Anda di halaman 1dari 5

JENIS – JENIS TRANSFORMASI LINIER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aljabar Vektor

Dosen Pengampu:
MartyanaPrihaswati

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Ramadhan Farid Oka. (B2B0180)
2. Stepvani Iqbal K.S.B (B2B018015)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

1
A. Homomorfisma Grup
Homomorfisma grup merupakan suatu pemetaan pada grup yang memenuhi sifat-sifat
tertentu. Berikut akan dibahas homomorfisma grup beserta sifat-sifatnya.

Definisi 1 (Homomorfisma)
Diketahui (G,*) dan (G’,●) merupakan grup. Pemetaan φ : G → G’ disebut
homomorfisma jika untuk setiap a,b ∈ G berlaku φ (a*b) = φ(a)● φ(b).

Definisi 2
- Suatu homomorfisma yang injektif disebut monomorfisma
- Suatu homomorfisma yang surjektif disebut epimorfisma
- Suatu homomorfisma yang bijektif disebut isomorfisma

Definisi 3 Monomorfisma (transformasi linier yang injektif)


Diketahui G, G’ grup dan φ : G → G’ merupakan homomorfisma grup. Pemetaan φ
disebut monomorfisma grup jika dan hanya φ suatu pemetaan satu – satu dari G ke G’.
Dengan kata lain, jika φ(x) = φ(y) maka x = y untuk x,y ∈ G.

Definisi 4 Epimorfisma(transformasi linier yang surjektif)


Diketahui G, G’ grup dan φ : G → G’ merupakan homomorfisma grup. Pemetaan φ
disebut epimorfisma grup apabila setiap g ∈ G’ ada g ∈ G’ sehingga φ(g) = g’. Dengan kata
lain, setiap elemen G’ mempunyai kawan elemen G. Dapat pula dikatakan bahwa
homomorfisma φ dari G onto G disingkat homomorfisma φ onto.

Definisi 5 Isomorfisma(transformasi linier yang bijektif)


Diketahui G, G’ grup dan φ : G → G’ merupakan homomorfisma grup. Pemetaan φ
disebut isomorfisma grup jika dan hanya jika φ merupakan pemetaan injektif (satu - satu).
Grup G dan G’ dikatakan isomorphic jika ada isomorfisma φ dari G ke G’dan dinotasikan
dengan G ≅ G’.

Langkah-langkah untuk menunjukkan grup G dan G’ isomorphic adalah:


1.Definisikan fungsi φ dari G ke G’.
2.Tunjukkan bahwa φ fungsi satu-satu dan pada.
3.Tunjukkan bahwa φ homomorfisma.

Sedangkan untuk menunjukkan dua grup G dan G’ tidak isomorphic, pada prinsipnya
adalah menunjukkan bahwa tidak ada homomorfisma yang bersifat satu-satu dan pada dari
G ke G’. Namun tidak mungkin dicoba setiap kemungkinan yang ada, kecuali jika
pemetaan satu-satu memang tidak dapat dibuat. Cara praktis untuk menunjukkan dua grup
G dan G’ tidak isomorphic adalah dengan mendapatkan sifat aljabar yang tidak dipenuhi
kedua grup.

2
ISOMORFISME DUA RUANG VEKTOR
DEFINISI 6:
Transformasi linier T: V → W disebut injektif jika T memtakan vektor yang berbeda dalam
V ke vektor yang berbeda dalam W. Demikian pula, dapat dikatakan bahwa T: V→ W adalah
injektif jika untuk semua u⃗ , ⃗v di V, T(⃗u) = T⃗
( v¿)¿.

DEFINISI 7:
Treansformasi linier T: V → W disebut surjektif (onto) jika Range (T) = W. Dengan kata
lain, T: V → W adalah onto jika untuk semua ⃗w di W, terdapat paling sedikit satu ⃗v di V
sehingga ⃗w = T(⃗v).

Contoh 1:
Diberikan transformasi linier sebagai berikut.
2x
T: R2→ R3 dengan
x
[]
y [ ]
= x− y
0
Tunjukan apakah transformasi linier tersebut injektif atau surjektif
Jawab:

2 x1 2 x2

1. Ambil v1 =
x
[]
y

dan v 2 =
x2
[] [] []
y2
dan T
x1
y1
=T
x2
y2 [ ][ ]
maka x1 − y 1 = x2 − y 2
0 0
Akan didapat dua persamaan, yaitu 2 x1 = 2 x2 dan x 1− y 1=x 2−x 2 sehingga diperoleh
→ →
x 1=x 2 dan y 1= y 2. Atau, dengan kata lain v = v . Dengan demikian, jelaslah bahwa T
1 2
adalah injektif.
2. karena range-nya tidak semua di R3, maka T tidak surjektif. Sebagai contoh, tidak ada
0
x
y
di R2 yang memenuhi T
x
y []
= 0
1 []

3
Contoh 2:
Tunjukan bahwa transformasi linier T: R2→ P1dengan T [ ab] = a+(a+b)x adalah injektif dan
surjektif.
Jawab:

a a
1. jika adalah kernel T, maka 0 = T
b b []
= a+(a+b)x. Dengan demikian, a = 0 dan a + b =

a 0 0 .
0. Diperoleh b = 0, maka
b
= [] []
0
dan ker(T) =
0 {[ ]}
Jadi, T adalah injektif.

2. Rank(T) = dimensi R2– nullitas(T) = 2 – 0 = 2, sehingga range(T) = R2 jadi, T adalah


surjektif.

DEFINISI 8:
Transformasi T: V → W disebut isomorfisma jika dia injektif dan surjektif. Jika V dan W
adalah dua ruang vektor sehingga ada isomorfisma dari V ke W, maka kita katakan bahwa V
isomorfis dengan W dan disimbolkan dengan V = W

CONTOH 3:
Tunjukan bahwa Pn−1→ R ¿ dengan T(p(x)) = [ p (x)]ᵋ dengan ԑ = {1,x, x 1, x 2, ...., x n−1}.
a0

[]
n−1
T ( a0 +a 1 x+ …+a n−1 x )= a1
a2
Dengan kata lain .
.
.
.
an−1

Jelas bahwa T yang didefinisikan diatas adalah transformasi linier karena :


- T ( p1 ( x )+ p 2 ( x ) )=T ( p1 ( x ) ) +T ( p2 ( x)) dengan p1 ( x ) , p 2 ( x ) di Pn−1
- T ( kp ( x )) =kT ( p( x )) untuk suatu skalar k.
Jika p(x) = a 0 x +a1 x 2+ …+ an−1 xn −1 adalah kernel T, maka:
a0 0
[]
[]
2 n−1
a 1 =T ( a 0 x +a1 x + …+an−1 x ) = 0
a2 0
.
.
.
.
an−1

Sehingga a 0=a1 =a2=…=a n−1=0, maka p(x) = 0. Dan diperoleh ker(T)={0}.


Jadi T adalah injektif
Dimensi Pn−1= dimensi R ¿ = n, maka T adalah surjektif.dengan demikian terbukti bahwa
Pn−1= R ¿

CONTOH 4:

4
Misalkan G = (R+,×) dan G′ = (R,+)
Buktikan pemetaan ϕ : G→G′ yang didefinisikan oleh ϕ (x) = log x merupakan isomorfisma.

Penyelesaian
Akan ditunjukkan bahwa ϕ homomorfisma terlebih dahulu.
Ambil sembarang x,y ∈ G, sehingga
ϕ(x)=log x
ϕ(y)=log y
ϕ(x×y) = logxy = log x + log y = ϕ (x) + ϕ (y)
Jadi, ϕ (x×y) = ϕ (x) + ϕ (y)
Berarti ϕ homomorfisma.
Sekarang, akan ditunjukkan bahwa ϕ injektif (monomorfisma).
Ambil sembarang x,y ∈ G
Jika ϕ (x) = ϕ (y), maka log x = log y ⇔ x = y
Jadi, ϕ (x) = ϕ (y) ⇒ x = y
Berarti, ϕ injektif.
Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa ϕ surjektif (epimorfisma).
Ambil sembarang x′ ∈ G′. pilih x ∈ G sehingga ϕ (x) = x′. Ambil x = 10x′, maka ϕ (x) = 10
log 10 x′ = x′
Jadi, ∀x′ ∈ G′, ∃x ∈ G,x = 10 x′ ∋ ϕ (x) = x′
Ini berarti, ϕ surjektif.
Dapat disimpulkan bahwa ϕ merupakan isomorfisma (homomorfisma yang bijektif).

CONTOH 5:
Diberikan grup (R, +) dan (R+¿ ¿, •) . didefinisikan f : (R, +) dan (R+¿ ¿, •) oleh f(a) = e a untuk
setiap a ∈ R. Cek apakah f isomorfisma?

Pertama akan dicek apakah f well defined. Ambil sembarang a , b ∈ R dengan a = b.


perhatikan

Jadi, f well defined. Selanjutnya akan dicek f homorfisma. Perhatikan


f ( a+b ) =e a+b=e a e b=f ( a ) f ( b)

Jadi, f homorfisma. Misal f ( a )=f ( b ) , berakibat e a=eb . Diperoleh log e e a=log e e b .


berimplikasi a=b .oleh karena itu, f injektif. Jadi, f monomorfisma.

Ambil sembarang b ∈ R +¿¿. diperoleh b=e log b =f (log e b)


e

Jadi, terdapat log e b ∈R sedemikian hingga f ( log e b )=b . Oleh karena itu, f surjektif. Jadi. F
epimorfisma. Dengan kata lain, f isomorfisma

Anda mungkin juga menyukai