Anda di halaman 1dari 36

Kuliah Pengantar Analisis dan Estimasi Biaya

Enriching the Cost Analysis & Estimation Course for Industrial


Engineering Students

Hari Selasa, 23 Februari 2021

Oleh:
Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, ST, M.Si

Ketua Riset Grup Rekayasa Industri dan Tekno-ekonomi (RITE)


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret (UNS)
Outline:
1. Ilustrasi Persoalan Analisis & Estimasi Biaya di Perusahaan
2. RPS MK Analisis dan Estimasi Biaya
3. Pengantar Materi
a) Sub CPMK-1: memahami konsep dasar AEB, metode pengumpulan biaya, serta peran pelaporan
Keuangan dan AEB dalam penyediaan informasi pengelolaan perusahaan
b) Sub CPMK-2: menentukan estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik
c) Sub CPMK-3: mampu menghitung harga pokok produksi pada sistem product costing dan process
costing baik pada kondisi normal, terjadi produk hilang, produk rusak dan produk cacat
d) Sub CMPK-4: mampu menentukan harga berdasarkan pendekatan berbasis pasar maupun
estimasi biaya
4. Penutup
5. Q & A
1. Ilustrasi Persoalan Analisis & Estimasi Biaya di Perusahaan (1)
Perusahaan adalah sebuah entitas yang dibuat untuk memproduksi barang / jasa tertentu, dengan
menggunakan bermacam-macam input dan kemudian menjual outputnya di pasar.
4 Untuk menjual outputnya di pasar, perlu
ditentukan:
Transformaton process – Sistem 1. Berapa biaya bahan baku, biaya tenaga
Input Manufaktur (Material, Man, Output kerja dan biaya operasional pabrik yang
Machine, Energy, Information) diperlukan?
1 3 2. Berapa harga pokok produk di pabrik?
2 3. Berapa harga jual produk di pasar?
Feed-back
OPC, BOM, Jadwal Produksi, Alokasi Pengelolaan perusahaan:
Dep. Produksi 4. Bagaimana perencanaan dan
pengendalian / manajemen biaya agar
Pembelian dan Pengolahan Bahan Baku (BB) memenangkan persaingan dan
penyimpanan
(MTO) / meningkatkan kinerja keuangan
BB
(MTS) perusahaan (laba/rugi; neraca; dan cash
Output flow)?
Input
Penyimpanan 5. Analisis dan Estimasi Biaya sangat
Produk Jadi diperlukan oleh perusahaan untuk
menentukan keadaan ekonominya di
A. Cost Accounting  B. Cost Analysis  C. Cost Estimation Decision Making masa yang akan datang (Decision
5 Making)
2. RPS MK Analisis & Estimasi Biaya (1)
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Kode CPL Unsur CPL
CPL-5 (L) : Menguasai prinsip dan teknik perancangan sistem terintegrasi dengan pendekatan sistem.
CPL-6 (H) : Mampu merancang sistem terintegrasi sesuai standar teknis, keselamatan dan kesehatan lingkungan yang berlaku
dengan mempertim-bangkan aspek kinerja dan keandalan, kemudahan penerapan dan keberlanjut-an, serta
memperhatikan faktor-faktor ekonomi, sosial, dan kultural.
CP Mata kuliah : 5-32 Memahami pengetahuan dasar dan memiliki keterampilan konsep pengambilan keputusan dalam manajemen
(CPMK) /R-CPL biaya & rencana investasi terkait dengan rancangan yang dihasilkan
6-12 Mampu menghitung dan menganalisis biaya terkait dengan rancangan yang dihasilkan
Standar : 1. Mahasiswa memahami konsep dasar AEB, etika dalam AEB, metode pengumpulan biaya, serta peran pelaporan
Kompetensi Keuangan dan AEB dalam penyediaan informasi sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian operasi
Capaian perusahaan.
Pembelajaran / 2. Mahasiswa mampu menentukan estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Bahan Kajian 3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi pada sistem product costing dan process costing baik pada
Keilmuan kondisi normal, terjadi produk hilang, produk rusak dan produk cacat.
4. Mahasiswa memahami metode estimasi biaya dan mampu menentukan harga berdasarkan pendekatan berbasis
pasar maupun estimasi biaya
Deskripsi Mata : Mata kuliah ini membahas mengenai konsep dasar analisis dan estimasi biaya; siklus akuntasi dan laporan keuangan;
Kuliah estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik; penentuan harga pokok produksi pada
product costing maupun process costing; serta penentuan harga jual produk.
Daftar Referensi : Utama:
1. Das, P. (2013) Cost Accounting. Publisher OXFORD University Press, NewYork.
2. Sutopo, W., Yuniaristanto dan Ardiansyah, R. (2014). Analisis dan Estimasi Biaya. Penerbit UNS Press: Surakarta.
2. RPS MK Analisis & Estimasi Biaya (2)
Setiap bitur CPL mengandung kemampuan (behavior/cognitif prosses) dan bahan kajian (subject matters), bahkan dapat ditambah
konteksnya (context) (Tyler, 2013; Anderson & Krathwohl, 2001).
CPL 5 Menguasai prinsip dan teknik perancangan sistem terintegrasi dengan pendekatan sistem
KEMAMPUAN AKHIR (CPMK):
5-32 Memahami pengetahuan dasar dan memiliki keterampilan konsep pengambilan keputusan dalam manajemen biaya & rencana
investasi terkait dengan rancangan yang dihasilkan
Penentuan Sub CP-MK dapat diukur/dapat diamati
•M-1. Mahasiswa memahami konsep dasar analisis dan estimasi biaya (AEB), etika dalam AEB, metode pengum-pulan biaya
serta peran AEB dalam penyediaan informasi sebagai dasar dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan {C2,A2}
CPL 6 Mampu merancang sistem terintegrasi sesuai standar teknis, keselamatan dan kesehatan lingkungan yang berlaku dengan
mempertimbangkan aspek kinerja dan keandalan, kemudahan penerapan dan keberlanjutan, serta memperhatikan faktor-
faktor ekonomi, sosial, dan kultural
KEMAMPUAN AKHIR (CPMK):
6-12 Mampu menghitung dan menganalisis biaya terkait dengan rancangan yang dihasilkan
Penentuan Sub CP-MK dapat diukur/dapat diamati
•M-2. Mahasiswa mampu menyusun analisis dan estimasi biaya produksi ke dalam laporan keuangan dan menentukan
estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik {C4,P2,A4}
•M-3. Mahasiswa mampu menghitung harga pokok produksi pada sistem product costing dan process costing baik pada
kondisi normal, terjadi produk hilang, produk rusak dan produk cacat {C4,P2,A4}
•M-4. Mahasiswa memahami metode estimasi biaya dan mampu menentukan harga berdasarkan pendekatan berbasis pasar
maupun estimasi biaya {C4,P2,A4}

C: Cognitif (C1 : Pengetahuan, C2 : Pemahaman, C3 : Penerapan, C4 : Analisis C5 : Sintesis, C6 : Penilaian); P : Psikomotorik (P1 :
Menirukan, P2 : Manipulasi, P3 : Ketepatan, P4 : Artikulasi); A: Afektif (A1 : Menerima, A2 : Menanggapi, A3 : Menilai, A4 :
Mengelola, A5 : Menghayati);
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-1 (1)
Memahami konsep dasar analisis dan estimasi biaya (AEB) untuk penyediaan informasi perencanaan dan
pengendalian perusahaan
1. Mampu menjelaskan konsep dasar analisis dan estimasi biaya (U2, Bab 1).
2. Mampu menjelaskan etika dalam analisis dan estimasi biaya (U2, Bab 2).
3. Mampu menjelaskan klasifikasi biaya dan metode pengumpulan biaya (U2, Bab 3)
4. Mampu menjelaskan elemen dasar sistem laporan keuangan dan menyusun laporan keuangan (U2, Bab 4)
Sistem Manufaktu Cost Accounting
Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi
dengan satuan uang, yang terjadi atau akan terjadi dan
untuk tujuan tertentu.

Akuntansi Biaya (cost accounting) adalah suatu proses


mengumpulkan, menganalisis, merangkum, dan
mengevaluasi pelajaran mengenai berbagai alternatif
tindakan.

Analisis biaya (cost analysis) perlu dilakukan agar


masalah biaya yang kompleks menjadi bagian-bagian
kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami (perilaku
biaya, klasifikasi biaya, pelaporan biaya, pelaporan
kinerja perusahaan)
Cost Analysis & Cost Estimation
Estimasi Biaya (cost estimating) adalah penilaian atau
perkiraan dari biaya terhadap suatu proses, produk, 1. Biaya bahan baku,
proyek, ataupun jasa. biaya tenaga kerja dan biaya operasional pabrik yang diperlukan
2. Harga pokok produk di pabrik; 3. Harga jual produk di pasar
4. Manajemen Biaya, 5. Decision Making
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-1 (2)
Laporan Biaya - Proses Pencatatan – Pelaporan Biaya
Dokumen2 Dokumen2 Harga Pokok
Transaksi Transaksi Produk/Proses

Proses Penjurnalan

JURNAL

Proses Posting pada Laporan Rugi


Ledger (Buku Besar) Laba

Laporan
Neraca
Rekening2
Dalam Buku Laporan2
Besar Lain

1. Biaya: pengorbanan sumber ekonomi diukur dengan satuan uang untuk tujuan tertentu
2. Klasifikasi biaya: pengelompokan dan elemen biaya secara sistematis untuk pengelolaan biaya.
3. Pengumpulan biaya: pencatatan biaya dari mendapatkan bahan baku sampai kepada pengakuan produk selesai
4. Jurnal: pencatatan seluruh jenis transaksi pada suatu perusahaan dengan prinsip debit-kredit
5. Posting: prosedur pemindahan data transaksi dari jurnal umum ke buku besar
6. Harga pokok - biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk
7. Laporan keuangan merupakan alat yang menunjukkan kondisi dan informasi keuangan suatu perusahaan
8. Neraca cerminan posisi kekayaan, kewajiban dan modal perusahaan pada suatu waktu tertentu
9. Laporan Laba Rugi cerminan hasil dari kegiatan operasional perusahaan dalam suatu periode tertentu yang terdiri
dari penjualan operasional, biaya operasional, dan pendapatn/biaya non-operasional.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-1 (3)
Pengumpulan Biaya
Langkah-langkah dalam proses produksi sebagai
Karakteristik Sistem Make to Sistem Make to
berikut: Order Stock
1. Mendapatkan bahan baku 1. Dasar kegiatan
2. Menghitung besarnya bahan baku yang dipakai
2. Tujuan produksi
dalam produksi
3. Penggunaan tenaga kerja 3. Sifat produksi
4. Pengakuan biaya overhead pabrik yang terjadi 4. Sifat produk
5. Pengumpulan
5. Pengalokasian dan pembebanan biaya overhead biaya
pabrik 6. Penghitungan
6. Pengakuan produk selesai dan produk yang HPP
masih dalam proses
Contoh SOAL #01:
Berikut ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan percetakan di dalam bulan Agustus 20X1:
• Biaya kertas Rp 20.000.000,00 • Biaya depresiasi mesin Rp. 10.000.000,00
• Biaya tinta Rp 25.000.000,00 • Biaya listrik Rp. 4.000.000,00
• Biaya benang untuk jilid Rp 2.500.000,00 • Biaya depresiasi gedung Rp. 1.000.000,00
• Biaya lem untuk jilid Rp 3.000.000,00 • Biaya pemeliharaan Rp. 1.500.000,00
• Biaya buruh cetak - jilid Rp 2.600.000,00 • Biaya adm. dan umum Rp. 2.000.000,00
• Biaya mandor Rp.6.000.000,00 • Biaya pemasaran Rp. 1.000.000,00
Lakukan klasifikasi biaya dengan menentukan:
1. Biaya produksi vs biaya non produksi 4. Biaya produk vs biaya periode
2. Biaya produksi langsung vs biaya produksi tidak langsung 5. Biaya terkendali vs biaya tidak terkendali
3. Biaya tetap vs biaya variable 6. Biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku, dan BOP
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (1)
Mampu menentukan estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

Siklus Pembuatan Produk


Pengolahan Penyipanan
Pembelian Penyimpanan
Bahan Menjadi Produk Selesai
Bahan Bahan
Produk dalam Gudang

Pengendalian Material 1. Pengenalan Konsep EOQ, Stock Level


1. Pembelian yang Efisien 2. Konsep pendatatan bahan baku
2. Pengendalian Kualitas Material Hemat Material (persediaan):
Material

3. Penyimpanan material yang efektif • Metode Rata-Rata


4. Penentuan harga jual yang tepat
Mengurangi • Metode First in First Out (FIFO)
5. Laporan berkala
Biaya Produksi • Metode Last in First Out (LIFO)
6. Mengurangi material yang hilang 3. Prosedur Pencatatan Bahan
Meningkatkan
7. Pencatatan uang yang sistematis Baku/Jurnal
Keuangan

Persediaan bahan baku awal xxx


Pencatatan Pembelian bahan baku xxx +
Bahan baku tersedia xxx
Sisa bahan baku akhir periode xxx -
Harga pokok bahan baku xxx
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (2)
Mampu menentukan estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

• Rekrutmen Produktivitas 2. Metode Penggajian Tenaga Kerja


Tenaga Kerja

•Training Dalam menentukan besarnya gaji, terdapat


•Pemberian Motivasi tiga metode yang bisa digunakan:
Kepuasan 1. Tarif berdasarkan jam kerja, Upah kotor =
•Appraising
•Gaji yang sesuai (upah Jumlah jam kerja x Tarif per jam kerja
Pergantian
lembur dan insentif) 2. Tarif berdasarkan unit produksi, Upah kotor =
Tenaga Kerja
jumlah unit yang dihasilkan x tarif per unit
Biaya Tenaga 3. Tarif berdasarkan insentif
Kerja
1.Pengertian Biaya Tenaga Kerja 3.Penjurnalan Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tenaga Kerja adalah biaya
yang dikeluakan untuk memberi gaji Pengelompokan gaji dan upah
Mengelompokkan gaji dan upah
atau upah kepada seluruh karyawan sesuai dengan departemen
langsung dan tidak langsung
yang ada
suatu perusahaan.
• -Biaya BTL dan Biaya BT- TL
• Tenaga Kerja, didasarkan
departemen dan berdasarkan
jenis pekerjaan Gaji dan upah tidak langsung Gaji dan upah langsung
dimasukkan dalam akun biaya dimasukkan kedalam akun Biaya
Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga Kerja Langsung
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (3)
Mampu menentukan estimasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
1. Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan produksi namun tidak
secara langsung
2. Biaya Overhead Pabrik (BOP) meliputi biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya depresiasi,
biaya listrik, biaya telepon, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya yang terkait biaya operasional
3. Jenis Biaya Overhead Pabrik : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan
pemeliharaan, biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap, biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya
waktu, bop yang memerlukan pengeluaran tunai lainnya
4. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya menyebabkan harga pokok produksi per unit berubah-ubah
5. Pada harga pokok pesanan penentuan BOP sesungguhnya baru dapat dihitung ketika produk selesai. Langkah
pembebanan: Menyusun Anggaran BOP & Memilih Dasar Pembebanan BOP kepada Produk
 Satuan Produk = Anggaran BOP / Taksiran Produk yang dihasilkan
 Biaya Bahan Baku = Anggaran BOP / Taksiran Biaya Bahan Baku
 Biaya Tenaga Kerja Langsung = Anggaran BOP / Taksiran BTKL
 Jam Kerja Langsung = Anggaran BOP / Taksiran Jam Kerja Langsung
 Jam Mesin = Anggaran BOP / Taksiran Jam Mesin
6. Selisih BOP terjadi karena adanya perbedaan antara BOP dibebankan dengan BOP sesungguhnya. Selisih Budget dan
Selisih Kapasitas.
7. Selisih Budget adalah selisih antara BOP sesungguhnya dengan perkiraan BOP menurut budget yang telah
ditetapkan. Selisih Budget adalah selisih antara BOP sesungguhnya dengan perkiraan BOP menurut budget yang telah
ditetapkan. Apabila selisih bernilai positif, maka selisih yang terjadi termasuk merugi. Selisih Kapasitas adalah selisih
BOP yang disebabkan karena pemakaian kapasitas sesungguhnya. Apabila kapasitas sesungguhnya lebih kecil , maka
selisih bernilai merugi.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (4)
Latihan Soal #02:
PT. Silogbis memproduksi sepeda statis dengan pemakaian bahan baku utama berupa besi pipa yang dibeli dari suplier
dan dicatat dalam Tabel Pencatatan Persediaan Bahan Baku, sebagai berikut:
Tabel Pencatatan Persediaan Bahan Baku
Jika kebijakan pengelolaan persediaan bahan baku digunakan
Masuk Keluar
Tanggal
Unit Harga Total Biaya (unit)
Metode FIFO (First In First Out), tentukan:
04-Feb 100 Rp15.000,00 Rp1.500.000,00 a. Berapa jumlah persediaan akhir bahan baku dan berapa nilai
05-Feb 95 persediaan tersebut?
12-Feb 300 Rp15.500,00 Rp4.650.000,00 • Persediaan Akhir = Jumlah unit yang masuk – jumlah unit keluar
13-Feb 295 • Persediaan akhir = 460 – 450 = 10 unit
25-Feb 60 Rp16.000,00 Rp960.000,00 • Nilai persediaan akhir, karena FIFO maka yang tersisa adalah dari
26-Feb 60
Bahan Baku yang dibeli pada tanggal 25 Feb dengan harga / unit =
Total 460 Rp7.110.000,00 450
Rp 16.000,-
• Nilai persidiaan akhir = 10 Unit x Rp. 16.000 / unit = Rp. 160.000,-
b. Tentukan harga pokok bahan baku untuk memproduksi sepeda statis tersebut!

Harga pokok bahan baku dapat dihitung sebesar:


 Bahan baku tersedia = Rp 7.110.000,00
 Persediaan akhir periode = Rp 160.000,00 -
 Harga pokok bahan baku = Rp 6.950.000,00
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (5)
Latihan Soal #03:
Dalam memproduksi sepeda statis, PT. Silogbis menentukan kebijakan pada departemen perakitan sepeda
statis sebagai berikut:
• Jumlah produksi standar sebesar: 3 unit/hari (7 jam kerja per hari) atau 15 unit / minggu (1 minggu = 5
hari kerja)
• Tarif biaya tenaga kerja langsung: Rp 8.000,00/jam.
• Pekerja akan mendapatkan insentif sebesar Rp 10.000,00/unit apabila mampu memproduksi lebih dari
jumlah produk standar yang ditentukan;
• Sistem pembayaran upah adalah Mingguan
• Ada 3 tenaga kerja langsung yang memproduksi sepeda statis, dengan laporan hasil produksi mingguan
sebagai berikut:

Buatkan Laporan Upah dan Insentif Mingguan untuk PT Silogbis


Jumlah
Hari Jumlah Upah Total Gaji
Nama Produksi Nama
Hari
Produksi Standar/Mingg
Hasil diatas Upah
Seminggu
Kerja Kerja standar Insentif (Rp)
(unit) (unit) u (Rp) (Rp)
Andi 5 15 Andi 5 15 280.000 0 0 280.000
Budi 5 14 280.000 -1 0 280.000
Budi 5 14
Cahyo 5 16 280.000 1 10.000 290.000
Cahyo 5 16 Biaya Tenaga Kerja Langsung/Minggu 850.000
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (5)
Latihan Soal #04:
Perusahaan A menggunakan metode harga pokok pesanan dalam menghitung biaya produksinya. Biaya
overhead pabrik dibebankan pada produk dengan tarif yang ditentukan dimuka atas dasar jam tenaga kerja
langsung. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi sesungguhnya dalam menganggarkan biaya overhead
pabrik. Pada tahun 20X1, kapasitas sesungguhnya diperkirakan 50.000 jam tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik pada kapasitas tersebut dianggarkan sebesar Rp 300 juta,-. Catatan akuntansi perusahaan
pada akhir tahun memperlihatkan data biaya dan data operasi berikut ini:
Jam tenaga kerja langsung 40.000 jam
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 365 juta
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 290 juta
Harga pokok persediaan bahan baku Rp. 14 juta
Harga pokok persediaan produk dalam proses Rp. 50 juta
Harga pokok persediaan produk jadi Rp. 150 juta
Harga pokok produk yang terjual Rp. 800 juta
Soal:
1. Tentukan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dalam tahun 20X1!
2. Tentukan pembebanan kurang biaya overhead pabrik dalam tahun 20X1!
3. Jika pembebanan kurang biaya overhead pabrik dialokasikan kepada persediaan dan harga pokok
penjualan secara proporsional, maka tentukan harga pokok produk yang dijual sesungguhnya tahun
20X1.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-2 (6)
Jawaban soal #04:
Perusahaan A menggunakan metode harga pokok pesanan dalam menghitung biaya produksinya. Biaya overhead pabrik dibebankan
pada produk dengan tarif yang ditentukan dimuka atas dasar jam tenaga kerja langsung. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi
sesungguhnya dalam menganggarkan biaya overhead pabrik. Pada tahun 20X1, kapasitas sesungguhnya diperkirakan 50.000 jam tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik pada kapasitas tersebut dianggarkan sebesar Rp 300 ribu,-. Catatan akuntansi perusahaan pada
akhir tahun memperlihatkan data biaya dan data operasi berikut ini:
Jam tenaga kerja langsung 40.000 jam Biaya tenaga kerja langsung Rp. 365 ribu
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. 290 ribu Harga pokok persediaan bahan baku Rp. 14 ribu
Harga pokok persediaan produk dalam proses Rp. 50 ribu Harga pokok persediaan produk jadi Rp. 150 ribu
Harga pokok produk yang terjual Rp. 800 ribu
a. Tentukan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dalam tahun 20X1!
• Tarif pembebanan BOP = Rp 300.000 / 50.000 jam = Rp 6 per jam kerja langsung
• Jumlah BOP dibebankan: 40.000 x Rp 6 = Rp 240.000
b. Tentukan pembebanan kurang biaya overhead pabrik dalam tahun 20X1!
• BOP sesungguhnya Rp. 290.000
• BOP dibebankan Rp. 240.000
• Selisih total Rp. 50.000 (kurang dibebankan)
c. Jika pembebanan kurang biaya overhead pabrik dialokasikan kepada persediaan dan harga pokok penjualan secara proporsional, maka
tentukan harga pokok produk yang dijual sesungguhnya tahun 20X1. Alokasi selisih BOP Rp 50.000 ke persediaan dan harga pokok
penjualan:
Elemen yang mendapat alokasi Jumlah Proporsi Alokasi Selisih
Persediaan barang dalam proses Rp 50.000 5% Rp 2.500
Persediaan produk jadi Rp 150.000 15% Rp 7.500
Harga pokok penjualan Rp 800.000 80% Rp 40.000
Rp 1.000.000 100% Rp 50.000
Harga pokok penjualan setelah mendapat tambahan alokasi selisih: Rp 800.000 + Rp 40.000 = Rp 840.000
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (1)
Mampu menghitung harga pokok produksi pada sistem product costing dan process costing baik pada
kondisi normal, terjadi produk hilang, produk rusak dan produk cacat
Harga Pokok Produksi pada system Product Costing – Make to Oder (MTO)
• PT FURNITURE JAYA (PT FJ) adalah perusahaan furniture. Karakteristik Sistem Make to Order
• Mendapatkan pesanan 10 kursi. 1. Dasar kegiatan
2. Tujuan produksi
3. Sifat produksi
4. Sifat produk
5. Pengumpulan biaya
6. Penghitungan HPP

1. Biaya bahan baku dibebankan berdasarkan biaya


sesungguhnya, karena tiap pesanan yang selesai sudah
dapat dihitung besarnya biaya yang diserap.
 Total biaya yang dikelurkan PT FJ adalah Rp. 2. Biaya tenaga kerja langsung juga dibebankan
500.000,- berdasarkan biaya sesungguhnya.
 Berapa harga pokok produk dari kursi tersebut? 3. Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif,
karena biaya ini sebagian dapat dihitung setelah pesanan
selesai, sedangkan sebagian yang lain dapat dihitung
HP Pesanan /Jumlah unit Pesanan = setelah berakhirnya periode akuntansi.
Rp.500.000 ÷ 10 = Rp.50 Rb/chair 4. Biaya konversi merupakan biaya yang digunakan dalam
mengubah bahan mentah menjadi produk jadi terdiri atas biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (2)
Harga Pokok Produksi pada system Product Costing – Make to Oder (MTO)
Proses Pengolahan Produk

Satu Departemen Lebih dari Satu Departemen

• Hanya menggunakan satu tahap proses pengolahan • Proses produksi melalui lebih dari satu tahapan pengolahan
• Tiap biaya yang terjadi tidak perlu diidentifikasi • Biaya yang masuk terjadi perlu diberi identifikasi untuk
departemen mana yang mengeluarkan biaya tersebut membedakan departemen mana yang mengeluarkan biaya
tersebut

Soal # 05: PT. Logistindo berproduksi “Battery Mobil Listrik” atas dasar pesanan. Pada Bulan Desember 20XX perusahaan menerima tiga macam pesanan
dengan identifikasi P1, P2 dan P3, dengan jumlah pesanan sebanyak 1.000 unit, 1.500 unit dan 2.000 unit. Transaksi yang dilakukan pada bulan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membeli bahan baku secara kredit, yaitu bahan baku X sebanyak 5.000 unit @ Rp 5.000,- bahan baku Y sebanyak 10.000 unit @ Rp 4.000,-.
2. Pemakaian bahan baku untuk tiap pesanan:
Pesanan Bahan Baku X Bahan Baku Y
P1 2.000 unit 4.000 unit
P2 1.500 unit 3.000 unit
P3 1.000 unit 2.000 unit
3. Gaji dan upah untuk tiap pesanan:
Pesanan Gaji dan Upah
P1 Rp 14.000.000,-
P2 Rp 12.000.000,-
P3 Rp 8.000.000,-
4. Biaya overhead dibebankan pada tiap pesan dengan tarif 75% dari biaya tenaga kerja langsung.
5. Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah P1 = Rp 10.100.000,-; P2 = Rp 9.200.000,-; P3 = Rp 5.900.000,-.
6. Semua pesan telah selesai dan diambil pemesannya.
Soal: susun jurnal yang dibutuhkan dan hitung harga pokok pesanan tiap unit!
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (3)
Harga Pokok Produksi pada system Product Costing – Make to Oder (MTO)
1. Mencatat pembelian bahan baku Biaya PS-P1 PS-P2 PS-P3 Total PS
Persediaan Bahan Baku Rp 65.000.000,- BBB 26.000 19.500 13.000 58.500
Hutang Dagang Rp 65.000.000,- BTKL 14.000 12.000 8.000 34.000
Perhitungan: BOP 10.500 9.000 6.000 25.500
Total 50.500 40.500 27.000 118.000
Bahan baku X = 5.000 x Rp 5.000,- = Rp 25.000.000,-
Bahan baku Y = 10.000 x Rp 4.000,- = Rp 40.000.000,- +
Rp 65.000.000,- 7. Mencatat harga pokok produk yang diserahkan
2. Mencatat pemakaian bahan baku Harga Pokok Produksi Rp 118.000.000,-
BDP - Biaya Bahan Baku Rp 58.500.000,-
Persediaan Produk Selesai Rp 118.000.000,-
Persediaan Bahan Baku Rp 58.500.000,-
3. Mencatat biaya gaji & upah 8. Mencatat transaksi penjualan
Gaji & Upah Rp 34.000.000,- Kas Rp 118.000.000,-
Kas Rp 34.000.000,- Penjualan Rp 118.000.000,-
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 34.000.000,-
Gaji & Upah Rp 34.000.000,- Harga pokok per unit:
Perhitungan: P1= Rp 14.000.000,-; P2= Rp 12.000.000,-P3= Rp 8.000.000,-
1. HPP per unit P1= Rp 50.500.000,- : 1.000 = Rp 50.500,-
4. Mencatat biaya overhead pabrik dibebankan
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp 25.500.000,- 2. HPP per unit P2= Rp 40.500.000,- : 1.500 = Rp 27.000,-
BOP Dibebankan Rp 25.500.000,- 3. HPP per unit P3= Rp 27.000.000,- : 2.000 = Rp 13.500,-
Perhitungan: P1 = 75% x Rp 14.000.000,- = Rp 10.500.000,-;
P2 = 75% x Rp 12.000.000,- = Rp 9.000.000,- P3 = 75% x Rp 8.000.000,- = Rp
6.000.000,- +
5. Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp 25.200.000,-
6. Berbagai Rekening di Kredit Rp 25.200.000,-
Mencatat produk selesai
Persediaan Produk Selesai Rp 118.000.000,-
BDP - Biaya Bahan Baku Rp 58.500.000,-
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 34.000.000,-
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp 25.500.000,-
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (3)
Latihan SOAL UTS 01
TGEC adalah perusahaan yang memproduksi komponen mesin berdasarkan pesanan pelanggan. Pada bulan Januari
200x pesanan (Job) yang sedang dikerjakan adalah sebagai berikut :
Data Produk dalam proses awal Januari 200x
Job # 1 Job # 2 Job # 3
(Ribu Rp) (Ribu Rp) (Ribu Rp)
Biaya Bahan Baku 4.000 8.000 3.300
Biaya T. Kerja 2.000 4.000 2.200
Biaya O. Pabrik 1.000 2.000 1.100
Total 7.000 14.000 6.600

Data tentang biaya tambahan untuk menyelesaikan pesanan adalah berikut ( Ribu Rp ) :
- Bahan baku : 20.000, yang dialokasikan sebagai berikut: Job #1 : 40%; Job #2 : 40% dan Job # 3 : 20%.
- Biaya tenaga kerja: 40.000 untuk tiap-tiap Job.
- Biaya Operasional Pabrik : 20 % dari biaya tenaga kerja untuk tiap-tiap Job.
- Harga jual per unit : Job #1 : 2,0; Job #2 : 2,2 dan Job # 3 : 1,8.
- Asumsikan Harga pokok pesanan per unit semua sama yaitu sebesar 2,0.
Soal :
II-1 : Hitung jumlah produk yang dibuat ditiap-tiap Job (Job #1, Job #2 dan Job #3).
II-2 : Hitunglah Laba / Rugi dari tiap-tiap Job (Job #1, Job #2 dan Job #3).
Laba/Rugi = Total Nilai Penjualan – Total Biaya
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (4)
Product Costing Untuk Berbagai Kondisi Produk
Sisa Bahan Laku di Jual :
Product Costing Sisa Bahan - pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya
- pengurang biaya bahan baku pada pesanan yang bahannya tersisa

Sisa Bahan tidak laku di jual


- Perlu biaya pemusnahan: dibebankan pada pesanan yang menimbulkan sisa
bahan ATAU dibebankan pada biaya overhead pabrik sesungguhnya
- Tidak perlu biaya pemusnahan : X

Produk Rusak Laku di Jual :


Produk Rusak
- akibat sulitnya pengerjaan, pengurang biaya produksi
- Akibat kegiatan normal: penambahan BOP sesungguhnya
- Kesalahan pengerjaan: rugi produk rusak

Produk Rusak TIDAK Laku di Jual:


- akibat sulitnya pengerjaan, dibebankan pada harga pokok produk selesai
- Akibat kegiatan normal: pengurangan BOP
- Kesalahan pengerjaan: rugi produk rusak

Penyebab Catat:
Produk Catat - akibat sulitnya pengerjaan, penambah biaya produks
- Akibat kegiatan normal: penambahan BOP
- Kesalahan pengerjaan: rugi produk cacat
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (5)
Process Costing
1. Process Costing merupakan cara penentuan harga pokok produksi yang dibebankan untuk suatu kegiatan
produksi dalam suatu periode kemudian dibagi ke jumlah hasil yang diproduksi dalam periode tersebut.
2. Semua elemen biaya produksi dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya.
3. Elemen biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif di muka sedangkan biaya lainnya didasarkan
pada biaya sesungguhnya.
4. Biaya bahan baku dan bahan pembantu dijadikan satu ke dalam biaya bahan.
5. Biaya konversi: biaya tenaga kerja dan biaya overhead
6. Biaya tenaga kerja yang digunakan pada sistem MTS tidak dibedakan antara biaya tenaga kerja langsung
dan tidak langsung.
7. Pada sistem MTS, biaya overhead pabrik adalah semua biaya di pabrik selain biaya bahan dan biaya
tenaga kerja
8. Untuk mencari total unit ekuivalen dalam satu periode apabila ada sejumlah A produk dari periode
sebelumnya dengan tingkat penyelesaian X%, sejumlah B produk selesai dan sejumlah C produk di
akhir periode dengan tingkat penyelesaian Y%, maka:

9. Tahapan Proses Produksi: Laporan Produksi, Biaya yang dibebankan, dan perhitungan harga pokok
10.Tahapan produksi: sata tahap dan lebih dari satu tahap
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (6)
Contoh soal #06:
PT Silogbis merupakan perusahaan
yang berproduksi dengan sistem
MTS melalui satu tahapan Laporan Harga Pokok Produksi Januari 20X1
Laporan produksi
pengolahan. Pada bulan Januari
Produk Masuk proses 12000
2011, perusahaan tersebut memiliki Produk selesai dikirim ke gudang 10000
data sebagai berikut : Produk dalam proses akhir 2000
1. Selama bulan januri 20X1, Tingkat penyelesaian BB 100% BK 80%
perusahaan menggunakan 12000
bahan sebesar Rp
9.000.000,00. Gaji dan upah Biaya yang dibebankan
pada bulan tersebut Rp Elemen Biaya Unit Ekuivalen Total Biaya biaya/unit
7.540.000,00. Sedangkan biaya Biaya Bahan 10000 + 2000 x 100% = 12000 Rp 9,000,000.00 Rp 750.00
overhead pabrik sebesar Rp Tenaga Kerja 10000 + 2000 x 80% = 11600 Rp 7,540,000.00 Rp 650.00
Overhead pabrik 10000 + 2000 x 80% = 11600 Rp 8,120,000.00 Rp 700.00
8.120.000,00.
Rp 24,660,000.00 Rp 2,100.00
2. Produk yang diproses selama
bulan tersebut sebanyak 12.000 Perhitungan Harga Pokok
unit terdiri dari 10.000 unit Produk selesai dikirim ke gudang = 10000 x Rp 2,100.00 = Rp 21,000,000.00
produk sudah selesai dan 2.000 Produk dalam proses akhir (2000 unit)
unit produk dalam proses Biaya Bahan = 2000 x 100% x Rp 750.00 = Rp 1,500,000.00
penyelesaian dengan tingkat Tenaga Kerja = 2000 x 80% x Rp 650.00 = Rp 1,040,000.00
penyelesaian biaya bahan 100% Overhead pabrik = 2000 x 80% x Rp 700.00 = Rp 1,120,000.00
dan biaya konversi sebesar 80%. Rp 3,660,000.00
Dari data tersebut diminta Jumlah yang dibebankan Rp 24,660,000.00
untuk membuat LHPP bulan
Januari 2011 beserta jurnalnya
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (7)
Konsep Process Costing
Definisi Biaya Bahan

Tenaga Kerja
Biaya Yang
Terlibat Biaya Konversi

Process
Costing Overhead Pabrik
Unit Ekuivalen
satu tahap

Metode
Pengumpulan Tahapan Proses lebih dari
Biaya Produksi
satu tahap

Metode Rata-rata
Product Costing
Metode LIFO

Penghitungan
HPP Metode FIFO
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (8)
Process Costing Untuk Berbagai Kondisi Produk
Produk

Produk
Produk
Tidak
Normal
Normal

Produk Produk Produk


Cacat Rusak Hilang

1. Bersifat Karena Tidak Laku Awal Akhir


Laku Dijual
Normal Kesalahan Dijual Proses Proses

1. UE : produk selesai baik + produk cacat normal + (produk dalam proses x tingkat penyelesaian)
2. UE= produk selesai baik + produk cacat + (produk dalam proses x tingkat penyelesaian)
3. UE = produk selesai + produk rusak + (produk dalam proses x tingkat penyelesaian)
4. UE = Produk selesai + produk hilang + (produk dalam proses x tingkat penyelesaian)
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (9)

Contoh :
PT Logistindo merupakan perusahaan yang bergerak dengan sistem MTS dan memiliki satu
departemen produksi. Pada bulan Agustus 20x1 perusahaan melakukan pencatatan mengenai data
dan biaya produksi.
Produk yang masuk kedalam proses pada bulan tersebut sebanyak 25.000 unit. Dari jumlah
tersebut sebanyak 20.000 unit telah selesai dan merupakan produk baik. Sebanyak 3.000 unit hilang
di akhir proses sedangkan 2.000 unit lainnya masih dalam proses pengerjaan dengan tingkat
penyelesaian biaya bahan 100% dan biaya konversi sebesar 75%.
Biaya produksi untuk bulan tersebut adalah :
Biaya Produksi
Biaya Bahan Rp 17.500.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 8.575.000,00
Biaya Overhead Rp 7.350.000,00
Dari data tersebut buatlah laporan harga pokok produksi beserta jurnal yang diperlukan.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (10)
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI AGUSTUS 20X1
Laporan Produksi
Produk Masuk Proses 25000 unit
Produk Selesai Langsung Baik 20000 unit
Produk Hilang Akhir Proses 3000 unit
Produk Dalam Proses Akhir
Tingkat Penyelesaian BB 100% BK 75% 2000 unit
25000 unit
Biaya yang Dibebankan
Elemen Biaya Unit Ekuivalen Total Biaya Biaya / unit
Biaya Bahan 20000 + 3000 + 2000 x 100% = 25000 Rp 17.500.000 Rp 700
Tenaga Kerja 20000 + 3000 + 2000 x 75% = 24500 Rp 8.575.000 Rp 350
Overhead Pabrik 20000 + 3000 + 2000 x 75% = 24500 Rp 7.350.000 Rp 300
Rp 33.425.000 Rp 1.350
Penyesuaian Produk Hilang Rp 202,5
Harga pokok produk setelah penyesuaian Rp 1.552,5
Perhitungan Harga Pokok
Harga pokok produk selesai
Produk selesai = 20000 x Rp 1.350 Rp 27.000.000
Produk hilang = 3000 x Rp 1.350 Rp 4.050.000
Produk selesai dikirim ke gudang = 20000 x Rp 1.552,5 Rp 31.050.000
Produk dalam proses akhir (2000 unit)
Biaya Bahan = 2000 x 100% x Rp 700 = Rp 1.400.000
Tenaga Kerja = 2000 x 75% x Rp 350 = Rp 525.000
Overhead Pabrik = 2000 x 75% x Rp 300 = Rp 450.000
Rp 2.375.000
Jumlah yang dibebankan Rp 33.425.000
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (11)

Produk Hilang Awal Proses Produk Hilang Akhir Proses


a) Produk hilang awal proses belum a) Produk hilang akhir proses sudah
menikmati biaya produksi menikmati biaya produksi
b) Produk hilang awal proses tidak b) Perhitungan unit ekuivalen :
diperhitungkan dalam penentuan unit
ekuivalen UE = Produk selesai + produk hilang
c) Produk hilang awal proses tidak dibebani + (Produk dalam proses x tingkat
harga pokok produksi penyelesaian)
d) Pada departemen setelah departemen c) Produk hilang akhir proses
pertama, bila terjadi produk hilang diperhitungkan sebagai harga pokok
maka perlu diadakan penyesuaian produksi dan dibebankan ke dalam
terhadap harga pokok produksi yang produk selesai
berasal dari departemen sebelumnya d) Produk hilang akhir proses membuat
harga pokok produk selesai menjadi
semakin besar
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-3 (12)
Aplikasi pemecahan masalah nyata menghitung harga pokok produksi pada sistem product costing
dan process costing

• M.N. Afif dan D.R.Rahmawati (2017), Analisis perhitungan harga pokok produksi teh sedap
wangi menggunakan metode harga pokok proses pada PT. Sariwangi A.E.A, Jurnal Akunida,
Vol. 3 No. 1, Juni 2017
• Kustanto (2015) Analisis harga pokok produksi dengan metode variable costing (Studi Kasus di
CV. Sumber Mulyo. Klaten), SKRIPSI, Teknik Industri UMS.
• M.N, Afif, Rismawati (2019), Analisis harga pokok produksi untuk menentukan harga jual
produk garment, JURNAL AKUNIDA, Vol. 5 NO. 1, JUNI 2019
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (1)
Mampu menentukan harga berdasarkan pendekatan berbasis pasar maupun estimasi biaya

1. Estimasi biaya merupakan proses peramalan


biaya yang harus dikeluarkan untuk Guesstimates
memproduksi sebuah produk.
2. Manfaat estimasi biaya:
• Pengendalian Biaya
• Keputusan membuat atau membeli Estimasi
Anggaran
• Penentuan harga jual Proyek

• Pemeriksaan penetapan vendor Jenis Estimasi


3. Jenis estimasi biaya
4. Estimasi dikatakan realistis apabila estimasi
biaya yang telah dibuat sebelumnya
dibuktikan di kemudian hari, menghasilkan
keluaran yang hampir sama dengan biaya Estimasi Menggunakan
Parametrik Catatan Historis
aktual produk.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (2)
Estimasi Harga;

1. Penentuan harga terhadap produk atau jasa tergantung pada permintaan dan penawaran terhadap
produk/jasa tersebut.
2. Tiga faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran yaitu : konsumen, kompetitor, biaya.
• Digunakan untuk produk dengan horizon < 1 tahun
Penentuan Harga Jangka Pendek
(short-run pricing) • Sifat produk sementara atau berada pada pasar persaiangan
sempurna

• Digunakan untuk produk dengan horizon waktu ≥ 1 tahun


Penentuan Harga Jangka Panjang
(long-run pricing) • Merupakan produk yang menguasai pasar sehingga lebh bebas
dalam menentukan harga

3. Pendekatan berdasar pada pasar (Market-based) biasa digunakan oleh perusahaan yang beroperasi pada
pasar yang kompetitif
Perusahaan yang berada pada kompetisi ini harus menerima harga yang ditetapkan oleh pasar.
4. Penentuan Harga dengan Pendekatan Cost-Based
Sudut pandang Cost-based yaitu berdasarkan berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu
produk tertentu, berapa harga yang ditetapkan supaya dapat menutup biaya produksi, dan mencapai
target tingkat pengembalian atas investasi.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (3)
PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BIAYA PARAMETRIK UNTUK BATTERY-PACK SEPEDA MOTOR
LISTRIK KONVERSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING
Battery-pack • Terdapat 2 jenis kendaraan listrik, new design of electric vehicle dan sepeda motor listrik
bergerak dari konversi
penelitian ke • Smart UNS menjadi perusahaan yang telah melakukan penelitian dan pengembangan terhadap
komersilisasi sepeda motor listrik konversi dengan menggunakan baterai lithium-Ion sebagai substitusi sumber
energy ICE sepeda motor konvensional.
• Dan saat ini battery-pack bergerak dari penelitian ke pasar komersial, sehingga biaya produksinya
menjadi perhatian.

Battery Pack
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (5)
PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BIAYA PARAMETRIK UNTUK BATTERY-PACK SEPEDA MOTOR
LISTRIK KONVERSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING

• • •
Rumusan Masalah

Bagaimana model estimasi Mengetahui model Memberikan kemudahan

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
biaya parametrik dari estimasi biaya parametrik bagi perusahaan bagian
battery-pack dengan dari batery-pack dengan perencanaan dalam
menerapkan activity-based menerapkan activity based menghitung estimasi biaya
costing? costing. menggunakan model yang
• Apa faktor yang paling • Mengetahui faktor yang telah terbentuk.
berpengaruhi terhadap paling mempengaruhi unit • Memberi saran kepada
biaya produksi battery- cost produk jadi battery- perusahaan untuk
pack sepeda motor listrik pack sepeda motor dijadikan sebagai bahan
konversi? konversi. pertimbangan bagi pihak
manajemen perusahaan
agar menerapkan dan
menggunakan activity
based costing untuk
menghitung unit cost
produk jadi.
• Membantu perusahaan
dalam mengalokasikan
sumber daya dengan tepat.
• Penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat untuk
menambah wacana
penelitian selanjutnya.
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (5)
PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BIAYA PARAMETRIK UNTUK BATTERY-PACK SEPEDA MOTOR
LISTRIK KONVERSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING
Pengumpulan data

Identifikasi aktivitas
Rekapitulasi Model Parametrik berdasarkan Aktivitas
Aktivitas Activity Cost Driver Model Parametrik
Identifikasi cost driver dan Jam Kerja
cost center Order
Jumlah Order
Jam Kerja
Inbound Logistik
Jumlah Material
Pengembangan model Material Handling Jumlah Produk
parametrik berdasarkan Penyimpanan Produk Jam Mesin
aktivitas
Perawatan mesin Jam Kerja
Administrasi Jam Kerja
Perhitungan Estimasi Biaya Penelitian dan Pengembangan Jumlah Proyek Penelitian
1 Periode Depresiasi manufacturing equipment Jumlah hari
Biaya energi listrik proses produksi Jam Mesin

Desain simulasi Biaya bahan penolong Banyak Bahan


Aktivitas Penjaminan Kualitas Jam proses
Jam Proses
Estimasi model regresi
Aktivitas Produksi Jumlah Produksi Seri Vario
Jumlah Produksi Seri Beat dan Mio
Uji kelayakan model

Analisis
3. Pengantar Materi: Sub CMPK-4 (3)
Estimasi Biaya dan Harga (aplikasi pemecaha masalah nyata):

1. SD Susanti, Y Yuniaristanto, W Sutopo, RW Astuti (2020), Parametric cost estimation model for li-ion battery pack of e-
motorcycle conversion based on activity based costing.
2. Sutopo, W., Erliza, A., Ardiansyah, A. Yuniaristanto, Y., Nizam, M. (2016), Parametric cost estimation for controlling
the development of electric vehicle prototype, Jurnal Mekanikal- An International Journal, June 2016 Vol. 39, Issue No
1, pp. 56-68, e – ISSN 2289-3873; http://mech.utm.my/vol-39-june-2016/
3. Sutopo, W., Nizam, M., Purwanto, A., Atikah, N., Putri, A.S., (2016), A cost estimation application for determining
feasibility assessment of Li-Ion battery in mini plant scale, International Journal on Electrical Engineering and
Informatics, 8 (1), pp. 189-199.
4. W. Sutopo, N. Atikah, A. Purwanto, D. Danardono D.P.T., M. Nizam, (2014), A cost estimation model to assess the
feasibility of li-ion battery development based on targeted cost by market approach, The Second International
Conference on Electric Vehicle Technology (ICEVT-2014), Sanur-Bali, Indonesia, 24 – 25 Nov., 2014, pp. 447-451.
5. Ardiansyah, R., Sutopo, W., Nizam, M. (2014). A parametric cost estimation model to develop prototype of electric
vehicle based on activity-based costing, IEEE International Conference on Industrial Engineering and Engineering
Management, 6962439, pp. 385-389, 2014
6. Ardiansyah, R., Sutopo, W., Nizam, M. (2013). A parametric cost estimation model to develop Sutopo, W., Atikah, N.,
Purwanto, A., Nizam, M. The battery 10 kWh: A financial analysis of mini manufacturing plant, Proc. of Joint Int. Conf.
on rICT and ICEV-T 2013, 6741512, 2013.
4. Penutup
Apakah sub CMPK 1 s/d 4 – dapat memberi kemampuan akhir :
Mampu menghitung dan menganalisis biaya terkait dengan rancangan yang dihasilkan?

Untuk menjual outputnya di pasar, perlu


4 ditentukan:
Transformaton process – Sistem 1. Berapa biaya bahan baku, biaya tenaga
Input Manufaktur (Material, Man, Output kerja dan biaya operasional pabrik yang
Machine, Energy, Information) diperlukan?
1 3 2. Berapa harga pokok produk di pabrik?
2 3. Berapa harga jual produk di pasar?
Feed-back
OPC, BOM, Jadwal Produksi, Alokasi Pengelolaan perusahaan:
Dep. Produksi 4. Bagaimana perencanaan dan
pengendalian / manajemen biaya agar
Pembelian dan Pengolahan Bahan Baku (BB) memenangkan persaingan dan
penyimpanan
(MTO) / meningkatkan kinerja keuangan
BB
(MTS) perusahaan (laba/rugi; neraca; dan cash
Output flow)?
Input
Penyimpanan 5. Analisis dan Estimasi Biaya sangat
Produk Jadi diperlukan oleh perusahaan untuk
menentukan keadaan ekonominya di
A. Cost Accounting  B. Cost Analysis  C. Cost Estimation Decision Making masa yang akan datang (Decision
5 Making)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai