Teorema 5.1: Jika F : V V dan G : V V masing-masing suatu transformasi, maka hasilkali H= G o F : V V ada
Bukti :
i. Harus dibuktikan bahwa H= G o F : V V ada.
1) Jelas adalah seluruh bidang V
2) Jelas adalah seluruh bidang V
Jadi ada sehingga H = G o F : V V ada.
ii. Harus dibuktikan dua hal yaitu: 1) H surjektif, 2) H injektif.
1) Misal H(y) = (G o F)(y) = x
Akan dibuktikan H(y) = x surjektif.
Ambil sebarang x V.
Karena G suatu transformasi maka G surjektif artinya
x V z V G(z) = x.
Karena F suatu transformasi maka F surjektif
artinya pada z V y V z = F(y).
Jadi ada y V (G o F)(y) = H(y) = x.
Jadi H surjektif.
2) Ambil x, y dengan x y H(x) H(y)
Andaikan H(x) = H(y) maka (G o F)(x) = (G o F)
(y) Karena G injektif maka F(x) = F(y).
Karena F injektif maka x = y.
Ini suatu kontradiksi.
Jadi pengandaian salah, sehingga haruslah x
y. Jadi H injektif.
1|Hasilkali Transformasi
Berdasarkan i dan ii maka H= G o F : V V adalah suatu transformasi.
Catatan:
2|Hasilkali Transformasi
Hasil kali J = F o G : V V adalah juga suatu
transformasi. Bukti :
i. Harus dibuktikan bahwa J = F o G : V V ada.
1) Jelas adalah seluruh bidang V
2) Jelas adalah seluruh bidang V
Jadi ada sehingga J = F o G : V V ada.
ii. Harus dibuktikan dua hal yaitu: 1). J surjektif, 2). J injektif.
1) Misal J(y) = (F o G)(y) = x.
Akan dibuktikan J(y) = x surjektif.
Ambil sebarang x V.
Karena F suatu transformasi maka F surjektif
artinya x V z V F(z) = x.
Karena G suatu transformasi maka G surjektif
artinya pada z V y V z = G(y).
Jadi ada y V (F o G)(y) = J(y) = x.
Jadi J surjektif.
2) Ambil x, y dengan x y J(x) J(y).
Andaikan J(x) = J(y) maka (F o G)(x) = (F o G)(y)
Karena F injektif maka G(x) = G(y).
Karena G injektif maka x = y.
Ini suatu kontradiksi dengan x y.
Jadi pengandaian salah, sehingga haruslah x
y. Jadi J injektif.
Berdasarkan i dan ii maka J = F o G : V V adalah suatu transformasi.
Contoh:
Andaikan g sebuah garis dan T sebuah transformasi T : V V yang didefinisikan sebagai berikut.
1. Jika X g maka T(X) = X.
2. Jika X g maka T(X) adalah titik tengah ruas garis dari X ke g yang tegak lurus.
a. Buktikan T suatu transformasi.
1) Adb T surjektif
Kasus 1: Untuk X g
g
X = T(X)
Gambar 1
3|Hasilkali Transformasi
Menurut definisi maka X’= X karena T(X) = X’ = X.
Jadi X’ V X V T(X) = X’ = X.
Kasus 2 : Untuk X g
g
Gambar 2
X Y
Y
Andaikan .
Maka T(X) adalah titik tengah ruas garis ortogonal Y ke g dan X ke g.
T(Y) adalah titik tengah ruas garis ortogonal X ke g dan Y ke g.
Ruas garis ortogonal X ke g berpotongan ruas garis ortogonal Y ke g.
4|Hasilkali Transformasi
Jadi X = Y
5|Hasilkali Transformasi
Kontradiksi dengan X Y.
Haruslah X Y .
Jadi T adalah injektif.
Dari 1) dan 2) didapat T adalah transformasi.
g
P=T(P) Q=T(Q)
Gambar 3
Q’=T(Q
g
P=T(P)
Gambar 4
Jelas T(P) = P’ = P.
Jelas T(Q) = Q’ dengan Q’ adalah titik tengah ruas garis ortogonal dari Q ke
Q’. Jadi PQ P’Q’= PQ’.
PR! Kasus 3 : dan , dengan Q tidak segaris
b. Ambil transformasi kedua misalnya sebagai berikut: Ambil sebuah garis h g dan Mh adalah
refleksi pada garis h. Jadi hasilkali M h[T(X)] = Y juga suatu transformasi sehingga Y = (M h o T)
(X).
Apakah hasilkali ini isometri?
h
4|Hasilkali X sformasi
T rXa
X’=T(X) Y
X’=T(
Adb. (Mh o T)(X) = (T o Mh)(X)
Bukti:
Dari gambar 5, ambil garis g misalkan sebagai sumbu X suatu koordinat ortogonal dan garis h sebagai
sumbu Y. Titik potong h dan g sebagai titik asal.
sb. Y
y
X(x,y) Mh(X) =(-x,y)
X’=T(X) Y
sb. X
x O
Gambar 6 1
Misalkan X = (x,y) maka T(X) = 1 y).
, y) dan (X)] = (-x,
(x 2 2
1
y).
Jadi (Mh o T)(X) = Mh[T(X)] = (-x, 2
Bukti:
Ambil garis g dan garis h yang tidak tegak lurus pada g.
5|Hasilkali Transformas
h
X
X’=T(X)
g
>
T[Mh(X)]
>
Mh(X)
Mh[T(X)]
Gambar 7
sb.
y=x
y
X(x,y)
X’=T(X)
sb. X
x O >
T[Mh(X)]
>
Mh(X)
Mh[T(X)]
1 1
Misalkan X = (x,y) maka T(x) = (x, y) dan Mh[T(x)] = ( y, x).
Gambar 28 2
1
Jadi (Mh o T)(X) = Mh[T(x)] = ( y, x).
2
Jelas (T o Mh) (X) = T[Mh(X)].
1
Apabila X = (x,y) maka Mh(X) = (y, x) dan T[Mh(X)] = (y, x).
2
Oleh karena Mh[T(X)] T[Mh(X)] maka (Mh o T)(X) (T o Mh)(X) yang berlaku untuk setiap XV.
6|Hasilkali Transformas
Jadi Mh[T(X)] T[Mh(X)].
Hasil kali transformasi tidak hanya terbatas oleh dua transformasi. Andaikan T1, T2, T3 adalah
transformasi. Untuk menyelesaikan masalah tersebut kita dapat menyusun terlebih dahulu hasil kali T1 o T2
kemudian kalikan dengan T3. Hasilkali transformasinya dapat kita sebagai T3(T2T1).
Jadi andaikan P’ = T1(P), P” = T(P’), P”’ = T3(P”), maka
[T3(T2T1)](P) = T3[T2T1(P)]
= T3[T2{T1(P)}]
= T3[T2(P’)]
= T3(P’’)
= P’’’
Selain cara di atas kita juga dapat mengalikan sebagai berikut:
[(T3T2 )T1](P) = (T3T2 ) [T1(P)]
= (T3T2)(P’)
= T3 [T2(P)]
= T3(P’’)
= P”’
Jadi hasilkali transformasi bersifat asosiatif. Kita dapat mengatakan bahwa
T3(T2T1) = (T3T2)T1 = T3T2T1.
PEMBAHASAN SOAL
BAB V HASILKALI TRANSFORMASI
P
7|Hasilkali Transformasi
Q
g
b) P
Mg(P)
B = Mh[Mg(P)]h
P = Mh[Mh(P)]
c)
g
h
Mh(P)
d)
P
g
K = D= Mg[Mh(K)]
e) h
R
Q = Mh[gMg(R)]
8|Hasilkali Transformasi
Mh(Q)
f) Tidak, sebab terlihat pada nomor (a) dan (b), diperoleh Mg[Mh(P)] Mh[Mg(P)]. Selain itu, sifat
komutatif tidak berlaku secara umum pada hasilkali transformasi. Pembuktian dapat dilihat di
materi.
9|Hasilkali Transformasi
c). Apabila g sebuah garis maka g’ = TS(g) juga sebuah garis.
Telah diketahui bahwa TS sebuah isometri.
Berdasarkan teorema “sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”.
Maka g’ = TS(g) adalah sebuah garis.
Jadi pernyataan “jika g sebuah garis maka g’ = TS(g) juga sebuah garis” benar.
d). Apabila g // h dan g’ = TS(g), h’ = TS(h) maka g’// h’.
Karena TS sebuah isometri, berdasarkan teorema “sebuah isometri mengawetkan kesejajaran dua
garis” sehingga diperoleh g’// h’ dengan g’ = TS(g), h’ = TS(h), g // h .
Jadi pernyataan “Apabila g // h dan g’ = TS(g), h’ = TS(h) maka g’// h’” benar.
C”
B”
A
g
C
B
h
C’
A’
Mh(A) = A’
Mh(B) = B (karena B h )
Mh(C) = C’
Mg(A’) = A”
Mg(B’) = B”
Mg(C’) = C”
10 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Jadi, Mg[Mh(ABC)] = A”B”C”.
b). B’
C’
A = A’
g
C
B
h
A”
C”
B”
Mg(A) = A’ = A (karena A g )
Mg(B) = B’
Mg(C) = C’
Mh(A’) = A”
Mh(B’) = B”
Mh(C’) = C”
Jadi, Mh[Mg(ABC)] = A”B”C”.
c). Akan dilukis K sehingga Mg[Mh(K)] = K.
Mg[Mh(K)] = K (MgMh)(K) = K.
Hasil kali persamaan (MgMh)(K) = K hanya akan terjadi pada titik potong antara garis g dan garis
h. Oleh karena itu K adalah titik potong garis g dan garis h.
K g
g
11 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s i
D
h
4). Diketahui : garis-garis g, h, k dengan g // k
Lukislah :
a). g’ = Mh[Mg(g)]
b). g’ = Mg[Mh(g)]
c). k’ = Mg[Mh(k)]
Penyelesaian:
a) g’= Mh[Mg(g)]
Ambil dua titik sebarang anggota garis g, misal titik P dan Q serta namai titik perpotongan garis g
dan h di R . Setelah mendapatkan pencerminan P di P’, R di R dan Q di Q’, hubungkan titik P’, R,
dan Q’ menjadi suatu garis yaitu garis g’.
g’
h P’ g
Q
R
k
P
b) g’= Mg[Mh(g)]
Ambil dua titik seb Q’
ara anggota garis g, misal titik P dan Q.
g
Q’’
h P’ g
Q
R k
P P’’
Q’
12 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
c) k’= Mg[Mh(k)]
Ambil dua titik sebarang anggota garis g, misal titik A dan B. namai titik perpotongan garis h dan
k di C.
B’’
A’’
h g
k’
A’ k
B
C
A
B’
13 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
b) m sehingga Mh[Mg(m)] = g
Mh[Mg(m)] berarti m dicerminkan terhadap garis g terlebih dulu kemudian hasilnya dicerminkan
terhadap garis h.
Misalkan Mg(m) = i.
Karena hasil pencerminan terhadap garis h adalah g berarti Mh[Mg(m)] = Mh(i) = g.
Karena hasil pencerminan Mg(m) = i m
a g merupakan sumbu antara i dan m.
m i
h
6). Diketahui : padanan S dan T sebagai berikut k
Daerah asal S adalah g, S(X) adalah titik tengah AX
Daerah asal T adalah daerah di luar lingkaran l dan T(X) = BX l
14 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Ditanyakan :
a). TS(P)
b). Daerah asal dan daerah nilai TS
c). R sehingga (TS)(R) = Q dengan Q l
d). Apakah ST ada? Jika ya, tentukan daerah asal dan daerah
nilainya Penyelesaian:
A
B l
TS(P)
S(P)
g
P
b). Karena TS(X) = T[S(X)] berarti daerah asal T adalah S, sementara daerah asal S adalah g. Jadi,
daerah asal TS di g.
Daerah nilai S adalah S(X) yaitu pertengahan AX . Daerah nilai T(X) adalah BX l , dan untuk
TS(X) maka BS(X) l l
Jadi, daerah nilai TS adalah pada lingkaran l.
c). R sehingga (TS)(R) = Q dengan Q l
A
B l
Q
S(R)
g
R
15 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
7). Diketahui : garis g adalah sumbu X sebuah sumbu ortogonal h x, y x.
dan Ditanyakan : y
RR" 2 OR
2
OR" 2 OR OR" cos α
x y y x x 2 y 2 y 2 x x
y 2 y 2 x cos α
2 2 2
2 2
2
x2 2xy y2 y2 2xy x2 x2 y2 y2 x2 2 x2 y2 cos α Jadi, m( ROR”) = 90
2 x y cos α 0
2 2
cos α 0
α atau α 270
90
Cara 2
Menentukan besar ROR” dengan O adalah titik asal R(x, y) dan R’’(y, -x).
R dicerminkan dulu terhadap garis g = sumbu X, dilanjutkan dicerminkan terhadap garis h.
Persamaan garis yang melalui O dan R adalah
y0 x0
y yR x
xR 0 xR
yR 0
Persamaan garis yang melalui O dan R’’ adalah
y0
x0 y
y xR'' x
yR'' 0 xR'' 0 R''
Karena
yR'' x dan xR'' y maka diperoleh OR OR'' .
Jadi ROR” = 90.
17 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Mg[Mh(A)] = P = Mg(P) Mh(A) = P...........(iii)
Karena P h, menurut definisi
pencerminan, Mh(P) = P (iv)
18 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Dari (iii) dan (iv) diperoleh
Mh(A) = P = Mh(P) A = P
Jadi, jika Mg[Mh(A)] = P maka A = P (terbukti)
Diketahui A = P
Akan dibuktikan jika A = P maka Mg[Mh(A)] = P
Karena A = P dan P h, menurut definisi
pencerminan, Mh(A) = Mh(P) = P
Karena P g, menurut definisi pencerminan,
Mg(P) = P = Mg[Mh(A)] sehingga Mg[Mh(A)] = P
Jadi, jika A = P maka Mg[Mh(A)] = P (terbukti)
19 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
T g dan PT g.
20 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Sehingga PX = XT.
Karena PX = XT maka X merupakan titik tengah PT .
Jadi, X adalah titik tengah ruas garis tegak lurus dari P pada g atau X = S(P), karena X =
S(P) maka P prapeta dari X.
Dari (1) dan (2) diperoleh S surjektif.
(ii). Akan dibuktikan S injektif.
Ambil sebarang P, QV dengan P Q.
(1). Untuk P, Q g .
Jelas S(P) = P dan S(Q) = Q.
Karena P Q maka S(P) S(Q).
(2). Untuk P g dan Q g .
Jelas S(P) = P dan S(Q) = X, dimana X titik tengah ruas garis tegak lurus dari Q pada g,
maka X g .
Karena P g dan X g maka P X atau S(P) S(Q).
(3). Untuk P, Q g .
Jelas S(P) = Y, dimana Y titik tengah ruas garis tegak lurus dari P pada g dan S(Q) = X
titik tengah ruas garis tegak lurus dari Q pada g.
Andaikan S(P) = S(Q) atau Y = X.
Karena Y titik tengah ruas garis tegak lurus dari P pada g, misalkan ruas garis tersebut
dinamakan PT dimana T g .
Maka Y PT dan PY = YT
Karena X = Y maka X PT dan PX = XT..........(*)
Karena S(Q) = X maka X titik tengah ruas garis tegak lurus dari Q pada g, maka X UQ
dan QX = XU..........(**)
21 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
c). Akan diselidiki apakah S Mg = Mg S.
22 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Ambil sebarang P = (x, y).
(i). Untuk P g .
Mg (P) mak S[Mg (P)] S(P) P (P)]
P M [S(P)]
a
S[M
S(P) P g g
mak Mg [S(P)] (P) P
a Mg
(ii). Untuk P g .
M
y) (P) (x, 1
mak
a S[M (P)] S(P) (x, y)
2
g g
24 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Sesuai definisi S (jika P g maka S(P) adalah titik tengah ruas garis tegak lurus dari P pada g)
Diperoleh = y = 2.
Diperoleh = y = 8.
Diperoleh = y = 2.
Jadi hasil transformasi A” terhadap S adalah A”’ (x, y) = A’” (4, .2) = A’”
(4,1). Jadi koordinat titik S Mh S(A) adalah A’” (4,1).
26 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
(ii) Untuk P’ g ,.
Jelas hasil transformasinya merupakan titik tengah garis yang melalui P’ dan g.
Titik potong garis yang melalui P’ dan g adalah Q (x, 0).
Diperoleh titik P’(x, -y) dan Q (x, 0).
Jelas x1 = x dan y1 = -y, x2 = x dan y2 = 0 sehingga jarak antara P’ dan Q adalah
Diperoleh = y.
Diperoleh = x.
27 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Diperoleh titik P” (y, x) dan Q (y, 0).
Diperoleh .
Diperoleh = y.
Jadi hasil transformasi P’’ terhadap S adalah P”’ (x, y).
28 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Jadi koordinat titik S M2g(P)adalah P”’ (x, y).
Karena pencerminan suatu isometri, maka P"Q"// PQ dan P"Q" = PQ , dengan demikian
segiempat PP”Q”Q suatu jajargenjang (berdasarkan teorema “segiempat yang memiliki sepasang
sisi yang sejajar dan sama panjang adalah jajargenjang”).
13). Diketahui : g = x, y y h= x, y y dan k sebuah garis yang melalui A = (1,4) dan B = (-
3, 1,
1,-2)
Tentukanlah :
a). Persamaan k’ = MgMh(k)
b). Luas segiempat AA”BB” apabila A” = MgMh(A) dan B” = MgMh(B)
c). Koordinat P” = MgMh(P), P” = MgMh(P) apabila P = (x, y)
d). Nilai dalam persamaan garis h x, y y α apabila g x, y x A = (5,1), dan A” =
26 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
y 12 x 1
6 2
y 12 3(x 1)
y 12 3x 3
y 3x 9
Jadi, persamaan
garis k': y 3x 9
12 A”(1,12)
B”(-1,6)6
4 A(1,4)
-1 1
B(-1,-2) -2
b). Dari gambar dapat dilihat bahwa AA”B”B membentuk bangun jajargenjang dengan alas(a) = 2 dan
tinggi(t) = 8.
Diperoleh luas jajargenjang = a x t = 2 x 8 = 16
Jadi, luas AA”B”B = 16 satuan luas.
c). Diketahui titik P (x, y) .
Karena garis h = x, y y merupakan sumbu PP’, sehingga -1 merupakan titik tengah dari y
1,
dan y’:
y y'
1 y y' 2 y' y 2
dan 2 x' x
Jadi, koordinat titik P’(x, -y – 2).
Pencerminan titik P’ terhadap garis g = x, y y 3,
27 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Mg[Mh(P)] = P” (x", y")
28 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
Karena garis g = x, y y merupakan sumbu P’P”, sehingga 3 merupakan titik tengah dari y’
3,
dan y”:
y' y"
3 y' y" 6 y" 6 y' y" 6 ( y 2) y" y
82
Dan
x" x' x
Jadi, koordinat titik P”(x, y + 8).
d).
h x, y y g x, y x 2, A = (5,1), dan A” = MhMg(A) = (-3,1), berapa ?
α,
Karena garis g x, y x 2 merupakan sumbu AA’ (dari definisi pencerminan), sehingga x = 2
Karena garis h x, y y α merupakan sumbu A’A” (dari definisi pencerminan), sehingga x =
1 (3)
2 αα
2
Jadi, α 2 .
Jadi, persamaan
garis h x, y y 2
Mh(P)=P’S A
R h
Q
28 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s i
P
b). Misalkan Mh(P) = P’
Maka PP' memotong h di titik R dan P'A memotong g di titik S.
P Mg(P)
15). Diketahui : h adalah sumbu-X dan g sumbu-Y sebuah sistem sumbu ortogonal
A = (4,-3) dan P = (x,y)
Tentukanlah :
a). Koordinat-koordinat MhMg(A) dan MgMh(A)
b). Koordinat-koordinat MhMg(P)
c). Apakah MhMg dan MgMh?
Penyelesaian:
29 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s
a). MhMg(A) = Mh[Mg(A)]
= Mh[Mg(4,-3)]
= Mh(-4,-3)
= (-4,3)
MgMh(A) = Mg[Mh(A)]
= Mg[Mh(4,-3)]
= Mg(4,3)
= (-4,3)
b). MhMg(P) = Mh[Mg(x, y)]
= Mh(-x, y)
= (-x,-y)
c). MgMh(P) = Mg[Mh(x, y)]
= Mg(x,-y)
= (-x, -y)
Ternyata MhMg(P) = (-x,-y) = MgMh(P).
Jadi, MhMg(P) = MgMh(P).
30 | H a s i l k a l i T r a n s f o r m a s