rubrik : a = 1, b = 3, c = 4, d= 2
2.

(https://www.youtube.com/watch?v=-5LilG7R9qg)
Dari raportmu tadi kamu mendapatkan banyak nilai merah dan kamu harus
remidi. Sebagai siswa bekerja keras, apa yang kamu lakukan?

a. Belajar sendiri dengan keras dengan mentaati jadwal belajar yang ketat b.
Belajar berkelompok dengan teman sesama peserta
remidi c. Belajar dengan mengandalkan pertolongan bersama guru les d. Belajar
di perpustakaan dengan meminta bantuan teman yang pandai Rubrik : a = 4, b =3,
c =1, d=2
3.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(https://www.youtube.com/watch?v=bQYMqvbxIzA)
Sebagai siswa yang berkarakter kerja keras dan memiliki semangat dalam
melaksanakan tugas, apa yang kamu lakukan jika kamu adalah anak laki-laki itu?
a. Saya menambal sepatu yang bolong itu
b. Saya belajar keras agar naik kelas dan meminta Ayah untuk membelikan sepatu
baru
c. Saya menabung untuk membeli sepatu baru
d. Saya bekerja keras membantu pekerjaan rumah sebagai bentuk usaha saya
sehingga Ayah tergerak hatinya untuk membelikan sepatu baru
Rubrik : a =1, b =4, c =2, d=3

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Anda mungkin juga menyukai